etnis lain seperti etnis Batak Toba, Karo, dan Jawa biasanya adalah pendatang atau menikah dengan orang di desa ini dan menetap di sana.
Mata pencaharian utama penduduk di desa Raya Huluan ini adalah bertani atau membuka lahan pertanian. Lahan tersebut ditanami dengan berbagai jenis
tanaman. Tanaman yang biasa di tanam penduduk di desa ini adalah padi, cabai, jahe, kopi, ubi rambat, jagung, dan lain-lain.
4.2. Letak Geografis
Secara geografis desa Raya Huluan berlokasi ± 15 Km dari kota Raya dan memiliki luas sekitar 1588 Ha. Letak geografis desa Raya Huluan adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Tigarunggu
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Dolog Huluan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Raya Usang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Tigarunggu
4.3. Orbitasi
Desa Raya Huluan mempunyai orbitasi sebagai berikut: 1.
Jarak ke ibu kota Kecamatan : 15 Km
Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 0,5 jam
2. Jarak ke ibu kota Kabupaten
:15 Km Lama tempuh dengan kendaraan bermotor
: 0,5 Jam 3.
Jarak ke ibu kota Provinsi : 175 Km
Lama tempuh dengan kendaraan bermotor : 3 Jam
Universitas Sumatera Utara
4.4. Keadaan Demografis 4.4.1. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan
Luas desa Raya Huluan adalah 1588 Ha dengan penggunaan wilayah seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Penggunaan Wilayah Desa Raya Huluan
No Kategori
Frekwensi F Persentase
1 2
3 4
5 6
7
Luas pemukiman Luas kuburan
Luas persawahan Luas perladangan darat
Luas rawa Luas lahan untuk fasilitas umum
Luas hutan 125
28 52
1258 2
3 120
7,87 1,77
3,28 79,2
0,13 0,20
7,55
Jumlah 1588
100
Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012 Pada umumnya penduduk desa ini adalah petani, hal ini sesuai dengan
penggunaan lahan desa yang kebanyakan untuk pertanian darat yaitu seluas 1258 Ha. Lahan ini menjadi tempat bergantung masyarakat petani desa Raya Huluan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Luas hutan yang ada di desa ini juga tidak sebanding dengan luas perladangan daratnya, hal ini menunjukkan bahwa
penduduk desa ini sangat aktif di bidang pertanian. Seluruh petani di desa ini
Universitas Sumatera Utara
bercocok tanam di lahan perladangan darat, sawahnya tidak digunakan untuk bercocok tanam tetapi ada sebagian masyarakat yang menjadikannya sebagai
tempat pemeliharaan ikan.
4.4.2. Komposisi Penduduk 1. Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduk desa Raya Huluan pada tahun 2011 adalah 1855 jiwa atau 421 KK. Jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Frekuensi F Persentase
1 2
Laki-laki Perempuan
904 951
48,73 51,27
Jumlah 1855
100
Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012
2. Penduduk Berdasarkan Agama
Gambaran umum agama yang dianut penduduk Desa Raya Huluan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Raya Huluan Berdasarkan Agama
Universitas Sumatera Utara
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Islam
Katolik Protestan
62 340
1453 3,34
18,32 78,34
Jumlah 1855
100
Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012 Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa ada 3 kelompok penganut agama
penduduk desa Raya Huluan, yaitu Protestan sebanyak 78,34, Katolik 18,32 dan Islam sebanyak 3,34. Walaupun terdapat perbedaan Agama, di Desa Raya
Huluan ini belum pernah terjadi perkelahian karena adanya perbedaan tersebut, tetapi penduduk desa ini menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan setiap
orang bebas beribadah sesuai agamanya tanpa ada ancaman.
3. Penduduk Berdasarkan Etnis
Penduduk desa Raya Huluan mayoritas berasal dari etnis Simalungun dan etnis Simalungunlah yang menjadi penduduk asli desa ini. Untuk lebih
mengetahui gambaran penduduk desa Raya Huluan berdasarkan etnis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Desa Raya Huluan Berdasarkan Etnis
No Etnis
Frekuensi F Persentase
1 2
Banjar Jawa
1 29
0,06 1,57
Universitas Sumatera Utara
3 4
6 7
Karo Nias
Simalungun Toba
63 21
1505 236
3,39 1,13
81,13 12,72
Jumlah 1855
100
Sumber : Profil Desa Raya Huluan 2012 Dari tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa Raya
Huluan berasal dari etnis Simalungun yaitu 81,13, mengingat bahwa Desa Raya Huluan ini berada di wilayah pemerintahan Simalungun dan penduduk asli desa
ini juga etnis Simalungun. Walaupun ada perbedaan etnis, penduduk desa Raya Huluan belum pernah berkelahi dan ribut karena adanya perbedaan etnis tersebut.
Penduduk Desa ini tetap menjaga kerukunan dan menjunjung adat istiadat yang berlaku dan tetap mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
4.5. Sarana dan Prasarana Desa Raya Huluan 4.5.1. Prasarana Transportasi Darat
1 Jalan desakelurahan
: 500 M 2
Jalan antar desa kelurahan : 3 Km
3 Jalan kabupaten yang melewati desa
: 1500 M 4
Jalan provinsi yang melewati desa : 14 Km
4.5.2. Prasarana Rumah Ibadah
1 Gereja Kristen Protestan
: 7 Unit
Universitas Sumatera Utara
4.5.3. Prasarana Kesehatan
1 Puskesmas pembantu
: 1 unit 2
Posyandu : 2 unit
3 Balai pengobatan masyarakat swasta
: 3 unit 4
Rumah bersalin : 1 unit
4.5.4. Prasarana Pendidikan
1 TKPAUD
: 1 unit 2
Sekolah Dasar SD : 3 unit
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISIS DATA
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data-data yang disajikan berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, wawancara
maupun hasil observasi di lapangan yang disusun dalam bentuk tabel yang kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana kontribusi petani perempuan dalam
sosial ekonomi di desa Raya Huluan, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Melalui penyebaran kuesioner diperoleh data tentang latar belakang
responden yang meliputi nama, umur, agama, suku, pendidikan terakhir dan data- data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Adapun yang menjadi responden
pada penelitian ini adalah petani perempuan yang telah berumah tangga dan suaminya bukan petani yaitu sebanyak 32 responden.
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang meliputi penyajian data dalam bentuk distribusi tunggal. Melalui distribusi tunggal inilah akan diketahui
dengan jelas data-data yang terkumpul melalui angketkuisioner yang telah diedarkan.
Agar pembahasannya tersusun sistematis, dalam penelitian ini penulis membagi pembahasan dalam 2 sub bab, yaitu:
1. Analisis identitas responden 2. Analisis data penelitian
Universitas Sumatera Utara
5.1. Analisis Identitas Responden
Agar data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yang dilakukan lebih akurat, maka perlu diuraikan beberapa karakteristik sumber
datanya. Berikut ini diuraikan beberapa karakteristik responden berupa usia, agama, etnis, pendidikan terakhir dan jumlah anak.
5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Identitas responden berdasarkan usia dapat dilihat dari uraian tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Kategori Umur Tahun
Frekuensi F Persentase
1 2
3 30-39
40-49 50-59
5 21
6 15,625
65,625 18,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa dari 32 responden, dominan
responden 65,625 berada pada kisaran usia 40-49 tahun dimana masa-masa ini adalah masa aktif bagi petani perempuan dimana mereka sudah semakin banyak
mendapatkan pengalaman dalam pertanian. Sebagai petani, tenaga, pengalaman dan pengetahuan tentunya sangat diperlukan dalam bekerja. Dalam usia produktif
Universitas Sumatera Utara
petani perempuan lebih kuat bekerja, sampai pada batas usia tertentu seiring dengan bertambahnya usia, produktifitasnya akan menurun lagi.
5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Agama No
Agama Frekuensi F
Persentase
1 Kristen Protestan
32 100
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Agama yang dianut penduduk desa Raya Huluan bervariasi yaitu Kristen
Protestan, Islam dan Katolik tetapi responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah Kristen Protestan. Responden adalah petani perempuan yang sudah
menikah dan suaminya tidak bekerja sebagai petani, dalam penelitian ini responden yang memenuhi persyaratan tersebut keseluruhannya 100
merupakan penganut agama Kristen Protestan.
5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Etnis Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Etnis No
Etnis Frekuensi F
Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 Simalungun
Toba Nias
26 5
1 81,25
15,625 3,125
Jumlah 32
100
Sumber :kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.3, dapat diketahui bahwa responden berasal dari etnis
yang berbeda-beda. Dominan responden 81,25 adalah etnis Simalungun karena penduduk asli desa Raya Huluan ini adalah etnis Simalungun dan secara
letak wilayah juga masih merupakan bagian dari wilayah Simalungun. Etnis lain yang menjadi responden adalah Toba dan Nias, yang tinggal dan menetap di
Simalungun karena menikah dengan orang Simalungun, maupun karena bekerja di desa Raya Huluan. Walaupun terdapat perbedaan etnis, responden mengaku tidak
pernah ribut dan berkelahi karena masalah perbedaan tersebut, tetapi masyarakat memiliki hubungan interaksi yang baik antara satu dengan yang lainnya.
