47
3 BKIA
1 4
Posyandu 14
Total 17
Sumber : Kantor Kecamatan Medan Polonia
c. Sarana pendidikan
Pendidikan merupakan faktor penting untuk menunjang kehidupan manusia karena di dalamnya kita akan mendapatkan pembelajaran
pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok individu. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Sarana pendidikan yang di bangun di wilayah Kelurahan Polonia
bertujuan untuk memudahkan masyarakatnya untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak mereka dapatkan dirumah. Seperti halnya PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini yang merupakan langkah awal bagi anak- anak di Kelurahan Polonia untuk mengenal dunia pendidikan. Mengenal
teman-teman yang baru ia temui kemudian anak-anak tersebut akan di ajarkan untuk bisa berinteraksi dengan teman dan guru mereka selain
orangtua. Selain PAUD, ada juga TK Taman Kanak-kanak sebagai lanjutan pendidikan bagi anak-anak di Kelurahan Polonia. Terdapat pula
SD Negri dan Swasta serta SMA Swasta yang juga merupakan lanjutan
Universitas Sumatera Utara
48
pendidikan bagi anak-anak di Kelurahan Polonia. Sarana pendidikan ini di tempatkan di wilayah Kelurahan Polonia agar masyarakat sekitar mudah
untuk memperoleh pendidikan yang layak dan dengan adanya sarana pendidikan ini masyarakat akan mengerti bahwa pendidikan adalah hal
yang sangat penting bagi anak-anak mereka. Berikut merupakan sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan
Polonia, dilihat pada Tabel No. 6
Tabel No.6 Sarana Pendidikan di Kelurahan Polonia
No Sarana Pendidikan
Jumlah
1 PAUD
1 2
TK Swasta 6
3 SD Negri
3 4
SD swasta 2
5 SMA Swasta Umum
1 Total
13 Sumber : Kantor Kecamatan Medan Polonia
Universitas Sumatera Utara
49
d. Sarana Olahraga
Sarana olahraga merupakan tempat untuk melatih tubuh seseorang secara jasmai dan rohani. Aktivitas-aktivitas dalam olahraga adalah untuk
melatih fisik serta psikis yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan seseorang. Walaupun hanya terdapat sarana lapangan bola volly
namun lapangan tersebut bisa juga di mafaatkan untuk kegiatan olahraga lainnya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat di
Kelurahan Polonia. Selain itu juga lapangan bola volly sering digunakan untuk kegiatan
lomba-lomba yang berkaitan dengan olahraga jadi masyarakat tidak kesulitan untuk mencari lapangan sebagai sarana olahraga sekaligus
kegiatan lainnya. Dengan adanya sarana olahraga tersebut mampu untuk mempererat solidaritas masyarakat di Kelurahan Polonia Berikut
merupakan sarana olahrga yang terdapat di Kelurahan Polonia, dilihat pada Tabel No. 7
Tabel No. 7 Sarana Olahraga yang terdapat di Kelurahan Polonia
No Sarana Olahraga
Jumlah
1 Lapangan Bola Volly
1 Total
1 Sumber : Kantor Kecamatan Medan Polonia
Universitas Sumatera Utara
50
4.2.Karakteristik Informan
Informan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, yang merupakan salah satu kunci bagi peneliti untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam
penelitian. Karakteristik informan ini digunakan sebagai penentuan informan dalam penelitian yaitu berdasarkan Etnis, lama tinggal,umur, pekerjaan dan agama di
Kelurahan Polonia. Untuk lebih jelas maka peneliti akan mendeskripsikan karakteristik informan sebagai berikut:
4.2.1. Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Tabel No. 8 Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
NO Kategori Umur
Jumlah n Persentase
1 22-40 Tahun
7 58,3
2 41 Tahun
5 41,7
Total 12
100 Sumber : Hasil Penelitian 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel No.8 memperlihatkan bahwa dar informan penelitian berdasarkan umur terdapat 7 orang 58,3 adalah informan yang berumur 22-
40 Tahun dan 5 orang 41,7 adalah informan yang berumur diatas 41 Tahun.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.2. Karakteristik Informan Berdasarkan Agama
Tabel No. 9 Karakteristik Informan Berdasarkan Agama
NO Kategori Agama
Jumlah n Persentase
1 Islam
7 58,3
2 Kristen
2 16,7
3 Budha
2 16,7
4 Hindu
1 8,3
Total
12 100
Sumber : Hasil Penelitian 2016 data diolah Berdasarkan Tabel No.9 memperlihatkan bahwa informan penelitian
berdasarkan agama terdapat 7 orang 58,3 beragama Islam, 2 orang 16,7 beragama Kristen, 2 orang 16,7 beragama Budha dan 1 orang 8,3
beragama Hindu.
4.2.3. Karakteristik Informan Berdasarkan Lama Tinggal di Kelurahan Polonia
Tabel No.10 Karakteristik Informan Berdasarkan Lama Tinggal di Kelurahan
Polonia NO
Lama Tinggal Jumlah n
Persentase
1 3-9 Tahun
3 25
Universitas Sumatera Utara
52
2 10 Tahun
9 75
Total 12
100 Sumber : Hasil Penelitian 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel No. 10 memperlihatkan bahwa, informan penelitian berdasarkan lama tinggal di Kelurahan Polonia terdapat 3 orang 25 yang
tinggal selama 3 sampai 9 Tahun dan 9 orang 75 yang tinggal selama 10 Tahun ke atas.
