Saran Kebutuhan Keluarga Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga (Studi Kasus Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

127 Strategi jaringan adalah jaringan yang dimaksud adalah relasi sosial Ibu tunggal, baik secara formal dengan lingkungan sosial dan lingkungan kelembagaan. Pemanfaatan jaringan inii terlihat jelas dalam mengatasi masalah ekonomi dengan pinjam uang kepada tetangga yang dilandasi modal kepercayaan trust Ibu tunggal berusaha menciptakan hubungan yang harmonis dahulu sesama tetangga di sekitar tempat tinggal mereka agar kalau seandainya mereka membutuhkan bantuan maka para tetangga bersedia membantu. Selain meminjam kepada tetangga ada juga Ibu tunggal yang menggadaikan barang berharga ke pegadaian untuk mendapat uang ketika mendesak dan juga meminjam ke rentenir atau koperasi serta memanfaatkan jaringan sosial pemerintah seperti bantuan beasiswa keluarga miskin untuk biaya sekolah anak mereka dan juga RASKIN yang mereka manfaatkan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Masyarakat di Desa Namo Bintang harus tetap mempertahankan hubungan kekeluargaan yang didasarkan pada hubungan gotong royong dan tolong menolong, saling percaya dan hubungan timbal balik yang bersifat kekeluargaan agar jika terjadi tekanan ekonomi dapat memanfaatkan jaringan sebagai alternatif untuk meringankan masalah keuangan. 2. Ibu sebagai orang tua tunggal harus mampu mencari bebagai informasi mengenai harga barang yang efisien agar dapat menekan pengeluaran baik konsumsi maupun pangan. Dilihat dari kebutuhannya pendidikan juga adalah hal yang penting, untuk itu Ibu tunggal bisa mensiasati anak agar Universitas Sumatera Utara 128 dapat terus bersekolah misalnya dengan mengurangi biaya transport dan jajan anak. Ibu tunggal harus lebih kreatif lagi dalam mencari berbagai alternatif lain untuk menambah penghasilan.Tingkat kesadaran Ibu tunggal terhadap menabung perlu ditingkatkan lagi agar bisa menghadapi kebutuhan yang mendesak. Universitas Sumatera Utara 12 BAB VI : PENUTUP Bab ini beriskan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga pada umumnya adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain, keluarga tetaplah merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada di dalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan cirri-ciri tersebut karena tumbuhnya mereka kearah pendewasaan. Menurut Horton dan Hunt 1987 istilah keluarga umumnya digunakan untuk menunjuk beberapa pengertian sebagai berikut: 1 suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama, 2 suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan, 3 pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak, 4 pasangan nikah yang mempunyai anak dan 5 satu orang baik duda maupun janda dengan beberapa anak Narmoko dan Suyanto, 2004:91. Universitas Sumatera Utara 13 Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggotanya Harmoko,2012 : 11. Menurut Burgess 1962 Keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunanhubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaankebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri Harmoko, 2012 : 8. 2.1.2ciri-ciri keluarga Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Walaupun sulit untuk menentukan atau mencari persamaan-persamaan dan cirri-ciri pada semua keluarga, paling tidak terdapat ciri-ciri keluarga secara umum dan khusus, yang akan terdapat pada keluarga dalam bentuk dan tipe apapun. a. Ciri- ciri Umum Ciri-ciri umum keluarga antara lain seperti yang dikemukakan oleh Mac Iver dan Page dalam Khairudin 1997 : 6 : 1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. Universitas Sumatera Utara 14 2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara. 3. Suatu sistem tata nama, termasuk bentuk perhitungan garis keturunan. 4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan- kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturuna dan membesarkan anak. 5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga. Terdapat 4 kharakteristik keluarga yang terdapat pada semua keluarga dan juga untuk membedakan keluarga dari kelompok-kelompok sosial lainnya yaitu Burgess dan Locke dalam Khairuddin 1997 : 6 : 1. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi. Pertalian antara suami dan isteri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah dan kadang kala adopsi. 2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan suatu rumah tangga. 3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami isteri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan. Peranan- peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat . Universitas Sumatera Utara 15 4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umuum, tetapi dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan keluarga lainnya. b. Ciri-ciri khusus Organisasi keluarga dalam beberapa hal tidaklah sama dengan asosiasi lainnya, disamping memiliki cirri-ciri umum sebagai suatu organisasi lazimnya, keluarga juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut : 1. Kebersamaan : keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal diantara bentuk-bentuk organisasi sosial lainnya. Dia dapat ditemui dalam semua masyarakat, pada semua tingkat perkembangan sosial, dan terdapat pada tingkatan manusia yang paling rendah sekalipun. 2. Dasar-dasar emosional : hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawinan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang tua. Ini dibentengi oleh pria dengan arti yang mendalam dan ikatan kelompok yang erat tentang emosi-emosi sekunder, dari cinta romantic sampai pada kebanggaan akan rasa dan kasih sayang perkawinan sampai pada keinginan untuk menjaga perekonomian rumah tangga dari kec emburuan yang dimiliki individu sampai kepada hasrat untuk hidup abadi yang sangat menyusahkan. 3. Pengaruh perkembangan: hal ini merupakan lingkaran kemasyarakatan yang paling awal dari semua bentuk kehidupan yang tinggi termasuk Universitas Sumatera Utara 16 manusia, dan pengaruh perkembangan yang paling besar dalam kesadaran hidup yang mana merupakan sumbernya. Pada khususnya hal ini membentuk kharakter individu lewat pengaruh kebiasaan- kebiasaan organis maupun mental. 4. Ukuran yang terbatas : keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya, yang dibatasi oleh kondisi-kondisi biologis yang tidak dapat lebih tanpa kehilangan identitasnya. Oleh sebab itu keluarga merupakan skala yang paling kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur sosial, dan khususnya dalam masyarakatyang sudah beradab dimana keluarga secara utuh terpisah dari kelompok kekerabatan. 5. Posisi inti dalam struktur sosial : keluarga merupakan inti dari organisasi sosial lainnya, kerap di dalam masyarakat yang masih sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebih maju. Struktur sosial secara keseluruhan dibentuk dari satuan-satuan keluarga. 6. Tanggung jawab para anggota : keluarga memiliki tuntutan-tuntutan yang lebih besar dan kontinyu daripada yang biasa dilakukan oleh asosiasi-asosiasi lainnya. Keluargamengarahkan laki-laki dan perempuan juga untuk memperlihatkan kepada yang lain baha diri mereka sendiri mempunyai suatu tugas-tugas yang sukar dan suatu tanggung jawab yang berat. 7. Aturan kemasyarakatan : perjanjian perkawinan antara laki-laki dan perempuan, pada masyarakat keluarga merupakan salah satu asosiasi yang dengan persetujuan kelompok dapat dengan bebas masuk tetapi Universitas Sumatera Utara 17 tidak bebas untuk meninggalkan atau membubarkannya, walaupun dengan persetujuan bersama. 8. Sifat kekekalan dan kesementaraannya : sebagai institusi, keluarga merupakan sesuatu yang demikian permanen dan universal, dan sebagai asosiasi merupakan organisasi yang paling bersifat sementara dan yang paling mudah berubah dari seluruh organisasi-organisasi penting lainnya dalam masyarakat. Jadi keluarga dapat didefenisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri , berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri,ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan perempuan, dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama.

