25
Golongan ahli waris ditetapkan secara berurutan tetapi tidak membedakan ahli waris laki-laki dan perempuan, juga tidak membedakan urutan kelahiran, hanya
ada ketentuan jika terdapat orang-orang dari golongan pertama, mereka itulah yang bersama-sama berhak mewaris semua harta peninggalan pewaris. Jika tidak terdapat
anggota keluarga dari golongan pertama, maka orang-orang yang termasuk dalam golongan kedualah yang berhak sebagai ahli waris. Jika tidak terdapat anggota
keluarga dari golongan kedua, maka orang-orang yang termasuk dalam golongan ketigalah yang berhak mewaris. Jika semua golongan ini tidak ada barulah mereka
yang termasuk dalam golongan ke empat secara bertingkat berhak mewaris. Jika semua golongan ini sudah tidak ada, maka negaralah yang mewaris semua harta
peninggalan pewaris.
45
B. Perwalian Anak Di Bawah Umur
Menurut ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia setiap orang dapat menjadi subyek hukum, akan tetapi ada subyek hukum yang tidak sempurna artinya
bahwa subyek hukum itu hanya mempunyai kehendak tetapi tidak mampu untuk menuangkan kehendaknya di dalam perbuatan hukum. Subyek hukum yang tidak
sempurna tersebut diantaranya adalah : a. Orang-orang yang belum dewasaanak di bawah umur;
b. Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan;
45
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, 2000, Bandung, hal. 266.
Universitas Sumatera Utara
26
c. Orang-orang perempuan wanita dalam perkawinan.
46
Mengenai subyek hukum yang tidak sempurna, yaitu orang-orang yang belum dewasa, menurut Pasal 330 KUH Perdata adalah mereka yang belum mencapai umur
21 tahun dan belum pernah kawin sebelumnya,
47
sedangkan wanita dalam perkawinan sejak dikeluarkannya SEMA Nomor 03 Tahun 1963, maka kedudukan
wanita dalam perkawinan dianggap cakap menurut hukum, hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 31 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Dalam hal anak angkat masih di bawah umur, maka ketika orangtua angkat meninggal dunia negara berkewajiban dan bertanggungjawab untuk menjamin
kepentingan anak-anak di bawah umur tersebut. Tanggungjawab negara terhadap anak-anak di bawah umur diwujudkan dengan menetapkan wali perwalian bagi
anak-anak tersebut melalui penetapan Hakim. Perwalian voogdij adalah pengawasan terhadap anak yang di bawah umur, yang tidak berada di bawah kekuasaan orangtua
sehingga pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh Undang- undang.
48
Perwalian adalah pengawasan anak di bawah umur.
49
Perwalian merupakan suatu perbuatan hukum yang melahirkan akibat hukum berupa hak dan kewajiban
sehingga dalam pelaksanaannya dituntut harus sesuai dengan aturan-aturan hukum yang berlaku. Bahwa mereka yang belum dewasa dan tidak berada dibawah
46
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Internusa, Bandung, 1994, hal. 341.
47
R. Subekti dan R.Tjitrosudibyo, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hal. 90
48
R.Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2003, hal.42
49
Ibid, hal.53
Universitas Sumatera Utara
27
kekuasaan orang tua, berada dibawah perwalian atas dasar dan cara sebagaimana diatur dalam bagian ketiga, keempat, kelima dan keenam bab kelimabelas.
50
Sistem perwalian menurut KUH Perdata dikenal beberapa asas, yakni :
1. Asas tak dapat dibagi-bagi
Ondeelbaarheid
Pada tiap-tiap perwalian hanya ada satu wali.
