Tingkat hubungan antara masing-masing karakteristik teknis dapat dilihat pada Gambar 5.1.
P e
m b
e ri
a n
P ac
k ag
in g
P e
m b
u at
an P
a c
k a
g in
g
P e
m b
a k
a ra
n
P e
n g
e ca
ta n
P e
n jem
u ran
P e
n g
a m
p el
as a
n
P e
n g
e ro
k a
n
P e
n d
ia m
an C
e ta
k a
n
P e
le p
a sa
n M
al
P e
m be
rs ih
a n
S u
m b
a t
P e
m b
u k
a an
S u
m b
a t
P e
n u
a n
g an
T a
n ah
k e ce
ta k
an
P e
n d
ia m
an T
a n
a h
P e
n y
a ri
n g
a n
P e
n g
a d
u k
a n
P e
n ca
m p
u ran
T a
n a
h
s s
s s
s s
s s
s s
s s
s s
M M
M M
M M
M M
W W
W W
s
W
s
W W
W W
W W
W W
W W
s
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O
O O
O O
O O
O O
O O
O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
O O
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 5.1. Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk
5.2.3.6 Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis Produk Dengan Keinginan Konsumen
Penentuan Relation Matrix dilakukan untuk menentukan tingkat hubungan antara keinginan konsumen dankarakteristik teknis produk. Tingkat hubungan
yang dimaksud dimulai dari skala kuat, sedang, lemah, dan tidak berhubungan sama sekali. Penilaian yang diberikan akan berdasarkan aturan :
- Nilai 9 : menunjukkan hubungan yang kuat
- Nilai 3 : menunjukkan hubungan yang sedang
- Nilai 1 : menunjukkan hubungan yang lemah
Universitas Sumatera Utara
- Nilai 0 : menunjukkan tidak adahubungan sama sekali
Skor hubungan antara keinginan konsumen dan karakteristik teknis dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Keelastisan Tanah Jenis Tanah
Komposisi Tanah Kepadatan Tanah
Pengeringan Pembakaran
Lama Pengeringan Lama Pembakaran
P e
m b
e ri
a n
P ac
k a
g in
g
P e
m b
u at
an P
a c
k a
g in
g
P e
m b
a k
a ra
n
P e
n g
e ca
ta n
P e
n jem
u ran
P e
n g
a m
p el
as a
n
P e
n g
e ro
k a
n P
e n
d ia
m an
C e
ta k
a n
P e
le p
a san
M al
P e
m be
rs ih
a n
S u
m b
a t
P e
m b
u k
a an
S u
m b
a t
P e
n u
a n
g an
T a
n ah
k e ce
ta k
an
P e
n d
ia m
an T
a n
a h
P e
n y
a ri
n g
a n
P e
n g
a d
u k
a n
P e
n c
a m
p u
ran T
a n
a h
9 9
9 9
9 3
9 9
9 9
3 9
3 3
1 3
1 1
1 3
3 1
9 9
3 1
3 1
3 3
3 3
3 1
9 9
3 1
3 1
3 1
9 9
9 9
9 9
9 1
3 9
3 9
3 3
3 9
9 9
9 1
3 1
3 3
3 9
1 3
3 1
3 3
9 3
3 9
3 9
1 1
3 3
1 9
9
Sumber: Pengolahan data
Gambar 5.2. Matriks Hubungan Antara CR dan Karakteristik Teknis
5.2.3.7 Membangun Matriks House of Quality HOQ
Sebelum membangun house of quality HOQ perlu dihitung ukuran kinerja dari HoQ yang terdiri dari tiga aspek yaitu tingkat kesulitan, tingkat
kepentingan dan perkiraan biaya. a.
Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. Perhitungan
dilakukan dengan menterjemahkan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot tadi.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, tingkat kesulitan diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh.