2.1.3 Fungsi Keluarga

Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada di dalamnya memiliki tugas masing – masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau di luar keluarga. Fungsi disini mengacu pada peran individu dalam mengetahui, yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. Mengetahui fungsi keluarga sangat penting sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis. Munculnya krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak berfungsinya salah satu fungsi keluarga. Universitas Sumatera Utara 18 Fungsi pokok keluarga menurut Khairuddin 1985: 59- 60 antara lain ”fungsi biologik, fungsi afeksi, dan fungsi sosialisasi”. 1 Fungsi Biologik Keluarga merupakan tempat lahir dan tumbuh kembang anak sehingga merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, fungsi ini berubah karena sekarang kebanyakan keluarga cenderung memiliki anak yang sedikit hal ini dipengaruhi oleh faktor –faktor, perubahan tempat tinggal dari desa ke kota, makin sulit fasilitas perumahan, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai sukses material keluarga, banyak anak dipandang sebagai hambatan untuk mencapai kemesraaan keluarga, meningkatnya taraf pendidikan wanita mengakibatkan berkurangnya fertilitanya, berubah dorongan dari agama agar keluarga memiliki banyak anak, semakin banyak orang tua bekerja di luar rumah dan makin meluas pengetahuan dan penggunaan alat kontrasepsi 2 Fungsi Afeksi Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi yang tumbuh akibat hubungan cinta kasih atas dasar perkawinan. Dari hubungan ini terjalinlah hubungan yang didasari kasih sayang, persaudaran, persahabatan, persamaan pandangan mengenai nilai –nilai yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak, dalam menghadapi perkembangan zaman. Suasana kasih sayang ini tidak terdapat pada institusi lain. 3 Fungsi Sosialisasi Universitas Sumatera Utara 19 Peran keluarga adalah dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi sosial dalam keluarga. Anak –anak mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita –cita dan nilai–nilai dalam masyarakat melalui keluarga dalam perkembangan pribadinya. Keluarga adalah agen sosialisasi yang penting bagi anak-anak karena dengan mengajarkan kepada anggotanya mengenai aturan hidup dan menjadi seseorang yang memiliki tingkah laku baik sesuai dengan harapan masyarakat. Didalam sebuah keluarga bagi anggotanya selain memberikan asuhan, perlindungan dan perawatan, kasih sayang yang terbaik, mengajarkan kepada anak-anak tentang pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan. Fungsi sosialisasi ini berlaku dari sejak anak lahir dengan melakukan imitasi terhadap orang tua sampai ia dewasa dan memiliki karakter yang khas, selain keluarga didukung oleh agen sosialisasi yang lain yaitu lembaga pendidikan, teman sebaya dan media. 2.2 Orang tua Tunggal 2.2.1 Pengertian Orang tua Tunggal Orang tua tunggal atau adalah proses pengasuhan anak, hanya ada salah satunya, ayah atau ibu. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak- anak. Ayah dan ibu berperan sebagai orangtua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan ini menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan single parent. http:www.psychologymania.com, diakses pada 14 November 2015 pukul 18.00 WIB Orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari orang tua tunggal baik Ayah atau Ibu sebagai akibat perceraian dan kematian. Orang tua tunggal juga Universitas Sumatera Utara 20 dapat terjadi pada lahirnya seorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah dan pemeliharaannya menjadi tanggung jawab ibu. Keluarga orang tua tunggal dapat diakibatkan oleh perceraian, kematian, orang tua angkat, dan orang tua yang berpisah tempat tinggalnya.Suhendi dan Wahyu 2001:401.