51
Ini tercantum dalam Pasal 331 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa, “Dalam setiap perwalian, hanya ada seorang
wali, kecuali yang ditentukan dalam Pasal 351 dan Pasal 361 KUH Perdata”. Selanjutnya Pasal 351 KUH Perdata menyebutkan bahwa :
“Bila wali ibu kawin, maka suaminya, kecuali jika ia dikecualikan atau dipecat dari perwalian, selama dalam perkawinan antara suami dan istri tidak
ada pisah meja dan ranjang atau tidak ada memisah harta benda, demi hukum menjadi wali peserta dan disamping istrinya bertanggung jawab secara
tanggung menanggung sepenuhnya atas segala perbuatan yang dilakukan setelah perkawinan berlangsung. Perwalian peserta suami berakhir bila ia
dipecat dari perwalian atau si ibu berhenti menjadi wali”.
Pasal 361 KUH Perdata menyebutkan bahwa, “Bila seorang anak belum dewasa yang berdiam di Indonesia mempunyai
harta kekayaan di negeri Belanda atau di daerah jajahanya diluar Indonesia maka atas permintaan seorang pengurus di negeri Belanda dan didaerah
jajahan tersebut. Dalam hal ibu wali tidak bertanggung jawab atas tindakan- tindakan pengurus itu. Pengurus dipilih dengan cara yang sama seperti wali.”
Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa perwalian yang tidak dapat dibagi-bagi mengandung arti bahwa hanya ada 1 satu wali yang dapat ditunjuk
untuk menjadi wali bagi anak-anak di bawah umur yang dimintakan yang ditunjuk
50
Pasal 330 ayat 3 KUH Perdata
51
Pasal 331 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
28
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Wali untuk anak-anak di bawah umur yang sama tidak boleh dibagi kepada 2 dua wali sekaligus.
2. Asas persetujuan dari keluarga
Keluarga harus dimintai persetujuan tentang perwalian. Dalam hal keluarga tidak ada maka tidak diperlukan persetujuan pihak keluarga itu, sedangkan apabila
pihak keluarga tidak datang meskipun telah diadakan panggilan dapat dituntut berdasarkan pasal 524 KUH Pidana.
Pengangkatan wali menurut KUH Perdata adalah:
a. Perwalian oleh suami atau isteri yang hidup lebih lama.
52
Pasal 345 KUH Perdata menyatakan “apabila salah satu dari kedua orang tua meninggal dunia, maka perwalian terhadap anak-anak kawin yang belum dewasa,
demi hukum dipangku oleh orang tua yang hidup terlama, sekedar ini tidak telah dibebaskan atau dipecat dari kekuasaan orang tuanya”.
Pada pasal ini tidak dibuat pengecualian bagi suami istri yang hidup terpisah disebabkan perkawinan putus karena perceraian atau pisah meja dan ranjang. Apabila
ayah setelah perceraian menjadi wali maka dengan meninggalnya ayah maka si ibu dengan sendirinya demi hukum menjadi wali atas anak-anak tersebut.
b. Perwalian yang ditunjuk oleh bapak atau ibu dengan surat wasiat atau akta
tersendiri Pasal 355 ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa masing-masing orang tua,
melakukan kekuasaan orang tua atau perwalian bagi seorang anaknya atau lebih
52
Pasal 345 sampai dengan Pasal 354 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
29
berhak mengangkat seorang wali bagi anak-anak itu, jika kiranya perwalian itu setelah ia meninggal dunia demi hukum ataupun karena penetapan Hakim menurut
Pasal 353, tidak harus dilakukan oleh orang tua yang lain. Dengan kata lain, masing-masing orang tua yang menjadi wali atau
memegang kekuasaan orang tua berhak mengangkat wali kalau perwalian tersebut memang masih terbuka.
c. Perwalian yang diangkat oleh Hakim
Pasal 359 KUH Perdata menentukan bahwa bagi sekalian anak belum dewasa, yang tidak bernaung di bawah kekuasaan orang tua dan yang perwaliannya tidak telah
diatur dengan cara yang sah, Pengadilan Negeri harus mengangkat seorang wali, setelah mendengar atau memanggil dengan sah para keluarga sedarah dan semenda.
Macam–macam perwalian di dalam Kitab Undang–Undang Hukum Perdata.
