28
hidup yang dilakukan dengan cara menjalin relasi, baik formal maupun dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan misalnya meminjam uang
kepada tetangga, mengutang di warung atau toko, memanfaatkan program kemiskinan, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya. Menurut
Kusnadi 2000:146 strategi jaringan terjadi akibat adanya interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat, jaringan sosial dapat membantu keluarga miskin ketika
membutuhkan uang secara mendesak. Secara umum strategi jaringan sering dilakukan oleh masyarakat pedesaan yang tergolong miskin adalah dengan
meminta bantuan pada kerabat atau tetangga dengan cara meminjam uang. Budaya meminjam atau hutang merupakan hal yang wajar bagi masyarakat desa
karena budaya gotong royong dan kekeluargaan masih sangat kental dikalangan masyarakat desa. Strategi jaringan yang biasanya dilakukan Ibu sebagai orang tua
tunggal adalah memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki dengan cara meminjam uang pada kerabat, bank dan memanfaatkan bantuan sosial lainnya.
Bantuan sosial yang diterima Ibu tunggal merupakan modal sosial yang sangat berperan sebagai penyelamat ketika keluarga Ibu tunggal yang tergolong miskin
membutuhkan bantuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
strategi jaringan adalah strategi bertahan hidup yang dilakukan dengan cara meminta bantuan kepada kerabat, tetangga dan relasi lainnya baik secara formal
maupun informal ketika dalam kesulitan, seperti meminjam uang ketika memerlukan uang secara mendadak.
2.3.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Universitas Sumatera Utara
29
Berikut ini akan peneliti deskripsikan beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan strategi coping yang telah ditulis oleh peneliti terdahulu.
Pertama, penelitian Artanto Ridho Laksono. Tahun 2008. Dengan judul ”Pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal”. Orang tua tunggal
adalah seseorang yang memegang tanggung jawab untuk melindungi, membimbing dan merawat anaknya seorang diri atau mengadopsi anak sendirian
atau individu yang membimbing anak atau anak-anaknya sendirian, tanpa adanya pasangan, untuk jangka waktu yang lama dan relatif permanen. Keluarga dengan
orang tua tunggal dideskripsikan sebagai satu orang tua, orang tua yang sendiri, atau keluarga dengan orang tua solo Weinraub Gringlas dalam Susman,
Steinmetz Peterson, 1993. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa alasan pemecahan masalah wanita
sebagai orang tua tunggal adalah mereka berusaha mengidentifikasi masalah yang timbul kemudian mencari alternatif pemecahan masalah yang paling sesuai
dengan kondisi yang dialami selanjutnya memilih atau menetukan salah satu alternatif yang paling sesuai dengan kondisi yang dialami dan berusaha
mewujudkan alternatif yang dipilih dengan tindakan nyata, pemecahan masalah pada wanita sebagai orang tua tunggal digolongkan menjadi 5 lima bentuk, yaitu
1 membutuhkan bantuan orang lain, 2 berserah diri, 3 berpikir positif, 4 berusaha, 5 berdoa.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi wanita sebagai orang tua tunggal dalam memecahkan masalah, yaitu 1 tingkat pendidikan, 2 usia, 3
kreatifitas, 4 kepercayaan diri, 5 lingkungan sosial.
Universitas Sumatera Utara
30
Kedua, penelitian kedua dilakukan oleh Kristina Sembiring mahasiswa Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan
Kesejahteraan Sosial tahun 2005 dengan judul “ Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas ARON Di Kelurahan Padang Mas Kecamatan
Kaban Jahe Kabupaten Karo. Hasil penelitian ini adalah pendapatan para buruh harian lepas aron yang tinggal di kelurahan Padang Mas masih sangat rendah
sehingga mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dengan melakukan strategi seperti mencari pekerjaan sampingan. Kondisi pangan pada
umumnya hanya seadanya dan kurang memenuhi standar gizi, walaupun mereka bekerja di sektor pertanian tetapi sebagian besar dari mereka masih membeli
bahan makanan. Kondisi perumahan pada umumnya menyewa dengan kondisi fisik semi permanen dan papan serta hanya memiliki satu kamar tidur. Apabila
keluarga menderita sakit biasanya hanya dibawa ke puskesmas atau membeli obat di warung karena lebih efektif, sedangkan anak dalam keluarga hanya sebagian
kecil yang dapat melanjutkan sekolah sampai ke tingkat Perguruan Tinggi, tamat SMA saja mereka sudah sangat bersyukur. Karena pendapatan yang minim maka
para buruh harian lepas ini memerlukan strategi bertahan yaitu dengan meningkatkan asset yang ada seperti mencari pekerjaan sampingan baik itu
memulung barang bekas atau menggarap lahan sewaan. Selain itu mengubah pola konsumsi juga bisa dilakukan misalnya dengan membeli barang-barang murah
dan pengubahan komposisi keluarga juga dapat dilakukan dengan menitipkan anak pada keluarga lain untuk mengurangi beban tanggungan keluarga.
Ketiga, Penelitian ketiga dilakukan oleh Yusfredy Ariswandha mahasiswa Universitas Jember Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Kesejahteraan Sosial
Universitas Sumatera Utara
31
tahun 2010 dengan judul “Bentuk-bentuk Strategi Bertahan Hidup Nelayan Tradisional dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga: Studi Deskriptif pada Nelayan
Tradisional di Pantai Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi”. Hasil dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk strategi
bertahan hidup nelayan tradisional dalam memenuhi kebutuhan keluarga di Pantai Pulau Santan Kelurahan Karangrejo Kecamatan Banyuwangi Kabupaten
Banyuwangi antara lain: 1 mencari pekerjaan sampingan baik disektor kelautan maupun disektor lain. Pekerjaan sampingan yang dilakukan nelayan tradisonal
antara lain bekerja sebagai servis jaring tarik dan servis perahu sampan. Di luar sektor kelautan biasanya nelayan bekerja sebagai kuli bangunan atau batu di luar
desa, tukang becak, membuka usaha kecil seperti warung 2 mengatur pola konsumsi keluarga 3 memanfaatkan jaringan sosial seperti meminjam uang
kepada saudara atau tetangga. Dari penjelasan penelitian terdahulu di atas, maka dapat diketahui bahwa
terdapat perbedaan yang mendasar seperti subyek penelitian, lokasi penelitian, hasil penelitian dsb, meskipun terdapat kesamaan dalam bidang kajian yaitu
strategi bertahan hidup. Sebagai bahan perbandingan, disini peneliti mengambil
judul “Strategi Orang Tua Tunggal Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Keluarga
”. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti strategi pada Ibu
sebagai orang tua tunggal. Karena, kondisi ini dimungkinkan banyak permasalahan yang menarik untuk diteliti. Selain itu, penelitian ini diharapkan
bisa memberikan masukan atau sumbang pemikiran pada keilmuan kesejahteraan sosial. Tema ini juga pernah diangkat oleh peneliti lain. Adanya hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
32
terdahulu, menjadi referensi peneliti. Tapi peneliti yakin nantinya, hasil dari penelitian ini mempunyai perbedaan dengan penelitian terdahulu. Karena ditinjau
dari judul, subyek penelitian dan lokasi penelitian sudah dapat dilihat perbedaan.
2.4 Kebutuhan Keluarga