Analisa Karakteristik Kepipihan dan Kelonjongan Aggregat Analisa Karakteristik Kekekalan Bentuk Aggregat terhadap Larutan Natrium Sulfat

77

4.2.6. Analisa Karakteristik Kepipihan dan Kelonjongan Aggregat

Gambar 4.15 Grafik Kepipihan dan Kelonjongan Aggregat Dilihat dari Gambar 4.15 untuk pengujian kepipihan dan kelonjongan aggregat, aggregat PT. Adhi Karya memiliki banyak aggregat yang berbentuk pipih sehingga ketika aggregat digunakan bisa menimbulkan masalah yaitu aggregat cenderung mudah patah. Tetapi aggregat PT. Adhi Karya masih dapat digunakan untuk aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan karena masih memenuhi spesifikasi yaitu dibawah 10. Aggregat PT. Rapi Arjasa juga memiliki aggregat yang berbentuk pipih yaitu sebesar 6,95 tetapi masih bisa digunakan karena masih memenuhi spesifikasi dan masih dapat digunakan untuk aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan. Aggregat PT. Karya Murni Perkasa memiliki aggregat pipih yang sangat sedikit dibandingkan dengan aggregat AMP lain dan aggregat ini dapat digunakan untuk aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan. 8,86 6,95 4,32 9,97 33,43 24,75 28,88 3,215 6,363 7,35 7,76 7,43 5 10 15 20 25 30 35 40 Kepipihan Kelonjongan Universitas Sumatera Utara 78 Untuk nilai kelonjongan aggregat terbesar adalah aggregat PT. Rapi Arjasa dengan nilai kelonjongan sebesar 7,76 sedangkan nilai yang terkecil adalah aggregat PT. Adhi Karya dengan nilai kelonjongan sebesar 7,35. Untuk nilai kelonjongan, aggregat ketiga AMP memiliki nilai yang cukup tinggi tetapi masih bisa digunakan karena memenuhi spesifikasi yaitu dibawah 10 dan aggregat tersebut layak untuk material aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan. Semakin besar nilai kepipihan dan kelonjongan semakin buruk kualitas aggregat karena aggregat pipih dan lonjong cenderung mudah patah ketika digradasi dan sulit untuk digunakan.

4.2.7. Analisa Karakteristik Kekekalan Bentuk Aggregat terhadap Larutan Natrium Sulfat

Gambar 4.16 Grafik Kekekalan Bentuk Aggregat terhadap larutan Dilihat dari Gambar 4.16 untuk pengujian kekekalan bentuk aggregat terhadap larutan Natrium Sulfat, untuk nilai kekekalan aggregat PT. Rapi Arjasa 2,98 6,95 5,96 0,59 0,29 14,22 1,16 8,71 16,1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Universitas Sumatera Utara 79 adalah 6,945, nilai kekekalan aggregat PT. Karya Murni Perkasa adalah 5,96 dan nilai kekekalan aggregat PT. Adhi karya adalah 2,98. Untuk karakteristik kekekalan bentuk aggregat, batuan basalt yang digunakan PT. Rapi Arjasa tidak cukup baik begitu juga dengan batuan andesit yang digunakan PT. Karya Murni Perkasa dikarenakan jenis batuan tersebut mudah sekali tergerus dengan larutan natrium sulfat sehingga ukuran aggregat menjadi semakin kecil dan dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan lentur jalan. Sedangkan batuan dasit yang digunakan PT. Adhi Karya sangat baik untuk karakteristik kekekalan bentuk aggregat karena memiliki nilai yang sangat rendah sehingga ukuran aggregat yang digunakan tidak mudah tergerus dan dapat mempertahankan ukurannya meskipun direndam di dalam larutan natrium sulfat. Ketiga Aggregat tersebut masih memenuhi spesifikasi dan layak untuk digunakan sebagai material aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan.

4.2.8. Analisa Korelasi Antar Karakteristik Aggregat Kasar