79
adalah 6,945, nilai kekekalan aggregat PT. Karya Murni Perkasa adalah 5,96 dan nilai kekekalan aggregat PT. Adhi karya adalah 2,98.
Untuk karakteristik kekekalan bentuk aggregat, batuan basalt yang digunakan PT. Rapi Arjasa tidak cukup baik begitu juga dengan batuan andesit
yang digunakan PT. Karya Murni Perkasa dikarenakan jenis batuan tersebut mudah sekali tergerus dengan larutan natrium sulfat sehingga ukuran aggregat
menjadi semakin kecil dan dapat menyebabkan kerusakan pada perkerasan lentur jalan.
Sedangkan batuan dasit yang digunakan PT. Adhi Karya sangat baik untuk karakteristik kekekalan bentuk aggregat karena memiliki nilai yang sangat rendah
sehingga ukuran aggregat yang digunakan tidak mudah tergerus dan dapat mempertahankan ukurannya meskipun direndam di dalam larutan natrium sulfat.
Ketiga Aggregat tersebut masih memenuhi spesifikasi dan layak untuk digunakan sebagai material aggregat kasar lapisan pondasi dan lapisan permukaan jalan.
4.2.8. Analisa Korelasi Antar Karakteristik Aggregat Kasar
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai korelasi antar karaktertistik aggregat kasar diantaranya adalah: korelasi antara berat jenis aggregat dengan
penyerapan aggregat, korelasi keausan aggregat dengan berat jenis aggregat, korelasi keausan aggregat dengan penyerapan aggregat, korelasi keausan aggregat
dengan kekekalan bentuk aggregat dan korelasi kepipihan aggregat dengan kelonjongan aggregat.
Untuk korelasi antara berat jenis aggregat dengan penyerapan aggregat lapisan pondasi akan dilihat pada Gambar 4.17
Universitas Sumatera Utara
80
Gambar 4.17 Grafik Korelasi Berat Jenis Aggregat dengan Penyerapan Aggregat Lapisan Pondasi
Sedangkan untuk korelasi antara berat jenis aggregat dengan penyerapan aggregat lapisan permukaan akan dilihat pada Gambar 4.18
Gambar 4.18 Grafik Korelasi Berat Jenis Aggregat dengan Penyerapan Aggregat Lapisan Permukaan
Dari kedua gambar diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara berat jenis aggregat dengan penyerapan aggregat memiliki korelasi yang kuat.
y = -6,9329x + 20 R² = 0,7126
1 2
3 4
5 6
0,5 1
1,5 2
2,5 3
B e
rat je
n is
Penyerapan Aggregat
Analisa Korelasi Berat Jenis dan penyerapan Lapisan Pondasi
y = -9,397x + 26,482 R² = 0,8108
-1 1
2 3
4 5
6 7
0,5 1
1,5 2
2,5 3
B e
rat Je
n is
Penyerapan Aggregat
Analisa Korelasi Berat Jenis dan Penyerapan Lapisan Permukaan
Universitas Sumatera Utara
81
Untuk korelasi antara keausan aggregat dengan berat jenis aggregat lapisan pondasi akan dilihat pada Gambar 4.19
Gambar 4.19 Grafik Korelasi Keausan Aggregat dengan Berat Jenis Aggregat Lapisan Pondasi
Sedangkan untuk korelasi antara keausan aggregat dengan berat jenis aggregat lapisan permukaan akan dilihat pada Gambar 4.20
Gambar 4.20 Grafik Korelasi Keausan Aggregat dengan Berat Jenis Aggregat Lapisan Permukaan
Dari kedua gambar diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara keausan aggregat dengan berat jenis aggregat memiliki korelasi yang sedang.
