Kesimpulan Pengertian Malaria Tesis. Jakarta, Universitas Indonesia

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil wawancara, observasi serta uji statistik dalam penelitian di DesaKelurahan pandan Kabupaten Tapanuli tengah, dapat ditarik kesimpulan : 1. Responden dengan pengetahuan baik sebanyak 57.6 dan pengetahuan yang kurang baik sebanyak 42.4. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian malaria dengan nilai signifikan 0,003 p0,05. 2. Responden dengan sikap yang baik sebanyak 6,1 responden dengan sikap kurang baik sebanyak 93,9. Ada hubungan sikap dengan kejadian malaria dengan nilai signifikan 0,039 p0.05. 3. Responden dengan tindakan yang baik sebanyak 59,1 dan responden dengan tindakan yang kurang baik sebanyak 40,0. Ada hubungan tindakan dengan kejadian malaria dengan nilai signifikan 0,006 p0.05. 4. Genangan air memiliki nilai p sebesar 0.001 p0.05 nilai OR 7.429 ini artinya ada hubungan genangan air dengan kejadian malaria, paritselokan memiliki nilai p sebesar 0,322 p0.05 ini artinya tidak ada hubungan paritselokan dengan kejadian malaria, rawa-rawa memiliki nilai p sebesar 0.097 p0.05 ini artinya tidak ada hubungan rawa-rawa dengan kejadian malaria, semak-semak memiliki nilai p sebesar 1,000 p0.05 ini artinya tidak ada hubungan semak-semak dengan kejadian malaria. 5. Penelitian baju bergantungan memiliki nilai p sebesar 0.039 p0.05 nilai OR 4.960 ini artinya ada hubungan baju yang bergantungan dengan kejadian malaria. Universitas Sumatera Utara 6. Kandang ternak memiliki nilai p sebesar 1,000 p0.05 artinya tidak ada hubungan kandang ternak dengan kejadian malaria. 6.2. Saran 6.2.1. Bagi Masyarakat 1. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk yaitu pembersihan air yang tergenang, rawa-rawa, paritselokan serta membersihkan vegetasi semak semak disekitar rumah yang merupakan tempat perindukan nyamuk Anopheles spp. 2. Ventilasi rumah hendaknya di pasang kawat kasa agar nyamuk tidak dapat masuk kedalam rumah. 3. Membiasakan tidak menggantungkan pakaian didalam rumah. Hendaknya pakaian kotor di keranjang kotor dan pakaian bersih hendaknya di lipat rapi. 4. Karena hampir seluruh rumah tidak terdapat langit-langit dirumah nya agar memakai kelambu saat tidur dan memakai baju yang tertutup memakai reppelent saat keluar rumah pada malam hari. 5. Sebagai bahan masukanreferensi bagi peneliti selanjutnya

6.2.2. Bagi Instansi Kesehatan

1. Melakukan penyuluhan yang menarik tentang malaria, dengan memakai teknik yang tepat sehingga masyarakat bisa memahaminya. 2. Melakukan kegiatan surveilans malaria secara menyeluruh, baik pemantauan parasit, tempat perindukan dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria. 3. Membuat satu program kebersihan lingkungan untuk memberantas penyakit malaria agar lingkungan tetap terjaga kebersihannya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Lingkungan

Menurut pendapat G. Melvyn Horve 1980 Pengertian lingkungan berbeda – beda menurut disiplin ilmu yang dipunyai. Menurut ahli cuaca dan iklim lingkungan berarti atmosfer; sedangkan menurut ahli tehnologi lingkungan, maka lingkungan berarti atmosfer dengan ruangannnya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungan sama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan. Agen fisik dam kimia dihasilkan oleh aktifitas manusia dan mempunyai berbagai efek pada kesehatan. Paparan oleh faktor lingkungan mengenai host induk semang yang peka atau tebal terhadap paparan dan akan memberikan pula suatu perubahan fungsi atau menyebabkan perubahan prepatologik. Tahap permulaan untuk mengetahui efek agen lingkungan adalah dengan pencatatan mortalitas morbiditas Mukono,2002. Melihat besarnya masalah yang dihadapi, untuk menghadapi dan mengantisipasi pengaruh lingkungan terhadap kesehatan sudah dirasa perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang terprogram dan terkoordinasi dengan mendirikan Pusat Nasional Kesehatan Lingkungan National Center for Enviromental Health di Indonesia. Dimana kegiatan pusat ini meliputi: 1. Melakukan pemantauan dan pengumpulan data tentang perubahan faktor-faktor lingkungan; 2. Menyusun indikator biologi dan kesehatan yang berkaitan dengan perubahan lingkungan; 3. Melakukan survei penyakit yang berkaitan dengan faktor lingkungan; 4. Melakukan Universitas Sumatera Utara pengkajian tentang dinamika sosial dan kependudukan yang mempunyai dampak terhadap perubahan lingkungan dan kesehatan. Kusdwiratri,2010 Lingkungan merupakan faktor penentu penyebaran penyakit malaria dan insidensi malaria disuatu wilayah tertentu yang meliputi suhu udara yang dapat mempengaruhi lamanya daur proses sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik Yudhastuti, 2011. Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk PSN, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah, seperti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1 Menguras bak mandi atau tempat-tempat penampungan air sekurang- kurangnya sekali seminggu. 2 Mengganti atau menguras vas bunga dan tempat minum binatang peliharaan seperti: burung, ayam dan sebagainya seminggu sekali. 3 Menutup rapat tempat penampungan air. 4 Mengubur kaleng-kaleng bekas, ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya. 5 Menyediakan jamban keluarga, sumur air yang bersih dan sebagainya Abdullah, 2012.