0 – 5 tingkat kesulitannya = 1 6 – 11 tingkat kesulitannya = 2
12 – 17 tingkat kesulitannya = 3 18 – 23 tingkat kesulitannya = 4
24 tingkat kesulitannya = 5 Besar nilai tingkat kesulitan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih
dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara sesama karakteristik teknis.
Bobot untuk pencampuran tanah = 3+2+0+0+0+0+0+1+0+0+1+0+1+0+0 = 8
Tingkat Kesulitan 100
x tikTeknis
Karakteris Bobot
Total Teknis
tik Karakteris
Tiap Bobot
=
Tingkat Kesulitan untuk pencampuran tanah = 1
88 ,
4 878
, 4
100 164
8 ≈
≈ =
×
b. Penentuan derajat kepentingan Besar nilai derajat kepentingan dapat dihitung dengan cara menghitung
terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis.
Perhitungan derajat kepentingan untuk atribut produk dengan karakteristik teknis menggunakan rumus :
100 x
atribut dengan
s tik tekni
karakteris bobot tiap
Total atribut
dengan s
tik tekni karakteris
Bobot tiap n
kepentinga Derajat
=
Universitas Sumatera Utara
Derajat Kepentingan untuk kesesuaian struktur antar komponen= 5
226 ,
5 100
421 1
9 3
9 ≈
= ×
+ +
+ +
+ +
+
c. Perkiraan biaya Faktor tingkat kesulitan dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya karena
semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin mahal pula alokasi biayanya.
Total bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis produk yaitu, sebagai berikut :
= 1+2+2+2+1+2+1+2+2+2+2+2+2+2+1+2 = 28
Perkiraan Biaya untuk pencampuran tanah =
4 571
, 3
100 28
1 ≈
= ×
Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya dapat dilihat pada Tabel 5.27.
Tabel 5.27. Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya
Tingkat Kesulitan 1
2 2
2 1
2 1
2 2
2 2
2 2
2 1
2
Derajat Kepentingan
5 6
3 8
5 5
8 10 10 9
4 12
4 12 1
1
Perkiraan Biaya 4
7 7
7 4
7 4
7 7
7 7
7 7
7 4
7 Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya, selanjutnya dibuat matriks HoQ. Adapun QFD produk dapat dilihat
pada Gambar 5.3.
Universitas Sumatera Utara
Customer Requirement Customer Importance
KARAKTERISTIK TEKNIK
Net Sales
Importan ce
Weight Relativ
e Weight
4 5
5 3
4 3
Kg -
M3 s
s M3
S -
-
5 4
s -
- s
C -
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Gambar 5.3. Rekapitulasi QFD
Hasil pengolahan QFD menunjukkan bahwa seluruh proses memiliki tingkat kesulitan yang sama kecuali pencampuran tanah, penuangan, pembersihan
sumbat dan pembuatan pencetakan yaang relatif lebih mudah. Sedangkan proses dengan tingkat kepentingan paling tinggi yaitu proses penjemuran dan
pembakaran dengan nilai 12. Karakteristik teknis dan tingkat kesulitan weighting kemudian akan digunakan untuk pengolahan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Membangun Quality Function Deployment QFD Fase II 5.2.4.1.Menetapkan Karakteristik Teknis Prioritas Berdasarkan QFD Fase I
Karakteristik teknis yang diperoleh dari QFD Fase I dijadikan sebagai input untuk melaksanakan pengolahan pada QFD Fase II. Karakteristik teknis
prioritas ditentukan dengan menentukan rangking berdasarkan bobot yang terbesar dari tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Bobot
terbesar terdapat pada pembakaran dan penjemuran. Karakteristik teknik prioritas pada QFD dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Tabel 5.28. Karakteristik Teknik Produk No
Karakteristik Teknis Produk
1 Pembakaran
2 Penjemuran
3 Pelepasan mal
4 Pendiaman cetakan
5 Pengerokan
6 Pendiaman Tanah
7 Pembersihan sumbat
8 Pengadukan
Sumber: Hasil pengolahan data
5.2.4.2.Menetapkan Part Kritis
Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk wastafel. Part kritis diperoleh dari literatur mengenai produk wastafel
dan wawancara dengan manajer produksi di PT.Prima Indah SanitonRonald G. Day, 1993. Part kritis pada produk wastafel dapat dilihat pada Tabel 5.29.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.29. Part KritisProduk Wastafel No
Part Kritis
1 Jumlah air
2 Jumlah feldspar
3 Jumlah kuarsa
4 Jumlahtanah liatkaolin
Sumber: Hasil pengumpulan data
5.2.4.3.Menetapkan Hubungan antara Part Kritis Penyusunan matriks design deployment langkah selanjutnya adalah
membandingkan hubungan antara masing-masing part kritis. Pada tahap ini ditentukan hubungan antara masing-masing part kritis yang ada untuk dianalisis
apakah antara part kritis tersebut terdapat hubungan yang kuat, sedang ataupun lemah.