y = -32,667x + 108,86 R² = 0,5859
5 10
15 20
25 30
35 40
0,5 1
1,5 2
2,5 3
K e
au san
Ag g
re g
at
Berat Jenis
Analisa Korelasi Keausan Aggregat dengan Berat Jenis Lapisan Pondasi
y = -40,804x + 133,4 R² = 0,406
10 20
30 40
50
0,5 1
1,5 2
2,5 3
K e
au san
Ag g
re g
at
Berat Jenis
Analisa Korelasi Keausan Aggregat dengan Berat Jenis Lapisan Permukaan
Universitas Sumatera Utara
82
Untuk korelasi antara keausan aggregat dengan penyerapan aggregat lapisan pondasi akan dilihat pada Gambar 4.21
Gambar 4.21 Grafik Korelasi Keausan Aggregat dengan Penyerapan Aggregat Lapisan Pondasi
Sedangkan untuk korelasi antara keausan aggregat dengan penyerapan aggregat lapisan permukaan akan dilihat pada Gambar 4.22
Gambar 4.22 Grafik Korelasi Keausan Aggregat dengan Penyerapan Aggregat Lapisan Permukaan
Dari kedua gambar diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara berat jenis aggregat dengan penyerapan aggregat memiliki korelasi yang sedang.
y = 3,5271x + 16,772 R² = 0,4607
10 20
30 40
1 2
3 4
5 6
K e
au san
Ag g
re g
at
Penyerapan Aggregat
Analisa Korelasi Keausan Aggregat dan Penyerapan Aggregat Lapisan
Pondasi
y = 3,4977x + 19,972 R² = 0,3249
10 20
30 40
50
1 2
3 4
5 6
7
K e
au san
Ag g
re g
at
Penyerapan Aggregat
Analisa Korelasi Keausan Aggregat dan Penyerapan Aggregat Lapisan Permukaan
Universitas Sumatera Utara
83
Untuk korelasi antara keausan aggregat dengan kekekalan bentuk aggregat akan dilihat pada Gambar 4.23
Gambar 4.23 Grafik Korelasi Keausan Aggregat dengan Kekekalan Bentuk Aggregat
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara keausan aggregat dengan kekekalan bentuk aggregat memiliki korelasi yang sangat rendah.
Untuk korelasi antara kepipihan aggregat dengan kelonjongan aggregat akan dilihat pada Gambar 4.23
y = -0,1056x + 9,1351 R² = 0,0123
2 4
6 8
10 12
14 16
18
5 10
15 20
25 30
35 40
A b
rasi
Kekekalan Bentuk Aggregat
Analisa Korelasi Keausan Aggregat dan Kekekalan Bentuk Aggregat
Universitas Sumatera Utara
84
Gambar 4.24 Grafik Korelasi Kepipihan Aggregat dengan Kelonjongan Aggregat
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa korelasi antara keausan aggregat dengan kekekalan bentuk aggregat memiliki korelasi yang sangat kuat.
y = 0,9737x + 0,6378 R² = 0,9891
5 10
15 20
25 30
35 40
5 10
15 20
25 30
35 40
K e
p ip
ih an
Kelonjongan
Analisa Korelasi Kepipihan dan Kelonjongan Aggregat
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aggregat kasar PT. Rapi Arjasa adalah aggregat kasar berjenis batuan
basalt dimana tekstur batuan relatif padat dan warna aggregat hitam pekat memiliki pori-pori permukaan yang sedikit dan memiliki karakteristik
berat jenis dan penyerapan aggregat yang baik. Aggregat ini juga baik dalam karakteristik keausan aggregat. Aggregat ini memiliki karakteristik
kepipihan dan kelonjongan yang cukup besar tetapi masih dapat digunakan karena masih memenuhi spesifikasi. Aggregat ini tidak baik didalam
karakteristik kekekalan bentuk aggregat terhadap larutan natrium sulfat karena aggregat mudah tergerus oleh larutan tersebut tetapi masih bisa
digunakan karena masih memenuhi spesifikasi. Aggregat ini layak digunakan sebagai material aggregat kasar untuk lapisan pondasi dan
lapisan permukaan jalan 2.
Aggregat kasar PT. Karya Murni Perkasa adalah aggregat kasar berjenis batuan andesit dimana tekstur batuan relatif padat dan warna aggregat
coklat keabu-abuan memiliki pori-pori permukaan yang banyak dan memiliki karakteristik berat jenis dan penyerapan aggregat yang baik.
Aggregat ini juga baik dalam karakteristik keausan aggregat. Aggregat ini
Universitas Sumatera Utara