5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No
Pendidikan Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
Tamatan SDSederajat Tamatan SMPSederajat
Tamatan SMUSederajat Ahli Madya D3
6 10
14 2
18,75 31,25
43,75 6,25
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
responden yang paling banyak adalah tamatan SMUSederajat yaitu sebanyak 14 responden 43,75. Mayoritas responden sudah memenuhi kewajiban wajib
belajar sembilan tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Sarana pendidikan yang ada di Desa Raya Huluan ini hanyalah sebatas PAUD dan Sekolah Dasar,
jika ingin melanjut ke jenjang SMP dan jenjang yang lebih tinggi maka anak-anak dari desa ini harus ke luar dari daerah Raya Huluan. Orang tua responden sudah
mulai menyadari pentingnya pendidikan dan serius untuk menyekolahkan responden. Tingkat pendidikan responden yang paling tinggi adalah diploma yaitu
sebanyak 2 responden. Responden mengaku tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya. Berikut hasil wawancara dengan ibu
Rastinim: “saya dulu sudah sempat kuliah sampai D3, rencana sih masih mau melanjut tetapi tidak cukup biaya karena pada saat itu adik-adik saya pun masih
sekolah semua”.
5.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak No
Jumlah Anak Frekuensi F
Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
5 1
2 3
4 ≥5
1 4
10 7
10 3,125
12,5 31,25
21,875 31,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.5 dapat disimpulkan bahwa responden belum memiliki
kesadaran dalam melakukan program keluarga berencana yang menyatakan 2 anak cukup, terlihat dari jumlah responden yang memiliki anak ≤ 2 orang hanya
ada 5 orang responden. Mayoritas responden memiliki anak sebanyak ≥3 orang yaitu 27 responden 84,375. Berdasarkan observasi dan wawancara yang
dilakukan, responden masih mempercayai bahwa banyak anak maka rejeki akan semakin banyak.
5.2. Analisis Data Penelitian 5.2.1. Kemiskinan
Desa Raya Huluan ini merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar luas wilayahnya digunakan untuk lahan pertanian darat. Petani perempuan di desa
Raya Huluan, umumnya bekerja di sektor pertanian bukan karena kemiskinan tetapi mereka bekerja karena tradisi turun temurun yang ada dilingkungannya.
Petani perempuan dan keluarganya sangat jarang kekurangan bahan makanan.
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas responden 93,75 sudah memiliki rumah sendiri dimana 53 responden memiliki rumah yang semi permanen, 28,125 responden sudah
memiliki rumah yang permanen dan responden lainnya memiliki rumah papan dan tepas. Dari 32 responden, 25 78,125 diantaranya sudah memiliki fasilitas
MCK dan 7 responden lain sudah memiliki kamar mandi. Keseluruhan responden sudah mendapatkan air bersih dari PAM, mendapatkan penerangan listrik dari
PLN dan sudah mendapatkan informasi dari berbagai media. Mayoritas responden 87,5 dapat membeli lebih dari 1 stel baju baru setiap tahunnya. Responden
sudah mampu membawa anggota keluarganya yang sakit untuk berobat dan responden beserta keluarganya mengkonsumsi nasi 3 kali setiap harinya.
mayoritas responden sudah mengelola lahan lebih dari 500 m
2
dan mendapatkan penghasilan lebih dari Rp. 600.000,- perbulan. Mayoritas responden 81,25
sudah memiliki kendaraan bermotor dan 20 responden 62,5 memiliki tabungan dalam bentuk uang.
Melihat kondisi responden yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa responden tidak termasuk dalam kategori miskin. Responden
tidak terjerat kemiskinan karena responden berkontribusi dan bekerja keras untuk kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya.
5.2.2. Kontribusi Petani Perempuan dalam Pertanian 1. Jawaban Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Petani
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Menjadi Petani
Universitas Sumatera Utara
No Kategori Waktu Tahun
Frekuensi F Persentase
1 2
3 3-6
7-10 10
1 1
30 3,125
3,125 93,75
Jumlah 32
100
Sumber : kuesioner 2013 Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sudah menjadi
petani dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun. 93,75 responden sudah menjadi petani lebih dari 10 tahun. Semakin lama petani bekerja di sektor pertanian maka
pengalamannya dalam pertanian juga semakin banyak sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Setelah 10 tahun lebih bekerja di sektor
pertanian, petani perempuan sudah memiliki pengalaman dalam proses pengolahan lahan dan perawatan tanaman sampai menghasilkan, tetapi
pengetahuan petani perempuan dalam pertanian masih kurang, seperti pemilihan bibit, pemberian pupuk kepada tanaman sesuai kebutuhan tanaman dan jenis
tanah, pengggunaan pestisida dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Melalui pengamatan peneliti, responden dalam pertaniannya masih cenderung
mengandalkan pengalaman-pengalamannya, padahal saat ini sudah banyak perkembangan dan ilmu pengetahuan tentang pertanian.
2. Jawaban Responden Berdasarkan Motivasi Bekerja Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi untuk Bekerja
Universitas Sumatera Utara
No Motivasi Bekerja
Frekuensi F Persentase
1
2 Masyarakat lebih menghargai
perempuan yang bekerja Tradisi turun temurun di
lingkungan 3
29 9,375
90,625
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa motivasi bekerja petani
perempuan mayoritasnya 90,625 adalah karena tradisi turun temurun yang ada di lingkungannya 29 responden dan 3 responden lainnya bekerja karena
masyarakat disekitarnya lebih menghargai perempuan yang bekerja. Penduduk desa Raya Huluan ini mayoritasnya bekerja sebagai petani dan sudah berjalan
turun temurun, sehingga pertanian bukan hal yang asing lagi bagi perempuan dan anak-anak di desa ini. 90,625 memilih untuk mengikuti tradisi turun temurun
dilingkungannya untuk bekerja di sektor pertanian.
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Orang Yang Menyarankan Bekerja di
Sektor Pertanian No
Orang Yang Menyarankan Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Inisiatif sendiri
Suami Keluarga
25 3
4 78,125
9,375 12,5
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 32
100
Sumber : kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.8 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas 78,125
petani perempuan ini bekerja dengan inisiatif sendiri, karena lingkungannya pun adalah lingkungan pertanian. Beberapa responden yang menjadi petani dengan
inisiatif sendiri menjadi petani bahkan sebelum berumah tangga dan setelah berumah tanggapun tetap memilih bekerja sebagai petani karena sudah menjadi
tradisi turun menurun di lingkungannya. Seperti pengakuan dari ibu Rohani Saragih: “sebelum menikah pun saya sudah bekerja sebagai petani, jadi setelah
menikah pun saya tetap memilih untuk menjadi petani, bahkan saya lebih suka berada di ladang daripada di rumah. Di ladang sepertinya semua beban saya
terasa lepas, apalagi ketika saya melihat tanaman-tanaman yang saya tanam semakin termotivasi saya untuk bekerja”. Selain itu 3 responden bekerja di sektor
pertanian atas saran dari suaminya dan 4 responden lagi disarankan oleh keluarganya.
2. Jawaban Responden Berdasarkan Modal Awal Tabel 5.9
Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal Awal No
Sumber Modal Frekuensi F
Persentase
1 2
Modal sendiri Koperasi
30 2
93,75 6,25
Jumlah 32
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kuesioner 2013 Modal tentunya sangat dibutuhkan untuk memulai suatu usaha demikian
juga pertanian, modal tentunya sangat dibutuhkan untuk membeli bibit dan mengusahakan pemeliharaan tanaman. Mayoritas responden 93,75 petani
perempuan memulai usaha pertanian dengan modal sendiri. Mulanya petani ini hanya membuka dan mengusakan lahan yang tidak terlalu luas dan setelah panen,
sedikit demi sedikit responden semakin mengembangkan usaha pertaniannya. Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Lerpi Damanik:
“saya memulai usaha pertanian dengan modal sendiri, yang saya dapatkan dengan bekerja ke ladang
orang lain. Pada awalnya saya hanya membuka lahan sekitar 5 rante, makin lama saya menjadi petani saya bisa membuka lahan yang lebih luas”.