4.2.4. Karakteristik Informan Berdasarkan Suku
Tabel No. 11 Karakteristik Informan Berdasarkan Etnis
No Kategori Etnis
Jumlah n Persentase
1 Batak
2 16,7
2 Jawa
2 16,7
3 Minang
1 8,3
4 Melayu
1 8,3
5 India
2 16,7
6 China
2 16,7
7 Aceh
1 8,3
8 Nias
1 8,3
Total
12 100
Sumber : Hasil Penelitian 2016 data diolah
Universitas Sumatera Utara
53
Berdasarkan Tabel No. 11 memperlihatkan bahwa informan penelitian berdasarkan Etnis terdapat 2 orang etnis Batak 16,7 , 2 orang etnis Jawa 16,7
, 1 orang etnis Minang 8,3 , 1 orang etnis Melayu 8,3 , 2 orang etnis India 16,7 , 2 orang etnis China, 1 orang etnis Aceh 8,3 dan 1 orang etnis Nias
8,3 .
4.3.Profil Informan Masyarakat Kelurahan Polonia
1. Informan pertama
Nama : M. Akbar Tanjung
Umur : 27 Tahun
Suku : Melayu
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Jl. Mangonsidi gang B Lingkungan II
Akbar merupakan warga di Kelurahan Polonia tepatnya berada di lingkungan II berumur 27 tahun yang merupakan perantau dari daerah
Batubara. Beliau sudah menetap di Kelurahan Polonia selama 5 tahun, sejak tahun 2011 dan bekerja sebagai pegawai swasta. Sebelum menetap di
Kelurahan Polonia ini, beliau sempat tinggal di amplas namun memutuskan untuk pindah ke Kelurahan Polonia karena jarak antara tempat dia bekerja
berdekatan, awalnya berada di bandara Polonia, namun sudah dipindah tugaskan ke bandara Kuala Namo. Walaupun sudah dipindah tugaskan dengan
Universitas Sumatera Utara
54
jarak tempuh yang sangat jauh, beliau memilih untuk tetap tinggal di Kelurahan polonia dengan alasan sudah merasa nyaman untuk tinggal di
daerah ini dan letaknya yang berada di Kota Medan yang memudahkannya untuk pergi kemana saja.
Saat pertama kali datang ke Kelurahan Polonia untuk menetap, beliau tidak merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan warga lainnya dan
berusaha untuk beradaptasi, tidak membedakan ataupun memilih teman dengan siapa saja. Beliau mencoba untuk berinteraksi dan menjalin
silaturahmi dan memperkenalkan dirinya sebagai bagian dari warga Kelurahan Polonia. Beliau sama sekali tidak merasakan kesulitan dalam
berinteraksi karena menurutnya warga sekitar sangat ramah dan mau menerimanya dengan baik. Beliau tinggal diKelurahan Polonia ini sendirian
tanpa keluarga karena keluarganya tinggal di Batubara. Beliau juga banyak memiliki teman yang berbeda etnis seperti etnis jawa, india, batak, melayu
dan etnis lainnya. Beliau memiliki teman berbeda etnis tersebut berawal dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di mesjid maupun kegiatan lainnya yang
di adakan oleh pihak Kelurahan Polonia.
2. Informan ke dua
Nama : H. Yom Alizar
Umur : 62 Tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
Universitas Sumatera Utara
55
Pekerjaan : Ketua Pengurus Badan Kenaziran Mesjid
Alamat : Jl. Mangonsidi gang D Lingkungan II
Bapak yom merupakan warga Kelurahan Polonia yang berada di lingkungan II berumur 62 Tahun. Beliau merupakan pensiunan Bea cukai dan
sekarang aktif dalam kepengurusa badan kenaziran mesjid. Beliau sudah tinggal selama 21 tahun di kelurahan polonia ini sejak tahun 1995. Sebelum
menetap di kelurahan polonia beliau tinggal di padang dan alasan pindah karena beliau diperintahkan untuk pindah tugas ke Medan. Sebelum berada di
gang D pak yom sempat kos di gang A pada saat pertama kali datang ke Kelurahan Polonia, kemudian beliau pindah kos lagi di gang B dan belum
tinggal bersama keluarganya terakhir beliau beli rumah di gang D dan membawa serta keluarga yang berasal dari padang untuk tinggal di Kelurahan
Polonia. Awal kedatangan bapak yom ke Kelurahan Polonia sama sekali tidak
merasakan kesulitan untuk beradaptasi sekaligus berinteraksi dengan tetangga barunya maupun warga lain disekitar rumahnya. Menurut bapak yom
penerimaan warga yang sudah lama menetap dengan warga pendatang di Kelurahan Polonia ini sangat bagus dan beliau merasa sangat senang dan
betah untuk tinggal di daerah tersebut. Dalam berinteraksi pak yom menggunakan bahasa Indonesia walaupun masih terlihat logatnya sebagai
orang padang.
Universitas Sumatera Utara
56
Sebagai ketua BKM pak yom banyak dikenal oleh warga di Kelurahan Polonia sehingga membuatnya banyak mengenal warga lain apalagi yang
memiliki perbedaan etnis dengannya tidak itu saja beliau juga berteman dengan warga yang memiliki perbedaan agama. Mengenal banyak orang pak
yom sangat menghargai sekali soal pertemanan, saat berinteraksi pak yom tidak pernah menunjukkan ketidaksukaannya atau bahkan menjelek-jelekkan
warga yang memiliki perbedan etnis dan agama dengannya begitu pula sebaliknya.
3. Informan ke tiga
Nama : Jamil Reza
Umur : 24 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Starban gang Tanjung
Bang jamil merupakan warga Kelurahan Polonia yang berada di jalan starban, berumur 24 tahun. Bang jamil berprofesi sebagai security di daerah
setia budi dan berdagang sebagai kerja sampingan di depan pura agung. Sudah sejak kecil bang jamil tinggal di Kelurahan Polonia mengikuti
orangtuanya yang pindah dari daerah brigjend katamso. Orangtua bang jamil sudah bercerai dan beliau memutuskan untuk bersama bapaknya dan menetap
di Kelurahan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
57
Beliau merasa nyaman tinggal di Kelurahan Polonia karena rumah yang ia tempati milik sendiri sedangkan di tempat sebelumnya mereka
menyewa rumah. Karena sejak kecil sudah menetap di Kelurahan Polonia bang jamil tidak merasakan kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi
dengan tetangga sekitarnya karena di tempat tinggalnya adalah mayoritas Etnis jawa namun bang jamil tidak menutup diri untuk berteman dengan Etnis
lain dan beliau memiliki teman yang berbeda Etnis seperti, Etnis India, Batak, China dan lainnya.