Penggambarkan tingkat hubungan antara masing-masing part kritis yang ada berdasarkan pada simbol berikut:
S : menunjukkan hubungan kuat
= 3 M
: menunjukkan hubungan sedang = 2
W : menunjukkan hubungan lemah
= 1 O
: tidak terdapat hubungan = 0
Tingkat hubungan antara masing-masing part kritis dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Air Jumlah Feldspar
Jumlah KaolinTanah Liat Jumlah Kuarsa
S S
S S
M W
Sumber:Pengolahan data
Gambar 5.4. Hubungan Part Kritis Produk Wastafel
5.2.4.4.Menetapkan Hubungan antara Karakteristik Teknis dengan Part Kritis
Langkah selanjutnya dalam penyusunan matriks design deployment adalah membandingkan hubungan antara part kritis dengan karakteristik teknis. Tingkat
hubungan antara masing-masing part kritis yang ada menggunakan simbol sebagai berikut:
- Nilai 9 : menunjukkan hubungan yang kuat
- Nilai 3 : menunjukkan hubungan yang sedang
- Nilai 1 : menunjukkan hubungan yang lemah
- Nilai 0 : menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali
Penetapan nilai yang menyatakan tingkat hubungan dapat dilihat pada Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Jum la
h A
ir
Jum la
h F el
ds pa
r
Jum la
h K
ua rsa
Jum la
h K aol
in T
ana h L
ia t
Pembakaran 9
9 3
9 Penjemuran
9 3
3 9
Pelepasan mal 3
1 1
9 Pendiaman cetakan
3 9
Pengerokan 3
3 Pendiaman Tanah
9 1
1 9
Pembersihan sumbat 3
3 Pengadukan
9 9
9 9
Sumber: Pengolahan data
Gambar 5.5. Hubungan Antar Part Kritis dan Spesifikasi Teknis Produk Wastafel
5.2.4.5.Penentuan Technical Matrix
Penentuan Technical Matrix dilakukan berdasarkan ukuran kinerja dari QFD fase 2 yang terdiri dari tiga aspek yaitu tingkat kesulitan, tingkat
kepentingan dan perkiraan biaya. a.
Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan part kritis. Perhitungan dilakukan
dengan menterjemahkan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap part kritis dengan jumlah bobot tadi. Selanjutnya, tingkat
kesulitan diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh.Besar nilai tingkat kesulitan dapat dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu total
Universitas Sumatera Utara
bobot untuk masing-masing hubungan antara sesama part kritis. Sebagai contoh perhitungan tingkat kesulitan untuk dimensi jumlah airyaitu:
Bobot jumlah air= 3 + 2 + 3 = 8 Tingkat Kesulitan
100 x
Kritis Part
Bobot Total
Krits Part
Tiap Bobot
=
Tingkat Kesulitan untuk jumlah air = 4
27 667
, 26
100 30
8 =
≈ =
×
Perhitungan tingkat kesulitan yang telah direkapitulasi dapat dilihat pada Tabel 5.30.