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Yang Dikelola
No Luas Lahan Ha
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
0,5 0,6-1,5
1,6 - 3 3
2 12
17 1
6,25 37,25
53,125 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.10 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
membuka lahan seluas 1,6-3 Ha, yaitu 17 53,125 responden, 12 responden
Universitas Sumatera Utara
membuka lahan 0,6-1,5 Ha, 2 orang membuka lahan 0,5 Ha dan hanya 1 orang responden yang membuka lahan 3 Ha. Luasnya lahan berbanding lurus dengan
hasil yang diperoleh, semakin luas lahan maka semakin besar pula penghasilannya. Jadi dapat disimpulkan, luas lahan juga menjadi salah satu faktor
penentu besar kecilnya pendapatan responden.
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan
No Kapemilikan Lahan
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Lahan sendiri
Lahan warisan Lahan sewaan
21 10
1 65,625
31,25 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.11 diketahui bahwa mayoritas responden 65,625
mengusahakan lahan sendiri, selebihnya mengusahakan lahan warisan dan lahan sewaan. Lahan sendiri yang dimaksud adalah lahan yang dibeli sendiri oleh
responden maupun lahan yang dulunya adalah lahan warisan tapi telah dipindah namakan atas nama responden. Lahan warisan adalah lahan yang diwariskan
kepada responden tapi belum didaftarkan sebagai tanahnya. Lahan sewaan adalah lahan yang disewa responden karena responden hanya pendatang ke desa itu dan
tidak memiliki lahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Jawaban Responden Berdasarkan Jam Kerja Tabel 5.12
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Hari Kerja Perminggu No
Hari Kerja Frekuensi F
Persentase
1 2
3 5
6 7
8 23
1 25
71,875 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
71,875 bekerja selama 6 hari dalam seminggu, dan rata-rata responden tidak ke ladang pada hari Minggu karena hari minggu responden menjalankan
ibadahnya. Responden yang bekerja selama 5 hari biasanya tidak ke ladang pada hari sabtu dan minggu, dan hanya ada satu orang responden yang bekerja setiap
hari. Hari kerja responden biasanya tidak sama setiap minggunya, karena terkadang ada hal-hal lain yang harus dikerjakan atau bahkan ketika ada kegiatan-
kegiatan-kegiatan lain yang harus dihadiri oleh responden.
Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja Perhari
No Jam kerja Perhari
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
4 5-6
7-8 8
1 20
4 7
3,125 62,5
12,5 21,875
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 62,5 hanya
bekerja di ladang sekitar 5-6 jam perharinya. Dalam waktu 5-6 jam setiap harinya tersebut dimanfaatkan oleh responden untuk mengerjakan semua proses
pengolahan lahan mulai dari pembersihan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman sampai pada panennya. Beberapa responden terkadang
dibantu oleh suaminya, buruh tani maupun anak-anaknya setelah pulang dari sekolah. Dari hasil wawancara, responden mengaku paling sering dibantu dalam
proses penanaman dan panen karena membutuhkan tenaga yang lebih banyak. Setelah bekerja di ladang responden yang dalam hal ini adalah petani
perempuan masih mempunyai tanggungjawab di rumah, yaitu mempersiapkan makan malam, mencuci, mengurus anak dan berbagai pekerjaan dan urusan rumah
tangga lainnya. Berikut hasil wawancara dengan ibu Mesdiana Manullang : “saya bekerja di ladang sekitar 6 jam setiap harinya. Waktu 6 jam tersebut saya
pergunakan untuk mengerjakan seluruh pekerjaan saya diladang seperti menanam, memelihara tanaman, memanen dan pekerjaan-pekerjaan lainnya.
terkadang saya juga dibantu anak-anak saya setelah mereka pulang dari sekolah. Pulang dari ladang saya masih harus memasak dan mengerjakan pekerjaan
rumah yang lain setelah itupun masih membimbing anak untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya dari segi fisik saya merasa sudah sangat capek tapi apa boleh buat, suami saya tidak mau berbagi tugas dia lebih suka berada di kedai tuak daripada
mengajari anak- anak”.
5.2.3. Penghasilan Petani Perempuan. Tabel 5.14
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Penjualan Hasil No
Tempat Penjualan Hasil Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Pasar
Dijual di lokasi Agen sayur mayur
5 16
11 15,625
50 34,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
34,375 lebih memilih untuk menjual di lokasi hasil pertaniannya karena lebih praktis dan tidak perlu repot-repot untuk memanen dan membawa kepasar karena
pembeli yang langsung datang melihat ke ladang, menyepakati harga dan si pembeli juga yang memanen dan mengangkut hasil dari ladang. Responden yang
lebih memilih menjual kepada agen sayur mayur yaitu sebanyak 11 orang dengan alasan dapat tawar menawar tentang harganya dan dapat meminta uang terlebih
dahulu sebelum panen. Ketika ada pengeluaran yang mendesak, sementara responden tidak memiliki cukup uang maka responden akan meminta uang
terlebih dahulu kepada agen sayur mayur dengan perjanjian bahwa responden
Universitas Sumatera Utara
akan menjual hasil pertaniannya kepada agen tersebut dengan harga yang ditentukan oleh agen sayur mayur tersebut. Responden yang lainnya lebih
memilih untuk menjual hasil pertaniannya ke pasar dengan alasan dapat memilih harga yang lebih tinggi dan sekalian belanja untuk kebutuhan rumah tangganya.
Responden seringkali mengeluh karena ketidakpastian harga yang didapatkan, terkadang harga hasil pertaniannya naik dan tidak beberapa lama
kemudian sudah turun lagi. Belum lagi agen yang terkadang membuat harga sesuka hatinya untuk mengambil untung yang banyak, dalam hal seperti ini yang
dirugikan adalah petani perempuan. Melalui observasi didapatkan bahwa agen berani membuat harga sesukanya karena tidak ada kontrol dari pihak
pemerintahan, sehingga agen menetapkan dan membuat harga sendiri.
Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan dari sektor Pertanian
Perbulan No
Penghasilan Rp Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
1.000.000 1.000.000
– 2.000.000 2.000.000
– 3.000.000 3.000.000,-
3 17
9 3
9,375 53,125
28,125 9,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
Penghasilan responden tidak selalu sama setiap bulannya karena selalu dipengaruhi oleh kwantitas dan kwalitas hasil panen serta tinggi rendahnya harga,
tetapi selisihnya tidak terlalu banyak. Dari tabel 5.15 tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden 53,125 memperoleh penghasilan berkisar Rp
1.000.000 – Rp 2.000.000. Penghasilan ini dipakai petani perempuan sebagai
modal untuk kelanjutan pertaniannya, untuk kebutuhan hidup, pendidikan anaknya dan berbagai keperluan lainnya. BPS menyatakan keluarga miskin adalah
keluarga dengan pendapatan kurang dari Rp. 600.000,- perbulan. Jadi jika dilihat dari penghasilannya, responden tidak tergolong dalam keluarga miskin.
Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian Sampingan
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Ada Tidak ada
2 30
6,25 93,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari 32 responden hanya ada 2 orang responden yang memiliki mata
pencaharian sampingan yaitu ibu Romida Purba yang berjualan goreng setiap hari minggu dan memperoleh penghasilan tambahan sekitar Rp 600.000 setiap bulan
dan Ma Jaya yang berjualan di pasar tradisional setiap hari sabtu dan memperoleh penghasilan tambahan sekitar 500.000 setiap bulan. Menurut mereka pekerjaan
sampingan ini cukup membantu dalam meningkatkan penghasilan mereka dan
dapat dipergunakan dalam berbagai keperluan dirinya dan keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami
No Pekerjaan Suami
Frekuensi F Persentase
1 2
3 6
7 8
PNS Wiraswasta
Karyawan swasta Supir
Tukang bangunan Kepala desa
2 18
6 2
3 1
6,25 56,25
18,75 6,25
9,375 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Penduduk desa Raya Huluan mayoritasnya bekerja sebagai petani, tetapi
dalam penelitian ini responden adalah petani perempuan yang suaminya tidak bekerja di sektor pertanian. Dengan demikian akan lebih jelas terlihat kotribusi
petani perempuan, baik dalam pertanianannya, dalam penghasilan dan dalam sosial ekonominya.
Seperti yang terlihat pada tabel 5.17 bahwa mayoritas pekerjaan suami responden 56,25 adalah wiraswasta.
Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Suami
No Penghasian Suami Rp
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
1.000.000,- 1.000.000
– 2.000.000 2.000.000
– 3.000.000 3.000.000,-
3 16
10 3
9,375 50
31,25 9,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.18 dapat diketahui bahwa mayoritas suami responden 50
memiliki pendapatan sekitar Rp 1.000.000 – 2.000.000 setiap bulannya. suami
responden rata-ratanya memiliki penghasilan diatas Rp 1.000.000 tetapi penghasilan tersebut kebanyakan dihabiskan untuk kebutuhan pribadi suaminya.
