-Ada 2
3.0
Total 66
100.0
Langit-langit -Tidak ada
50 75.8
-Ada 16
24.2
Total 66
100.0
Dinding Berlubang
-Tidak ada
8 12.1
-Ada
58 87.9
Total 66
100.0
Baju bergantung -Tidak ada
10 15.2
-Ada 56
84.8 Total
66 100.0
Kandang ternak -Tidak ada
32 48.5
-Ada
34 51.5
Total 66
100.0
Hasil penelitian kondisi lingkungan di Kecamatan Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014. Rumah yang memiliki genangan air
sebanyak 56.1 dan rumah yang tidak memiliki genangan air sebanyak 43.9. Kemudian rumah yang memiliki paritselokan sebanyak 83.3 dan rumah yang tidak
memiliki partiselokan sebanyak 16.7. selanjutnya rumah yang memiliki rawa sebanyak 72.7 dan rumah yang tidak memiliki rawa 27.3. Kemudian rumah
penduduk yang memiliki semak-semak ada sebanyak 75.8 dan rumah yang tidak memiliki semak-semak sebanyak 24.2. Selanjutnya rumah dilihat dari aspek kawat
kasa paling dominan adalah rumah penduduk yang tidak memiliki kawat kasa sebanyak 97.0 dan rumah yang memakai kawat kasa sebanyak 3.0. Kemudian
dilihat dari aspek langit-langit rumah, maka hasil penelitian diketahui paling dominan adalah rumah yang tidak memiliki langit-langit rumah, yaitu sebanyak 75.8
sementara itu yang memiliki langit-langit rumah sebanyak 24.2. Selanjutnya dari
Universitas Sumatera Utara
hasil penelitian diketahui bahwa rumah penduduk yang memiliki lubang pada dindingnya sebanyak 87.9 dan rumah penduduk tanpa dinding berlubang sebanyak
12.1. Kemudian rumah responden yang terlihat memiliki baju bergantung sebanyak 84.8 sementara itu rumah responden bebas dari baju bergantungan sebanyak 15.2.
terakhir adalah rumah yang memiliki kandang ternak sebanyak 51.5 sementara itu rumah responden yang tidak memiliki kandang ternak sebanyak 48.5.
4.3 Hasil Analisis Bivariat 4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Malaria
Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Malaria di DesaKelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014
Hasil penelitian di Kecamatan Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014. Diketahui bahwa penduduk yang tidak mengalami penyakit
malaria dengan pengetahuan yang baik, yaitu sebanyak 65.8 penduduk. Sementara itu penduduk dengan pengetahuan kurang yang dan mengalami kejadian malaria,
yaitu sebanyak 71.4. Berdasarkan hasil analisis terhadap hubungan pengetahuan dengan kejadian
malaria diketahui bahwa nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.003 p0.05, ini artinya ada perbedaan status keadaan malaria antara responden berpengetahuan baik
dengan responden berpengetahuan kurang. Nilai OR sebesar 4.808, artinya responden
Universitas Sumatera Utara
berpengetahuan baik mempunyai peluang 4.808 kali untuk tidak terkena penyakit malaria dibandingkan responden berpengetahuan kurang.
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Kejadian Malaria Tabel 4.8 Hubungan Sikap dengan Kejadian Malaria di Desa Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014
Hasil penelitian di Kecamatan Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014. Diketahui bahwa penduduk yang mengalami penyakit malaria
dengan sikap yang baik, yaitu sebanyak 100 dari total 4 penduduk dengan sikap baik. Sementara itu penduduk yang tidak mengalami penyakit malaria dengan sikap
kurang, yaitu sebanyak 53.2. Berdasarkan hasil analisis terhadap hubungan sikap dengan kejadian malaria
diketahui bahwa nilai p yang diperoleh adalah 0.039 p0.05, ini artinya ada hubungan yang signifikan antara status penyakit malaria dengan sikap responden.
