3.5.2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah tentang angka kejadian Malaria berdasarkan umur dan
jenis kelamin serta demografi Kelurahan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2014.
3.6. Defenisi Operasional
1. Tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp adalah tempat
dimana nyamuk meletakkan telurnyalarva seperti: genangan air, rawa-rawa dan kolam.
2. Tempat beristirahat nyamuk Anopheles spp adalah tempat beristirahat
nyamuk Anopheles selama menunggu perkembangan telurnya. Seperti: baju yang bergantungan dan kolong tempat tidur.
3. Kandang ternak adalah Adanya ternak seperti : sapi dan kerbau dapat
mengurangi jumlah gigitan nyamuk Anopheles spp pada nyamuk pada manusia apabila ternak tersebut dikandangkan tidak jauh dari rumah.
4. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang
penyakit malaria,cara penularan malaria,vektor malaria dan pencegahan penyakit malaria.
5. Sikap adalah tanggapan atau respon tentang penyakit malaria.
6. Tindakan adalah aksi yang dilakukan responden dengan nyata tentang
penyakit malaria, cara penanggulangan dan pengobatan malaria 7.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa yang biasa disebut plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp.
Universitas Sumatera Utara
3.7. Aspek Pengukuran
3.7.1. Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada responden. Kuesioner dibacakan kepada responden tanpa menunjukkan jawaban.
Jawaban responden disesuaikan dengan jawaban kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama
dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor pengetahuan adalah sebagai berikut :
a. Skor 1 : Jika jawaban benar yang dijawab oleh responden
b. Skor 2: jika jawaban mendekati benar yang dijawab oleh responden
c. Skor 3: Jika jawaban salah yang di jawab oleh responden
Untuk penilaian tingkat pengetahuan responden maka digunakan 20 pertanyaan kuesioner dengan total nilai maksimal 60. Berdasarkan skala Guttman, pengetahuan
responden dikategorikan sebagai berikut : 1
Tingkat pengetahuan baik jika nilai skor responden ≥ 75 dengan rentang 45-60
2 Tingkat pengetahuan kurang baik jika nilai skor responden ≤ 75
dengan rentang
3.7.2. Sikap
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor sikap adalah sebagai berikut :
a. Skor 1 : jika jawaban setuju pada pernyataan sikap responden di
kuesioner b.
Skor 0 :jika jawaban tidak setuju pada pernyataan sikap responden di kuesioner
Berdasarkan total nilai diperoleh dari 20 pertanyaan, maka total nilai maksimal adalah 60. Berdasarkan skala Guttman, sikap responden dikategorikan sebagai
berikut: 1
Sikap Baik j ika nilai responden ≥ 75 dengan rentang 45 – 60
2 Sikap kurang baik jika nilai skor responden ≤ 75 dengan rentang
3.7.3. Tindakan
Perhitungan skor berdasarkan jumlah jawaban responden yang sama dengan jawaban kuesioner. Adapun perhitungan skor sikap adalah sebagai berikut :
a. Skor 1 : Jika jawaban benar yang dijawab oleh responden
b. Skor 2: jika jawaban mendekati benar yang dijawab oleh responden
c. Skor 3: Jika jawaban salah yang di jawab oleh responden
Berdasarkan total nilai diperoleh dari 20 pertanyaan, maka nilai maksimal adalah 20. Berdasarkan skala Guttman tindakan responden dikategorikan sebagai
berikut : 1.Tindakan Baik jika nilai skor resp
onden ≥ 75 dengan rentang 45 – 60
Universitas Sumatera Utara
2.Tindakan Kurang baik jika nilai responden ≤ 75dengan rentang
3.7.4. Kondisi Lingkungan
Adapun variabel yang dilakukan pengukuran adalah sebagai berikut: 1.
Genangan air Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi dalam 2 kategori yaitu:
a. Ada, jika ditemukan genangan air di rumah responden.
b. Tidak ada, tidak ditemukan genangan air di rumah responden.
2. Parit atau selokan
Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi 2 kategori:
a. Ada, ditemukan parit atau selokan dan jentik nyamuk Anopheles spp
di rumah responden. b.
Tidak ada, tidak ditemukan parit atau selokan di rumah responden. 4 . Rawa-rawa
Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi 2 kategori:
a. Ada, ditemukan rawa- rawa dan jentik nyamuk Anopheles spp.
b. Tidak ada, tidak ditemukan rawa-rawa dan jentik nyamuk Anopheles
spp. 5 . Semak-semak
Universitas Sumatera Utara
Cara pengukuran dengan menggunakan pengamatan langsungobservasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi 2 kategori:
a. Ada, ditemukan semak-semak sebagai tempar istirtahat nyamuk di
rumah responden b.