Berikut hasil wawancara dengan Ennaria Purba:”suami saya setiap bulannya mendapat penghasilan sekitar Rp 1.500.000 tetapi biasanya hanya setengah
gajinya yang diserahkan sama saya, selebihnya dia pakai untuk kebutuhannya saja”.
. Jika diperhatikan penghasilan responden dan penghasilan suami responden
tidak jauh berbeda. Responden bekerja di sektor pertanian, mendapatkan penghasilan dan dipergunakan untuk pemenuhan sosial ekonomi keluarganya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa responden sangat berkontribusi dalam sosial ekonomi keluarganya.
5.2.4. Kontribusi Petani Perempuan dalam Sosial Ekonomi Keluarga 1. Kontribusi dalam Pemenuhan Pangan Keluarga
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Hidup Sehari-Hari
No Kecukupan Hidup
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
Sangat mencukupi Mencukupi
Kurang mencukupi Tidak mencukupi
2 27
2 1
6,25 84,375
6,25 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.19 dapat diketahui bahwa 27 responden 84,375 mengakui
bahwa pendapatan mereka mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, 2 responden menyatakan kebutuhan sehari-harinya sangat tercukupi, 2
responden menyatakan kebutuhan sehari-hari keluarganya kurang mencukupi dan seorang responden menyatakan kebutuhannya tidak tercukupi karena suaminya
sudah lama sakit sakitan sehingga suaminya tidak memiliki penghasilan tetapi
malah membutuhkan biaya untuk pengobatan Tabel 5.20
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan Nasi Perhari No
Frekuensi Makan Nasi Hari Frekuensi F
Persentase
1 2
3 3
30 2
93,75 6,25
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Menurut BPS, keluarga miskin adalah keluarga yang hanya mampu
mengkonsumsi nasi 2 kali sehari. Dari tabel 5.20 diketahui bahwa 93,75 responden dan keluarganya makan nasi 3 kali sehari, jadi responden tidak
tergolong dalam keluarga miskin jika dilihat dari pola konsumsinya. Responden dan keluarganya selalu teratur dan tepat waktu untuk makan karena responden
tinggal di wilayah yang iklimnya dingin dan responden juga membutuhkan tenaga untuk mengerjakan lahannya. Mayoritas responden di desa Raya Huluan ini selalu
menanam padi di ladangnya, yang pada umumnya cukup untuk konsumsi selama setahun.
Tabel 5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Ikan
Perminggu No
Pola Konsumsi Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sangat sering
Sering Cukup sering
17 5
10 53,125
15,625 31,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Ikan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan karena kaya akan protein,
vitamin dan mineral serta kaya akan kandungan asam lemak omega 3 yang sangat
Universitas Sumatera Utara
penting untuk kecerdasan otak. Dari tabel 5.21 dapat diketahui bahwa setiap responden mengkonsumsi ikan. Responden yang menyatakan sangat sering
mengkonsumsi ikan ada sebanyak 17 responden 53,125, mereka biasanya mengkonsumsi ikan setiap kali makan. Responen yang menyatakan sering
mengkonsumsi ikan ada sebanyak 5 orang, mereka mengkonsumsi ikan minimal sekali dalam sehari sedangkan responden yang menyatakan cukup sering
mengkonsumsi ikan ada sebanyak 10 orang responden.
Tabel 5.22 Distribusi Responden Berdasarkaan Pola Konsumsi Terhadap Daging
Perbulan No
Pola Konsumsi Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sering
Cukup sering Jarang
4 14
14 12,5
43,75 43,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.22 diketahui bahwa 4 responden sering mengkonsumsi daging
kira-kira 6-8 kali setiap bulannya, 14 responden cukup sering mengkonsumsi daging 3-4 kali perbulannya dan 14 orang responden yang lain jarang
mengkonsumsi daging yaitu hanya sekali sebulan. Di Desa Raya Huluan ini memang susah untuk mencari daging, untuk membeli daging responden harus ke
ibu kota Kecamatan yang berjarak 15 Km dari desa Raya Huluan tersebut. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab jarangnya responden mengkonsumsi
Universitas Sumatera Utara
daging. Masyarakat desa ini biasanya mengkonsumsi daging karena rasa saja, mereka belum mengetahui bahwa daging sangat penting untuk dikonsumsi karena
daging mengandung protein dalam jumlah besar, mineral dan vitamin yang baik untuk kesehatan tubuh.
Tabel 5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Telur
Perminggu No
Pola Konsumsi Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sering
Cukup sering Jarang
1 9
22 3,125
28,125 68,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.23 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 68,75
jarang mengkonsumsi telur. Telur memiliki kandungan protein yang tinggi, tetapi responden
jarang mengkonsumsinya.
Responden menyatakan
jarang mengkonsumsi telur karena anggota keluarganya ada yang alergi terhadap telur,
sementara responden yang lain jarang mengkonsumsi telur karena keluarganya lebih menyukai ikan dan mereka hanya mengkonsumsi telur ketika persediaan
ikan dirumahnya telah habis.
Tabel 5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Sayuran
Universitas Sumatera Utara
No Pola Konsumsi
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
Sangat sering Sering
Cukup sering Jarang
23 2
5 2
71,875 6,25
15,625 6,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Sayuran memiliki banyak gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
sehingga sayur merupakan makanan yang penting untuk dikonsumsi. Dari tabel 5.24 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 71,875 sangat sering
mengkonsumsi sayuran setiap kali makan, 2 responden sering mengkonsumsi sayuran sekali sehari, 5 responden cukup sering mengkonsumsi sayuran 3-4 kali
seminggu dan hanya 2 responden yang menyatakan jarang mengkonsumsi sayuran sekali semingu.
Sayuran mudah ditemukan di desa Raya Huluan mengingat bahwa mayoritas penduduk desa ini adalah petani. Responden biasanya mengkonsumsi
sayuran yang ditanam sendiri di ladangnya seperti penuturan dari ibu Nora Siadari:
“kami selalu makan sayur setiap kali makan, karena sayur kan tidak usah dibeli. Setiap hari saya selalu membawa sayur dari ladang untuk kami makan”.
Tabel 5.25 Distribusi responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Buah
No Pola Konsumsi
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
Cukup sering Jarang
16 16
50 50
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.25 dapat diketahui bahwa 16 orang responden 50 cukup
sering mengkonsumsi buah 3-4 kali seminggu dan 16 responden yang lainnya menyatakan jarang mengkonsumsi buah-buahan sekali seminggu. Kesadaran
responden akan pentingnya buah-buahan untuk kesehatan masih kurang, hal ini dapat diketahui dari pola konsumsi responden terhadap buah yang masih sangat
minim. Pola konsumsi terhadap buah juga kurang tepat, dimana ketika responden
membeli buah 1 kg, semuanya dihabiskan langsung sekali makan. Responden biasanya membeli buah hanya di pajak yang hanya beroperasi sekali dalam
seminggu, seperti penuturan Ma Eva:”kalo keluarga kami jarang makan buah, paling hanya sekali seminggu, itupun kalo kebetulan ke pajak tapi kalo saya ga ke
pajak ya tidak makan buahlah kami. Biasanya saya beli 1-2 kg buah, semuanya biasanya langsung kami habiskan hari itu”.
Tabel 5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Pola Konsumsi Terhadap Susu
No Pola Konsumsi
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 Sering
Cukup sering Jarang
5 2
25 15,625
6,25 78,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Penduduk desa Raya Huluan banyak yang tidak mengkonsumsi susu,
masih banyak penduduk desa ini yang belum menyadari bahwa susu mengandung banyak vitamin dan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Jika melihat
tabel 5.26 kita mengetahui bahwa mayoritas responden 78,125 jarang mengkonsumsi susu hanya sekali dalam seminggu, 2 responden cukup sering
mengkonsumsi susu 3-4 kali seminggu dan 5 responden yang lainnya sering mengkonsumsi susu sekali sehari.
Dari pengamatan peneliti, secara keseluruhan petani perempuan di desa Raya Huluan ini sangat kuat bekerja tetapi tidak memperhatikan asupan makanan
yang baik untuk tubuhnya. Mayoritas responden mempunyai pemikiran yang salah dimana mereka menyatakan bahwa yang penting adalah banyak-banyak
makan nasi sudah cukup untuk menjaga kesehatan mereka. Di desa Raya Huluan ini susah mencari keluarga petani yang selalu menyediakan buah dan susu di
rumah mereka, padahal buah dan susu merupakan sumber vitamin, nutrisi, mineral dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan melihat pola konsumsi responden
dapat disimpulkan bahwa responden belum memenuhi asupan gizi seimbang.
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari pola konsumsi dan ketersediaan pangan di desa Raya Huluan, responden bukanlah orang yang miskin hanya saja masih kurang kesadaran dan
pengetahuan akan pentingnya asupan gizi yang cukup.