Tabel 5.30. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitan Part Kritis
Tingkat Kesulitan
Jumlah air 4
Jumlah feldspar 3
Jumlah kuarsa 3
Jumlah tanah liat 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data
b. Penentuan derajat kepentingan Besar nilai derajat kepentingan dapat dihitung dengan cara menghitung
terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis
Perhitungan derajat kepentingan untuk karakteristik teknis dengan part kritis menggunakan rumus :
100 x
PartKritis dengan
Teknis tik
Karakteris Bobot
Total PartKrits
dengan Teknis
tik Karakteris
Tiap Bobot
=
Derajat kepentingan untuk jumlah air yaitu:
Universitas Sumatera Utara
: 405
, 30
100 148
9 3
9 3
3 9
9 =
× +
+ +
+ +
+ +
= 30 Perhitungan derajat kepentingan yang telah direkapitulasi dapat dilihat
pada Tabel 5.31.
Tabel 5.31. Rekapitulasi Perhitungan Derajat Kepentingan Part Kritis
DerajatKepentingan
Jumlah air 30
Jumlah feldspar 18
Jumlah kuarsa 11
Jumlah tanah liat 41
Sumber: Hasil Pengolahan Data
c Perkiraan biaya
Faktor tingkat kesulitan dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya karena semakin sulit suatu part kritis dibuat, akan semakin mahal pula alokasi
biayanya. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persen dan dipengaruhi berbagai pertimbangan dari si perancang sendiri.
Total bobot perkiraan biaya dari part kritis produk yaitu, sebagai berikut : = Σ tingkat kesulitan 1 + tingkat kesulitan 2 + ..... + tingkat kesulitan 4
= 4+3+3+5 = 15
Perkiraan Biaya untuk jumlah air yaitu: =
27 27
, 26
100 15
4 ≈
= ×
Perhitungan Perkiraan biaya yang telah direkapitulasi dapat dilihat pada Tabel 5.32.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.32. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya Part Kritis
Perkiraan biaya
Jumlah air 27
Jumlah feldspar 20
Jumlah kuarsa 20
Jumlah tanah liat 33
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Tingkat kesulitan Tingkat kesulitan
Derajat kepentingan Derajat kepentingan
Perkiraan biaya Perkiraan biaya
4 4
3 3
3 3
5 5
27 27
20 20
20 20
33 33
30 30
18 18
11 11
41 41
Jumlah Air Jumlah Feldspar
Jumlah KaolinTanah Liat Jumlah Kuarsa
Sumber: Hasil pengolahan data
Gambar 5.6 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan Perkiraan Biaya
Data-data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya direkapitulasi dengan menggunakan matriks design deployment. QFD Fase II
produk Wastafel dapat dilihat pada Gambar 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Pembakaran Penjemuran
Pelepasan mal
Pembersihan sumbat 9
9 9
3
1 9
9 1
3 9
9 3
1 3
9 1
3 9
3 3
3 3
Atribut
3 9
9 9
2
2 2
2 2
2
2
Part Kritis
Pendiaman Tanah Pengerokan
Pendiaman cetakan
Pengadukan 2
Jumlah Air Jumlah Feldspar
Jumlah KaolinTanah Liat Jumlah Kuarsa
S S
S S
M W
Sumber: Hasil pengolahan data
Gambar 5.7. QFD Fase II ProdukWastafel
Kesimpulan yang diperoleh dari Gambar 5.15. yaitu part yang paling penting untuk segera diperbaiki adalah jumlah tanah liat dan jumlah air yang
memiliki tingkat kesulitan dengan nilai 5 dan 4, derajat kepentingan dengan nilai 41 dan 30 serta perkiraan biaya dengan nilai 33 dan 27. Ronald G. Day, 1993.
Part yang paling penting diperbaiki ini kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan metode design for manufacturing Jack B. Revelle, 1998
Universitas Sumatera Utara
5.2.5. Pengolahan Design for Manufacture DFM