1. Wali demi hukum.
53
Perwalian ini muncul jika salah satu orang tua sudah meninggal, dan orang tua yang hidup terlama demi hukum akan menjadi wali bagi anak tersebut. Hal itu dimuat
dalam Pasal 345 KUH Perdata yang menyebutkan bahwa, “Apabila salah satu dari kedua orang tua meninggal dunia, maka perwalian terhadap anak-anak kawin yang
belum dewasa, demi hukum dipangku oleh orang tua yang hidup terlama, sekadar ini tidak telah dibebaskan atau dipecat dari kekuasaan orang tuanya”.
Namun pada pasal ini tidak dibuat pengecualian bagi suami istri yang hidup terpisah disebabkan perkawinan putus karena perceraian atau pisah meja dan ranjang.
53
Pasal 345 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
30
Jadi, bila ayah setelah perceraian menjadi wali maka dengan meninggalnya ayah maka si ibu dengan sendirinya demi hukum menjadi wali atas anak-anak tersebut.
2. Wali dengan penetapan pengadilan
54
Perwalian ini muncul dikarenakan kedua orang tua meninggal dunia atau ada pemecatan terhadap orang tua. Maka dari itu oleh hakim untuk anak yang belum
dewasa tersebut ditetapkan wali. Pasal 359 KUH Perdata menentukan bahwa semua minderjarige yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua dan yang diatur
perwaliannya secara sah akan ditunjuk seorang wali oleh Pengadilan. Dalam kasus penelitian ini Nyonya Amini Nurdin selaku nenek dari ketiga
anak angkat dari Almarhumah Kartini dan Almarhum Sui Liong alias Ahok alias Suryadi Suwandi adalah sebagai wali yang ditetapkan melalui suatu penetapan
pengadilan dalam hal ini adalah penetapan Pengadilan Negeri Medan Nomor 371PdtP2005PN Medan tertanggal 20 Oktober 2005. Maka sesuai dengan Pasal
359 KUH Perdata maka Nyonya Amini Nurdin adalah sah sesuai hukum yang berlaku menjadi wali dari anak-anak angkat yang bernama Viviani, Vincent dan
Verenia Everlim. Dalam Pasal 359 KUH Perdata tersebut menyebutkan bahwa bagi kalian anak belum dewasa yang tidak bernaung di bawah kekuasaan orangtua dan
yang perwaliannya tidak telah diatur dengan cara yang sah, pengadilan negeri harus mengangkat seorang wali, setelah mendengar atau menganggil dengan sah para
keluarga sedarah dan semenda.
54
Pasal 359 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
31
3. Wali dengan surat wasiat
55
Perwalian ini muncul berdasarkan surat wasiat yang ditulis oleh orang tua si anak. Pasal 355 ayat 1 KUH Perdata menyatakan bahwa masing-masing orang tua,
yang melakukan kekuasaan orang tua atau perwalian bagi seorang anaknya atau lebih berhak mengangkat seorang wali bagi anak-anak itu, jika kiranya perwalian itu
setelah ia meninggal dunia demi hukum ataupun karena penetapan Hakim menurut ayat terakhir Pasal 353, tidak harus dilakukan oleh orang tua yang lain. Dengan kata
lain, orang tua masing-masing yang menjadi wali atau memegang kekuasaan orang tua berhak mengangkat wali kalau perwalian tersebut memang masih terbuka.
4. Wali soma
Gezinj Voogd.
Perwalian ini muncul jika terjadi pemecatan atau pencabutan dari kekuasaan orang tua.Tugas dari wali soma adalah mengawasi satu keluarga.Wali soma ini terjadi
jika orang tua dari si anak dipecat namun si anak masih kecil dan tidak dimungkinkan untuk dipisahkan dari orang tua mereka. Maka dari itu si anak masih tetap dalam
asuhan orang tua mereka walaupun orang tua si anak sudah dipecat, akan tetapi wali soma ini harus mengawasi anak tersebut.
5. Wali Pengawas
Weeskamer.