2.2.2 Penyebab Orang tua Tunggal

Goode, William. J 2007: 184, keluarga single parent atau keluarga dengan orang tua tunggal, adalah “keluarga yang mengalami kekacauan keluarga yakni pecahnya suatu unit keluarga, terputus atau retaknya struktur peran sosial apabila salah satu atau beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran secukupnya“. Terjadinya kekacauan dalam keluarga disebabkan sebagai berikut: a Ketidaksahan Ketidakasahan merupakan unit keluarga tidak lengkap, hal ini diakibatkan karena ayah atau ibu tidak ada, seperti terjadinya kehamilan diluar nikah atau fenomena bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah kemudian mengadopsi anak. Oleh karena itu tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan peranannya. b Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan Terputusnya keluarga akibat salah satu atau pasangan baik dari ayah atau ibu memutuskan untuk berpisah atau bercerai dengan alasan tidak ada lagi kecocokan, kekerasan dalam rumah tangga, adanya konfik atau pertengkaran yang berkepanjangan . Sehingga untuk selanjutnya salah satu pasangan tidak melaksanakan kewajiban perannya lagi. c “Keluarga selaput kosong“ Dalam hal ini keluarga tetap tinggal bersama tetapi tidak saling menyapa, tidak rukun, dan tidak saling bekerjasama, serta tidak ada rasa kasih sayang, sehingga Universitas Sumatera Utara 21 keluarga dianggap gagal dalam memberikan dukungan emosional antar anggota keluarga. d Ketiadaan seorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan Keadaan keluarga yang terpecah atau tidak utuh disebabkan karena ayah atau ibu meninggal, dipenjara, dalam peperangan, dalam bencana dll, hal ini akan menimbulkan kehilangan dan kesedihan yang mendalam bagi anggota keluarga. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga yang mengakibatkan seseorang menjadi orang tua tunggal yang berarti akan membawa seseorang untuk beradapatasi dengan kondisi yang baru yakni penambahan peran dan serangkaian tugas-tugas ganda yang harus dilakukan. Orang tua tunggal yang disebabkab karena adanya hubungan diluar nikah atau bagi seorang wanita atau laki-laki yang tidak mau menikah kemudian mengadopsi anak pada kasus ini dibutuhkan motivasi dan dukungan yang lebih dari keluarganya karena perlu kesiapan yang matang baik secara mental maupun finansial untuk menjadi orang tua tunggal. Sedang orang tua tunggal yang karena adanya kematian dan sakit dirasa kondisi tersebut seseorang dianggap memiliki tingkat kematangan yang tinggi sehingga diharapkan mampu mengatasi segala perubahan yang terjadi.