Tabel 5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi mengkonsumsi Hasil Panen
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sangat sering
Sering Cukup sering
4 22
6 12,5
68,75 18,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.27 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 68,75
sering mengkonsumsi hasil panennya. Petani di Desa Raya Huluan menanam dan mengusahakan berbagai macam tanaman seperti sayuran, kopi, padi, jahe, jagung
dan lain sebagainya. Responden selalu menyisihkan hasil panen yang bisa dikonsumsi oleh responden dan keluarganya, dimana biasanya hasil panen yang
dikonsumsi responden seperti sayuran, tomat, cabai, jahe, kunyit, padi dan lain- lain. Responden merasa adanya kepuasan tersendiri ketika mengkonsumsi
tanaman yang diusahakannya sendiri, karena responden sudah bekerja keras untuk mengusahakan tanaman tersebut. Berikut hasil wawancara dengan ibu Kastinim;
“keluarga kami sering mengkonsumsi hasil panen, setiap hasil panen yang bisa dimakan selalu kami sisihkan untuk dibawa ke rumah. Saya juga lebih suka
mengkonsumsi hasil panen saya sendiri karena saya sudah bekerja keras untuk
Universitas Sumatera Utara
mengusahakannya, ya hasilnya pun harus saya nikmati juga. Dengan mengkonsumsi hasil panen saya, serasa semua kerja keras saya terbayar”.
2. Kontribusi dalam Sandang Tabel 5.28
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Pakaian No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 1
2-4 4
4 27
1 12,5
84,375 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Pakaian merupakan kebutuhan pokok yang berfungsi sebagai penutup dan
pelindung tubuh. Konsep keluarga Sejahtera yang dirumuskan oleh BKKBN menyatakan bahwa seluruh anggota keluarga minimal memperoleh 1 stel pakaian
baru pertahun. Dari tabel 5.28 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 84,375 memperoleh penambahan pakaian baru 2-4 stel pertahunnya, 4
responden hanya mampu membeli 1 stel pakaian baru pertahunnya dan 1 responden lain mampu membeli lebih dari 4 stel pakaian pertahun. Setiap
responden juga memiliki pakaian yang berbeda di rumah, bepergian dan pakaian untuk bekerja. Jika melihat perumusan dari BKKBN, dapat disimpulkan bahwa
responden tidak miskin karena responden memperoleh penambahan pakaian minimal 1 stel pertahunnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.29 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Membeli Pakaian
No Cara Membeli Pakaian
Frekuensi F Persentase
1 2
Membeli yang baru lunas Membeli yang bekas
31 1
96,875 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.29 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 96,875
membeli pakain yang baru. Responden biasanya membeli pakain baru tersebut di pasar tradisional. Seperti hasil wawancara dengan Ma senta Sipayung berikut ini:
“kami memperoleh penambahan pakaian kira-kira 5 stel setiap tahun, biasanya saya membeli pakaian menjelang semester baru, menjelang natal dan tahun baru.
Biasanya saya membeli pakaiannya di pasar tradisional karena ada banyak pilihan dan kita bisa tawar menawar harga dengan penjualnya”.
3. Kontribusi dalam Perumahan Tabel 5.30
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah No
Kepemilikan Rumah Frekuensi F
Persentase
1 2
Milik sendiri Menumpang
30 2
93,75 6,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
Rumah merupakan kebutuhan pokok sebagai tempat berlindung dari panas matahari, hujan dan lain-lain. Dari tabel 5.30 dapat diketahui bahwa mayoritas
responden 93,75 sudah memiliki rumah sendiri dan responden yang lain masih menumpang dirumah keluarganya.
Rumah yang di tempati responden adalah hasil usaha dan kerja keras responden dengan suaminya. Berikut hasil wawancara dengan Sinta Purba:
“rumah yang kami tempati sekarang adalah rumah sendiri yang kami bangun sekitar 4 tahun setelah kami menikah. Penghasilan saya dan suami kami
kumpulkan dan bisa membangun rumah ini, walaupun masih sederhana yang penting sudah rumah sendiri”.
Tabel 5.31 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Rumah
No Kondisi Rumah
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
Permanen Semi permanen
Papan Tepas
9 17
3 3
28,125 53,125
9,375 9,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.31 diketahui bahwa mayoritas responden 53,125 tinggal
di rumah yang semi permanen, dimana rumahnya setengan beton dan setengah papan. Dari observasi peneliti, hampir keseluruhan rumah responden memiliki
Universitas Sumatera Utara
teras yang dipergunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian maupun hasil-hasil pertanian sebelum dipasarkan.
Tabel 5.32 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar
No Jumlah Kamar
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
1 2
3 4
9 14
6 3
28,125 43,75
18,75 9,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.32 dapat diketahui bahwa keseluruhan responden memiliki
kamar walaupun jumlahnya berbeda-beda. Kebanyakan responden 43,75 memiliki 2 kamar, 9 responden memiliki 1 kamar, 6 responden memiliki 3 kamar
dan 3 responden lainnya memiliki 4 kamar. Jumlah kamar biasanya disesuaikan dengan luasnya rumah. Jika dilihat
jumlah kamar responden, dimana mayoritas responden sudah memiliki 2 kamar atau lebih menandakan bahwa responden memiliki rumah yang lumayan luas. Jika
kamar yang ada di rumah responden hanya satu maka kamar tersebut akan ditempati oleh responden sementara itu anak-anaknya akan tidur di ruang tengah.
Jika kamarnya lebih dari satu, maka 1 kamar akan ditempati oleh responden dan kamar yang lainnya akan ditempati oleh anak-anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.33 Distribusi Responden Berdasarkan Sistem Pertukaran Udara
No Sistem Pertukaran Udara
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Pintu, jendela dan ventilasi
Pintu dan jendela Pintu
2 19
11 6,25
59,375 34,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Rumah yang sehat adalah rumah yang memiliki ventilasi sebagai sarana
keluar masuknya udara sehingga udara dalam rumah tetap segar. Dari tabel 5.33 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 59,375 memiliki pintu dan jendela
sebagai sarana pertukaran udara dan sebagai sarana masuknya sinar matahari.
Tabel 5.34 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Bersih
No Sumber Air Bersih
Frekuensi F Persentase
1 PAM
32 100
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.34 dapat diketahui bahwa keseluruhan responden 100
mendapatkan air bersih dari PAM yang sudah dimasukkan kesetiap rumah. Responden sangat terbantu dengan adanya PAM, dimana responden tidak susah
jika ingin memasak, mencuci dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnnya. Sistem
Universitas Sumatera Utara
pembayaran airnya pun tidak susah karena langsung dipungut kerumah-rumah setiap bulannya sehingga responden tidak perlu repot untuk membayarkannya.
Tabel 5.35 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas MCK
No Ketersediaan MCK
Frekwensi F Persentase
1 2
Tersedia Hanya kamar mandi
25 7
78,125 21,875
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.35 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 78,125
sudah memiliki fasilitas MCK di rumahnya, dan responden lainnya hanya memiliki kamar mandi saja. Responden yang dirumahnya hanya ada kamar mandi
dapat dipergunakan untuk mandi dan cuci sedangkan untuk kakusnya, responden biasanya ke alam.
Tabel 5.36 Distribusi Responden Berdasarkan sistem Pembuangan Air Limbah
No Sistem Pembuangan Air Limbah
Frekuensi F Persentase
1 2
Melalui parit Dibuang begitu saja di pekarangan
25 7
78,125 21,875
Jumlah 100
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 5.36 diketahui bahwa mayoritas responden 78,125 membuang air limbah mereka melalui parit, sedangkan responden lainnya masih
membuang begitu saja di pekarangan rumah atau kebelakang rumahnya karena tidak adanya parit dirumahnya. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
sudah peduli dengan kebersihan lingkungan dan kesehatan keluarganya.
Tabel 5.37 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Penerangan
No Sumber Penerangan
Frekuensi F Persentase
1 Listrik
32 100
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.37 diketahui bahwa seluruh rumah responden 100 sudah
diterangi oleh listrik karena desa ini sudah dijangkau oleh Perusahaan Listrik Negara PLN. Adanya fasilitas listrik membuat warga sudah dimanjakan dengan
berbagai fasilitas dan alat-alat eletronik seperti Televisi, Setrika, Rice cooker, Kulkas, Hand phone dan berbagai peralatan eletronik lainnya. Responden tidak
perlu direpotkan dengan tagihan listriknya karena setiap bulannya akan ada petugas yang langsung memungut kerumah-rumah.