Wali pengawas tidak mengawasi anak seperti wali–wali yang lain tetapi ia mengawasi wali–wali yang ada. Yang ditugasi menjadi wali adalah Balai Harta
Peninggalan.
55
Pasal 355 ayat 1 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
32
Dari defenisi tersebut terlihat perbedaan antara kekuasaan orang tua dengan perwalian, artinya terdapat perbedaan pokok antara kekuasaan orang tua dengan
perwalian yaitu kekuasaan orang tua harus diberikan oleh kedua orang tua ayah dan ibu. Jika perwalian diberikan pada salah satu orang tuanya saja atau orang lain.
Apabila harus terjadi pengangkatan seorang wali, maka oleh balai harta peninggalan, baik sebelum maupun setelah pengangkatan itu harus diadakan
tindakan-tindakan seperlunya guna pengurusan diri dan harta kekayaan si belum dewasa sampai perwalian itu mulai berlaku.
Penetapan mengenai wali harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Dalam hal orangtua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak
diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak
yang bersangkutan. b. Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan
melalui penetapan Pengadilan. c. Untuk menjadi wali anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 agamanya
harus sama dengan agama yang dianut anak. d. Untuk kepentingan anak, wali sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib
mengelola harta milik anak yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
33
e. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penunjukan wali sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
56
Wali yang ditunjuk berdasarkan penetapan Pengadilan dapat mewakili anak untuk melakukan perbuatan hukum, baik di dalam maupun diluar pengadilan untuk
kepentingan yang terbaik bagi anak yang berada di bawah perwaliannya.
57
Apabila seorang anak belum mendapat penetapan Pengadilan mengenai wali, maka harta kekayaan anak tersebut dapat diurus oleh Balai Harta Peninggalan atau
Lembaga lain yang mempunyai kewenangan untuk itu yang bertindak sebagai wali pengawas terhadap harta kekayaan anak tersebut untuk kepentingan si anak tersebut
yang harus dilakukan melalui Penetapan Pengadilan.
58
Wali yang telah ditunjuk oleh Pengadilan sebagaimana yang dimuat di dalam Pasal 33 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002, dapat mewakili anak untuk
melakukan perbuatan hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk kepentingan anak yang terbaik untuk anak.
59
Dalam hal wali yang ditunjuk tersebut ternyata tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum atau menyalahgunakan
kekuasaan sebagai wali, atau wali yang ditunjuk tersebut meninggal dunia, maka status perwaliannya akan dicabut dan ditunjuk orang lain sebagai wali melalui
penetapan Pengadilan.
56
Pasal 33 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
57
Ibid
58
Ibid
59
Ibid
Universitas Sumatera Utara
34
Mengenai perwalian KUH Perdata mengatur bahwa perempuan bersuami tidak boleh menerima perwalian itu tanpa bantuan atau izin tertulis dari
suaminya”.
60
Akan tetapi jika suami tidak memberikan izin maka bantuan dari pendamping bijstand dapat digantikan dengan kekuasaan dari hakim.
61
Pasal 332 b ayat 2 KUH Perdata tersebut menyatakan :
“Apabila si suami telah memberikan bantuan atau izin itu atau apabila ia kawin dengan perempuan itu setelah perwalian bermula, sepertipun apabila si
perempuan tadi menurut Pasal 112 atau Pasal 114 dengan kuasa dari hakim telah menerima perwalian tersebut, maka si wali perempuan bersuami atau tidak bersuami,
berhak melakukan segala tindakan-tindakan perdata berkenaan dengan perwalian itu tanpa pemberian kuasa atau bantuan ataupun juga dan atau tindakan-tindakan itupun
bertanggung jawab pula.” Dalam KUH-Perdata diatur beberapa kewajiban seorang wali sebagai berikut:
1. Memberitahukan kepada Balai Harta Peninggalan.
62
Apabila kewajiban ini tidak dilaksanakan wali maka ia dipecat dan diharuskan membayar biaya-
biaya dan ongkos-ongkos. 2.
