Kontribusi Ekonomi dari Sektor Pertanian Kemiskinan

masyarakat berpenghasilan sedang, yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung. 3 Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan Tan dalam Koentjaranigrat, 1981:35.

2.3.4. Kontribusi Ekonomi dari Sektor Pertanian

Mengikuti analisis klasik dari Kuznets 1964, pertanian di negara sedang berkembang merupakan suatu sektor pertanian yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut; 1. Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi nonpertanian sangat tergantung pada produk-produk sektor pertanian. Bukan hanya dalam penyediaan pangan, tetapi pertanian juga merupakan penyedia bahan-bahan baku untuk keperluan kegiatan produksi di sektor-sektor nonpertanian, terutama industri pengolahan, seperti industi-industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, barang-barang dari kulit, dan farmasi. 2. Karena kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan, maka populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor lain dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang konsumen. 3. Karena pentingnya pertanian dan andilnya terhadap penyerapan tenaga kerja tanpa bisa dihindari menurun dengan pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi, sektor ini dilihat sebagai suatu sumber Universitas Sumatera Utara modal untuk investasi dalam ekonomi. Jadi, pembangunan ekonomi melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor-sektor nonpertanian. 4. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca pembayaran, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi-komoditi pertanian menggantikan impor Tambunan, 2003: 9-10

2.3.5 Kemiskinan

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang paling pokok seperti pangan, pakaian, termpat berteduh, dan lain-lain Emil Salim dalam Soelaman, 2006:228. Adapun ciri-ciri orang yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dan sebagainya. 2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aseet produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha. 3. Tingkat pendidikan rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan. Universitas Sumatera Utara 4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas self employed, berusaha apa saja. 5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan Soelaeman, 2006: 228-229 BPS Badan Pusat Statistik membuat 14 kriteria masyarakat miskin, yaitu: 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m 2 per orang, 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanahbambukayu murahan, 3. Jenis dinding tempat tinggal dari bamburumbiakayu berkualitas rendah, tembok tanpa diplester, 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besarbersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik, 6. Sumber mata air berasal dari sumurmata air tidak terlindungisungaiair hujan, 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakararangminyak tanah, 8. Hanya mengkonsumsi dagingsusuayam satu kali dalam seminggu, 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan sebanyak satudua kali dalam sehari, 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmaspoliklinik, 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 500 m 2 , buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan, Universitas Sumatera Utara 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolahtidak tamat SD hanya SD, 14. Tidak memiliki tabungan barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.00, seperti sepeda motor, emas, ternak, atau barang modal lainnya BPS dalam Siagian,2012: 80-81. Kemiskinan menurut orang lapangan dapat dikategorikan kedalam tiga unsur; 1 kemiskinan yang disebabkan oleh mental seseorang, 2 kemiskinan yang disebabkan oleh bencana alam, dan 3 kemiskinan buatan. Yang relevan dalam hal ini adalah kemiskinan buatan, buatan manusia terhadap manusia, yang disebut kemiskinan struktural.

2.3.6 Kontribusi Petani Perempuan Dalam Sosial Ekonomi Keluarga