Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

7 PenggugatPembanding mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dengan perkara Nomor : 2161 KPdt2011. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka perlu suatu penelitian dengan judul “Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Di bawah umur Pada Wni Keturunan Tionghoa Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 KPdt2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pengurusan harta kekayaan milik anak angkat di bawah umur menurut ketentuan yang terdapat di dalam KUH Perdata? 2. Bagaimana penerapan hak terhadap pengurusan harta kekayaan anak angkat di bawah umur dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 KPDT2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengurusan harta kekayaan milik anak angkat di bawah umur menurut ketentuan yang terdapat di dalam KUH Perdata. 2. Untuk mengetahui Penerapan hak terhadap pengurusan harta kekayaan anak angkat di bawah umur dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 KPDT2011. Universitas Sumatera Utara 8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat serta diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum bidang keperdataan khususnya yang berkaitan dengan perlindungan terhadap harta warisan milik anak angkat yang masih di bawah umur.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kasus pengurusan harta warisan milik anak angkat yang masih di bawah umur.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pemeriksaan dan informasi serta penelusuran yang dilakukan di kepustakaan Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul Analisis Yuridis Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Di bawah umur Pada Wni Keturunan Tionghoa Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 KPdt2011 belum pernah dilakukan oleh peneliti lainnya terutama dalam topik dan permasalahan yang sama, sehingga dengan demikian penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Universitas Sumatera Utara 9 Judul tesis lain yang berkaitan dengan masalah harta warisan yang pernah ditulis sebelumnya, adalah : Penelitian dengan judul “Kedudukan anak terhadap harta warisan dari orangtuanya yang perkawinannya tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan : Pada Masyarakat Tionghoa Kota Medan” oleh Rehbana, Mahasiswa Magister Kenotariatan, Nomor Induk 017011052. Rumusan permasalahan yang dibahas adalah: 1. Mengapa etnis Tionghoa di Kota Medan tidak mencatatkan perkawinannya di Dinas Kependudukan? 2. Bagaimana tanggungjawab orangtua terhadap nafkah anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan? 3. Bagaimana hak anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan terhadap harta peninggalan dari orangtua biologisnya?

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan ”kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem, yang menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui. 8 Kerangka teori adalah penentuan tujuan dan arah penelitian dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa-hipotesanya. 9 Teori itu 8 M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 80. Universitas Sumatera Utara 10 bukanlah pengetahuan yang sudah pasti tetapi harus dianggap sebagai petunjuk analisis dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga merupakan masukan eksternal bagi penelitian ini. Teori-teori tersebut berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran. 10 Berdasarkan pengertian teori dan kegunaan serta daya kerja teori tersebutdi atas dihubungkan dengan judul penelitian ini tentang “Analisis Yuridis Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Di bawah umur Pada WNI Keturunan Tionghoa Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161 KPdt2011, maka dipergunakan teori keadilan dan teori kepastian hukum. Keadilan dikonsepkan sebagai hasil-hasil konkrit yang bisa diberikan kepada masyarakat. Menurut Roscoe Pound, bahwa hasil yang diperoleh itu hendaknya berupa pemuasan kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Dengan kata lain semakin meluasbanyak pemuasan kebutuhan manusia tersebut, maka akan semakin efektif menghindari pembenturan antara manusia. 11 Tujuan dari hukum adalah menghendaki keadilan semata-mata dan isi dari hukum ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa yang di katakan adil dan apa 9 Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosial Yuridis dan Masyarakat, Alumni, Bandung, 1983, hal 129. 10 Ibid, hal.129. 11 Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif , Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.34. Universitas Sumatera Utara 11 yang dikatakan tidak adil. Menurut teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound tersebut, tugas suci dan luhur dari hukum ialah keadilan dengan cara memberikan kepada tiap-tiap orang apa yang berhak ia terima sehingga diperlukan peraturan tersendiri bagi tiap-tiap kasus. Untuk terlaksananya hal tersebut, maka menurut teori ini hukum harus membuat apa yang dinamakan peraturan ketentuan umum Algemeene Regels. 12 Kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat karena kepastian hukum peraturanketentuan umum mempunyai sifat sebagai berikut : a. Adanya paksaan dari luar sanksi dari penguasa yang bertugas mempertahankan dan membina tata tertib masyarakat dengan perantara alat- alatnya aparatur negara. b. Sifat undang- undang yang berlaku bagi siapa saja. Kepastian hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, ia tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah bagaimana perbuatan lahiriahnya. Kepastian hukum tidak memberi sanksi kepada seseorang yang mempunyai sikap batin yang buruk, akan tetapi yang diberi sanksi adalah perwujudan dari sikap batin yang buruk tersebut atau menjadikannya perbuatan yang nyata atau konkrit. Namun demikian dalam prakteknya apabila kepastian hukum dikaitkan dengan keadilan sering sekali tidak sejalan satu sama lain. Hal ini dikarenakan di satu 12 Ibid, hal.34 Universitas Sumatera Utara 12 sisi tidak jarang kepastian hukum mengabaikan prinsip- prinsip keadilan dan sebaliknya tidak jarang pula keadilan mengabaikan prinsip-prinsip kepastian hukum. Kemudian apabila dalam prakteknya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, maka keadilanlah yang harus diutamakan. Alasannya adalah bahwa keadilan pada umumnya lahir dari hati nurani pemberi keadilan sedangkan kepastian hukum lahir dari sesuatu yang konkrit. Perlindungan hukum terhadap hak-hak anak diatur dalam Pasal 22 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, didalamnya diatur bahwa negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan dan prasarana dalam menyelenggarakan perlindungan anak. Pasal 23 ayat 1 menyebutkan negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak. 13 Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak. 14 Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui peran masyarakat dalam menyelenggarakan perlindungan anak 15 . Di Indonesia pandangan modern tentang peranan hukum sebagai sarana pembangunan digambarkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dengan mengatakan bahwa hukum itu mempunyai dua fungsi yakni sebagai sarana ketertiban masyarakat menjamin adanya ketertiban dan kepastian dan sarana perubahan masyarakat. 13 Rika, Saraswati, Opcit, hal.211 14 Pasal 24 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak 15 Pasal 25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Universitas Sumatera Utara 13 Dalam keterkaitannya dengan kasus ini diharapkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2161 KPDT2011 dapat memberikan suatu keadilan dan kepastian hukum bagi kedua belah pihak.

