Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal

122 “ Setiap bulan saya dapat bantuan beras RASKIN sebanyak 10kg dari kepala desa , berasnya untung-untungan kadang dapat yang enak tapi kadang keras dan berasnya banyak yang hancur. Tapi saya syukuri karena beras yang saya dapat cukup membantu apalagi harga beras sekarang mahal. Romauli,44 th “sekolahnya anak saya kemarin dapat bantuan keluarga tidak mampu dari pemerintah, yang SMK dapatnya Rp.1.000.000 pertiga bulan kalau yang SD kemarin Rp.450.000 per tiga bulan juga. Kami yang punya KPS Kartu Perlindungan Sosial disini rata-rata dapat jadi biaya sekolah terbantu. Uangnya saya buat untuk bayaran spp, beli seragam dan keperluan sekolah anak-anak gak dipake buat yang lain. ” Dameria , 42th . Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa jaringan sosial memiliki peran penting bagi masyarakat kelas bawah seperti Ibu sebagai orang tua tunggal di Desa Namo Bintang, karena jaringan sosial berfungsi sebagai jaring pengaman yang masih bisa membantu Ibu tunggal ketika sedang mengalami kesulitan ekonomi. Banyak Ibu tunggal di Desa Namo Bintang yang terbantu hidupnya karena bantuan dari jaringan sosial yang mereka miliki baik jaringan sosial yang bersifat informal seperti saudara dan tetangga maupun jaringan sosial yang bersifat formal seperti pegadaian.