4. Informan ke empat
Nama : Andri Chang
Umur : 30 Tahun
Suku : China
Agama : Budha
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Ternak no 57
Ko andri merupakan warga di Kelurahan Polonia yang baru menetap 3 tahun dan berusia 30 tahun. sebelum pindah ke Kelurahan Polonia ko andri
menetap di jalan wajir, beliau memilih pindah karena sudah memiliki rumah sendiri selain itu juga merasa tenang dan nyaman tinggal di Kelurahan polonia
di bandingkan dengan tempat tinggalnya terdahulu di kota yang identik dengan keributan.
Universitas Sumatera Utara
58
Beliau membuka warung makanan di rumahnya dengan berjualan mie pangsit. Saat pertama kali datang ke Kelurahan Polonia beliau tidak
mengalami kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi karena sudah terbiasa ketika berjualan dan bisa terlihat beliau memiliki tetangga yang beretnis Batak
yang juga membuka usaha jajanan. Walaupun masih terbilang baru 3 tahun menetap namun beliau sebelumnya sudah banyak mengenal tetangganya dan
itu juga mempermudahnya dalam berinteraksi. Dalam kesehariannya ko andri biasanya duduk-duduk bersama tetangganya di sore hari sebab di wilayah
tempat tinggalnya akan ramai saat sore hari.
5. Informan ke lima
Nama : Iwan Tan
Umur : 47 Tahun
Suku : China
Agama : Budha
Pekerjaan : Wiraswasta Pengurus Vihara
Alamat : Jl. Ternak
Pak iwan sudah menetap selama 40 tahun di Kelurahan Polonia, pak iwan pindah dari galang sejak umur 5 tahun yang ikut orang tuanya pindah.
Memilih Kelurahan Polonia untuk tinggal karena sudah ada keluarganya yang juga tinggal di tempat itu. Selain sebagai wiraswasta beliau juga aktif
mengurus klenteng di jalan ternak.
Universitas Sumatera Utara
59
Dalam kesehariannya mengurus klenteng, pak iwan sering berkumpul dengan teman-temannya yang berasal dari Etnis yang berbeda-beda dan juga
memiliki agama yang berbeda juga dengannya. Pak iwan tidak melarang siapapun untuk datang ke klentengnya baik datang untuk beribadah ataupun
yang butuh pertolongannya. Sebagai pengurus klenteng pak iwan banyak bertemu dengan warga lainnya dan tidak menyulitkan baginya untuk
berinteraksi dengan warga lain. Walaupun sudah lama menetap di Medan sebagai orang tionghoa sama
sekali tidak meninggalkan tradisi-tradisi dari Etnisnya, seperti halnya perayaan- perayaan besar orang china. Masih kental dengan logat tionghoanya
namun paki wan juga mengerti sedikit bahasa etnis lain yaitu bahasa jawa walaupun bahasa jawa yang kasar. beliau juga memiliki saudara yang berbeda
Etnis melalui perkawinan campuran yaitu adiknya menikah dengan etnis india dan ada juga yang menikah dengan etnis jawa, bahkan berbeda agama juga.
beliau sama sekali tidak melarang keluarganya untuk menikah dengan etnis lain yang penting baginya adalah orang tersebut bisa menyesuaikan diri
dengan keluarga dan adat istiadat keluarga sebagai etnis china.
6. Informan ke enam
Nama : Reka
Umur : 32 Tahun
Suku : India Tamil
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Universitas Sumatera Utara
60
Alamat : Jl. Karya Sehati
Ibu reka merupakan warga Kelurahan Polonia keturunan Etnis India tamil, berumur 32 tahun, memiliki 2 orang anak dan suami yang berkerja
sebagai kontraktor jalan dan sudah sejak awal tinggal di Kelurahan Polonia. Walaupun bu reka Etnis India tapi beliau sama sekali tidak bisa berbahasa
india namun bu reka mengerti kebudayaan india itu sendiri. Seperti halnya pernikahan mereka akan menggunakan sari dan aksesorisnya seperti rambut
panjang palsu. Selain kebudayaannya bu reka juga memahami sedikit budaya Etnis
lain seperti budaya Etnis jawa. Kesehariannya bu reka sering berkomunikasi dengan tetangganya untuk bertegur sapa bahkan bergosip dengan tetangganya.
Walaupun bu reka memiliki ciri fisik yang berbeda dengan pribumi beliau sama sekali tidak merasa minder untuk membaur dan berinteraksi dengan
warga lainnya.
7. Informan ke tujuh
Nama : Maliga
Umur : 72 Tahun
Suku : India Tamil
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Karya sehati
Universitas Sumatera Utara
61
Ibu maliga merupakan warga di Kelurahan Polonia keturunan India, yang berumur 72 tahun dan sudah sejak awal tinggal di Kelurahan Polonia
dan beliau pandai dalam berbahasa india. Ketika berkomunikasi dengan tetangga yang berbeda etnis dengannya beliau menggunakan bahasa Indonesia
namun ketika berkomunikasi dengan etnis yang sama beliau menggunakan bahasa india. Di daerah tempat tinggalnya bu maliga merupakan minoritas
beragama hindu di tempat tersebut namun beliau sama sekali tidak merasa terasing bahkan beliau banyak mengenalkan tradisi umat Hindu. Beliau tetap
mempertahankan budayanya sebagai orang india sekaligus sebagai orang india yang beragama hindu. Walaupun sudah sejak awal tinggal di Kelurahan
Polonia namun nenek moyang bu maliga adalah asli dari Negara india. Dalam kesehariannya beliau sudah mengurangi berinteraksi dengan
tetangganya karena usianya yang sudah tua dan untuk mengurangi konflik dengan tetangganya. Beliau hanya berinteraksi seperlunya saja apabila beliau
melihat warga lain lewat di depan rumahnya atau warga yang menyapa serta mengajaknya untuk berinteraksi. Memiliki perbedaan fisik dari tetangganya,
beliau sempat di segani dan di anggap sombong dengan tetangganya namun seiring berjalannya waktu stigma negative terhadapnya sudah tidak ada lagi
itu di sebabkan karena beliau saat masih mudanya sering berinteraksi dengan tetangganya dan mengenalkan bahwa Etnis india adalah etnis yang sama
seperti lainnya. Untuk kebudayaan dari india sendiri bu maliga masih
mempertahankannya seperti penggunaan kain sari ataupun Punjabi saat ada
Universitas Sumatera Utara
62
acara pernikahan dan acara yang bersifat resmi selain itu juga karena menurut beliau kain sari atau Punjabi adalah ciri khas dari orang india. Sedangkan
untuk adat istiadat dari etnis india sendiri sudah mengalami penyesuaian dengan kebudayan lokal sehingga ada perubahan-perubahan yang dibuat dan
disesuaikan dengan lingkungan dan zaman.