2. Kerangka Konsepsi

Konsep diartikan sebagai kata yang menyatakan abstrak yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus, yang disebut dengan defenisi operasional. 16 Kegunaan dari adanya konsepsi agar supaya ada pegangan dalam melakukan penelitian atau penguraian, sehingga memudahkan bagi orang lain untuk memahami batasan-batasan atau pengertian-pengertian yang dikemukakan. 17 Kerangka konsepsi pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang seringkali bersifat abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian. 18 Agar terdapat persamaan persepsi dalam memahami penulisan di dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa konseptual sebagaimana terdapat di bawah ini: Pengurusan : proses, cara, perbuatan menguasai sesuatu. Bentuk pengurusan secara khusus dihasilkan dari pengurusan terhadap harta yang belum dimiliki oleh seseorang atau badan hukum, seperti : mengambil air di sungai, pengurusan melalui 16 Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo, Jakarta, 1998, hal.3 17 Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hal.5 18 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal.13 Universitas Sumatera Utara 14 transaksi seperti jual beli, pengurusan melalui peninggalan seperti harta warisan atau pengurusan dari harta yang dimiliki seperti buah dari pohon. Harta Warisan adalah kekayaan yang berupa keseluruhan aktiva dan pasiva yang ditinggalkan pewaris dan berpindah kepada ahli waris hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. 19 Ahli Waris adalah orang yang menggantikan kedudukan pewaris di dalam kedudukannya terhadap warisan, baik untuk seluruhnya, maupun untuk sebagian tertentu. 20 Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Anak angkat adalah anak yang diambil dan dijadikan anak oleh orang lain sebagai anaknya. Anak angkat itu mungkin seorang laki-laki, mungkin pula seorang 19 Surini Ahlan Sjarif, dkk, Hukum Kewarisan Perdata Barat Pewarisan Menurut Undang- Undang, Kencana, Jakarta, 2006, hal.10 20 Ali Afandi, Hukum Waris, Hukum Keluarga dan Hukum Pembuktian, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1986, hal. 7 Universitas Sumatera Utara 15 anak perempuan. 21 Anak Di bawah umur adalah setiap anak yang belum berusia 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. 22 Peraturan Pemerintah tentang Pengangkatan Anak memberikan defenisi anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut kedalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan keputusan atau penetapan pengadilan. 23

G. Metode Penelitian

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ”method” yang berarti jalan atau cara untuk memikirkan dan memeriksa sesuatu menurut rencana tertentu, menyangkut cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan 24 .