5.4 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal

Kondisi sosial ekonomi Ibu tunggal berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap lima informan yaitu masih tergolong kurang baik. Universitas Sumatera Utara 123 Adapun yang dilihat dari kondisi sosial yaitu keikutsertaan dalam organisasi sosial, status sosial, dan jaminan sosial serta dari kondisi ekonomi yang meliputi pendapatan, curahan jam kerja, dan pemenuhan kebutuhan pokok serta pilihan strategi bertahan hidup Ibu tunggal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu tunggal mengikuti beberapa organisasi sosial yang ada di desa Namo Bintang diantaranya kelompok arisan, kelompok pengajian dan tahlil. Jika dilihat dari segi pekerjaan yang dilakukan oleh Ibu tunggal mereka memiliki status sosial yang rendah di lingkungan masyarakat Desa Namo Bintang. Pendapatan yang diterima Ibu tunggal tidak menentu setiap harinya, pendapatan yang masih rendah dengan curahan jam kerja yang sudah digunakan oleh Ibu tunggal belum sebanding dengan yang diperolehnya. Maka dari itu Ibu tunggal dalam pemenuhan kebutuhan pokok masih mengalami kesulitan sehingga Ibu tunggal mempunyai strategi dalam bertahan hidup yaitu dengan cara mempunyai pekerjaan sampingan. Pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh Ibu tunggal beraneka ragam diantaranya sebagai, buruh tani, buruh cuci, dan mengumpulkan barang bekas. Dengan demikian dapat menambah pendapatan keluarga. Rata-rata informan masih merasakan bahwa upah yang diterima dari pekerjaan yang mereka lakukan kurang dan tidak dapat memenuhi karena tidak cukup dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari apalagi dengan biaya kebutuhan pokok yang semakin naik harganya dan juga biaya pendidikan anak seperti ongkos dan uang jajan anak yang harus dipenuhi setiap harinya. Sebagian besar dari mereka mengikutsertakan anak-anak mereka untuk menambah penghasilan keluarga. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan dari pendapatan yang diterima dari pekerjaan mereka dipengaruhi juga oleh tanggungan dalam setiap keluarga. Universitas Sumatera Utara 124 Jumlah anak dalam keluarga umumnya adalah tiga orang sehingga masih tidak terlalu sulit untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu sebagai orang tua tunggal mengatur pola makan keluarganya tetap makan sebanyak 3 kali dalam sehari, rata-rata informan menjawab sangat jarang mengkonsumsi ikan dan daging padahal ikan dan daging sangat penting bagi tubuh karena mengandung protein yang tinggi. Karena mahalnya harga ikan dan daging dan pendapatan para Ibu tunggal sangat terbatas sehingga mereka kurang memperhatikan pola konsumsi sehari-hari dan memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Kebutuhan gizi keluarga mereka didapat dengan mengkonsumsi nasi, sayuran dan ikan asin ataupun telur. Mereka merasa kebutuhan gizinya telah terpenuhi dengan menu makanan mereka sehari-hari hal ini dibuktikan dengan frekuensi keluarga mereka yang sangat jarang menderita sakit. Jenis penyakit yang diderita yaitu demam, sakit kepala, batuk dan pilek. Penyakit ini mereka anggap sudah biasa dan tidak mengkhawatirkan sehingga tidak memerlukan perawatan yang intensif. Apabila ada keluarga yang menderita sakit biasanya penanganannya tergantung parahnya penyakit yang diderita, kalau penyakitnya ringan biasa obat warung jadi andalan mereka ditambah dengan istirahat yang cukup sampai mereka sembuh dari sakit. Jika belum sembuh dalam beberapa hari maka jalan yang digunakan adalah membawa ke puskesmas yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Berdasarkan status kepemilikan rumah hampir semua informan sudah memiliki tempat tinggal sendiri, rumah tersebut sudah lama mereka tempati sejak suami mereka belum meninggal. Berdasarkan kondisi fisik rumah tempat tinggal informan terbuat dari papan sementara atap dari rumah tersebut semuanya terbuat dari bahan seng. Sementara itu informan yang belum memiliki rumah maka Universitas Sumatera Utara 125 informan harus menyewa rumah sebagai tempat tinggalnya dan keluarga. Biaya sewa kontrak yang harus dikeluarkan sesuai dengan keadaan rumah yang ditempati. Menurut informan untuk membeli rumah di daerah ini tidak mempunyai biaya karena untuk kebutuhan sehari-hari saja harus berusaha keras untuk memenuhinya sehingga jalan terbaik adalah menyewa rumah. Sebagian informan merasa perlu menyisihkan pendapatan untuk biaya pendidikan anak, mereka menyiasati dengan cara membuat celengan untuk biaya sekolah anak dan juga apabila ada keperluan yang mendadak. Tetapi tabungan tersebut juga tidak banyak karena pendapatan Ibu tunggal biasanya sudah habis untuk keperluan makan sehari-hari. Jadi apabila ada keperluan mendadak seperti bayaran sekolah anak atau bayar sewa rumah maka akan dicari pinjaman pada tetangga atau pembunga uang seperti koperasi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan semua informan yaitu Ibu tunggal mengikuti kegiatan perkumpulan keagamaan sesuai dengan agama yang mereka anut. Pada umumnya mereka sangat menyadari pentingnya hidup beragama dan hidup dalam rasa persaudaraan yang mereka wujudkan dalam perkumpulan keagamaan. Untuk yang beragama Kristen bergabung dalam kegiatan perpulungen atau partangiangan yaitu berupa kebaktian bersama yang diadakan sekali dalam seminggu secara bergulir dari rumah yang satu kerumah yang lain yang bersedia rumahnya dijadikan tempat berkumpul. Sementara umat yang beragama islam mengikuti pengajian yang dilakukan secara bergilir juga dari rumah masing-masing anggotanya. Mereka berusaha untuk selalu mengikuti kegiatan tersebut setiap minggunya walaupun terkadang mereka harus mengikutinya setelah pulang kerja dan masih capek. Universitas Sumatera Utara 126 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

2 76 108

Strategi Komunikasi Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua (Studi Kasus Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua Di Kota Medan)

5 119 123

Efektifitas Penggunaan Fly Trap Dengan Umpan Ampas Tebu Terhadap Penurunan Tingkat Kepadatan Populasi Lalat Di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 54 52

Pengetahuan Orang Tua Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di Yayasan Tali Kasih dan Kidz Smile Medan

7 58 78

Kehidupan Sosial Ekonomi Pemulung (Studi Antropologi Tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Keluarga Pemulung Etnik Batak di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang).

11 140 119

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa

0 0 6

Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Abnormal (Studi Kasus Keluarga Ibu Elly Harahap di Kelurahan Tegal Sari) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 79

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon Orang Tua Anak Binaan 2.1.1 Respon - Respon Orang Tua Terhadap Program Kids Club Yayasan Fondasi Hidup Indonesia Di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

0 0 28

Strategi Komunikasi Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua (Studi Kasus Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Pasangan Backstreet Dengan Orang Tua Di Kota Medan)

0 0 16