Interaksi Antar Etnis yang Berbeda

74 terus ada khutbahnya juga habis acara itu yaa kami cakap-cakap sikit silahturahmi sama etnis kami…” Hasil wawancara tanggal 15 september 2016 Dari hasil wawancara bahwasannya Masyarakat di Kelurahan Polonia ketika melakukan interaksi dengan sesama etnis sebagian menggunakan bahasa etnisnya masing-masing. Namun untuk menghindarkan stigma negative dari tetangga mereka lebih sering menggunakan bahasa Indonesia untuk melakukan interaksi.

4.4.4. Interaksi Antar Etnis yang Berbeda

Etnisitas sebagai bentuk dari status kelompok yang menyuguhkan kepercayaan subjektif di dalam keturunan karena adanya tipe fisik yang mirip. Status merupakan hal yang paling sering menjelaskan kelompok etnis yang membuat orang-orang percaya bahwa mereka sama dari kultur dan bahasa. Karakter setiap Etnis yang berbeda-beda akan mewarnai dinamika interaksi sosial di Kelurahan Polinia, berikut adalah masing-masing karakter etnis berdarsarkan kan hasil wawancara kepada Masyarakat Kelurahan Polonia dilihat pada Tabel No. 12 Universitas Sumatera Utara 75 Tabel No. 12 karakteristik Etnis Etnis Karakter Batak Bersuara dengan nada yang keras, namun memiliki kepribadian yang baik, terkesan kasar Jawa Sopan santun, lemah lembut dan menjaga etika berbicara Minang Gigih dalam usaha Melayu Memiliki bahasa yang lembut dan baik, rata-rata berkulit sawo matang dan hormat terhadap aturan China Giat dalam bekerja India Pandai dalam berbicara Aceh Logat masih kental Nias Baik, sangat menjaga kebudayaannya, memiliki logat bahasa yang kental Dalam suatu kehidupan sosial tentunya ada kelompok-kelompok sosial yang tinggal dalam satu wilayah seperti yang ada di Kelurahan Polonia terdapat masyarakat dengan berbagai etnis tinggal di satu wilayah dan hidup berdampingan. Seperti yang dikatakan oleh bang haris, yaitu : Universitas Sumatera Utara 76 “…aku disini banyak kawanku yang etnisnya beda banyaklah, ada india, batak, jawa banyak lah kami baik-baik aja kok bekawan lagian gak enak juga kalo cuman bekawan sesama etnis, bosan lah kak..” Hasil wawancara tanggal 11 september 2016 Sama halnya yang dikatakan oleh bang Jamil, yaitu : “…banyak juga kawanku yang beda etnis disini, kayaknya misalnya pas acara 17-an kemaren kami ngumpul tuh di lapangan dekat sini buat lihat keyboardtan, pas acara kek gitulah banyak ketemu sama kawan-kawan yang beda etnisnya dan kami berbaur lah gak ada sama sekali harus bekawan sama satu etnis karna etnis aku pun sedikit disini…” Hasil wawancara tanggal 2 september 2016 Dan juga yang dikatakan oleh kak dewi, yaitu : “…kalo untuk berteman sih aku sama siapa aja bisa, mau yang etnisnya beda ataupun agamanya yang penting kan dia orangnya baik mau bekawan samaku jadi gampang kalo mau interaksi gitu..” Hasil wawancara tanggal 9 september 2016 Selain berinteraksi di sekitar rumah dan perkumpulan lainnya yang di dalamnya terjadi interaksi terbatas antara anggota satu agama, tempat-tempat berkumpul dan bertemu lainnya, seperti kedai kopi, kedai sampah angkringan, pasar tradisional, halaman atau teras rumah penduduk, dan sebagainya, dinilai cukup fungsional dalam menjalin hubungan antar etnis di sana. Seperti halnya yang dikatakan oleh pak rudi yaitu : “…aku kan tukang becak jadi kebanyakan kegiatan aku duduk-duduk lah di warung kopi ini, rame juga kadang disini jadi banyaklah kawan cerita dan nambah kawan juga yaah kalo yang duduk disini itu etnisnya campur-campur lah jadi enak di ajak becakap juga kita bisa Universitas Sumatera Utara 77 tau kek mana orang china, orang jawa atau yang lainnya lah…” Hasil wawancara tanggal 15 september 2016 Sama halnya dengan nenek murni, yaitu : “…di sini kami berinteraksi dengan baik lah, apalagi itu tetangga saya semuanya beda etnis sama saya ada batak, di depan ada orang nias, disana ada orang karo terus india banyaklah pokoknya kita biasanya tiap sore ngumpul duduk-duduk di rumah ntah siapa gitu cakap-cakap soal apa aja lah kalo kita sering ketemu ataupun berinteraksi dengan berbeda etnis gitu jadi yang namanya berantem-berantem gitu gak ada lagi kita juga tau bahasa mereka, budaya mereka, masakan mereka gitulah…” Hasil wawancara tanggal 9 september 2016 Interaksi sosial antar etnis juga menghasilkan sebuah akulturasi serta amalgamasi dalam masyarakat Kelurahan Polonia, seperti yang dikatakan ibu reka, yaitu : “…itu ada adek ipar saya nikah sama orang batak terus ada juga yang nikah sama orang jawa, kita sih gak melarang ya mereka mau nikah sama siapa lagian udah zamn sekarang mana mau di atur-atur soal begituan yang penting mereka senang, bahagia kan kita ikut senang juga…”Hasil wawancara tanggal 9 september 2016 Sama halnya yang dikatakan oleh nenek murni, yaitu : “…saya kan orang jawa tapi anak saya tuh yang pertama nikahnya sama orang karo, saya sih setuju aja dia mau nikah sama siapa aja yang penting baik orangnya, sayang sama anak saya udah gitu aja…”Hasil wawancara tanggal 9 september 2016 Interaksi yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Polonia dapat mempengaruhi mereka dalam bersikap kepada etnis yang berbeda. Seperti yang dikatakan oleh pak iwan, yaitu : Universitas Sumatera Utara 78 “…disini di klenteng biasanya kami kumpul-kumpul gitu sama teman- teman saya yang lain ada juga yang beda etnis sama saya tapi gak papa namanya kita hidup bertetangga hidup bermasyarakat yaa harus terima lah perbedaan-perbedaan setiap orang disini, ada tuh kepling disini karena sering kumpul sama kita orang china dia jadi taulah bahasa kita orang padahal dia orang jawa loh, terus ini ipar saya dia orang india tapi bisa juga bahasa kita orang jadikan kalo mereka tau bahasa kita terus gak ada tuh yang mengira kalo kita ngomongin orang…”Hasil wawancara tanggal 10 september 2016 Sama halnya yang dikatakan pak yom, yaitu : “…kalo berinteraksi dengan beda etnis sih sangat sering sekali saya lakukan dan baik-baik aja apalagi kalo hari jumat ini pas solat jumat kita kan pasti banyak bertemu sama warga lain yang etnisnya beda, tetangga saya juga banyak yang beda etnis sama saya kayak etnis aceh itu banyak juga di tempat saya terus kegiatan lain kayak perwiritan gitu itukan kita kumpul warga sini buat wirit, agama memang sama tapikan etnisnya berbeda-berbeda..” Hasil wawancara tanggal 2 september 2016 Dari hasil wawancara memperlihatkan bahwa, masyarakat di Kelurahan Polonia memperlihatkan kenyamanan mereka dalam berteman yang memiliki etnis yang berbeda selain mendapatkan teman yang banyak dari proses interaksi tersebut juga akan menghasilkan pengetahuan kita akan kebudayaan dari etnis lain, baik berupa bahasa, adat istiadat dan lainnya sebab sebagai makhluk sosial kita tidak dapat untuk hidup sendiri dan memerlukan bantuan orang lain serta interaksi dapat menghasilakn hubungan-hubungan sosial yang dinamis dimana hubungan sosial yang dimaksud adalah hubungan antar individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antar kelompok dengan individu. Universitas Sumatera Utara 79