2.1.1. Macam Komponen Lingkungan

Macam komponen lingkungan hidup menurut Leopold, adalah: 1. Komponen lingkungan hidup fisik dan kimia adalah lingkungan kimiawi untuk beberapa spesies nyamuk Anopheles yaitu air yang digunakan sebagai Universitas Sumatera Utara tempat perindukan, misalnya An.aconitus lebih suka pada tempat perindukan air tawar, An.sundaicus hanya bersarang di lagun yang airnya mengandung garam. 2. Komponen lingkungan hidup sosial adalah lingkungan sosial budaya kadang – kadang lebih besar pengaruhnya terhadap penularan penyakit malaria. Faktor sosial meliputi pendidikan,pekerjaan, adat kebiasaan dan budaya setempat seperti kebiasaan berada di luar rumah, tidur di kebun, memungkinkan untuk kontak dengan vektor malaria yang kebetulan bersifat eksopagik. Kebiasaan penduduk dalam hal pemakaian kelambu, pemakaian kawat kasa pada lubang angin sangat berpengaruh terhadap kontak manusia dengan nyamuk. Kondisi politik dan keamanan negara juga sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan program pengendalian malaria. 3. Komponen lingkungan hidup biologi dan hubungan ekologi adalah lingkungan biologik seperti tumbuhan bakau, lumut, ganggang, dan berbagai tumbuhan air lainnya dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena mereka memberikan perlindungan baginya dari sinar matahari atau sergapan berbagai musuh alaminya. Berbagai jenis ikan pemangsa larva yang ada dalam tempat perindukan nyamuk akan membatasi pertambahan populasi larva nyamuk setempat. Berbagai musuh alamiah lainnya seperti nematoda parasitik, jamur, protozoa, bakteri sampai ke virus tertentu dapat juga berperan sebagai kendala pertambahan kepadatan larva nyamuk. Tumbuhan tertentu di daratan diperlukan nyamuk untuk berlindung dari sinar matahari dan dari pengaruh lingkungan lainnya untuk istirahat. Beberapa predator seperti katak, cecak dapat mengancam kelangsungan hidup nyamuk Mukono,2011. Universitas Sumatera Utara Peningkatan kasus malaria juga berkaitan kondisi lingkungan sekitar rumah yang mendukung perindukan nyamuk yaitu ada tidaknya tempat perindukan dan persinggahan nyamuk disekitar rumah Wahyuningtyas, 2011.