8. Informan ke delapan
Nama : Rudi
Umur : 42 Tahun
Suku : Batak
Agama : Kristen
Pekerjaan : Tukang Becak
Alamat : Jl. Polonia gang Bilal
Bang rudi merupakan warga Kelurahan Polonia berusia 42 tahun yang beretnis Batak. Beliau memiliki orang tua dengan perkawinan campuran yaitu
bapaknya Etnis Batak dan ibunya Etnis China. Sebelum tinggal di Kelurahan Polonia beliau sudah banyak berpindah-pindah tempat tinggal dan akhirnya
memutuskan untuk menetap di Kelurahan Polonia. Beliau memiliki tetangga dengan beragam Etnis dan agama dan sangat mengenal baik tetangganya sejak
kecil. Berprofesi sebagai tukang becak beliau sudah sangat terbiasanya
untuk berinteraksi dengan warga di Kelurahan Polonia. Melalui pelanggan- pelanggannya bang rudi juga belajar karakter dari masing-masing Etnis yang
Universitas Sumatera Utara
63
pernah di jumpainnya seperti Etnis China ada yang sangat mudah untuk membuka diri dan berinteraksi dengannya ada juga yang menutup diri
dengannya namun bang rudi menghargainya, beliau lebih senang untuk memulai diluan dalam berinteraksi dengan tetangganya yang berbeda Etnis
dengannya yakni dengan membantu tetangganya ketika mengadakan hajatan ataupun sedang mengalami kesulitan.
9. Informan ke Sembilan
Nama : Nenek Murni
Umur : 65 Tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Karya Jaya, Polonia
Nenek Murni merupakan warga Kelurahan Polonia, berumur 65 tahun yang sudah 40 tahun menetap. Beliau memiliki 4 orang anak. Nenek murni
tinggal di Kelurahan Polonia karena beliau ikut suami pada saat setelah pernikahan mereka. Suami beliau merupakan orang yang sudah sejak awal
tinggal di Kelurahan Polonia dan keluarganya banyak juga yang tinggal disitu. kesehariannya selain menjadi ibu rumah tangga beliau juga membuka warung
lontong di depan rumahnya. beliau memiliki tetangga yang berbeda etnis dengannya dan sebagai warga yang sudah lama tinggal di daerah tersebut
Universitas Sumatera Utara
64
untuk berinteraksi sangatnya mudah baginya karena ia sudah mengenal warga lainnya yang tinggal di sekiatar rumahnya.
Nenek murni memilih tinggal di Kelurahan Polonia karena tempatnya yang strategis dan gampang dijangkau. Dalam kesehariannya berjualan nenek
murni juga berprofesi sebagai tukang kusuk sehingga beliau banyak mengenal warga di Kelurahan Polonia yang memiliki Etnis yang berbeda dengannya dan
mudah untuk berinteraksi dengan warga sekitar selain itu juga beliau sering datang ke tetangganya untuk kumpul-kumpul mengisi waktu luang dan nenek
murni juga aktif mengikuti perwiritan yang ada di Kelurahan Polonia dilaksanakan pada setiap hari jumat jam 2 siang .
10. Informan ke sepuluh
Nama : Putri
Umur : 32 Tahun
Suku : Batak
Agama : Kristen
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Jl. Kar
Putri merupakan warga Kelurahan Polonia berusia 32 tahun dan bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu mall di Kota Medan. Beliau lahir
di Kelurahan Polonia dan sampai sekarang tetap tinggal di Kelurahan Polonia. Kak ayu sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak dan semuanya laki-laki
dan suaminya berasal dari daaerah berastagi yang bertenis karo. Dalam
Universitas Sumatera Utara
65
kesehariannya beliau jarang untuk berinteraksi dengan tetangganya karena beliau bekerja dan pulang pada malam hari.
Walaupun jarang untuk berinteraksi dengan warga sekitar rumahnya tapi beliau mengenal dengan baik tetangganya. Kalau ada hari-hari libur pasti
beliau akan memanfaatkannya untuk bertemu dengan warga sekitar saat berbelanja di warung ataupun hanya sekedar bertegur sapa saja. Memiliki
etnis yang bebeda dengan tetangganya yang rata-rata orang jawa, beliau tidak merasa terasing menjadi orang batak karena tetangga-tetangganya bisa
menerimanya dengan baik.
11. Informan ke sebelas
Nama : Dewi
Umur : 22 Tahun
Suku : Nias
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Karya Jaya, Polonia
Kak dewi merupakan warga di Kelurahan Polonia yang berstatus mahasiswi tingkat akhir di perguruan tinggi swasta di Kota Medan. Beliau
merupakan perantauan asal nias yang sedang menyiapkan tugas akhirnya sebagai mahasiswi. Kak dewi tinggal di kos-kosan di Kelurahan Polonia dan
sudah 4 tahun menjadi bagian dari masyarakat Kelurahan Polonia. Beliau
Universitas Sumatera Utara
66
tinggal di situ karena jarak kos-kosnnya dekat dengan kampusnya dan di wilayah kos-kosan tersebut adalah rata-rata orang nias.