2.2.3 Akibat Orang tua Tunggal

Setiap status dan peranan yang dimiliki oleh seseorang memiliki akibat, termasuk juga status wanita yang menjadi orang tua tunggal, berikut beberapa akibat yang ditimbulkan karena perubahan status menjadi orang tua tunggal: 1. Peran Ganda Wanita yang menjadi orang tua tunggal menurut terdapat proses penyesuaian kembali readjustment dalam hal perubahan peran sebagai suami- Universitas Sumatera Utara 22 istri dan memperoleh peran baru, salah satu contoh penyesuaian yang dimaksud adalah dalam hal ekonomi, seperti diketahui bahwa masalah makin meningkatnya kebutuhan hidup akan lebih berat jika dialami oleh wanita yang sebelumnya menggantungkan hidup pada seorang suami atau memilih tidak bekerja. Banyak wanita yang setelah menikah dilarang bekerja oleh suaminya untuk mengurus keluarga. Pada saat ditinggalkan oleh suaminya meninggal atau bercerai, tidak ada kestabilan secara ekonomi. Saat mencoba mencari pekerjaan, tingkat penghasilan tidak terlalu besar karena faktor pengalaman kerja yang masih minim. Belum lagi belum terbiasa dalam mengurus keluarga sekaligus mencari nafkah,sehingga hal ini menambah hal persoalan ekonomi. Keadaan akan menjadi sulit apabila jika anak tidak mempunyai ayah yang syah, atau ayah yang “salah” kewajiban peran orang tua terhadap anak menjadi kacau atau tidak dijalankan, atau bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan, misalkan saja anak yang orang tuanya tidak menikah tidak diakui oleh keluarga ayahnya, dan baik ayah maupun keluarganya hanya mempunyai sedikit kewajiban hukum terhadap si anak, dan tentu saja ini merugikan bagi ibu sebagai orang tua tunggal yang membesarkan sendiri anaknya. Pentingnya sebuah pernikahan orang tua bagi anak yang lahir diluar pernikahan membuat anak tersebut memiliki ikatan secara hukum dengan orangtuanya, sehingga ketiadaan bapak yang syah akan lebih menyulitkan. 2. Krisis Percaya Diri Masalah utama orang tua tunggal adalah masalah kepercayaan diri orang tua tunggal di tengah masyarakat, wanita orang tua tunggal karena bercerai kehilangan kehormatannya di tengah-tengah masyarakat walaupun ia tidak Universitas Sumatera Utara 23 dikucilkan sama sekali, begitu juga dengan Wanita orang tua tunggal yang hidup pada masyarakat yang memegang nilai-nilai ketimuran, diharapkan untuk tidak lansung menikah pasca suaminya meninggal, apabila wanita tersebut tidak memenuhi harapan tersebut maka wanita tersebut akan menjadi bahan gunjingan masyarakat, yang tentu saja menurunkan kepercayaan diri wanita tersebut. 3. Kenakalan Remaja Rumah tangga yang mengalami disorganisasi dikarnakan perceraian umumnya berdampak pada timbulnya kenakalan pada remaja, khususnya angka kenakalan remaja lebih tinggi pada remaja yang mengalami disorganisasi keluarga karena orangtuanya bercerai daripada yang disebabkan oleh kematian salah satu orangtuanya, kenakalan remaja ini timbul karena ketiadaan model peran yang yang memuaskan bagi anak untuk dijadikan contoh bagi anak untuk melakukan penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sosial Goode, 1991:201- 202. 2.3 Strategi Bertahan Hidup 2.3.1 Pengertian strategi Bertahan Hidup Coping Strategies Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana Ibu sebagai orang tua tunggal mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB menyatakan bahwa defenisi dari strategi bertahan hidup coping strategies sebagai kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagi permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam Universitas Sumatera Utara 24 mengelola segenap aset yang dimilikinya. Suhartono. 2007. http:www.policy.hu diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB Berdasarkan konsepsi ini, Mosser membuat kerangka analisis yang disebut “The Aset Vulnerability Framework”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset yang dapat digunakan untuk melakukan penyesuaian atau pengembangan strategi dalam mempertahankan kelangsungan hidup: 1. Aset tenaga kerja Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam bekerja untuk membantu ekonomi rumah tangga 2.Aset modal manusia Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas seseorang atau bekerja atau ketrampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja terhadap tenaga yang dikeluarkannya. 3.Aset produktif Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman untuk keperluan hidupnya. 4.Aset relasi rumah tangga atau keluarga Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar dan kelompok etnis. 5.Aset modal sosial Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga sosial lokal, arisan dan pemberi kredit dalam proses dan sistem perekonomian keluarga. Rumah tangga Ibu sebagai orang tua tunggal yang menerapkan strategi bertahan hidup pada umumnya berada pada garis kemiskinan yang dicirikan oleh kepemilikan lahan atau asset sumber daya yang terbatas. Tumpuan pendapatan Universitas Sumatera Utara 25 diandalkan pada curahan tenaga dan keterampilan yang terbatas pula. Pekerjaan atau status sosialnya relatif lebih rendah dari pekerjaan formal. Rumah tangga Ibu orang tua tunggal umumnya memaksimalkan penggunaan tenaga kemudian aset atau sumber daya yang terbatas. Rumah tangga orang tua tunggal wanita yang menerapkan strategi bertahan hidup biasanya identik dengan pengeluaran rumah tangga didominasi oleh pengeluaran kebutuhan pangan, memiliki anggota rumah tangga yang besar, dalam acara kegiatan sosial seperti pernikahan atau kerja bakti, rumah tangga dengan strategi bertahan hidup biasanya menyumbang tenaga karena tidak mampu memberi sumbangan berupa uang, rumah tangga dengan strategi bertahan hidup memiliki rumah yang sederhana dan kecil, umumnya Ibu sebagai orang tua tunggal yang menerapkan strategi bertahan hidup banyak pula yang terpaksa menjadi buruh tani, buruh cuci dan bekerja secara serabutan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi bertahan hidup orang tua tunggal wanita adalah suatu tindakan atau cara orang tua tunggal wanita yang tergolong miskin untuk tetap bisa bertahan hidup di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Setiap keluarga orang tua tunggal biasanya menerapkan berbagai macam strategi untuk bertahan hidup. Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan strategi bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Strategi bertahan hidup dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu srategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Suhartono. 2007. http:www.policy.hu diakses pada tanggal 12 Januari 2016 pukul 15.00 WIB Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci strategi-strategi bertahan hidup yang umumnya digunakan Ibu sebagai orang tua tunggal. Universitas Sumatera Utara 26 1. Strategi Aktif Strategi aktif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Strategi aktif merupakan strategi yang dilakukan keluarga miskin dengan cara mengoptimalkan segala potensi keluarga misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan apapun demi menambah penghasilannya. Strategi aktif yang biasanya dilakukan Ibu sebagai orang tua tunggal adalah dengan memaksimalkan penghasilan atau mencari penghasilan tambahan dengan cara melakukan pekerjaan sampingan. Andrianti dalam Kusnadi, 2000:192 salah satu strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi kesulitan ekonomi adalah dengan mendorong para isteri untuk ikut mencari nafkah. Bagi masyarakat yang tegolong miskin mencari nafkah bukan hanya menjadi tanggungjawab suami semata tetapi menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga sehingga pada keluarga yang tergolong miskin isteri juga ikut bekerja demi membantu menambah penghasilan dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi aktif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan seseorang atau keluarga dengan cara memaksimalkan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki keluarga mereka. 2 . Strategi Pasif Strategi pasif merupakan strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminimalisir pengeluaran keluarga. Strategi pasif adalah strategi bertahan hidup dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga misalnya biaya untuk Universitas Sumatera Utara 27 sandang, pangan, pendidikan, dan sebagainya. Strategi pasif yang biasanya dilakukan oleh Ibu sebagai orang tua tunggal adalah dengan membiasakan hidup hemat. Hemat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sikap berhati-hati, cermat, tidak boros dalam membelanjakan uang. Sikap hemat merupakan budaya yang telah dilakukan oleh masyarakat desa terutama masyarakat desa yang tergolong dalam orang tua tunggal miskin. Menurut Kusnadi 2000:8 strategi pasif adalah strategi dimana individu berusaha meminimalisir pengeluaran uang, strategi ini merupakan salah satu cara masyarakat miskin untuk bertahan hidup. Pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh Ibu tunggal di Desa Namo Bintang pendapatan mereka relatif kecil dan tidak menentu sehingga Ibu tunggal di Desa Namo Bintang lebih memprioritaskan kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Pola hidup hemat dilakukan Ibu tunggal agar penghasilan yang mereka terima bisa untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka. Ibu sebagai orang tua tunggal biasanya menerapkan hidup hemat dengan cara berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Sikap hemat terlihat pada kebiasaan keluarga Ibu tunggal yang membiasakan untuk makan dengan lauk seadanya dan hanya membeli daging ketika hari besar seperti hari raya idul fitri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi pasif adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan Ibu sebagai orang tua tunggal dengan cara selektif, tidak boros dalam mengatur pengeluaran keluarga. 3.Strategi Jaringan Strategi jaringan adalah strategi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan sosial. Strategi jaringan merupakan strategi bertahan Universitas Sumatera Utara 28 hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan misalnya meminjam uang kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya. Menurut Kusnadi 2000:146 strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika membutuhkan uang secara mendesak. Secara umum strategi jaringan sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang tergolong miskin adalah dengan meminta bantuan pada kerabat atau tetangga dengan cara meminjam uang. Budaya meminjam atau hutang merupakan hal yang wajar bagi masyarakat desa karena budaya gotong royong dan kekeluargaan masih sangat kental dikalangan masyarakat desa. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan Ibu sebagai orang tua tunggal adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang pada kerabat, bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya. Bantuan sosial yang diterima Ibu tunggal merupakan modal sosial yang sangat berperan sebagai penyelamat ketika keluarga Ibu tunggal yang tergolong miskin membutuhkan bantuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal maupun informal ketika dalam kesulitan, seperti meminjam uang ketika memerlukan uang secara mendadak.