Mengadakan inventarisasi mengenai harta si anak yang diperwalikannya.
63
3. Mengadakan jaminan.
64
60
Pasal 332 b ayat 1 KUH Perdata
61
Pasal 332 b ayat 2 KUH Perdata
62
Pasal 368 KUH Perdata
63
Pasal 368 ayat 1 KUHPerdata
64
Pasal 335 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
35
4. Menentukan jumlah yang dapat dipergunakan tiap-tiap tahun oleh anak
tersebut dan biaya pengurusan.
65
5. Menjual perabotan rumah tangga minderjarigen dan semua barang bergerak
yang tidak memberikan hasil atau keuntungan kecuali barang-barang yang diperbolehkan disimpan innatura dengan izin wali pengawas Weeskamer.
66
6. Mendaftarkan surat-surat piutang negara jika ternyata dalam harta kekayaan
minderjarigen ada surat piutang negara.
67
7. Menanam belegen sisa uang milik menderjarigen setelah dikurangi biaya
penghidupan tersebut.
d. Berakhirnya Perwalian
Berakhirnya perwalian dapat ditinjau dari 2 dua keadaan yaitu :
68
1 Dalam hubungan dengan keadaan si anak, dalam hal ini perwalian berakhir
karena : a. Si anak telah menjadi dewasa meerderjarig
b. Matinya si anak c. Timbulnya kembali kekuasaan orangtuanya
d. Pengesahan seorang anak di luar kawin yang diakui 2
Dalam hubungan dan tugas wali, dalam hal ini perwalian dapat berakhir karena: a. Ada pemecahan atau pembebasan atas diri si wali
65
Pasal 338 KUH Perdata
66
Pasal 389 KUH Perdata
67
Pasal 392 KUH Perdata
68
Rusman Ali, Perwalian Menurut Hukum Perdata Indonesia, Media Ilmu, Jakarta, 2010, hal. 35
Universitas Sumatera Utara
36
b. Ada alasan pembebasan dan pemecatan dari perwalian Pasal 380 KUH Perdata
Syarat utama untuk pemecatan wali adalah karena lebih mementingkan kepentingan anak minderjarig itu sendiri. Alasan lain yang dapat dimintakan untuk
pemecatan atas wali didalam Pasal 382 KUH Perdata menyatakan : a. Jika wali berkelakuan buruk
b. Jika dalam melaksanakan tugasnya wali tidak cakap atau menyalahgunakan kecakapannya
c. Jika wali dalam keadaan pailit d. Jika wali untuk dirinya sendiri atau keluarganya melakukan perlawanan
terhadap si anak tersebut e. Jika wali dijatuhi hukuman pidana yang telah berkekuatan hukum tetap
f. Jika wali alpa memberitahukan terjadinya perwalian kepada Balai Harta Peninggalan Pasal 368 KUH Perdata
g. Jika wali tidak memberikan pertanggungjawaban kepada Balai Harta Peninggalan Pasal 372 KUH Perdata.
C. Pengurusan Terhadap Harta Milik Anak Di bawah Umur
Salah satu jenis pewalian yang sah dikenal secara hukum dalam KUH Perdata adalah perwalian yang diangkat oleh hakim sebagaimana diatur di dalam Pasal 359
KUH Perdata yang menyebutkan bahwa, “semua anak yang belum dewasa yang tidak berada dibawah kekuasaan orangtua dan yang diatur dalam perwalian yang sah akan
Universitas Sumatera Utara
37
ditunjuk seorang wali oleh pengadilan.” Hakim akan mengangkat seorang wali setelah mendengar atau memanggil keluarga sedarah bloedvermanten atau semenda
atau periparan aangehuwden. Jika seorang wali diangkat oleh hakim, dimulai dari saat pengangkatan jika ia
hadir dalam pengangkatan itu. Bila ia tidak hadir maka perwalian itu dimulai saat pengangkatan itu diberitahukan kepadanya. Jika seorang wali diangkat oleh salah satu
orangtua, dimulai dari saat orangtua itu meninggal dunia dan sesudah wali dinyatakan menerima pengangkatan tersebut.