Awal kedatangannya ke Kelurahan Polonia, beliau memang merasa canggung karena baru datang ke Kota Medan namun beliau punya kerabat
keluarga yang juga tinggal di kos tersebut. Untuk beradaptasi beliau tidak mengalami kesulitan karena warga disekitar kosannya sangat membantunya
dalam beradaptasi dan baik menerima dirinya sebagai pendatang. Biasanya sepulang kuliah beliau sering duduk-duduk di depan kos-kosannya bertingkat,
berinteraksi dengan teman kosnya selain itu juga beliau, duduk-duduk di warung sebelah kosannya yang pemiliknya memilki perbedaan etnis
dengannya. Walaupun memiliki perbedaan etnis, kak dewi tidak menutup dirinya untuk berkomunikasi dengan tetangganya tersebut karena dari hasil
berinteraksi dapat mengetahui karakter dari etnis tersebut. Selain itu juga beliau sering ikut dalam kegiatan sosial yang di adakan di Kelurahan Polonia
dan kak dewi bisa mendapatkan teman yang lebih banyak lagi tidak hanya berteman dengan satu etnis saja.
12. Informan ke dua belas
Nama : Haris
Umur : 23 Tahun
Suku : Aceh
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Mangonsidi gang A
Universitas Sumatera Utara
67
Haris merupakan warga Kelurahan Polonia yang berusia 23 tahun, kesehariannya beliau tidak bekerja karena sedang mencari pekerjaannya
setelah tamat dari bangku kuliah. Untuk mengisi kegiatan kosongnya sembari menunggu panggilan kerja beliau sering berkumpul dengan teman-temannya
sebayanya di tempat bias mereka nonggkrong. Karena tempatnya bersebelahan dengan doorsmer atau tempat pencucian motor beliau suka
membantu pemiliknya untuk mencuci motor sebagai tambahan uang jajan. Beliau merupakan anak muda di sekitar rumahnya, memiliki banyak
teman yang memiliki etnis yang berbeda dengannya. Walaupun sudah lama menjadi orang Medan dengan orangtuanya namun logat acehnya masih kental,
karena logatnya yang masih kental tersebut beliau sering kali di ejekin teman- teman sebayanya namun beliau sama sekali tidak merasa tersinggung. Beliau
merasa ejekan tersebutlah yang membuat mereka sangat dekat dan sudah seperti saudara. Beliau dan teman-temannya sering membantu warga sekitar
ketika mengadakan gotong-royong dan kegiatan lainnya.
4.4.Bentuk Interaksi Pada Masyarakat Multikultural di Kelurahan Polonia 4.4.1. Interaksi Sosial Secara Langsung Pada Masyarakat Polonia
Dalam penelitian ini, interaksi sosial secara langsung ditandai dengan adanya kontak langsung antar individu maupun kelompok yang melakukan
percakapan antara 2 orang atau lebih secara tatap muka tanpa adanya perantara seperti halnya untuk bertegur sapa dengan tetangga. Seperti yang dilakukan oleh
Ibu Reka yaitu:
Universitas Sumatera Utara
68
“…sering kali lah saya berkomunikasi dengan tetangga apalagi buat gossip yakan, namanya juga ibu-ibu. Apalagi
kalo udah di warung mau belanja pastilah saya sapa tetangga saya terus kami cerita-ceritalah apa aja…” Hasil wawancara
tanggal 16 september 2016
Sama halnya yang dikatakan oleh kak dewi, yaitu : “…kalo beinteraksi dengan tetangga agak jarang juga sih,
karna kan aku kuliah jadi kalo berinteraksi palingan pulang kuliah gitulah, kadang aku duduk di warung jajan sebelah
sambil beli makanan sambil cerita-cerita juga sama ibuknya kalo gak itu aku berinteraksi seringnya sama kawan kossan
lah, curhat kami soal kuliah atau kampus pokoknya paling sering berinteraksi sama kawan kosku lah…” Hasil
wawancara tanggal 9 september 2016
Dan juga yang dikatakan oleh bang jamil, yaitu : “…aku kalo pagi suka itu kak nyapa tetanggaku ngobrol-
ngobrol sikit lah terus kalo ada yang lewat suka ku sapa juga kalo kenal yaa karna biar gak di bilang sombong lah gak mau
negur aku lebih suka aja interaksi langsung gitu sama tetanggaku jadi ramah gitu kita terus pun biar kalo ada apa-
apakan samaku pasti tetanggaku luan yang tau jadi di usahakanlah ngejaga interaksinya yang baik ini…” Hasil
wawancara tanggal 10 september 2016
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa, tanpa di sadari oleh warga di Kelurahan Polonia mereka melakukan proses dari interaksi
sosial berupa Kontak dan adanya Komunikasi dengan tetangganya. Melalui percakapan yang di awali dengan bertegur sapa dan kemudian menanyakan
kabar serta sesuatu hal terkait keadaan yang ada di tempat tinggal mereka. Dalam berinteraksi mereka sama sekali tidak memilih-milih dengan siapa mereka akan
Universitas Sumatera Utara
69
berkomunikasi walaupun dengan etnis yang berbeda asalkan adanya rasa kenyamanan di antara mereka.