2.3.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Universitas Sumatera Utara 29 Berikut ini akan peneliti deskripsikan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan strategi coping yang telah ditulis oleh peneliti terdahulu. Pertama, penelitian Artanto Ridho Laksono. Tahun 2008. Dengan judul ”Pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal”. Orang tua tunggal adalah seseorang yang memegang tanggung jawab untuk melindungi, membimbing dan merawat anaknya seorang diri atau mengadopsi anak sendirian atau individu yang membimbing anak atau anak-anaknya sendirian, tanpa adanya pasangan, untuk jangka waktu yang lama dan relatif permanen. Keluarga dengan orang tua tunggal dideskripsikan sebagai satu orang tua, orang tua yang sendiri, atau keluarga dengan orang tua solo Weinraub Gringlas dalam Susman, Steinmetz Peterson, 1993. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa alasan pemecahan masalah wanita sebagai orang tua tunggal adalah mereka berusaha mengidentifikasi masalah yang timbul kemudian mencari alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai dengan kondisi yang dialami selanjutnya memilih atau menetukan salah satu alternatif yang paling sesuai dengan kondisi yang dialami dan berusaha mewujudkan alternatif yang dipilih dengan tindakan nyata, pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal digolongkan menjadi 5 lima bentuk, yaitu 1 membutuhkan bantuan orang lain, 2 berserah diri, 3 berpikir positif, 4 berusaha, 5 berdoa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi wanita sebagai orang tua tunggal dalam memecahkan masalah, yaitu 1 tingkat pendidikan, 2 usia, 3 kreatifitas, 4 kepercayaan diri, 5 lingkungan sosial. Universitas Sumatera Utara 30 Kedua, penelitian kedua dilakukan oleh Kristina Sembiring mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Kesejahteraan Sosial tahun 2005 dengan judul “ Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas ARON Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kaban Jahe Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini adalah pendapatan para buruh harian lepas aron yang tinggal di kelurahan Padang Mas masih sangat rendah sehingga mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan melakukan strategi seperti mencari pekerjaan sampingan. Kondisi pangan pada umumnya hanya seadanya dan kurang memenuhi standar gizi, walaupun mereka bekerja di sektor pertanian tetapi sebagian besar dari mereka masih membeli bahan makanan. Kondisi perumahan pada umumnya menyewa dengan kondisi fisik semi permanen dan papan serta hanya memiliki satu kamar tidur. Apabila keluarga menderita sakit biasanya hanya dibawa ke puskesmas atau membeli obat di warung karena lebih efektif, sedangkan anak dalam keluarga hanya sebagian kecil yang dapat melanjutkan sekolah sampai ke tingkat Perguruan Tinggi, tamat SMA saja mereka sudah sangat bersyukur. Karena pendapatan yang minim maka para buruh harian lepas ini memerlukan strategi bertahan yaitu dengan meningkatkan asset yang ada seperti mencari pekerjaan sampingan baik itu memulung barang bekas atau menggarap lahan sewaan. Selain itu mengubah pola konsumsi juga bisa dilakukan misalnya dengan membeli barang-barang murah dan pengubahan komposisi keluarga juga dapat dilakukan dengan menitipkan anak pada keluarga lain untuk mengurangi beban tanggungan keluarga. Ketiga, Penelitian ketiga dilakukan oleh Yusfredy Ariswandha mahasiswa Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara 31 tahun 2010 dengan judul “Bentuk-bentuk Strategi Bertahan Hidup Nelayan Tradisional dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga: Studi Deskriptif pada Nelayan Tradisional di Pantai Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi”. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk strategi bertahan hidup nelayan tradisional dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Pantai Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi antara lain: 1 mencari pekerjaan sampingan baik disektor kelautan maupun disektor lain. Pekerjaan sampingan yang dilakukan nelayan tradisonal antara lain bekerja sebagai servis jaring tarik dan servis perahu sampan. Di luar sektor kelautan biasanya nelayan bekerja sebagai kuli bangunan atau batu di luar desa, tukang becak, membuka usaha kecil seperti warung 2 mengatur pola konsumsi keluarga 3 memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang kepada saudara atau tetangga. Dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang mendasar seperti subyek penelitian, lokasi penelitian, hasil penelitian dsb, meskipun terdapat kesamaan dalam bidang kajian yaitu strategi bertahan hidup. Sebagai bahan perbandingan, disini peneliti mengambil judul “Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga ”. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti strategi pada Ibu sebagai orang tua tunggal. Karena, kondisi ini dimungkinkan banyak permasalahan yang menarik untuk diteliti. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan atau sumbang pemikiran pada keilmuan kesejahteraan sosial. Tema ini juga pernah diangkat oleh peneliti lain. Adanya hasil penelitian Universitas Sumatera Utara 32 terdahulu, menjadi referensi peneliti. Tapi peneliti yakin nantinya, hasil dari penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian terdahulu. Karena ditinjau dari judul, subyek penelitian dan lokasi penelitian sudah dapat dilihat perbedaan.