Jika melihat dari tabel-tabel yang menguraikan tentang perumahan dapat diketahui bahwa 30 93,75 responden sudah memiliki rumah sendiri, 17
53,125 responden sudah memiliki rumah yang semi permanen, 14 43,75 responden memiliki 2 kamar dalam rumahnya, 19 59,375 responden memiliki
Universitas Sumatera Utara
pintu dan jendela sebagai sarana pertukaran udara dan masuknya sinar matahari kedalam rumah, 32 100 responden telah mendapatkan air bersih dari PAM, 25
78,125 responden sudah memiliki fasilitas MCK, 25 78,125 responden sudah membuang air limbahnya melalui parit dan 32 100 rumah responden
sudah diterangi listrik oleh PLN. Dari uraian-uraian tentang kondisi perumahan responden yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa responden
berkontribusi dalam pengadaan rumah dan pemeliharaan rumah tersebut.
4. Kontribusi dalam Kesehatan Tabel 5.38
Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menderita Sakit No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sering
Cukup sering Jarang
1 1
30 3,125
3,125 93,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.38 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dan
keluarganya 93,75 jarang menderita sakit, hanya ada 1 responden yang sering menderita sakit dan 1 responden lainnya cukup sering menderita sakit. Menurut
responden penyakit yang paling sering diderita adalah pegal-pegal, batuk dan flu.
Tabel 5.39 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pengobatan
Universitas Sumatera Utara
No Tindakan Pengobatan
Frekuensi F Persentase
1 2
Langsung Tergantung parahnya penyakit
25 7
78,125 21,875
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.39 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 78,125
langsung mengambil tindakan pengobatan jika dirinya atau keluarganya menderita sakit dan 7 responden lainnya tergantung kepada parah atau tidaknya penyakit.
Responden yang tidak langsung mengambil tindakan pengobatan, jika dirinya atau keluarganya sakit akan beristirahat dan di rawat di rumah terlebih dahulu tetapi
jika sakitnya semakin parah barulah di bawa untuk berobat. Responden yang memilih langsung mengambil tindakan pengobatan
menyadari bahwa kesehatan itu sangat penting jadi sebelum semakin parah sebaiknya sudah diobati. Berikut hasil wawancara dengan Ma Pebri salah seorang
responden dari desa Raya Huluan: “kalo ada keluarga yang sakit langsung kami bawa berobat, sebelum makin parah. Yang namanya penyakit tidak ada gunanya
dipelihara, toh tenaga medis itu lebih tau pengobatannya daripada saya”.
Tabel 5.40 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat
No Tempat Berobat
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 Rumah sakit
Puskesmas Bidanmantri
1 8
23 3,125
25 71,875
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.40 diketahui bahwa mayoritas responden 71,875 lebih
memilih berobat ke BidanMantri karena BidanMantri selalu siap sedia dan selalu berada di tempat, bahkan malam hari ketika ada pasien BidanMantri selalu siap
untuk mengobati. Selain itu BidanMantri bersedia untuk dipanggil kerumah dalam situasi yang darurat. Responden yang lain lebih memilih Puskesmas yaitu
sebanyak 8 orang, mereka lebih memilih puskesmas karena biaya berobatnya murah. Diantara 32 responden, hanya ada seorang responden yang memilih
Rumah Sakit sebagai tempat berobat karena menurutnya di Rumah Sakit peralatannya sudah lengkap dan tenaga medisnya juga lebih banyak dan lebih
terlatih.
Tabel 5.41 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Pelayanan Kesehatan Gratis
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Memperoleh Tidak memperoleh
3 29
6,25 93,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
Dari 32 responden hanya ada 3 responden 6,25 yang mendapatkan pelayanan kesehatan gratis yaitu Ansuransi Kesehatan didapatkan oleh 2 orang
responden dan seorang lagi mendapatkan Ansuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin Askeskin.
5. Kontribusi dalam Pendidikan Anak Tabel 5.42
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Sedang Bersekolah No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
1 2
3 ≥4
7 8
10 7
21,875 25
31,25 21,875
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.42 dapat diketahui bahwa seluruh responden sedang
menyekolahkan anaknya. Responden menyadari bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan anak-anaknya dan responden berharap agar suatu hari kelak
anaknya akan sukses dan tidak menjadi petani seperti mereka. Dari 32 orang responden, ada sebanyak 7 21,875 responden yang sedang menyekolahkan
satu orang anak, 8 25 responden sedang menyekolahkan 2 orang anak, 10 31,25 responden sedang menyekolahkan 3 orang anak dan ada 7 21,875
responden ya ng sedang menyekolahkan ≥4 orang anak.
Universitas Sumatera Utara
Setiap anak-anak responden mengecap pendidikan diberbagai tingkat yang berbeda mulai dari tingkat PAUD, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah
Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, dan Perguruan Tinggi. Saat ini 15 46,875 responden sedang menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi, 10
31,25 responden sedang menyekolahkan anaknya di bangku SMASederajat, 4 12,5 responden sedang menyekolahkan anaknya di bangku SMPSederajat dan
3 9,375 responden yang lain sedang menyekolahkan anaknya di bangku SD. Dari jumlah dan tingkat pendidikan anak responden dapat disimpulkan bahwa
responden sudah peduli dengan pendidikan anaknya.
Tabel 5.43 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Biaya Pendidikan Anak
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Sendiri Berdua dengan suami
2 30
6,25 93,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.43 dapat diketahui bahwa biaya pendidikan anak responden
berasal dari responden sendiri dan ada juga kerjasama antara responden dengan suaminya. Mayoritas 93,75 responden memyatakan bahwa biaya pendidikan
anaknya bersumber dari responden dan suaminya, sementara itu 2 6,25 responden menyatakan bahwa biaya pendidikan anaknya hanya diusahakan
sendiri oleh responden karena suaminya sedang sakit-sakitan dan tidak punya pekerjaan tetap, sementara responden yang lainnya mengusahakan sendiri biaya
Universitas Sumatera Utara
pendidikan anaknya karena penghasilan suaminya hanya dipergunakan untuk dirinya sendiri.
Tabel 5.44 Distribusi Responden Berdasarkan Perlunya Pendidikan Moral untuk
Anggota Keluarga No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sangat perlu
Perlu Cukup perlu
15 16
1 46,875
50 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.44 diketahui bahwa 15 46,875 responden menyatakan
bahwa pendidikan moral sangat diperlukan oleh anggota keluarganya, 16 50 responden menyatakan pendidikan moral diperlukan oleh anggota keluarga dan 1
3,125 responden lainnya menyatakan pendidikan moral cukup diperlukan oleh anggota keluarga.
Berikut hasil wawancara dengan Sonta Ria Silitonga salah satu responden di desa Raya Huluan : “pendidikan moral itu sangat perlu untuk anggota keluarga
terlebih untuk anak-anak, karena pendidikan moral itu akan mengajari anak-anak untuk berperilaku yang baik dan sopan dalam masyarakat serta sesuai dengan
ajaran Agama dan Adat Istiadat”.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.45 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Membimbing Anak Dalam
Belajar No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
Tiap malam Hampir tiap malam
Jarang Tidak pernah
4 15
9 4
12,5 46,875
28,125 12,5
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.45 dapat diketahui 4 12,5 responden selalu membimbing
anaknya belajar setiap malam, 15 46,875 responden hampir setiap malam membimbing anaknya dalam belajar, 9 28,125 responden jarang membimbing
anaknya dalam belajar dan 4 12,5 responden yang lain tidak pernah membimbing anaknya dalam belajar. Responden yang tidak pernah membimbing
anaknya karena sudah kelelahan bekerja di ladang dan masih mengerjakan pekerjaan rumah. Demikian hasil wawancara dengan Hilderia Purba :
“saya tidak pernah membimbing anak-anak belajar, karena saya merasa sangat lelah setelah
bekerja seharian. Kalau menyuruh belajar sesekali saya masih mau tapi kalau memperhatikan dan mengajari sama sekali tidak pernah”.
Jika melihat tabel-tabel tentang pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa 17 53,125 responden sedang menyekolahkan ≥ 3, 15 46,875 responden
sedang meyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi, 30 93,75 responden
Universitas Sumatera Utara
membiayai pendidikan anaknya dengan suaminya, 16 50 responden menyatakan bahwa anggota keluarganya membutuhkan pendidikan moral dan 15
46,875 responden hampir tiap malam membimbing anaknya dalam belajar. Dari uraian-uraian tersebut dapat diketahui bahwa responden sudah menyadari
pentingnya pendidikan dan responden serius dalam memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Responden selalu bekerja keras agar baiaya pendidikan
anaknya dapat terpenuhi bahkan masih meluangkan waktunya untuk membimbing anaknya dalam belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden berkontribusi
dalam pendidikan anaknya.