4.4.2. Interaksi Sosial Secara Tidak Langsung Pada Masyarakat Polonia
Interaksi sosial secara tidak langsung adalah dengan adanya penggunakan alat bantu sebagai perantara seperti halnya melalui telepon, surat ataupun alat
bantu lainnya. Interaksi sosial secara tidak langsung ini juga terdapat kontak ataupun komunikasi sebagai syarat terjadinya interaksi hanya saja dilakukan
dengan penggunaan sarana komunikasi. Seperti halnya akan di adakan kegiatan perwiritan rutin maka penggurus mesjid akan memberitahukan kepada warga
sekitar jadwal serta giliran untuk mengadakan perwiritan tersebut. Seperti yang di katakana oleh Pak Yom:
“…kalo untuk ngasih tau satu-satu secara langsung tentang jadwal wirit ini ya saya capek lah lebih bagus kan di ketik
terus di tempelkan di mading mesjid jadi warga tinggal lihat aja jadwalnya…” Hasil wawancara tanggal 2 september
2016
Dapat dilihat pada Gambar No.2 merupakan salah satu alat bantu berkomunikasi sebagai proses interaksi secara tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar No.2
Selain kegiatan perwiritan, saat ada salah satu warga yang sedang kemalangan juga akan di beritahukan melalui alat bantu berkomunikasi seperti
pengeras suara yang berada di mesjid. Seperti yang dikatakan oleh bang akbar: “…biasanya juga kalo ada yang meninggal gitu kita ya ngasih
taunya dari toak mesjid itulah, itukan langsung di dengar sama warga disini kalo ada yang meninggal dan alamatnya juga kita
kasih tau…”Hasil wawancara tanggal 2 september 2016
Selain itu juga, pihak-pihak puskesmas akan memberitahukan kepada masyarakat Kelurahan Polonia melalui media perantara seperti halnya spanduk
yang memberitahukan tentang kegiatan yang akan dilakukan di puskesmas yang biasanya berupa ajakan untuk membawa anak-anak yang ada di Kelruahan
Polonia untuk pergi ke posyandu.
Universitas Sumatera Utara
71
Seperti yang dikatakan oleh ibu putri, yaitu : “…saya kan punya anak 2 masih kecil-kecil dan saya juga
kerja kadang saya gak tau soal kegiatan yang di adakan di posyandu, untunglah kadang ada spanduk-spanduk yang di
tempel jadi taulah saya…”Hasil wawancara tanggal 11 september 2016
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dengan adanya alat bantu berkomunikasi maka warga tidak harus saling bertatap muka untuk
berinteraksi. Dengan demikian informasi-informasi penting dapat sampai ke masyarakat di Kelurahan Polonia dengan cepat.
4.4.3. Interaksi Antar Sesama Etnis
Etnis merupakan sekelompok individu dalam masyarakat yang memiliki kesamaan ras, adat, bahasa, keturunan dan memiliki sejarah yang sama sehingga
mereka memiliki keterikatan sosial sehingga mampu menciptakan sebuah sistem budaya dan mereka terikat di dalamnya. Melalui interaksi akan tercipta suatu
hubungan yang akan membentuk suatu kelompok sosial, dimana dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan untuk bersama.
Adapun persyaratan untuk membentuk suatu kelompok dalam masyarakat adalah :
1. Adanya dorongan atau motif yang sama pada setiap individu,
sehingga terjadi interaksi sosial dan memiliki tujuan bersama.
Universitas Sumatera Utara
72
2. Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu
dengan yang lain, akibat terjadinya interaksi sosial. 3.
Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang jelas. 4.
Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok.
Dari kesadaran untuk membentuk suatu kelompok sosial dalam hal ini adalah Etnis , maka setiap Etnis mempunyai kelompok sosialnya masing-masing dengan
berbagai aturan-aturan yang mengikat berupa nilai dan norma serta adat istiadat. Seperti yang dikatakan oleh ibu Maliga yaitu :
“…kalo berinteraksi dengan sesama etnis dengan saya, yaah saya tetap menggunakan bahasa Indonesia namun kalo ada yang mengerti
bahasa india saya akan berkomunikasi dengan bahasa india juga dong walaupun tidak semua orang india bisa berbahasa india asli…”
Hasil wawancara tanggal 16 september 2016
Hal ini juga sama dengan yang dikatakan Nenek Murni yaitu : “…aku kalo cakap sama orang yang etnisnya sama denganku lebih
milih untuk pake bahasa jawa, biar lebih akrab aja karna kan kita udah tau kek mana karakter orang jawa itu…”Hasil wawancara
tanggal 9 september 2016
Lain halnya dengan bang jamil yang mengatakan bahwa: “…tetanggaku rata-rata orang jawa lah jadi aku gampang aja kalo
mau berinteraksi tapi untuk berkomunikasi pake bahasa jawa, jujur ya kak aku gak tau sama sekali bahasa jawa. Aku ngerti sih tapi untuk
membilangkannya gak bisa…”Hasil wawancara tanggal 3 september 2016
Universitas Sumatera Utara
73
Sama seperti yang dikatakan oleh pak iwan yaitu : “…kita kalo berinteraksi dengan sesama etnis ya pasti biasa ajalah
pasti baik-baik juga, namanya juga satu etnis kadang ngomong pake bahasa hokein kalo kita orang china ya, apalagi kalo yang baru
tinggal disini kadang mereka cari kita orang sama buat berdekatan dan tempat tinggal saya ini kebanyakan orang china semua hahaha…”
Hasil wawancara tanggal 10 september 2016
Keseharian dalam berinteraksi sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat Kelurahan Polonia, karena lewat interaksi tersebut kita akan mendapatkan dan
menemukan teman ataupun kelompok dalam kehidupan sosial. Seperti yang dikatakan oleh ko andri, yaitu :
“…kalo berinteraksi dengan sesama etnis saya sih sering pake bahasa china karna lebih gampang aja tapi saya liat kondisi juga mana tau
kalo saya ngomong pake bahasa china terus tetangga saya mengira kita certain dia kan gak enak, pertama kali kesini, saya gak nyari yang
sesama etnis sih tapi ada beberapa keluarga dan sodara saya tinggal dekat sini jadi saya tidak takut dan gampang aja gitu kalo mau
ngomong-ngomong atau kita bilang berinteraksi lah…” Hasil wawancara tanggal 10 september 2016
Lain halnya dengan ibu reka, yaitu : “…saya memang orang india tapi saya gak tau sama sekali bahasa
india hahaha karna kan keluarga saya udah lama kali pindah ke sini terus kami pun gak pernah pake bahasa india kalo berinteraksi sama
keluarga ataupun sama tetangga yang etnisnya sama dengan kami, pake bahasa indonesia lah kita kalo berkomunikasi…”Hasil
wawancara tanggal 9 september 2016
Sama halnya yang dikatakan oleh pak rudi : “…kalo interaksi sesama etnis sih seringnya saat ada perkumpulan
kayak wirit gitu di agama islam biasanya kami nyanyi-nyanyi gitu
Universitas Sumatera Utara
74
terus ada khutbahnya juga habis acara itu yaa kami cakap-cakap sikit silahturahmi sama etnis kami…” Hasil wawancara tanggal 15
september 2016
Dari hasil wawancara bahwasannya Masyarakat di Kelurahan Polonia ketika melakukan interaksi dengan sesama etnis sebagian menggunakan bahasa etnisnya
masing-masing. Namun untuk menghindarkan stigma negative dari tetangga mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk melakukan interaksi.