4.5. Kerjasama Antar Etnis Sebagai Bentuk Interaksi Masyarakat Polonia

Kerjasama merupakan bentuk interaksi yang pokok, bentuk dan pola kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga maupun kelompok-kelompok kekerabatan. Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memnuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Masyarakat Kelurahan Polonia juga menjalin kerjasama, terutama kerjasama antar etnis Seperti yang dikatakan oleh pak rudi, yaitu : “…masyarakat sini kalo kerjasamanya itu banyak lah macam- macamnya, misalnya ada yang meninggal nih tetangga kita yang etnisnya beda itu dengan sigap dan tanpa disuruh kami langsung sama-sama masang tendanya, terus ngamankan jalan terus kalo ada yang pesta juga kami ikut jaga tendanya kalo malam sambil cerita- cerita juga namanya kita bertetangga yaa gitulah harus saling kerjasama, pas gotong royong juga tuh sering ikut juga saya bersihkan lingkungan sekitar kek gitulah…” Hasil wawancara tanggal 15 september 2016 Sama halnya yang dikatakan oleh bang jamil, yaitu : “…kalo kami kerjasamanya paling pas inilah ada pesta gitu, kalo orang jawa kan namanya rewang bantu-bantu gitulah ibu-ibunya kalo kami yang laki-lakinya paling bantu-bantu masang janur itu atau gak kan biasa buat dodol itukan berat ya jadi saling kerjasama lah kita…” Hasil wawancara tanggal 10 september 2016 Universitas Sumatera Utara