6. Kontribusi dalam Modal Usaha Tabel 5.46
Distribusi Responden tentang Kemampuan Membeli Alat Pertanian No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Setiap kali butuh
Kadang-kadang Tidak Pernah
17 13
2 53,125
40,625 6,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Alat-alat pertanian ssangat dibutuhkan oleh petani untuk mengolah dan
mengusahakan lahan dan tanamannya sampai memperoleh hasil. Mayoritas 53,125 Responden dapat membeli peralatan pertanian setiap kali dibutuhkan,
13 40,625 responden kadang-kadang dapat membeli alat-alat pertanian dan 2
Universitas Sumatera Utara
6,25 responden tidak pernah membeli alat-alat pertanian. Responden yang tidak pernah membeli peralatan pertanian selalu menggunakan peralatan yang
sudah lama dan terkadang meminjam peralatan yang dibutuhkan kepada tetangga atau keluarganya.
Tabel 5.47 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal untuk Membeli Bibit,
Pestisida dan Pupuk No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Modal sendiri
Koperasi Pinjaman
25 3
4 78,125
9,375 12,5
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Modal sangat diperlukan dalam segala usaha termasuk dalam pertanian.
Responden membutuhkan modal untuk kelanjutan pertaniannya, semakin banyak modal yang dimiliki maka semakin besar kesempatan untuk memperluas usaha
pertaniannya. Modal tersebut dibutuhkan untuk membeli bibit, pupuk, pestisida, pengolahan lahan dan lain-lainnya. Dari tabel 5.47 dapat diketahui bahwa 25
78,125 responden membeli bibit, pupuk, pestisida dan perawatan tanaman dengan uang sendiri, dimana responden selalu menyisihkan penghasilannya untuk
melanjutkan pertaniannya, 3 9,375 responden mendapat modal dari koperasi dan 4 12,5 responden meminjam uang kepada keluarganya maupun kepada
agen sayur mayur.
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari tabel 50 dan 51, dapat diketahui bahwa 17 53,125 responden dapat membeli alat-alat pertanian setiap kali dibutuhkan dan 25
78,125 responden menggunakan modal sendiri untuk melanjutkan usaha pertaniannya. Dari beberapa hal tersebut dapat kita ketahui bahwa responden
berkontribusi dalam modal usaha pertaniannya.
7. Kontribusi dalam Tabungan Tabel 5.48
Distribusi Responden berdasarkan Menyisihkan Pendapatan untuk Ditabung
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Ada Tidak
20 12
62,5 37,5
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.48 dapat diketahui bahwa 20 62,5 responden selalu
menyisihkan pendapatannya untuk ditabung sementara 12 37,5 responden lainnya sama sekali tidak mempunyai tabungan. Responden menabung setelah
menyisihkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan anak, modal usaha dan sosial. Responden yang lainnya tidak mempunyai tabungan karena
selalu dihabiskan untuk kebutuhan hidup, pendidikan anak, untuk modal usahanya dan lain-lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.49 Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Menabung
No Tempat Menabung
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Bank
Koperasi Rumah
4 8
8 20
40 40
Jumlah 20
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.49 dapat diketahui dari 20 responden yang menabung, 4
20 responden diantaranya memilih untuk menabung di Bank, 8 40 responden menabung di Koperasi dan 8 40 responden lainnya lebih memilih
untuk menabung di rumah. Responden lebih memilih menabung di Bank karena Bank lebih aman dan memiliki bunga. Responden yang lebih memilih menabung
di Koperasi adalah responden yang juga pernah meminjam di koperasi dan sudah terbiasa dengan koperasi. Responden yang lebih memilih menabung di rumah
menyatakan lebih suka menabung di rumah karena ketika uangnya dibutuhkan bisa langsung diambil saja.
Tabel 5.50 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabung
No Kategori
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
Sekali seminggu Sekali sebulan
Sekali tiga bulan Sekali enam bulan
4 9
4 3
20 45
20 15
Jumlah 20
100
Sumber : Kuesioner 2013 Intensitas menabung setiap responden berbeda-beda, dari tabel 5.50 dapat
diketahui bahwa 4 20 responden menabung sekali seminggu, 9 45 responden menabung sekali sebulan, 420 responden menabung sekali 3 bulan
dan 3 15 responden lainnya menabung sekali dalam 6 bulan. Responden memiliki alasan yang berbeda-beda pula untuk jawaban yang sama, biasanya
responden yang menabung sekali seminggu adalah responden yang menabung di rumah atau koperasi karena tidak memakan waktu untuk menabungkan uangnya.
Responden yang lain menabung dengan intensitas waktu sekali sebulan, sekali 3 bulan dan sekali dalam 6 bulan karena memperhitungkan waktu yang akan
dihabiskan untuk menabung karena Bank tempat mereka menabung berada di kota Siantar dengan jarak ± 60 Km dari Desa Raya Huluan. Jika responden hendak
menabungkan uangnya, biasanya seharian itu responden tidak bekerja lagi.
Tabel 5.51 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan
No Kategori
Frekuensi F Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
Tidak memiliki Mobil
Sepeda motor Sepeda
5 4
22 1
15,625 12,5
68,75 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.51 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 68,75
memiliki sepeda motor, 4 12,5 responden memiliki mobil, 1 3,125 responden memiliki sepeda dan 5 15,625 responden tidak memiliki kendaraan
pribadi. Responden yang memiliki kendaraan menyatakan bahwa kendaraan tersebut dimiliki setelah mereka menjadi petani. Setelah menabung sedikit demi
sedikit penghasilan dan ditambah dengan penghasilan suami, mereka dapat membeli kendaraan tersebut.
Banyak orang yang menabungkan uangnya sebagai persiapan untuk masa depan, untuk pendidikan anak, untuk modal usaha, untuk kesehatan dan untuk
biaya-biaya yang tidak terduga. Dari 32 responden, 20 62,5 diantaranya sudah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Tempat menabung dan
intensitas menabung nya pun berbeda-beda. Responden juga berkontribusi dalam pengadaan kendaraan pribadinya, baik itu sepeda motor, mobil maupun sepeda.
8. Kontribusi dalam Interaksi Sosial Tabel 5.52
Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sosial yang Diikuti
Universitas Sumatera Utara
No Kegiatan Sosial
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
Gotong royong Kegiatan keagamaan
Acara adat PKK desa
2 16
10 4
6,25 50
31,25 12,5
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.52 dapat diketahui bahwa semua responden mengikuti
kegiatan sosial dilingkungannya walaupun responden memiliki kesibukan sebagai petani dan sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan sosial yang diikuti responden
berbeda-beda, 2 6,25 responden lebih menyukai gotong royong, 16 50 responden lebih menyukai kegiatan sosial keagamaan, 10 31,25 responden
lebih menyukai acara adat dan 4 12,5 responden yang lain lebih memilih untuk terlibat dalam aktivitas PKK desa.
Mayoritas responden lebih menyukai kegiatan keagamaan karena responden dapat memperoleh kepuasan batin lewat kegiatan tersebut karena selain
mendekatkan diri kepada sesama juga semakin dekat dengan Pencipta. Kegiatan yang paling sedikit peminatnya adalah kegiatan gotong royong, kebanyakan
responden tidak menyukai kegiatan gotong royong karena selalu lebih banyak lelaki daripada perempuannya sehingga responden selalu meminta suaminya
untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Tabel 5.53 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mengikuti Kegiatan Sosial
Universitas Sumatera Utara
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sangat sering
Sering Cukup sering
17 9
6 53,125
28,125 18,75
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.53 dapat diketahui bahwa responden yang sangat sering
mengikuti kegiatan sosial ada sebanyak 17 5 3,125responden, 9 28,125 responden sering mengikuti dan 6 18,75 responden lainnya cukup sering
mengikuti kegiatan sosial. Berikut hasil wawancara dengan Ma Jaya, salah seorang responden di Desa Raya Huluan : “saya sangat suka dan selalu mengikuti
kagiatan sosial yang ada dilingkungan terutama kegiatan Keagamaan dan Acara adat, karena kita kan hidup di dunia ini tidak bisa sendirian harus ada orang lain
juga, lagian hidup itu kan selalu berputar jadi selagi bisa saya usahakan untuk mengikutinya”.
Tabel 5.54 Distribusi Responden Berdasarkan keterlibatan di Kepengurusan Organisasi
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Ya Tidak
6 26
18,75 81,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013
Universitas Sumatera Utara
Responden bukan saja mengikuti kegiatan sosial tetapi ada 6 18,7 responden yang juga terlibat dalam kepengurusan suatu organisasi sosial yang ada
di masyarakat. Ada responden yang terlibat dalam kepengurusan organisasi Keagamaan, PKK Desa dan ada juga yang masuk kepengurusan organisasi
kemasyarakatan. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan dan kontribusi perempuan dalam suatu organisasi sudah mulai diperhitungkan
walaupun belum maksimal.