Besar hubungan itu dilihat dari OR senilai 2.138 artinya, responden dengan sikap yang kurang berpotensi untuk terkena malaria sebesar 2.138 kali lebih besar
dibandingkan responden dengan sikap yang baik.
4.3.3 Hubungan Tindakan dengan Kejadian Malaria
Tabel 4.9 Hubungan Status Penyakit Malaria dengan Tindakan
Responden di Desa Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian di Kecamatan Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014. Diketahui bahwa responden dengan tindakan yang kurang yang
mengalami malaria sebesar 70.4 sedangkan responden dengan tindakan yang baik dan tidak mengalami malaria sebesar 64.1.
Dari hasil penelitian juga diperoleh nilai p sebesar 0.006 p0.05, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan antara kejadian malaria antara responden dengan
tindakan yang baik dibandingkan dengan responden dengan tindakan yang kurang. Dan diketahui nilai OR sebesar 4.241, hal ini berarti responden dengan tindakan
kurang berpotensi terkena penyakit malaria sebesar 4.241 kali lebih besar dibandingkan dengan responden dengan tindakan yang baik.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4. Hubungan Keadaan Lingkungan dengan Kejadian Malaria Tabel 4.10 Hubungan Keadaan Lingkungan Dengan Kejadian Malaria di
DesaKelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis yang dilakukan diperoleh bahwa dari 9 variabel aspek keadaan lingkungan yang telah dianalisis berdasarkan status keadaan responden maka ada 3
variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian malaria di Kecamatan Pandan Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014 ini, yaitu genangan air,
langit-langit dan baju bergantungan. Genangan air memiliki nilai p sebesar 0.001 p0.05. Artinya genangan air
berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria. Dilihat dari nilai OR maka diperoleh sebesar 7.429. Ini berarti bahwa rumah responden yang memiliki genangan
air berpotensi untuk menimbulkan penyakit malaria 7.429 kali lebih besar dibandingkan rumah responden yang tidak memiliki genangan air.
Langit-langit memiliki nilai p sebesar 0.022 p0.05. Artinya langit-langit berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria. Dilihat dari nilai OR maka
diperoleh sebesar 0.241. Ini berarti bahwa rumah responden yang tidak memiliki langit-langit berpotensi untuk menimbulkan penyakit malaria 0.241 kali lebih besar
dibandingkan rumah responden yang memiliki langit-langit. Baju bergantungan memiliki nilai p sebesar 0.039 p0.05. Artinya baju
bergantungan berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian malaria. Dilihat dari nilai OR maka diperoleh sebesar 4.960. Ini berarti bahwa rumah responden yang
memiliki baju bergantungan di rumahnya berpotensi untuk menimbulkan penyakit malaria 4.960 kali lebih besar dibandingkan rumah responden yang tidak memiliki
baju bergantungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Pengetahuan Masyarakat dengan Kejadian Malaria
Hasil analisis terhadap hubungan pengetahuan dengan kejadian malaria diketahui bahwa nilai signifikan yang diperoleh adalah 0.003 p0.05, ini artinya ada
hubungan pengetahuan dengan kejadian malaria. Nilai OR sebesar 4.808, artinya responden berpengetahuan baik mempunyai peluang 4.808 kali untuk tidak terkena
penyakit malaria dibandingkan responden berpengetahuan kurang. Berdasarkan penelitian Afrisal 2011 hasil penelitian menunjukkan bahwa
Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tarusan. Orang dengan pengetahuan
rendah mempunyai risiko 9,636 kali lebih besar untuk menderita malaria dibanding
dengan orang pengetahuan tinggi Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto 2011
bahwa tingkat pengetahuan masyarakat berhubungan dengan kejadian malaria. Responden pada kelompok kasus mempunyai pengetahuan yang kurang mengenai
penyakit malaria dari pada responden pada kelompok kontrol dimana sebagian besar responden telah mengetahui mengenai penyakit malaria.
5.2. Hubungan Sikap dengan Kejadian Malaria