83
Seperti yang dikatakan oleh ibu maliga yaitu: “…yaah kita sebagai orang india biasanya kan pake sari gitu, baju
orang india tapi sekarang makenya cuman kalo ada pesta gitu aja, kalo dirumah udah gak make lagi karna panas juga tapi saya liat bukan
orang india aja yang make sari atau Punjabi itu, sudah banyak orang- orang yang bukan india make sari terus model sekarang Punjabi
namanya, selain baju juga ada itu yang sikh yang dulunya diwajibkan pake turban sekarang sudah di lepas karna perubahan zaman juga yang
awalnya mereka rambutnya panjang sudah dipotong juga, dulunya kita orang india ada sistem kasta tapi lambat laun sudah mulai di hapuskan
karena di anggap sudah tidak cocok di pakai untuk sekarang…” Hasil wawancara tanggal 16 september 2016
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa masyarakat yang ada di Kelurahan Polonia yang belum lama tinggal dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan
sekitar rumah mereka yang dibantu melalui proses interaksi yang dimana orang tidak hanyan menyadari orang lain tetapi mampu menyadari dirinya sendiri. Dengan
demikian orang tidak hanya berinteraksi dengan orang lain, tetapi secara simbolis dia juga berinteraksi dengan dirinya sendiri. Selain beradaptasi sebagai individu dalam
kelompok masyarakat tentu adanya adaptasi sosial budaya yang juga mendapatakan penyesuaian dari lingkungan sekitar tetap mempertahankan budaya mereka masing-
masing namun ada penyesuaian budaya yang mampu membuat mereka membaur dan menjadikan budaya tersebut sebagai kesatuan.
4.8. Nilai – Nilai Multikultural dalam Masyarakat
Prinsip-prinsip dasar multikultural mengakui dan menghargai keberagaman kelompok masyarakat seperti etnik, ras, budaya, gender, strata sosial, agama,
perbedaan kepentingan, keinginan, visi, keyakinan dan tradisi yang akan sangat
Universitas Sumatera Utara
84
membantu bagi terwujudnya perubahan prilaku yang kondusif dan sangat menjanjikan di tengah kehidupan masyarakat dan bangsa yang majemuk. Pendekatan
multikultural tidak sesungguhnya berlandaskan pada kepemilikan yang men- gisyaratkan pada memiliki atau dimiliki budaya tertentu tetapi berlandaskan pada
kesadaran untuk menghargai dan menghormati. Seperti yang dikatakan oleh pak yom, yaitu :
“…kebetulan pas dimesjid taqwa itu, belakangnya kan kuil india jadi kalo kita adzan itu pasti mereka tau terus berhenti dulu habis
itu setelah 10 menit gitu baru lah orang itu mulai lagi kalo dimesjid taufiq ini kita bunyikan suara ngaji hanya 2 kali aja, waktu subuh
sama magrib aja soalnya kan kita menghargai yang bukan islam bia gak ganggu kegiatan orang itu…”Hasil wawancara tanggal 2
september 2016 Sama halnya yang dikatakan oleh pak iwan, yaitu :
“…sebentar lagikan ulang tahun klenteng ini, biasanya kita itu kasih-kasih sembako ke orang-orang tapi bukan hanya etnis china
aja siapaun boleh datang kesini, mau agamanya beda etnisnya beda apapun lah itu tidak ada larangan sama sekali kalo mereka mau
datang kesini, kadang hari-hari biasa juga banyak yang datang kesini bukan juga orang china ataupun orang budha tapi orang-
orang kayak adek inilah, kita sih welcome aja sama siapapun yang penting mereka gak berbuat macam-macam sama kita…” Hasil
wawancara tanggal 10 september 2016 Hal ini juga dikatakan ko andri, yaitu :
“…kalo hari besar agama budha atau kita orang china sih ngundang tetangga lah buat datang kerumah kita open house gitu
misalnya imlek kayak orang islam lah kita buat kue juga makanya kita undang tetangga yang bukan orang kita untuk datang
kerumah…” Hasil wawancara tanggal 10 september 2016
Universitas Sumatera Utara
85
Selain bertoleransi terhadap agama yang berbeda, di Kelurahan Polonia juga masyarakatnya senang untuk tinggal di tempat tersebut dan hidup berdampingan
dengan etnis lain. Seperti yang dikatakan oleh pak rudi, yaitu: “…saya suka tinggal disini karna banyak macam etnis yang tinggal
disini jadi kita gak bosan lah ya dan selama ini juga belum ada konflik yang melibatkan etnis kok dan mudah-mudahan aman-
aman aja di Kelurahan Polonia ini…” Hasil wawancara tanggal 15 september 2016
Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa, realitas pemahaman
multikultural di Kelurahan Polonia sudah terkonsepsualkan dengan baik dengan adanya sifat saling memhami, menghargai dan menjaga kebersamaan dalam satu
wilayah dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosial. Hal ini terkait dengan karakteristik masyarakat multikultural, dimana masyarakat dalam
perkembangannya akan bersinggungan dengan konsep hidup bersama untuk mencari kehidupan bersama dengan adanya toleransi, saling memahami dan
mengahargai perbedaan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
86
BAB V
PENUTUP 5.1.Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapatlah kesimpulannya sebagai berikut :
1. Interaksi sosial di Kelurahan polonia berlangsung dengan baik, sama
halnya yang memiliki perbedaan etnis, sesama etnis, perbedaan agama ataupun sesama agama. Hubungan yang baik ini ditandai dengan adanya
faktor-faktor dari interaksi itu sendiri seperti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati dan motivasi.