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fakta-fakta tentang objek penelitian baik dalam kerangka sistematisasi maupun sinkronisasi berdasarkan aspek yuridis, dengan tujuan menjawab permasalahan yang menjadi objek penelitian. 25 Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini 21 B. Bastian Tafal, Pengangkatan Anak Menurut Hukum Adat Serta Akibat Hukumnya di Kemudian Hari, Rajawali, Jakarta 1983, hal.39 22 Ibid, hal 7. 23 Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak 24 M.Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Reality Publisher, Surabaya, 2009, hal.434 25 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hal. 116-117. Universitas Sumatera Utara 16 adalah penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yaitu suatu penelitian yang didasarkan kepada ketentuan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai anak angkat adopsi, perwalian, dan penguasaan dan pengurusan harta kekayaan anak angkat di bawah umur yang kedua orangtuanya telah meninggal dunia serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penguasaan dan pengurusan harta kekayaan anak angkat di bawah umur tersebut. 26 Penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara menganalisa ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana tersebut di atas sebagai bahan acuan dan rujukan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini dan mencari solusi yang tepat atas permasalahan tersebut.

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan atau library research 27 yang terdiri dari: a. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang- undangan, yang meliputi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, dan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 2161 KPdt2011. 26 Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Surabaya, 2005, hal. 57. 27 Ibid, hal.10-11 Universitas Sumatera Utara 17 b. Bahan hukum sekunder adalah hasil penelitian para ahli hukum yang termuat dalam literatur, jurnal maupun artikel, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang pasal-pasalnya mengatur dan berhubungan dengan penelitian ini. c. Bahan hukum tersier yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, kamus umum, ensiklopedia hukum yang berhubungan dengan materi penelitian ini.

3. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi dokumen yaitu dengan melakukan inventarisasi dan sistematisasi literatur yang berkaitan dengan penerapan peraturan perundang-undangan tentang hak warisan anak angkat yang masih di bawah umur. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pemikiran konseptual dan penelitian yang dilakukan oleh pihak lain yang relevan dengan penelitian ini dengan cara menelaah dan menginventarisasi pemikiran atau pendapat juga sejarah atau latar belakang pemikiran tentang perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak dalam pengurusan dan pengelolaan harta warisan milik anak angkat.

4. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data adalah Universitas Sumatera Utara 18 proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. 28 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks karena terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi keragaman. 29 Dengan demikian kegiatan analisis data ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang diharapkan dapat memberikan kesimpulan solusi yang baik dan benar yang dilakukan dengan menggunakan metode analisa dedukatif yaitu cara berpikir yang dimulai dari hal-hal yang umum untuk selanjutnya mengambil hal- hal yang khusus sebagai kesimpulan sekaligus jawaban dari permasalahan dan tujuan penelitian ini. 30 28 Lexy J. Moleong, Opcit, hal. 103 29 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis Kearah Pengurusan Modal Aplikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 53 30 Sumadi Surya Barata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal.16. Universitas Sumatera Utara 19

BAB II PENGURUSAN HARTA KEKAYAAN MILIK ANAK ANGKAT

Dokumen yang terkait

Hak Asuh Anak Dibawah Umur Akibat Perceraian Orangtua(Studi Kasus 4 (empat) Putusan Pengadilan di Indonesia)

18 243 107

Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 101/K.Pdt.Sus/Bpsk/2013 Tentang Penolakan Klaim Asuransi Kendaraan Bermotor

22 248 119

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Sikap Masyarakat Batak-Karo Terhadap Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA-RI) No.179/K/SIP/1961 Dalam Persamaan Kedudukan Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Mengenai Hukum Waris (Studi Pada Masyarakat Batak Karo Desa Lingga Kecamatan Simpang...

1 34 150

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Hak asuh anak dibawah umur akibat perceraian menurut undang-undang no.23 th.2002 tentang perlindungan anak : ( analisis putusan perkara mahkamah agung no.349 K/AG/2006 )

0 12 88

BAB II PENGURUSAN HARTA KEKAYAAN MILIK ANAK ANGKAT DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PERDATA A. Status dan Kedudukan Anak Angkat Menurut KUH Perdata - Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus P

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2161 K/PDT/2011)

0 0 18

Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2161 K/PDT/2011)

0 0 16