Bagi wali menurut undang-undang dimulai dari saat terjadinya peristiwa yang menimbulkan perwalian itu, misalnya kematian salah seorang orang tua. Berdasarkan
Pasal 362 KUH Perdata maka setiap wali yang diangkat kecuali badan hukum harus mengangkat sumpah dimuka balai harta peninggalan.
Adapun kewajiban wali adalah : Kewajiban memberitahukan kepada Balai Harat Peninggalan. Pasal 368 KUH
Perdata apabila kewajiban ini tidak dilaksanakan wali maka ia dapat dikenakan sanksi berupa wali dapat dipecat dan dapat diharuskan membayar biaya-biaya dan ongkos-
ongkos. 1. Kewajiban
mengadakan inventarisasi
mengenai harta
si anak
yang diperwalikannya Pasal 386 ayat 1 KUH Perdata
2. Kewajiban-kewajiban untuk mengadakan jaminan Pasal 335 KUH Perdata 3. Kewajiban menentukan jumlah yang dapat digunakan tiap-tiap tahun oleh
anak tersebut dan biaya pengurusan Pasal 338 KUH Perdata
Universitas Sumatera Utara
38
4. Kewajiban wali untuk menjual perabotan rumah tangga minderjarigen dan semua barang bergerak dan tidak memberikan buah atau hasil atau
keuntungan kecuali barang-barang yang diperbolehkan disimpan innatura dengan izin Weeskamer Pasal 389 KUH Perdata.
5. Kewajiban untuk mendaftarkan surat-surat piutang Negara jika ternyata dalam harta kekayaan minderjarigen ada surat piutang negara Pasal 392 KUH
Perdata. 6. Kewajiban untuk menanam belegen sisa uang milik menderjarigen setelah
dikurangi biaya penghidupan tersebut. Pengawasan atas diri siapapun orang yang menentukan perwalian Dalam
Pasal 383 ayat 1 KUH Perdata menyebutkan “Setiap wali harus menyelenggarakan pemeliharaan dan pendidikan terhadap
pribadi si belum dewasa sesuai dengan harta kekayaannya dan ia harus mewakilinya dalam segala tindakan-tindakan”.
Pasal 383 ayat 1 KUH Perdata menyebutkan “…pun ia harus mewakilinya dalam segala tindakan-tindakan perdata”. Namun demikian pada keadaan tertentu pun
ia dapat bertindak sendiri atau didampingi oleh walinya, misalnya dalam hal pun ia itu akan menikah”.
Pasal 385 ayat 2 KUH Perdata menyebutkan bahwa, “barang-barang yang termasuk dalam pengawasan wali adalah berupa barang-barang yang dihadiahkan
atau diwariskan kepada siapapun dengan ketentuan barang tersebut akan diurus oleh seorang pengurus atau beberapa pengurus”.