Tidak ada, tidak ditemukan semak-semak di rumah responden. 6 . Kawat kasa
Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi
dalam 2 kategori yaitu: a.
Ada, jika ditemukan terpasangnya kawat kasa pada ventilasi rumah responden
b. Tidak ada, jika tidak terpasang kawat kasa pada ventilasi rumah
responden. 7 . Dinding rumah
Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal yang dibagi 2
kategori: a.
Rapat, jika tidak terdapat lubang mm pada rumah responden
b. Tidak rapat, jika terdapat lubang
mm pada rumah responden. 8 . Langit-langit rumah
Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara, pengamatan langsung observasi. Skala pengukuran yang digunakan 2 kategori:
Universitas Sumatera Utara
a. Ada, jika ditemukan terpasangnya langit-langit pada rumah responden.
b. Tidak ada jika tidak ditemukan terpasangnya langit-langit pada rumah
responden. 9. Kandang Ternak
a. Ada, jika ditemukan kandang ternak pada rumah responden
b. Tidak ada, Jika tidak ditemukan kandang ternak pada rumah
responden
3.8. Tehnik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer dan dianalisa secara analitik lalu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
univariat dan data kondisi lingkungan rumah dilakukan dengan observasi Pengamatan dan hasil nya akan dideskripsikan, kemudian dilanjutkan dengan
analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadin malaria dengan
tingkat kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan
Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 2.188 Km². Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah 2.194,98 km² dan mempunyai
penduduk sebanyak 318.908 jiwa dengan kepadatan penduduk 145,29 jiwakm². Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai 20 Kecamatan dan 178 Kelurahan.
4.1.2. Kelurahan Pandan 4.1.2.1. Data Demografi Kelurahan Pandan
Pandan berada di Pantai Barat Sumatera dengan ketinggian antara 0-800 m diatas permukaan laut. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan sarudik, sebelah
Selatan berbatasan dengan kecamatan badiri, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Tukka, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pandan
merupakan salah satu DesaKelurahan di kecamatan Pandan dengan luas wilayah 1,88 km². Penyebaran penduduk tahun 2011 terpusat di Kelurahan pandan menunjukkan
sebanyak 3509,04 jiwa yang memiliki luas 1,88 km², maka jumlah penduduk adalah 6597 penduduk per kilometer persegi km². DesaKelurahan Pandan memiliki 1
fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas pandan yang memiliki 6 wilayah cakupan yaitu: Pandan, Sibuluan Raya, Lubuk Tukko, Sibuluan Indah, Sibuluan Nauli dan Aek
Tolang. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
Pandan dari Bulan Januari-Desember 2013 terdapat penderita malaria klinis sebanyak 133 penderita dari jumlah penduduk 5963 jiwa.
4.1.2.2. Gambaran Kasus Malaria di Kelurahan Pandan
Adapun penderita Malaria Klinis di Kelurahan Pandan ini adalah sebanyak 133 penderita terhitung dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2014. Jumlah penderita
malaria klinis ini diambil dari data sekunder yang diperoleh dari Puskesmas Pandan. Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 33 sampel Kasus dan 33
sampel Kontrol. Oleh karena itu, sampel Kasus yang dipilih dengan metode teknik pengambilan sampel systematic random sampling yakni dengan melihat daftar pasien
yang berobat di puskesmas pandan.
4.2 Hasil Analisis Univariat 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Keadaan Malaria
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Keadaan
Malaria Variabel
Frekuensi Persentase
Status Keadaan Malaria
- Kasus
33 50.0
- Kontrol
33 50.0
Total 66
100.0
Berdasarkan hasil penelitian di ketahui bahwa distribusi responden berdasarkan status keadaan malaria diketahui responden dengan kasus malaria sebanyak 50.0
dan responden yang tidak mengalami malaria sebesar 50.0. Hal ini mengikuti persyaratan penelitian dengan desain case control.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Karakteristik Responden Tabel 4.2 Distribusi Umur dan Jenis Kelamin Penduduk DesaKelurahan
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2014 o.
Karakteristik Penduduk Kontrol
Kasus .
Jenis Kelamin Penduduk a. Laki-laki
23 34.8
23 34.8
b. Perempuan 10
15.2 10
15.2
Jumlah
33 50.0
33 50.0
. Usia Penduduk
12-19 tahun 21