27
kekuasaan orang tua, berada dibawah perwalian atas dasar dan cara sebagaimana diatur dalam bagian ketiga, keempat, kelima dan keenam bab kelimabelas.
50
Sistem perwalian menurut KUH Perdata dikenal beberapa asas, yakni :
1. Asas tak dapat dibagi-bagi
Ondeelbaarheid
Pada tiap-tiap perwalian hanya ada satu wali.
51
Ini tercantum dalam Pasal 331 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa, “Dalam setiap perwalian, hanya ada seorang
wali, kecuali yang ditentukan dalam Pasal 351 dan Pasal 361 KUH Perdata”. Selanjutnya Pasal 351 KUH Perdata menyebutkan bahwa :
“Bila wali ibu kawin, maka suaminya, kecuali jika ia dikecualikan atau dipecat dari perwalian, selama dalam perkawinan antara suami dan istri tidak
ada pisah meja dan ranjang atau tidak ada memisah harta benda, demi hukum menjadi wali peserta dan disamping istrinya bertanggung jawab secara
tanggung menanggung sepenuhnya atas segala perbuatan yang dilakukan setelah perkawinan berlangsung. Perwalian peserta suami berakhir bila ia
dipecat dari perwalian atau si ibu berhenti menjadi wali”.
Pasal 361 KUH Perdata menyebutkan bahwa, “Bila seorang anak belum dewasa yang berdiam di Indonesia mempunyai
harta kekayaan di negeri Belanda atau di daerah jajahanya diluar Indonesia maka atas permintaan seorang pengurus di negeri Belanda dan didaerah
jajahan tersebut. Dalam hal ibu wali tidak bertanggung jawab atas tindakan- tindakan pengurus itu. Pengurus dipilih dengan cara yang sama seperti wali.”
Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa perwalian yang tidak dapat dibagi-bagi mengandung arti bahwa hanya ada 1 satu wali yang dapat ditunjuk
untuk menjadi wali bagi anak-anak di bawah umur yang dimintakan yang ditunjuk
50
Pasal 330 ayat 3 KUH Perdata
51
Pasal 331 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
28
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Wali untuk anak-anak di bawah umur yang sama tidak boleh dibagi kepada 2 dua wali sekaligus.
2. Asas persetujuan dari keluarga
Keluarga harus dimintai persetujuan tentang perwalian. Dalam hal keluarga tidak ada maka tidak diperlukan persetujuan pihak keluarga itu, sedangkan apabila
pihak keluarga tidak datang meskipun telah diadakan panggilan dapat dituntut berdasarkan pasal 524 KUH Pidana.
Pengangkatan wali menurut KUH Perdata adalah:
a. Perwalian oleh suami atau isteri yang hidup lebih lama.
52
Pasal 345 KUH Perdata menyatakan “apabila salah satu dari kedua orang tua meninggal dunia, maka perwalian terhadap anak-anak kawin yang belum dewasa,
demi hukum dipangku oleh orang tua yang hidup terlama, sekedar ini tidak telah dibebaskan atau dipecat dari kekuasaan orang tuanya”.
Pada pasal ini tidak dibuat pengecualian bagi suami istri yang hidup terpisah disebabkan perkawinan putus karena perceraian atau pisah meja dan ranjang. Apabila
ayah setelah perceraian menjadi wali maka dengan meninggalnya ayah maka si ibu dengan sendirinya demi hukum menjadi wali atas anak-anak tersebut.
b. Perwalian yang ditunjuk oleh bapak atau ibu dengan surat wasiat atau akta
tersendiri Pasal 355 ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa masing-masing orang tua,
melakukan kekuasaan orang tua atau perwalian bagi seorang anaknya atau lebih
52
Pasal 345 sampai dengan Pasal 354 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
29
berhak mengangkat seorang wali bagi anak-anak itu, jika kiranya perwalian itu setelah ia meninggal dunia demi hukum ataupun karena penetapan Hakim menurut
Pasal 353, tidak harus dilakukan oleh orang tua yang lain. Dengan kata lain, masing-masing orang tua yang menjadi wali atau
memegang kekuasaan orang tua berhak mengangkat wali kalau perwalian tersebut memang masih terbuka.
c. Perwalian yang diangkat oleh Hakim
Pasal 359 KUH Perdata menentukan bahwa bagi sekalian anak belum dewasa, yang tidak bernaung di bawah kekuasaan orang tua dan yang perwaliannya tidak telah
diatur dengan cara yang sah, Pengadilan Negeri harus mengangkat seorang wali, setelah mendengar atau memanggil dengan sah para keluarga sedarah dan semenda.
Macam–macam perwalian di dalam Kitab Undang–Undang Hukum Perdata.
1. Wali demi hukum.