6. Fungsi pemeliharaan. Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk
memelihara anggota keluarga yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, akan tetapi
sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat.
7. Fungsi afeksi. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan
kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama
sekali tidak pernah mendapatkan atau merasakan kasih sayang Setiadi, 2011 : 310-311.
2.3.3. Sosial Ekonomi Keluarga Petani
Dari segi ekonomi pertanian, berhasil atau tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani. Perbedaan yang jelas antara persoalan ekonomi pertanian dan ekonomi di luar pertanian dengan
penerimaan hasil penjualan. Ketika petani menanam padi, ia membutuhkan dana untuk pembibitan, pupuk dan pemeliharaan tanamannya dan petani harus
menunggu 4-5 bulan sebelum panennya dapat dijual. Jadi ciri khas dari kehidupan petani adalah perbedaan pola penerimaan pendapatan dan pengeluarannya.
Pendapatan petani hanya diterima setiap musim panen, sedangkan pengeluaran harus dilakukan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang
sangat mendesak sebelum musim panen Mubyarto, 1989 : 35-36. Petani sering dirugikan ketika ada pengeluara-pengeluaran dalam jumlah
besar dan tidak dapat ditunggu sampai musim panen tiba, misalnya ada anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang sakit parah, kecelakaan, meninggal, menikah dan yang lainnya. Dalam kondisi demikian terkadang petani harus menjual tanamannya pada saat
masih hijau, menjual tanah atau bahkan berhutang kepada orang lain. Dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga tersebut membuat petani dekat dengan
subsistem. Pertanian subsistem adalah suatu sistem bertani dimana tujuan utama dari si petani adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga
Mubyarto, 1973 : 339. Bagi petani miskin, modal dan kekurangan tanah bukan menjadi soal,
tetapi dia berusaha untuk menghidupi keluarganya dari apa yang ia punyai. Keharusan memenuhi kebutuhan keluarganya yang mengatasi segala-galanya,
seringkali memaksa petani tidak saja menjual dengan harga berapa saja asal laku, akan tetapi juga membayar lebih jika membeli atau menyewa tanah Scott, 1994 :
19. Beberapa studi membuktikan bahwa perempuan pedesaan pada semua
lapisan sosial ekonomi memberikan sumbangan yang nyata baik dalam kegiatan di luar rumah tangga yang langsung memberikan pendapatan maupun kegiatan
atau pekerjaan rumah tangga yang tidak langsung memberikan imbalan; yaitu mengurus dan merawat semua anggota keluarga sehingga memungkinkan
berlangsungnya kegiatan-kegiatan produktif White, Hart Sayogyo dalam Suardiman, 2001:67-68.
Teori sumber daya Resources menyatakan bahwa pengaruh setiap pasangan dalam hubungan perkawinan banyak tergantung pada sumber daya
dimiliki oleh laki-laki atau perempuan yang dibawa kedalam perkawinan baik
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk pendidikan, pendapatan, status pekerjaan, pengalaman kerja, kedudukan keluarga dan kontaknya diluar keluarga. Sumber daya yang dibawa
oleh salah satu pasangan akan membantu memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Dalam hal ini perempuan yang mempunyai sumber daya lebih, diduga
akan memiliki kemampuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar, memiliki kemampuan untuk membuat keputusan.
Adapun beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan, yaitu :
1. Umur, terbentuk suatu pola yang berupa curvafilier antara umur seseorang
dengan tingkat produktivitasnya. Dapat dikatakan bahwa sampai umur tertentu, umur berhubungan secara positif dengan pendapatan, kemudian
diikuti dengan menurunnya kemampuan sehingga umur berkolerasi negatif dengan pendapatan.
2. Pendidikan; pendidikan akan memberikan kemampuan seseorang untuk
berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Tingkat pendidikan mempunyai korelasi yang positif dengan pendapatan. Bukan
hanya pendidikan formal, pendidikan nonformal yang diikuti pun perlu untuk dipertimbangkan. Pendidikan nonformal ini biasanya berupa kursus-
kursus atau pembinaan-pembinaan yang didapatkan biasanya lebih menyentuh kedalam kebutuhan hidup yang aktual serta memberikan manfaat
langsung, diduga cukup berarti untuk meningkatkan pendapatan. 3.
Luas tanah garapan; penduduk desa yang kegiatan utamanya bertani menggantungkan hidup dari tanah garapannya. Dengan demikian luas tanah
Universitas Sumatera Utara
garapan yang dimilikinya menjadi salah satu penunjuk besarnya pendapatan yang diterimanya.
4. Jumlah anak; beberapa hasil studi, nilai anak menunjukkan bahwa harapan
orang tua mempunyai anak berkaitan dengan sumbangan anak terhadap ekonomi keluarga. Kangicibasi 1982 yang meneliti masalah perubahan
nilai anak di Turki menemukan bahwa nilai ekonomi anak berhubungan positif dengan jumlah anak dalam keluarga, sedangkan nilai psikologis anak
mempunyai hubungan yang negatif. Berkurangnya nilai ekonomi anak dan meningkatnya nilai psikologis anak berkaitan dengan kemajuan sosial
ekonomi, sehingga perhatian terhadap anak meningkat dan fertilitas cenderung turun. Dalam analisi selanjutnya dikatakan bahwa penduduk
pedesaan lebih mengutamakan nilai ekonomi anak dengan harapan banyaknya anak akan memberikan sumbangan ekonomi bagi masyarakat
petani. 5.
