33 bahwa besar keuntungan perushaan akan menentukan manakah yang relatif
lebih efektif, membagikan keuntungan dalam bentuk deviden atau memanfaatkan keuntungannya di kemudian hari. Perusahaan kemungkinan
besar akan membagikan keuntungan dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dalam kondisi yang sebaliknya. Deviden
yang rendah lebih mudah dipertahankan apabila keuntungan cenderung menurun.
F. Struktur Modal
Ada beberapa pengertian struktur modal. Menurut Weston dan Copeland bahwa “Capital structure or the capitalization of the firm is the
permanent financing represented by long-term debt, preferred stock and shareholders’s equity”, yang artinya struktur modal atau kapitalisasi
perusahaan adalah pendanaan tetap yang diwakili oleh utang jangka panjang saham preferen dan euitas pemegang saham. sedangkan Joel G. Siegel dan
Jae K. Shim mengatakan bahwa struktur modal adalah komposisi saham biasa, saham preferen, dan sebagainya, laba ditahan dan hutang jangka panjang yang
dipertahankan oleh kesatuan usaha dalam mendanai aktiva. Sehingga dapat dimengerti bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi
finansial perusahaan yaitu modal yang dimiliki bersumber dari hutang jangka panjang long-term debt dan modal sendiri shareholders equity yang
menjadi sumber pembiayaan perusahaan Irham Fahmi, 2011: 106. Struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara utang dan
modal sendiri saham preferen dan saham biasa yang digunakan perusahaan
34 untuk merencanakan mendapatkan modal. Definisi ini mengandung arti bahwa
perusahaan harus mengambil keputusan permodalan yang paling optimal sehingga antara utang dan ekuitas benar
– benar kombinasi yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan yang akhirnya memaksimalkan
nilai perusahaan Sri Hasnawati, 2008:1-2. Terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur
modal menurut Sri Hasnawati 2008:2 di antaranya: 1.
Resiko bisnis atau resiko inheren dengan operasi perusahaan, jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi resiko bisnis
perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya. 2.
Posisi perpajakan perusahaa. Salah satu alasan utama menggunakan utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya
akan mengurangi biaya utang efektif. 3.
Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk, yang merupakan hal
yang vital bagi keberhasilan jangka panjang perusahaan. 4.
Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih agresif dari yang lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung
menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan. Suharli
2006: 247
menyatakan bahwa
perusahaan yang
leverageoperasi atau keuangannya tinggi akan memberikan deviden yang rendah. Hal tersebut dikarenakan struktur modal yang lebih tinggi dimiliki
oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan
35 kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan deviden. Sehingga semakin
besar jumlah hutang maka semakin kecil jumlah deviden yang dibayarkan. Struktur modal dalam penelitian ini diproksi dengan variabel debtto
assets ratio dan debt to equity ratio.Debt to assets ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk membayar perbandingan antara total hutang
dengan total aktiva. Apabila rasionya tinggi artinya pendanaan hutang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh tambahan
pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi seluruh hutangnya dengan aktiva yang dimilikinya dan sebaliknya.Sedangkan debt to
equity ratio merupakan perbandingan antara Semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi Kasmir, 2009: 156-158.
G. Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian
terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal dan skripsi yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi
– instansi pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:
Michell Suharli 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap kebijakan Deviden Tunai Dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat” Penelitian ini bermaksud menguji
pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi terhadap kebijakan jumlah dividen kas perusahaan publik di Jakarta dengan menggunakan likuiditas sebagai
36 variabel penguat variabel moderator. Profitabilitas diukur dengan return on
investment ROI, kesempatan investasi diproksikan oleh fixed assets, dan likuiditas sebagai variabel moderat diproksikan oleh current ratio di Bursa Efek
Jakarta.. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Indonesia yang listing di BEJ dan membagikan dividen pada tahun 2002-2003.
Hasil penelitian ini adalah kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas
perusahaan. Likuiditas dapat digunakan sebagai variabel penguat variabel moderator karena memberikan hasil yang signifikan dalam mempengaruhi
profitabilitas dan kesempatan investasi, tetapi dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian
dividen perusahaan. Kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.
Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih 2009 dalam penelitiannya yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi dividen kas perusahaan
manufaktur di bursa efe k indonesia”. Penelitian ini dilakukan selama tahun 2000
– 2005 dengan sampel 17 perusahaan yang dilih melalui purposive sampling, penelitian ini menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis maka
Variabel ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan Earnings Per Share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Cash Dividend. Besarnya
pengaruh variabel Return of Investment ROI, Cash Ratio CsR, Current Ratio CR, Debt Total Asset DTA, dan Earnings Per Share EPS terhadap Cash
Dividend yaitu sebesar 74,3, sedangkan sisanya sebesar 25,7 dipengaruhi oleh