32
Pengujian ini merupakan pengujian yang menggunakan larutan kimiawi yang berbahaya sehingga diharapkan ketika melakukan penelitian harus dilakukan
secara hati-hati dan mengutamakan keselamatan kerja. Pengujian ini dibagi atas 2 bagian. Bagian pertama adalah gabungan antara
ayakan tertahan pada 1” 34, dan ayakan 12 38”. Untuk ayakan 1” diperlukan aggregat kasar seberat 1012±20 gram, untuk ayakan 34 diperlukan
aggregat kasar seberat 513±20 gram, untuk ayakan 12 diperlukan aggregat kasar seberat 675±20 gram, dan untuk ayakan 38” diperlukan aggregat kasar seberat
333±20 gram. Untuk larutan natrium sulfat dibutuhkan 150 gram per 1 liter air suling pada temperatur 22
C. Prosedur perhitungan Pengujian ini dapat digunakan persamaan :
X =
x 100
Dimana : X : adalah persentase bahan yang lolos saringan setelah pengujian .
B : adalah berat contoh uji awal gram. C : adalah berat contoh uji tertahan saringan setelah pengujian gram.
2.5 Cara Pengambilan Aggregat
Tata cara pengambilan contoh aggregat dijelaskan didalam SNI 03-6889- 2002 meliputi sumber aggregat, penentuan jumlah contoh dan cara pengambilan
contoh. Sumber aggregat ditentukan menjadi 6 macam yaitu :
Universitas Sumatera Utara
33
1. Sumber aggregat potensial : contoh aggregat yang akan diambil di dapat dari
sumber alam potensial seperti sisi sungai, daratan, gunung dan sebagainya. 2.
Sumber Batuan Kompak massive : contoh batuan kompak yang akan diambil di dapat dari sumber alam potensial.
3. Tumpukan aggregat bentuk kerucut : contoh aggregat yang akan diambil
didapat dari tumpukan curahan ban berjalan. 4.
Tumpukan aggregat berbentuk trapesium : contoh aggregat yang akan diambil didapat dari tumpukan, yang ditimbun dengan menggunakan dump-truck dan
sebagainya. 5.
Aggregat Pengangkutan : contoh aggregat yang akan didambil didapat dari pengangkutan seperti truk, kereta api, kapal dan sebagainya
6. Aggregat dari hamparan lapangan : contoh aggregat yang akan diambil didapat
dari pengangkutan seperti truk, kereta api, kapal dan sebagainya.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini termasuk sumber aggregat potensial.
Berat contoh pengambilan sampel diperkirakan berdasarkan ukuran nominal aggregat maksimum sebagaimana yang dijelaskan di dalam Tabel 2.1.
Dalam penelitian ini aggregat kasar yang akan digunakan sebagai sampel lapisan pondasi adalah aggregat berukuran 1 ½” maka perkiraan jumlah minimum sampel
dari lapangan diambil sebanyak ±75 kg. Sedangkan aggregat kasar yang akan digunakan sebagai sampel lapisan permukaan adalah aggregat berukuran ¾” maka
perkiraan jumlah minimum sampel dari lapangan diambil sebanyak ±25 kg.
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 2.8 Berat Contoh Pengambilan Sampel
Ukuran nominal Aggregat Maksimum
Perkiraan jumlah minimum contoh dari lapangan kg
Aggregat Halus No.8 2,36 mm
1010 No.4 4,75 mm
1010 Aggregat Kasar
38 Inchi 9,5 mm 10
½ Inchi 12,5 mm 15
34 Inchi 19,0 mm 25
1 Inchi 25,0 mm 50
1 ½ Inchi 37,5 mm 75
2 Inchi 50,0 mm 100
2 ½ Inchi 63 mm 125
3 Inchi 75 mm 150
3 ½ Inchi 90 mm 175
Keterangan : Untuk Aggregat yang diolah, ukuran nominal maksimum dari partikel adalah ukuran
terbesar yang ada daam tabel spesifikasi yang dapat diterapkan pada bahan material tertahan.
Untuk kombinasi aggregat kasar dan halus berat minimum adalah berat aggregat kasar ditambah 10 kg.
Sumber : SNI 03-6889-2002 Adapun cara pengambilan contoh aggregat kasar dari sumber aggregat
potensial adalah sebagai berikut : 1.
Tentukan lapisan kedalaman yang akan diambil contoh aggregat, pada umumnya diketahui setelah dilakukan penggalian.
2. Lakukan pengupasan tanah permukaan hingga bersih dari kotoran dan lakukan
penggalian dengan ukuran 0,8 x 0,8 m. 3.
Pada kedalaman yang ditentukan, lakukan pengukuran aggregat nominal dengan saringan.
4. Ambil contoh aggregat sesuai dengan jumlah berat minimum yang
dipersyaratkan.
Universitas Sumatera Utara
35
2.6 Penelitian Terkait