Status kerja; perempuan yang bekerja memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada tidak bekerja. Bagi perempuan desa, bekerja bukanlah masalah
pilihan tetapi suatu tuntutan. Mereka harus bekerja demi mempertahankan hidupnya. Kemiskinan telah membawa perempuan desa untuk bekerja dalam
kondisi apapun, betapapun buruknya imbalan yang diterima, berapapun beratnya kondisi kerja mereka, karena memang tidak memiliki kekuatan
tawar-menawar. 6.
Kemandirian; Hutherington mengemukakan bahwa perilaku kemandirian dinyatakan dengan adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif,
kemampuan mengatasi masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan
Universitas Sumatera Utara
dari usahanya serta berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemandirian berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan,
dan kemandirian berpengaruh terhadap pendapatan Suardiman, 2001: 74- 88.
ILO mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan minimum manusia mengandung dua elemen, yakni :
1. Kebutuhan-kebutuhan minimum tertentu dari suatu keluarga untuk
dikonsumsi pribadi mereka, dan yang disediakan sendiri oleh keluarga itu, meliputi:
a Makanan yang mencukupi dan memenuhi syarat gizi
b Tempat berteduh Rumah
c Pakaian
d Perabotperlengkapan rumah tangga
2. Kebutuhan-kebutuhan minimum dalam bentuk-bentuk pelayanan penting
yang disediakan oleh negara bagi masyarakat luas, meliputi: a
Air bersih b
Sanitasi c
Kebersihan d
Transport umum e
Fasilitas kesehatan f
Fasilitas pendidikan g
Fasilitas budaya ILO dalam Siagian, 2012: 77-78
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, PBB menetapkan adanya sembilan jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia yang
dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu : 1
Kelompok A, meliputi; kebutuhan fisik, gizi, tempat berlindung dan kesehatan.
2 Kelompok B, meliputi; kebutuhan kultural, pendidikan, waktu terluang dan
rekreasi serta ketenangan hidup. 3
Kelompok C, yaitu kelebihan pendapat United Nation dalam Siagian, 2012:75-76.
BKKBN merumuskan konsep keluarga sejahtera yang dikelompokkan secara bertahap menjadi keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera tahap I,
keluarga sejahtera tahap II, keluarga sejahtera tahap III, serta keluarga sejahtera tahap III PLUS. Batas operasional dari keluarga sejahtera adalah kemampuan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan psikologis, kebutuhan pengembangan dan kepedulian sosial.
Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar, yaitu :
1 Melaksanakan ibadah menurut Agama oleh masing-masing anggota
keluarga 2
Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 x sehari atau lebih 3
Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja, sekolah dan bepergian
4 Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah
Universitas Sumatera Utara
5 Bila anak sakit atau pasangan usia subur PUS ingin ber-KB dibawa ke
sarana kesehatan Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
dasar minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan psikologis yaitu : 1
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur 2
Minimal 1 x seminggu keluarga menyediakan dagingtelur 3
Seluruh anggota keluarga minimal memperoleh 1 stel pakaian baru pertahun
4 Luas lantai rumah paling kurang 8 m
2
untuk setiap penguni 5
Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir sehat 6
Minimal 1 anggota keluarga berumur lebih dari 15 tahun berpenghasilan tetap
7 Seluruh anggota keluarga berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf Latin
8 Seluruh anak berusia antara 5-15 tahun bersekolah saat ini
9 Bila anak hidup dua orang atau lebih, keluarga yang masih PUS memakai
kontrasepsi kecuali sedang hamil. Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis, tetapi belum memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu :
1 Memiliki upaya untuk meningkatkan pengetahuan
2 Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga
3 Biasanya makan bersama paling kurang 1 x sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan untuk berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
4 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal
5 Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 x dalam 6 bulan
6 Dapat memperoleh berita dari Surat KabarRadioTVMajalah
7 Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi
daerah Keluarga sejahtera III adalah keluarga yang telah memenuhi kebutuhan
fisik, sosial, psikologis dan pengembangan, namun belum memenuhi kepedulian sosial yaitu :
1. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi 2.
Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulanyayasan atau institusi masyarakat
Keluarga sejahtera III PLUS adalah keluarga yang telah mampu memenuhi semua kebutuhan fisik, sosial, psikologis, pengembangan, serta dapat memberikan
sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan BKKBN, 2007:39-49.
Melly G.Tan menyatakan kedudukan sosial ekonomi dapat dilihat dari pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan pernyataan tersebut,
masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang, tinggi. 1 Golongan masyarakat berpenghasilan rendah, yaitu
masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yaitu minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
minimal itu, mereka perlu mendapat pinjaman orang lain. 2 Golongan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3 Golongan masyarakat
berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan Tan dalam Koentjaranigrat, 1981:35.
2.3.4. Kontribusi Ekonomi dari Sektor Pertanian