Tabel 5.55 Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan Keluarga
No Intensitas Komunikasi
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sangat aktif berkomunikasi
aktif Jarang
18 5
9 56,25
15,625 28,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.55 dapat diketahui bahwa sekalipun responden harus bekerja
di ladang dan bertanggungjawab atas pekerjaan rumah dan anak-anaknya, petani perempuan masih tetap bisa berinteraksi dengan keluarganya walaupun
intensitasnya berbeda-beda. Mayoritas responden 56,25 responden sangat aktif berkomunikasi dengan anggota keluarganya, dimana responden selalu
berkomunikasi dengan anggota keluarganya setiap hari. Responden yang aktif berkomunikasi ada sebanyak 18 orang, mereka selalu berkomunikasi dengan
anggota keluarga setiap harinya. Responden yang aktif selalu berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
dengan anggota keluarganya ada 5 15,625, dimana responden selalu berkomunikasi dengan anggota keluarganya ketika berkumpul saja. Responden
yang jarang berinteraksi dengan keluarga ada sebanyak 9 28,125 responden mereka hanya berkomunikasi dengan anggota keluarga ketika dibutuhkan saja.
Tabel 5.56 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Pengambilan
Keputusan dalam Keluarga No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Sangat sering
Sering Jarang
15 9
8 46,875
28,125 25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.56 dapat diketahui bahwa semua responden sudah dilibatkan
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga, yang berbeda hanya intensitas keterlibatannya. 15 46,875 responden sangat sering dilibatkan dalam
pengambilan keputusan dalam keluarga setiap kali ada permasalahan yang timbul dan setiap ada keputusan yang harus diputuskan, 9 28,125 responden sering
dilibatkan ketika benar-benar ada permasalahan yang harus diselesaikan bersama-sama, 8 25 Responden jarang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan dilibatkan hanya ketika diperlukan saja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.57 Distribusi Responden Berdasarkan Interaksi dengan Masyarakat Sekitar
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Sangat baik
Baik Cukup baik
3 27
2 9,375
84,375 6,25
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Sebagai makhluk sosial, interaksi merupakan salah satu kebutuhan agar
manusia dapat saling berkomunikasi. Petani perempuan masih bisa membina hubungan interaksi dengan masyarakat dilingkungannya sekalipun mereka harus
bekerja di ladang dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Interaksi sesama petani dan masyarakat di Desa Raya Huluan ini masih berjalan dengan baik dan
rasa kepedulian dan kekeluargaan masih sangat kental di desa ini. Dengan melihat tabel 5.57 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
84,375 memiliki hubungan interaksi yang baik dengan masyarakat dilingkungan sekitarnya, 3 9,375 responden memiliki hubungan interaksi yang
sangat baik dengan masyarakat sekitarnya, 2 6,25 responden yang lain membina
hubungan interaksi
yang cukup
baik dengan
masyarakat dilingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.58 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Pengambilan
Keputusan dalam Masyarakat No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
Sangat sering Sering
Jarang Tidak pernah
3 8
18 3
9,375 25
56,25 9,375
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Petani perempuan mempunyai hak untuk dilibatkan dalam pengambilan
keputusan dilingkungan masyarakatnya. Dari tabel 5.58 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 56,25 jarang dilibatkan dalam pengambilan keputusan
dalam masyarakat.dari 32 responden, hanya ada 3 9,375 responden yang tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan masyarakat. Responden sudah
mulai diperhitungkan dan dilibatkan dalam masyarakat walaupun intensitas keterlibatannya masih kurang dan belum maksimal.
Tabel 5.59 Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Informasi
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 Ya
32 100
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.59, dapat diketahui bahwa semua responden selalu
mendapatkan informasi. Responden sudah menyadari akan pentingnya informasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga responden memiliki pengetahuan yang luas.
Seperti hasil wawancara dengan ibu Ramliana Sinaga : “kami memang tinggal di kampung, tetapi itu bukan alasan bagi kami untuk tertutup. Saya sangat suka
mencari informasi tentang apapun itu sehingga walaupun saya tinggal di kampung tetapi saya mengetahui banyak hal dan saya dapat mengikuti
perkembangan jaman”.
Tabel 5.60 Distribusi Responden Berdasarkan Media Informasi yang Diikuti
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
Televisi Radio
31 1
96,875 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.60 dapat diketahui bahwa mayoritas 96 responden
mendapatkan informasi dari televisi, hal ini disebabkan karena sudah berkembangluasnya teknologi dan sudah dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Responden memilih media televisi karena selalu menampilkan berita-berita terbaru dan mudah dipahami. Responden juga menyatakan bahwa mereka malas
Universitas Sumatera Utara
membaca sehingga lebih memilih televisi karena mereka dapat langsung melihat gambar dan mendengarkan saja. Responden yang lain memilih radio karena bisa
dibawa kemana-mana dan bisa didengarkan dimana saja, terkadang sambil bekerja di ladang responden mendengarkan radio.
Tabel 5.61 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Mendapatkan Informasi
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 Setiap hari
Dua kali seminggu Sekali seminggu
28 3
1 87,5
9,375 3,125
Jumlah 32
100
Sumber : Kuesioner 2013 Dari tabel 5.61 dapat diketahui bahwa mayoritas responden 87,5
mendapatkan informasi setiap harinya. Responden selalu menyempatkan untuk menonton atau mendengarkan informasi lainnya karena menurut responden
informasi itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari 32 orang responden, 28 mengaku mendapatkan informasi setiap harinya, 3 orang
mendapatkan informasi sebanyak 2 kali seminggu dan seorang responden mendapatkan informasi sekali seminggu.
Dari tabel-tabel tentang interaksi sosial responden, dapat diketahui bahwa semua responden mengikuti kegiatan sosial di lingkungannya dimana
mayoritasnya 53,125 lebih menyukai kegiatan sosial keagamaan, 6 responden
Universitas Sumatera Utara
bukan saja mengikuti kegiatan sosial tetapi terlibat langsung dalam kepengurusan organisasi dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam masyarakat.
Mayoritas responden 56,25 sangat aktif berkomunikasi dengan keluarga, dilibatkan untuk pengambilan keputusan dalam keluarga dan memiliki hubungan
interaksi yang baik dengan masyarakat di lingkungannya. Informasi juga selalu didapatkan oleh responden baik melalui televise maupun radio. Dari uraian-uraian
tersebut dapat diketahui bahwa sekalipun petani perempuan memiliki peran ganda pekerjaan rumah tangga dan petani, petani perempuan tetap bisa berinteraksi
dengan masyarakat dan aktif dalam kegiatan dan organisasi sosial.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan baik melalui wawancara maupun melalui kuesioner yang telah dianalisis, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: 1.
Dilihat dari sosial ekonominya, petani perempuan di desa Raya Huluan tidak termasuk dalam kategori miskin.
2. Petani perempuan di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun, mengerjakan hampir keseluruhan proses pengolahan lahan dan perawatan tanaman sehingga membuahkan hasil dan petani
perempuan mendapatkan penghasilan dari usahanya tersebut. 3.
Petani perempuan di desa Raya Huluan ini memiliki peran ganda yaitu selain bekerja sebagai petani juga memiliki tanggungjawab sebagai ibu
rumah tangga. 4.
Penghasilan yang didapatkan petani perempuan dari usaha pertaniannya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pendidikan
anak, modal usaha, kesehatan, tabungan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. 5.
Petani perempuan di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan
keluarganya juga berkontribusi dalam pemenuhan sandang dan perumahan untuk keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
6. Kesehatan menjadi hal yang penting bagi petani perempuan, hal ini terlihat
dari tindakan pengobatan yang langsung dilakukan ketika responden atau anggota keluarganya jatuh sakit.
7. Petani perempuan di desa Raya Huluan Kecamatan Raya Kabupaten
Simalungun sudah menyadari pentingnya pendidikan, hal ini terlihat dari pendidikan anak petani perempuan desa ini yang sudah banyak mengecap
pendidikan di Perguruan Tinggi, dan petani perempuan selalu berusaha untuk menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Selain pendidikan
formal, petani perempuan juga menganggap bahwa pendidikan moral juga penting untuk anggota keluarganya.
8. Petani perempuan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk modal
usaha dan untuk ditabung, sebagai persiapan untuk keperluan-keperluan mendadak, kesehatan, pendidikan anak dan lain-lain.
9. Petani perempuan tetap menjaga interaksi dengan keluarga dan masyarakat
serta mengikuti kegiatan sosial walaupun petani perempuan ini memiliki banyak kesibukan. Kontribusi petani perempuan dalam pengambilan
keputusan dikeluarga dan dimasyarakat sudah diperhitungkan terlihat dari keterlibatan petani perempuan dalam proses pengambilan keputusan dan
beberapa petani perempuan yang terlibat langsung menjadi pengurus organisasi.
10. Petani perempuan yang mayoritasnya adalah etnis Simalungun adalah
pekerja keras, mampu mendapatkan penghasilan, menjalankan perannya sebagai ibu dan selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat
dilingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Saran