2.2. Pengertian Malaria

Istilah malaria berasal dari bahasa latin yaitu “mal” yang berarti “buruk” dan “aria” yang berarti “udara”. Penyakit malaria adalah suatu penyakit demam yang disebabkan oleh plasmodium yang ditularkan nyamuk oleh genus Anopheles. Parasit malaria termasuk genus plasmodium. Pada manusia terdapat 4 spesies: plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium malariae dan plasmodium ovale staf pengajar bagian parasitologi, FKUI, Jakarta, 1998. Masa inkubasi dari infeksi P. Falciparum ialah 9-14 hari, P.vivax 12-17 hari dapat sampai 6-12 bulan, P. Ovale 16- 18 hari, dan P. Malariae 18-40 hari. Fase prodroma yang berlangsung 2-3 hari ditandai oleh simtom yang berupa nyeri kepala, lelah, anoreksia, nyeri otot, demam ringan, serta sakit dada, perut dan persendian widagdo,2011. Macam – macam penyakit malaria: 1. Malaria tropikana, penyebabnya adalah plasmodium falciparum 2. Malaria tersiana, penyebabnya adalah Plasmodium Vivax dan P. Ovale. 3. Malaria kwartana, Penyebabnya adalah Plasmodium malariae Zulkoni, 2010. 2.3. Epidemilogi Penyakit Malaria Universitas Sumatera Utara Epidemiologi penyakit malaria, tidak terlepas dari tiga faktor determinan yang di teliti yaitu inang, agen dan lingkungan. Parasit malaria memiliki keunikan karena parasit itu mempunyai dua macam inang yaitu manusia sebagai inang perantara tempat reproduksi secara aseksual berlangsung, nyamuk Anopheles spp sebagai inang definitif tempat reproduksi secara seksual berlangsung. Faktor yang berkaitan dengan nyamuk sebagi host definitif adalah perilaku nyamuk, yaitu kebiasaan hinggap atau istirahat, bisa didalam rumah atau bisa di luar rumah, dan yang perlu diperhatikan adalah semakin panjang umur nyamuk semakin potensial sebagai penular atau vektor malaria Yudhastuti,2011. Sifat malaria dapat berbeda dari satu daerah kedaerah lain, yang banyak tergantung pada beberapa faktor, yaitu: parasit yang terdapat pada pengandung parasit, manusia yang rentan, nyamuk yang dapat menjadi vektor dan lingkungan yang dapat menunjang kelangsungan hidup masing-masing. a. Parasit Yang penting untuk penularan malaria ialah manusia yang mengandung stadium gametosit, yang dapat membentuk stadium infektif sporozoit di dalam nyamuk vektor. Sifat parasit juga dapat berbeda dari satu daerah ke daerah lain, terutama mengenai sensitivitas terhadap berbagai obat anti malaria. Sekarang telah banyak ditemukan P.falciparum yang resisten terhadapat klorokuin. Di Indonesia resistensi ini makin lama makin tersebar dibanyak daerah. b. Manusia Universitas Sumatera Utara Keadaan manusia dapat menjadi pengandung gametosit, yang dapat meneruskan daur hidupnya dalam nyamuk, adalah penting sekali. Manusia ada yang rentan suseptibel, yang dapat ditulari dengan malaria, tapi ada pula yang lebih kebal dan tidak mudah ditulari dengan malaria. Berbagai bangsa ras mempunyai kerentanan yang berbeda-beda faktor rasial. Pada umumnya pendatang baru ke suatu daerah endemi, lebih suseptibel terhadap malaria dari pada penduduk aslinya. c. Vektor Nyamuk anopheles diseluruh dunia meliputi kira- kira 2000 spesies, sedang yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies. Di Indonesia, menurut pengamatan terakhir ditemukan kembali 80 spesies Anopheles, sedang yang ditemukan sebagai vektor malaria adalah 16 spesies dengan tempat perindukannya yang berbeda-beda. Di Jawa dan Bali An. sundaicus dan An. maculatus merupakan vektor sekunder. An. sundaicus dan An. subpictus banyak terdapat didaerah pantai, sedang An. maculatus dan An. nigerrimus, sedang An. sinensis dan An. letifer merupakan vektor yang kurang penting. d. Lingkungan Keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keadaan malaria di suatu daerah. Pengaruh iklim penting sekali terhadap ada atau tidaknya malaria. Didaerah yang beriklim dingin, transmisi malaria hanya mungkin terjadi pada musim panas, juga masa inkubasinya dapat terpengaruh oleh iklim. Didaerah yang beriklim dingin, transmisi malaria hanya mungkin terjadi pada musim panas, juga masa inkubasinya dapat terpengaruh oleh iklim. Didaerah yang kurang baik untuk biologi vektornya, kemungkinan adanya malaria adalah lebih kecil. Universitas Sumatera Utara Daerah pengunungan yang tinggi pada umumnya bebas malaria. Perubahan lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan tempat perindukan vektor, sangat berpengaruh terhadap keadaan malaria dan dapat mempunyai dampak yang positif atau negatif terhadap keadaan malaria didaerah itu. Suhu udara, kelembaban dan curah hujan merupakan faktor penting untuk transmisi penyakit malaria Staf Pengajar Departemen Parasitologi, FKUI, 1998.

2.4. Morfologi dan Daur Hidup Plasmodium

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANA RARA KECAMATAN LOLI KABUPATEN SUMBA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR.

0 2 7

FAKTOR PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA ipi41444

0 0 13

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 1 15

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 7

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 39

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 2 4

Hubungan Perilaku Masyarakat dan Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria Diwilayah Kerja Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014

0 0 42

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 10

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 1