9
2.2 Batuan
Batuan merupakan asal usul aggregat sebagai material yang bersifat keras dan merupakan material yang tidak dapat dipecahkan dengan cara manual
Atkins,1983. Menurut Atkins 1983 batuan terbagi dalam tiga kelompok yaitu batuan beku
igneous rock, batuan sedimen sedimentary rock, dan batuan malihan metamorphic rock.
A. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari magma yang berasal jauh dibawah permukaan, naik ke permukaan dan mengkristal sebagai batuan padat baik
dipermukaan atau di bawah permukaan di dalam kerak bumi jika temperaturnya menurun. Yang termasuk dalam batuan beku adalah granit,
diorit, andesit, basal dan sebagainya.
Gambar 2.2. Contoh Batuan Beku Sumber: Google.com B.
Batuan Sedimen Batuan sedimen secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama terdiri dari butiran sedimen mekanis yang dibawa ke daerah pengendapan oleh air, angin atau aliran essalju. Kelompok kedua terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
10
mineral –mineral yang terbentuk oleh pengendapan secara kimia dari larutan
dalam air, atau oleh akumulasi sisa –sisa bahan organik.
Gambar 2.3. Contoh Batuan Sedimen Sumber: Google.com C.
Batuan Malihan Metamorf Batuan metamorf terbentuk dari batuan lain akibat terjadinya panas dan
tekanan baik secara terpisah ataupun bersamaan. Ada dua kelompok batuan metamorf yaitu batuan metamorfoliasi dimana mineral
–mineralnya mempunyai orientasi dalam arah tertentu, dan batuan metamorf masih yang mempunyai
tekstur yang acak. Batuan malihan terdiri dari gnesis, migmatit, sekis, filite, dan batu sabak slate.
Gambar 2.4. Contoh Batuan Metamorf Sumber: Google.com
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 Aggregat
Menurut Sukirman 1999 aggregat adalah bahan keras yang apabila dipadatkan sehingga bersatu kuat akan membentuk struktur pokok bangunan jalan
dengan atau tanpa penambahan bahan pengikat. Sedangkan menurut Wright dan Dixon 2004 aggregat merujuk kepada partikel batuan mineral yang biasanya
digunakan untuk lapis base jalan raya, subbase, dan galian timbunan. Aggregat juga digunakan dalam kombinasi adonan semen untuk membentuk beton sebagai
lapisan base, subbase, lapisan permukaan, dan struktur drainase. Sumber aggregat meliputi galian alam seperti pasir dan kerikil, batuan kapur dan aspal, batuan
pecah, dan batuan mineral. Dalam perkembangan lebih lanjut, penggunaan aggregat daur ulang mulai menjadi pertimbangan di tengah semakin berkurangnya
sumber daya alam yang ada. Menurut ukurannya, aggregat dibagi menjadi :
A. Aggregat kasar adalah aggregat dengan ukuran butiran lebih besar dari
saringan No.8 2,36mm. B.
Aggregat halus adalah aggregat dengan ukuran butiran lebih kecil dari saringan No.8 2,36mm.
C. Bahan pengisifiller adalah bagian dari aggregat halus yang minimal
75 lolos saringan No.200 0,075mm. Didalam tugas akhir ini aggregat yang diteliti hanya aggregat kasar.
Universitas Sumatera Utara
12
Aggregat kasar adalah aggregat yang ukurannya lebih besar dari 2,00 mm ayakan No.10 dan harus terdiri dari atas butiran-butiran atau pecahan-pecahan
batu, kerikil atau slag yang keras dan awet SNI 03-6388-2000.
Menurut Atkins 1983 berdasarkan proses pengolahannya, aggregat dapat dibedakan atas :
A. Aggregat alamaggregat siap pakai
Aggregat alam adalah aggregat yang dapat digunakan sebagai material perkerasan jalan dengan bentuk dan ukuran sebagaimana diperoleh di
lokasi asalnya. Aggregat jenis ini digunakan sesuai dengan bentuk aslinya yang ada di alam atau sedikit mengalami pengolahan.
B. Aggregat yang mengalami proses pengolahan
Aggregat yang diproses adalah batuan yang telah dipecah dan disaring sebelum digunakan. Pemecahan dilakukan karena tiga alasan yaitu : untuk
merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke permukaan partikel kasar, untuk merubah bentuk dari bulat rounded ke kubus cubical, dan
untuk menambah distribusi dari rentang ukuran aggregat. C.
Aggregat buatan Aggregat ini didapat dari proses kimia atau fisika dari beberapa material
sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai aggregat. Beberapa jenis aggregat ini merupakan hasil sampingan dari
proses industri dan proses material yang sengaja diproses agar bisa digunakan sebagai aggregat atau sebagai material pengisi filler. Slag
merupakan contoh aggregat yang di dapat dari hasil sampingan produksi.
Universitas Sumatera Utara
13
Batuan ini adalah substansi non metalik yang timbul ke permukaan dari pencairan atau peleburan biji besi selama proses peleburan. Pada saat
menarik besi dari cetakan, slag ini akan pecah menjadi partikel yang lebih kecil, baik melalui perendaman atau memecahkannya setelah dingin.
2.4 Karakteristik Spesifikasi Aggregat