2.4 Kebutuhan Keluarga

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia, kebutuhan yang wajib dipenuhi manusia adalah kebutuhan hidup. Menurut Gilarso 2002:19 kebutuhan hidup adalah kebutuhan yang minimal harus dipenuhi untuk hidup layaknya manusia. Menurut Mangkunegara 2002:5 kebutuhan muncul akibat adanya dorongan dalam diri manusia dan kenyataan bahwa manusia memerlukan sesuatu untuk tetap bisa bertahan hidup. Setiap keluarga memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda dan beranekaragam. Perbedaan tingkat kebutuhan keluarga juga terlihat pada keluarga orang tua tunggal di Desa Namo Bintang yang disebabkan oleh perbedaan tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga orang tua tunggal. Semakin besar pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga orang tua tunggal maka semakin beragam pula kebutuhan yang harus dipenuhi oleh keluarga orang tua tunggal begitupun sebaliknya. Maslow dalam Mangkunegara, 2002:6-7 membagi kebutuhan manusia dalam beberapa tingkatan yaitu: a. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar atau tingkat terendah yang diperlukan seorang manusia seperti: kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. b. Kebutuhan rasa aman Universitas Sumatera Utara 33 Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang diperlukan seseorang agar tetap merasa aman dari ancaman, bahaya, pertentangan dan sebagainya. c. Kebutuhan untuk merasa memiliki Kebutuhan untuk merasa memiliki merupakan kebutuhan yang diperlukan seseorang untuk diterima oleh kelompok seperti berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. d. Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan akan harga diri merupakan kebutuhan manusia untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. e. Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk menggunakan potensi dan skill yang dimiliki, kebutuhan untuk berpendapat, menentukan penilaian terhadap sesuatu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan keluarga adalah segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga baik untuk tetap hidup maupun sebagai penunjang hidup. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada kebutuhan keluarga Ibu sebagai orang tua tunggal yang bersifat fisiologis atau kebutuhan pokok keluarga yang harus dipenuhi keluarga orang tua tunggal. Menurut Gilarso 2002:19 unsur kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh setiap masyarakat termasuk orang tua tunggal antara lain: kebutuhan pangan, sandang atau pakaian, perumahan, kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan uraian di atas secara rinci kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi keluarga Ibu tunggal dapat dijelaskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 34 1. Kebutuhan Pangan Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan yang sangat dasar dan wajib dipenuhi karena kebutuhan pangan adalah kebutuhan yang diperlukan manusia untuk tetap hidup. Kekurangan kebutuhan pangan dapat berakibat negatif bagi tubuh seseorang sebagaimana pendapat yang dikemukaan Tejasari 2005:1 yang menyatakan bahwa kebutuhan pangan sangat dibutuhkan manusia untuk bartahan hidup, karena didalam makanan mengandung senyawa kimia yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Senyawa kimia dalam makanan yang mutlak diperlukan manusia adalah zat gizi karena jika tubuh manusia kekurangan zat tersebut maka fungsi organ akan terganggu yang mengakibatkan penyakit. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebutuhan pangan adalah kebutuhan manusia akan makanan dan minuman yang diperlukan oleh tubuh manusia kebutuhan pangan wajib dipenuhi oleh manusia untuk tetap bisa hidup. 2. Kebutuhan Sandang Kebutuhan yang perlu dipenuhi setelah kebutuhan pangan adalah kebutuhan sandang. Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya. Pada zaman dahulu manusia membuat pakaian dari kulit kayu dan kulit binatang yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari cuaca. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian. Kemajuan teknologi membuat fungsi pakaian bukan hanya sebagai pelindung tubuh saja tetapi untuk memberi kenyamanan sesuai dengan jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian Universitas Sumatera Utara 35 rumah, pakaian untuk tidur dll. http:id.wikipedia.orgwikiKebutuhan_primer diakses pada tanggal 19 Januari 2016. Seiring berjalannya waktu fungsi pakaian tidak hanya digunakan sebagai pelindung tubuh tetapi pakaian juga digunakan untuk menunjukkan kelas sosial seseorang. Seseorang yang memiliki kedudukan tinggi atau berada pada kelas sosial atas akan memilih pakaian dengan merk terkenal walaupun dengan harga mahal sedangkan untuk seseorang dengan kelas sosial menengah kebawah akan membeli pakaian sesuai kebutuhan tanpa melihat merk dengan harga relative murah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sumardi dan Evers 2004 yang menyatakan bahwa pakaian bagi seseorang dapat mencerminkan keadaan atau kelas sosial keluarganya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sandang atau pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari panas dan dingin serta untuk menjaga nilai kesopanan manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Model dan kualitas pakaian bukanlah hal yang penting bagi keluarga orang tua tunggal yang tergolong miskin, tetapi yang terpenting bagi mereka adalah pakaian yang mereka pakai bisa menutupi anggota badan dan melindungi mereka dari cuaca. 