Universitas Sumatera Utara
39
Berakhirnya perwalian dapat ditinjau dari dua keadaan, yaitu : 1. Dalam hubungan dengan keadaan si anak, dalam hal ini perwalian berakhir
karena : a. Si anak telah menjadi dewasa meerderjarig
b. Matinya si anak c. Timbulnya kembali kekuasaan orangtuanya
d. Pengesahan seorang anak di luar kawin yang diakui 2. Dalam hubungan dan tugas wali, dalam hal ini perwalian dapat berakhir
karena : a. Ada pemecatan atau pembebasan atas diri si wali
b. Ada alasan pembebasan atau pemecatan dari perwalian Pasal 380 KUH Perdata
Dari uraian di atas maka dalam kasus penelitian ini pihak yang berwenang dan berhak mengurus harta kekayaan anak angkat di bawah umur tersebut adalah Amini
Nurdin yang merupakan nenek dari cucunya Viviani, Vincent dan Vernia Everlim, karena Amini Nurdin telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri Medan sebagai wali
dari ketiga
anak angkat
tersebut melalui
penetapan pengadilan
Nomor 371PdtP2005PN Medan tertanggal 20 Oktober 2005. Dengan demikian seharusnya
harta warisan yang ditinggalkan oleh orangtua angkatnya bernama Kartini dan Sui Liong alias A Hok alias Suryadi yang meninggal dunia karena kecelakaan pesawat
terbang Mandala Air Line pada tanggal 05 September 2005 yang lalu. Namun pada kenyataanya sebagian dari harta peninggalan berupa
1 satu potong emas muri
Universitas Sumatera Utara
40
batangan seberat 185 seratus delapan puluh lima gram atas nama Viviani beserta surat aslinya, 1 satu potong emas murni batangan seberat 179 seratus tujuh puluh
sembilan gram atas nama Vincent beserta surat aslinya dan 1 satu potong emas murni batangan seberat 179 seratus tujuh puluh sembilan gram atas nama Vernia
Everlim beserta surat aslinya berada ditangan Lim A Gek alias Agek. Ketiga emas batangan tersebut tidak dikembalikan kepada ahli waris yang sah yaitu ketiga anak
angkat dari Kartini dan Sui Liong alias A Hok alias Suryadi, sehingga Amini Nurdin selaku nenek dari ketiga anak angkat tersebut mengajukan gugatan ke Pengadilan
Negeri Pekanbaru pada tanggal 31 Juli 2009 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pekanbaru pada tanggal 3 Agustus 2009 dengan register perkara
perdata Nomor 79PdtG2009PN.PBR. Pengajuan gugatan oleh Amini Nurdin terhadap para tergugat yang menguasai
harta dari anak-anak angkat tersebut berupa 3 tiga potong emas murni batangan seberat total 543 lima ratus empat puluh tiga gram diakibatkan karena tidak adanya
niat baik dari pada tergugat untuk mengembalikan harta berupa emas murni batangan tersebut. Pihak tergugat secara KUH Perdata
bukanlah merupakan pihak yang ditetapkan oleh pengadilan sebagai wali yang sah dari ketiga anak angkat tersebut,
sehingga para tergugat yakni Lim A Gek alias Agek dan Lim A Siong alias Asiong tidak berhak untuk menguasai harta berupa emas murni batangan dari ketiga anak
angkat tersebut. Oleh karena itu, Amini Nurdin sebagai nenek dari ketiga anak angkat tersebut berusaha untuk mengembalikan harta warisan yang merupakan hak milik
Universitas Sumatera Utara
41
dari ketiga anak angkat tersebut melalui jalur hukum yakni dengan mengajukan gugatan ke pengadilan.
Meskipun para tergugat khususnya para tergugat II yakni Lim Asiong alias Asiong menyatakan dirinya juga ikut bertanggung jawab atas semua harta dan urusan
keluarga termasuk ketiga orang yang masih di bawah umur sesuai dengan akta keterangan ahli waris Nomor 32 yang dibuat dihadapan Notaris H. Asman Yunus
pada tanggal 20 Oktober 2005, namun bukan berarti tergugat II Lim Asiong alias Asiong berhak menguasai harta warisan yang ditinggalkan oleh Almarhum Kartini
dan Almarhum Sui Liong alias Ahok alias Suryadi Suwandi. Tergugat II Liem Asiong alias Asiong bukan merupakan wali dari ketiga anak angkat tersebut, karena
itu Liem Asiong tidak memiliki kewenangan untuk mengurus harta kekayaan dari ketiga anak angkat tersebut, apalagi menguasai harta kekayaannya. Kewenangan dari
pengurusan harta kekayaan dari ketiga anak angkat tersebut berdasarkan surat penetapan pengadilan Nomor 371PdtP2005PN Medan tertanggal 20 Oktober 2005
adalah Amini Nurdin selaku nenek dari ketiga anak angkat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
42
BAB III PENERAPAN HAK TERHADAP PENGURUSAN HARTA KEKAYAAN