4.4.4. Interaksi Antar Etnis yang Berbeda
Etnisitas sebagai bentuk dari status kelompok yang menyuguhkan kepercayaan subjektif di dalam keturunan karena adanya tipe fisik yang mirip.
Status merupakan hal yang paling sering menjelaskan kelompok etnis yang membuat orang-orang percaya bahwa mereka sama dari kultur dan bahasa.
Karakter setiap Etnis yang berbeda-beda akan mewarnai dinamika interaksi sosial di Kelurahan Polinia, berikut adalah masing-masing karakter etnis
berdarsarkan kan hasil wawancara kepada Masyarakat Kelurahan Polonia dilihat pada Tabel No. 12
Universitas Sumatera Utara
75
Tabel No. 12 karakteristik Etnis
Etnis Karakter
Batak Bersuara dengan nada yang keras, namun
memiliki kepribadian yang baik, terkesan kasar
Jawa Sopan santun, lemah lembut dan menjaga etika
berbicara Minang
Gigih dalam usaha
Melayu Memiliki bahasa yang lembut dan baik, rata-rata
berkulit sawo matang dan hormat terhadap aturan China
Giat dalam bekerja India
Pandai dalam berbicara Aceh
Logat masih kental
Nias Baik, sangat menjaga kebudayaannya, memiliki
logat bahasa yang kental
Dalam suatu kehidupan sosial tentunya ada kelompok-kelompok sosial yang tinggal dalam satu wilayah seperti yang ada di Kelurahan Polonia terdapat
masyarakat dengan berbagai etnis tinggal di satu wilayah dan hidup berdampingan. Seperti yang dikatakan oleh bang haris, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
76
“…aku disini banyak kawanku yang etnisnya beda banyaklah, ada india, batak, jawa banyak lah kami baik-baik aja kok
bekawan lagian gak enak juga kalo cuman bekawan sesama etnis, bosan lah kak..” Hasil wawancara tanggal 11 september
2016
Sama halnya yang dikatakan oleh bang Jamil, yaitu : “…banyak juga kawanku yang beda etnis disini, kayaknya
misalnya pas acara 17-an kemaren kami ngumpul tuh di lapangan dekat sini buat lihat keyboardtan, pas acara kek
gitulah banyak ketemu sama kawan-kawan yang beda etnisnya dan kami berbaur lah gak ada sama sekali harus
bekawan sama satu etnis karna etnis aku pun sedikit disini…” Hasil wawancara tanggal 2 september 2016
Dan juga yang dikatakan oleh kak dewi, yaitu : “…kalo untuk berteman sih aku sama siapa aja bisa, mau yang
etnisnya beda ataupun agamanya yang penting kan dia orangnya baik mau bekawan samaku jadi gampang kalo mau
interaksi gitu..” Hasil wawancara tanggal 9 september 2016
Selain berinteraksi di sekitar rumah dan perkumpulan lainnya yang di dalamnya terjadi interaksi terbatas antara anggota satu agama, tempat-tempat berkumpul dan
bertemu lainnya, seperti kedai kopi, kedai sampah angkringan, pasar tradisional, halaman atau teras rumah penduduk, dan sebagainya, dinilai cukup fungsional dalam
menjalin hubungan antar etnis di sana. Seperti halnya yang dikatakan oleh pak rudi yaitu :
“…aku kan tukang becak jadi kebanyakan kegiatan aku duduk-duduk lah di warung kopi ini, rame juga kadang disini jadi banyaklah kawan
cerita dan nambah kawan juga yaah kalo yang duduk disini itu etnisnya campur-campur lah jadi enak di ajak becakap juga kita bisa
Universitas Sumatera Utara
77
tau kek mana orang china, orang jawa atau yang lainnya lah…” Hasil wawancara tanggal 15 september 2016
Sama halnya dengan nenek murni, yaitu : “…di sini kami berinteraksi dengan baik lah, apalagi itu tetangga saya
semuanya beda etnis sama saya ada batak, di depan ada orang nias, disana ada orang karo terus india banyaklah pokoknya kita biasanya
tiap sore ngumpul duduk-duduk di rumah ntah siapa gitu cakap-cakap soal apa aja lah kalo kita sering ketemu ataupun berinteraksi dengan
berbeda etnis gitu jadi yang namanya berantem-berantem gitu gak ada lagi kita juga tau bahasa mereka, budaya mereka, masakan mereka
gitulah…” Hasil wawancara tanggal 9 september 2016
Interaksi sosial antar etnis juga menghasilkan sebuah akulturasi serta amalgamasi dalam masyarakat Kelurahan Polonia, seperti yang dikatakan ibu reka, yaitu :
“…itu ada adek ipar saya nikah sama orang batak terus ada juga yang nikah sama orang jawa, kita sih gak melarang ya mereka mau nikah
sama siapa lagian udah zamn sekarang mana mau di atur-atur soal begituan yang penting mereka senang, bahagia kan kita ikut senang
juga…”Hasil wawancara tanggal 9 september 2016
Sama halnya yang dikatakan oleh nenek murni, yaitu : “…saya kan orang jawa tapi anak saya tuh yang pertama nikahnya
sama orang karo, saya sih setuju aja dia mau nikah sama siapa aja yang penting baik orangnya, sayang sama anak saya udah gitu aja…”Hasil
wawancara tanggal 9 september 2016
Interaksi yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Polonia dapat mempengaruhi mereka dalam bersikap kepada etnis yang berbeda. Seperti yang
dikatakan oleh pak iwan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
78