2. Interaksi sosial dapat mencakup apa saja tak terkecuali hubungan sosial
antar etnis. Interaksi sosial juga mewarnai kemajemukan yang ada di lingkungan Kelurahan Polonia. Masyarakat yang Multikultural terdapat
disekitar kita dan tidak selalu menimbulkan konflik. Perbedaan perbedaan yang terjadi juga menciptakan akulturasi budaya dan Salah satu akibat
positif dari proses interaksi yang cukup intensif itu adalah pertukaran bahasa antaretnis yang menjadi kehidupan bermasyarakat semakin
harmonis. 3.
Bentuk interaksi sosial yang terjadi di Kelurahan Polonia bersifat asosiatif yang brarti adanya kerjasama dan akomodasi di Kelurahan Polonia yang
menghasilkan 1 adanya asimilasi terlihat dari Masyarakat Kelurahan
Universitas Sumatera Utara
87
Polonia yang menyukai budaya dari etnis lain dan proses tersebut dikarenakan adanya interaksi yang terjadi secara terus menerus dan
terjadilah pencampuran dan menghasilkan budaya baru 2 adanya akulturasi terlihat dari seni bangunan berupa pura candi sebagai wujud
pemcampuran antara seni asli Indonesia dengan seni hindu-budha bentuk akulturasi ini terdapat di salah satu sarana ibadah di Kelurahan Polonia.
Selain itu juga tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya tionghoa dengan islam 3 adanya
amalgamasi yang merupakan proses perkawinan campuran terlihat dari beberapa narasumber yang keluarga mengalami perkawinan campuran
baik antar etnis maupun agama. Proses-proses ini terjadi dikarenakan hasil dari interaksi yang dilakukan Masyarakat Kelurahan Polonia untuk
mengurangi perbedaan-perbedaan di antara mereka. 4.
Realitas pemahaman multikultural di Kelurahan Polonia sudah terkonsepsualkan dengan baik dengan adanya sifat saling memahami,
menghargai dan menjaga kebersamaan dalam satu wilayah dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosial. Hal ini terkait dengan
karakteristik masyarakat multikultural, dimana masyarakat dalam perkembangannya akan bersinggungan dengan konsep hidup bersama
untuk mencari kehidupan bersama dengan adanya toleransi, saling memahami dan mengahargai perbedaan yang ada.
5. Dalam kehidupan sosial Masyarakat Kelurahan Polonia yang menjadi
kunci integrasi masyarakatnya adalah menerapkan sikap untuk memahami
Universitas Sumatera Utara
88
perbedaan-perbedaan yang ada di lingkungan mereka dengan menjaga interaksi sosial yang berjalan dengan sangat baik.
5.2.Saran
1.
Kepada masyarakat Kelurahan Polonia tetap pertahankan interaksi yang sudah berjalan dengan baik dan mempererat solidaritas antar etnis dan
berinteraksi dengan Etnis yang berbeda sangat diperlukan agar memperluas pandangan dan pola piker tentang suku bangsa lainnya.
2.
Tetap bersikap saling menghargai dan bertoleransi kepada masyarakat yang berbeda etnis ataupun agama.
3.
Tetap pertahankan kebudayaan dari masing-masing etnis sebab itu merupakan keunikan yang berada di Kelurahan Polonia yang di huni
dengan masyarakat yang berbeda etnis dan kebudayaan.
4.
Hindari konflik yang berkaitan dengan etnis ataupun agama yang dapat membuat perpecahan di Kelurahan Polonia.
5.
Semua lapisan masyarakat Kelurahan Polonia sebaiknya menjaga hubungan baik agar tidak ada kesenjangan.
6.
Untuk para perangkat Kelurahan Polonia untuk tetap menjaga dan mengawasi masyarakat memiliki berbagai macam etnis
serta keanekaragaman lainnya.
7.
Memperbanyak kegiatan sosial yang melibatkan seluruh warga Kelurahan Polonia agar terciptanya solidaritas yang lebih kuat.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Interaksi Sosial