3. Kebutuhan Papan Kebutuhan rumah atau papan menduduki tingkat ke tiga dalam tangga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh suatu rumah tangga. Menurut Sardjono, 2004:1 rumah atau papan dalam tingkat kebutuhan manusia menempati tingkat utama atau primer bersama dengan makanan pangan dan pakaian sandang. Penyediaan rumah memerlukan investasi yang cukup besar Universitas Sumatera Utara 36 tidak seperti kebutuhan pangan dan sandang yang mudah dipenuhi. Rumah tinggal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap keluarga membutuhkan rumah untuk kelangsungan hidupnya serta sebagai wadah kegiatan keluarga dalam membentuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Pendapat Sardjono sesuai dengan pendapat Sedayu 2010:89 yang mengatakan bahwa rumah merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi oleh manusia karena rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan melangsungkan keturunan. Sedangkan menurut Maslow dalam Sastra dan Marlina, 2006:2 sesudah manusia terpenuhi kebutuhan jasmaninya, yaitu pangan sandang dan kesehatan, kebutuhan akan rumah atau tempat tinggal merupakan salah satu motivasi untuk mengembangkan kehidupan yang lebih tinggi. Menurut Sastra dan Marlina 2006:2 rumah dapat didefinisikan sebagai tempat dimana manusia bernaung dan tinggal dalam kehidupannya. Bagi manusia tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar basic need, disamping kebutuhan akan pangan dan sandang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebutuhan papan atau rumah adalah kebutuhan manusia akan tempat tinggal yang digunakan untuk berlindung dari cuaca, beristirahat, dan sebagai tempat berkumpulnya anggota keluarga. Bagi Ibu tunggal yang tergolong miskin yang terpenting bukanlah luas dan model suatu rumah tapi yang terpenting bagi mereka adalah rumah yang mereka tempati bisa digunakan untuk berteduh dan melindungi mereka dari cuaca. 4. Kebutuhan Kesehatan Universitas Sumatera Utara 37 Sehat merupakan suatu syarat bagi seseorang untuk tetap produktif karena seseorang tidak bisa menjalankan fungsinya secara maksimal dalam keadaan sakit. Menurut World Healt Organization WHO kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani, dan bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebutuhan kesehatan adalah kebutuhan manusia akan kesejahteraan badan, jiwa dan sosial agar bisa produktif secara sosial maupun secara ekonomi. Bagi Ibu sebagai orang tua tunggal yang tergolong miskin ketika dalam kondisi sakit mereka akan lebih memilih membeli obat di warung atau berobat ke puskesmas karena lebih murah dibanding harus periksa ke klinik dokter. 5. Kebutuhan Pendidikan Proses pendidikan merupakan proses yang penting bagi perkembangan seorang anak karena pendidikan merupakan proses pembentukan karakter seorang anak. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang anak karena orang tua adalah orang pertama yang berinteraksi dan membentuk karakter awal seorang anak. Menurut Purwadaminta dalam Tatang, 2012:13 pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dengan pengajaran dan latihan. Sedangkan menurut Basri dalam Tatang, 2012:14 pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sengaja dan secara sistematis untuk memotivasi membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki sehingga ia bisa mencapai kualitas diri yang lebih baik. Selain pendidikan keluarga, pendidikan formal merupakan pendidikan yang sangat penting karena melalui pendidikan formal seorang anak akan dapat Universitas Sumatera Utara 38 belajar dan mengasah keterampilannya sebagai bekal seorang anak untuk bekerja sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Tirtarahardja dan La Sulo 2005:165 yang menyatakan bahwa pendidikan formal berfungsi mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan yang bersifat khusus dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang pendidikan. Menurut Tirtarahardja dan La Sulo 2005:268 jenjang pendidikan yang termasuk dalam pendidikan formal adalah SD, SMP, SMA dan Universitas. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang melibatkan instansi pendidikan sehingga diperlukan biaya untuk menempuh pendidikan ini. Menurut Suseno 2001: 131 indikator pengeluaran rata-rata untuk keperluan sekolah adalah uang saku, iuran sekolah, alat tulis dan buku. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud kebutuhan pendidikan adalah kebutuhan untuk mengembangkan potensi di dalam diri seseorang agar menjadi lebih cerdas dan terampil. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti tingkat pendidikan tertinggi anak dari orang tua tunggal miskin di Desa Namo Bintang sampai jenjang perguruan tinggi namun ada sebagian anak orang tua tunggal yang terpaksa berhenti sekolah hanya sampai pada jenjang SMP . 2.5 Sosial Ekonomi 2.5.1 Pengertian Sosial Ekonomi

Dokumen yang terkait

Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

2 76 108

Strategi Komunikasi Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua (Studi Kasus Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua Di Kota Medan)

5 119 123

Efektifitas Penggunaan Fly Trap Dengan Umpan Ampas Tebu Terhadap Penurunan Tingkat Kepadatan Populasi Lalat Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 54 52

Pengetahuan Orang Tua Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Yayasan Tali Kasih dan Kidz Smile Medan

7 58 78

Kehidupan Sosial Ekonomi Pemulung (Studi Antropologi Tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung Etnik Batak di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang).

11 140 119

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa

0 0 6

Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Abnormal (Studi Kasus Keluarga Ibu Elly Harahap di Kelurahan Tegal Sari) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 79

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Orang Tua Anak Binaan 2.1.1 Respon - Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 0 28

Strategi Komunikasi Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua (Studi Kasus Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua Di Kota Medan)

0 0 16