Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

53 SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Imam Ghozali, 2009:125. 2. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antar variabel dan melibatkan lebih dari satu variabel bebas Danang, 2009:9. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linear berganda dengan model dasar sebagai berikut: Y = + � + � + � + � + � + � + � + � + e 54 DPR = + CR + QR + TATO + ITO + ROA + EPS + DAR + DER + e Keterangan: DPR = Merupakan perbandingan anyata deviden yang dibayarkan dengan jumlah saham yang beredar. CR = Rasio antara aktiva lancar terhadap hutang lancar. QR = Rasio antara aktiva lancar dikurang persediaan terhadap kewajiban lancar. TATO = Rasio antara penjualan terhadap total aktiva. ITO = Rasio antara penjualan terhadap persediaan. ROA = Rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total asset. EPS = Rasio antara laba setelah pajak terhadap jumlah saham yang beredar. DAR = Rasio antara total hutang terhadap total aktiva. DER = Rasio antara hutang terhadap ekuitas. a = nilai konstanta b = koefisien regresi e = faktor pengganggu 3. Uji Signifikan Simultan Uji F Uji F untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen X secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y. Imam Ghozali, 2006:88. Rumunya adalah sebagai berikut: 55 F = � 2 K 1 – R N – K – 1 Dimana: R 2 = Koefisien regresi n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel independen setelah didapat F ℎ� �� , maka untuk menginprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Apabila F ℎ� �� F �� , maka H ditolak dan H а diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Apabila F ℎ� �� F �� , berarti H diterima dan H а ditolak, yang berarti variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Suliyanto 2011:61 nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model goodness of fit. Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok fit atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji-f pada tingkat keyakinan 95 dan tingkat kesalahan analisis α 5 dengan ketentuan degree of freedom df 1 = k – 1, degree of freedom df 2 = n – 56 k. Dengan n sebagai jumlah data, dan k sebagai jumlah variabel Variabel bebas dan variabel tidak bebas Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. H а : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. 4. Uji Signifikan Parsial Uji T Uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen exsplanatory secara individu dalam menerangkan variabel dependen Imam Ghozali, 2006:88. Rumusnya adalah sebagai berikut: Dimana: r = koefisien regresi n = Jumlah data setelah diperoleh T ℎ� �� maka untuk menginprestasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Jika T ℎ� �� T �� , berarti H ditolak dan H а diterima, artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. T= Koefisien Regresi bi Koefisien deviasi bi 57 b. Jika T ℎ� �� T �� , berarti H diterima dan H 1 ditolak, artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Jika nilai sig 5 berarti H diterima dan H а ditolak, artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. d. Jika nilai sig 5 berarti H ditolak dan H а diterima, artinya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Suliyanto 2011:55, nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial per variabel terhadap terikatnya. Apakah variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak. Untuk mencari nilai t-tabel yaitu dengan menggunakan persamaan degree of freedom df : α,n-k dimana n sebagai jumlah pengamatan ukuran sampel dan k sebagai jumlah variabel. Masing-masing variabel dikatakan signifikan apabila memiliki nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: H : β = 0, tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. H а : β ≠ 0, terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. 58 5. Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variasi variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat teratas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependenImam Ghozali 2009:87.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen DPR Dividend Payout Ratio a. Deviden kas merupakan deviden yang dibayarkan secara tunai oleh perusahaan kepada setiap pemegang saham. Pada waktu rapat pemegang saham perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi dalam bentuk cash devidend. Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan membayar deviden. Deviden dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham. Berikut ini pengertian dan rumus variabel dependen dan independent menurut Warsono 2003, dsevidend payout ratio yaitu deviden kas tahunan dibagi laba tahunan atau deviden per lembar saham dibagi laba per lembar saham. Untuk menghitung besarnya devidend payout ratio digunakan rumus berikut: 59 DPR = deviden tunai per lembar Laba per Lembar Saham Perusahaan dengan rasio penahanan laba tinggi DPR rendah pada umumnya mempunyai tingkat pertumbuhan lebih tinggi daripada perusahaan dengan rasio penahanan lebih rendah DPR tinggi. 2. Variabel Independen a. Current Ratio Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Variabel manifest ini diberi simbol � 1 . Secara matematis current ratio dapat dihitung dengan rumus: Besarnya hasil perhitungan rasio lancar menunjukan besarnya kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar. Ini berarti semakin besar rasio lancar, maka likuiditas perusahaan semakin tinggi. CR = Aset lancar Hutang lancar 60 b. Quick Ratio QR Quick ratio menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar hutang jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan inventory. Variabel manifest ini diberi simbol � 2 . Secara matematis, quick ratio dapat dihitung dengan rumus: besarnya hasil perhitungan rasio cepat menunjukan besarnya kewajiban lancar yang dijamin dengan aktiva lancar di luar persediaan. Dengan karakteristiknya bahwa aktiva lancar di luar persediaan relatif mudah dicairkan, maka jaminan likuiditas perusahaan dengan indikator ini lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, semakin tinggi rasio cepat, faktor keamanan bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya akan semakin tinggi. c. Inventory Turn Over Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan inventory ini berputar dalam suatu periode. Rumusan untuk mencari inventory turn over adalah: QR = Aset lancar – persediaan Kewajiban lancar ITO = Penjualan Persediaan 61 Besarnya hasil perhitungan ITO menunjukan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang, semakin tinggi ITO maka akan semakin cepat persediaan perusahaan menjadi kas atau piutang. d. Total Assets Turn Over TATO Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan dalam menciptakan penjualan. Untuk menghitung besarnya TATO digunakan rumus berikut: Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran aktiva total menunjukan tingkat kecepatan seluruh aktiva perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aktiva, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. e. Return on Assets ROA Return on asset merupakan rasio yang menunjukan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efektivitas manajemen. Variabel manifest ini diberi simbol � 5 . Kasmir 2009: 203 untuk mengukur return on assset dapat dihitung dengan rumus: Laba setelah pajak Total aktiva TATO = Penjualan Total aktiva Roa =

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, AKTIVITAS DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index)

0 5 22

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII))

0 12 23

Analisis pengaruh likuiditas, Solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas terhadap kebijakan pembayaran dividen pada perusahaan Jakarta Islamic Index

3 43 131

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP KEMUNGKINAN PERUSAHAAN MELAKUKAN PRAKTIK PERATAAN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 11 97

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

0 7 18

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

0 4 16

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP DEVIDEN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007).

0 0 7

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 18

2. Bursa Efek Indonesia - ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN )STUDI PADA PERUSAHAAN DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2009-2014) - STAIN Kudus Repository

0 0 16