“…disini di klenteng biasanya kami kumpul-kumpul gitu sama teman- teman saya yang lain ada juga yang beda etnis sama saya tapi gak papa
namanya kita hidup bertetangga hidup bermasyarakat yaa harus terima lah perbedaan-perbedaan setiap orang disini, ada tuh kepling disini
karena sering kumpul sama kita orang china dia jadi taulah bahasa kita orang padahal dia orang jawa loh, terus ini ipar saya dia orang india
tapi bisa juga bahasa kita orang jadikan kalo mereka tau bahasa kita terus gak ada tuh yang mengira kalo kita ngomongin orang…”Hasil
wawancara tanggal 10 september 2016
Sama halnya yang dikatakan pak yom, yaitu : “…kalo berinteraksi dengan beda etnis sih sangat sering sekali saya
lakukan dan baik-baik aja apalagi kalo hari jumat ini pas solat jumat kita kan pasti banyak bertemu sama warga lain yang etnisnya beda,
tetangga saya juga banyak yang beda etnis sama saya kayak etnis aceh itu banyak juga di tempat saya terus kegiatan lain kayak perwiritan
gitu itukan kita kumpul warga sini buat wirit, agama memang sama tapikan etnisnya berbeda-berbeda..” Hasil wawancara tanggal 2
september 2016
Dari hasil wawancara memperlihatkan bahwa, masyarakat di Kelurahan Polonia memperlihatkan kenyamanan mereka dalam berteman yang memiliki etnis yang
berbeda selain mendapatkan teman yang banyak dari proses interaksi tersebut juga akan menghasilkan pengetahuan kita akan kebudayaan dari etnis lain, baik berupa
bahasa, adat istiadat dan lainnya sebab sebagai makhluk sosial kita tidak dapat untuk hidup sendiri dan memerlukan bantuan orang lain serta interaksi dapat menghasilakn
hubungan-hubungan sosial yang dinamis dimana hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan antar individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok
yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antar kelompok dengan individu.
Universitas Sumatera Utara
79
4.5. Kerjasama Antar Etnis Sebagai Bentuk Interaksi Masyarakat Polonia
Kerjasama merupakan bentuk interaksi yang pokok, bentuk dan pola kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap
demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga maupun kelompok-kelompok kekerabatan. Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa
mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memnuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Masyarakat Kelurahan Polonia juga menjalin kerjasama, terutama kerjasama
antar etnis Seperti yang dikatakan oleh pak rudi, yaitu :
“…masyarakat sini kalo kerjasamanya itu banyak lah macam- macamnya, misalnya ada yang meninggal nih tetangga kita yang
etnisnya beda itu dengan sigap dan tanpa disuruh kami langsung sama-sama masang tendanya, terus ngamankan jalan terus kalo ada
yang pesta juga kami ikut jaga tendanya kalo malam sambil cerita- cerita juga namanya kita bertetangga yaa gitulah harus saling
kerjasama, pas gotong royong juga tuh sering ikut juga saya bersihkan lingkungan sekitar kek gitulah…” Hasil wawancara
tanggal 15 september 2016
Sama halnya yang dikatakan oleh bang jamil, yaitu : “…kalo kami kerjasamanya paling pas inilah ada pesta gitu, kalo
orang jawa kan namanya rewang bantu-bantu gitulah ibu-ibunya kalo kami yang laki-lakinya paling bantu-bantu masang janur itu atau gak
kan biasa buat dodol itukan berat ya jadi saling kerjasama lah kita…” Hasil wawancara tanggal 10 september 2016
Universitas Sumatera Utara
80
Lain halnya yang dkatakan oleh pak iwan, yaitu:
“…saya ada kerjasama sama etnis lain, namanya juga wiraswasta jadi pasti banyaklah kerjasamanya apalagi sama beda etnis gitu kita kan
harus banyak cari-cari partner kalo punya usaha sendiri karna kan kalo kita jalan sendiri susah lah terus saya kan juga ngurus klenteng
ini kadang kalo kita mau buat acara ulang tahun klenteng inilah setahun sekali pasti ada aja yang bantu-bantu buat bersihkan klenteng
ini, kadang juga memperbaiki yang rusak itu bukan hanya dilakukan sama etnis china aja tapi juga da etnis lain, kayak abang ini nih orang
india, jawa karna sering ngumpul disini jadi mereka ikut bantu bersih- bersih lah…” Hasil wawancara tanggal 10 september 2016
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa, adanya kerjasama yang terbangun dari proses interaksi, terdapat unsur-unsur kerukunan antar etnis di Kelurahan
Polonia. Kerukunan tersebut terwujud melalui kerjasama yang dibangun oleh masyarakat sekitar dengan tidak memandang etnis dan kerjasama ini tetap akan
dipertahankan guna mempererat solidaritas antar etnis. Kerjasama ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kelurahan Polonia, sebagai bentuk strategi
pola hidup bersama untuk meringankan beban masing-masing kerjaan. Adanya kerjasama semacam ini merupakan suatu bukti adanya keselarasan hidup antar
sesama, terutama yang masih menghormati dan menjalankan nilai-nilai kehidupan.
4.6. Bahasa Sebagai Simbol Interaksi