8
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat serta diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian
ini diharapkan
dapat memberikan
manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan hukum bidang keperdataan khususnya yang berkaitan dengan perlindungan terhadap harta warisan milik anak angkat yang masih
di bawah umur.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan berbagai permasalahan yang timbul dalam kasus pengurusan harta warisan milik anak angkat yang masih di bawah
umur.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pemeriksaan dan informasi serta penelusuran yang dilakukan di kepustakaan Universitas Sumatera Utara, maka penelitian dengan judul Analisis
Yuridis Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Di bawah umur Pada Wni Keturunan Tionghoa Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161
KPdt2011 belum pernah dilakukan oleh peneliti lainnya terutama dalam topik dan permasalahan yang sama, sehingga dengan demikian penelitian ini adalah asli dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
9
Judul tesis lain yang berkaitan dengan masalah harta warisan yang pernah ditulis sebelumnya, adalah :
Penelitian dengan judul “Kedudukan anak terhadap harta warisan dari orangtuanya yang perkawinannya tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan : Pada
Masyarakat Tionghoa
Kota Medan”
oleh Rehbana,
Mahasiswa Magister
Kenotariatan, Nomor Induk 017011052. Rumusan permasalahan yang dibahas adalah:
1. Mengapa etnis Tionghoa di Kota Medan tidak mencatatkan perkawinannya di Dinas Kependudukan?
2. Bagaimana tanggungjawab orangtua terhadap nafkah anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan?
3. Bagaimana hak anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan di Dinas Kependudukan terhadap harta peninggalan dari orangtua biologisnya?
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan ”kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem, yang menjadi bahan
perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui.
8
Kerangka teori adalah penentuan tujuan dan arah penelitian dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesa-hipotesanya.
9
Teori itu
8
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 80.
Universitas Sumatera Utara
10
bukanlah pengetahuan yang sudah pasti tetapi harus dianggap sebagai petunjuk analisis dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga merupakan masukan eksternal
bagi penelitian ini. Teori-teori tersebut berfungsi untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa
gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenaran.
10
Berdasarkan pengertian teori dan kegunaan serta daya kerja teori tersebutdi atas dihubungkan dengan judul penelitian ini tentang “Analisis Yuridis Analisis
Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Di bawah umur Pada WNI Keturunan Tionghoa Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 2161
KPdt2011, maka dipergunakan teori keadilan dan teori kepastian hukum. Keadilan dikonsepkan sebagai hasil-hasil konkrit yang bisa diberikan kepada
masyarakat. Menurut Roscoe Pound, bahwa hasil yang diperoleh itu hendaknya berupa pemuasan kebutuhan manusia sebanyak-banyaknya dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya. Dengan kata lain semakin meluasbanyak pemuasan kebutuhan manusia tersebut, maka akan semakin efektif menghindari pembenturan antara
manusia.
11
Tujuan dari hukum adalah menghendaki keadilan semata-mata dan isi dari hukum ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa yang di katakan adil dan apa
9
Soerjono Soekanto, Beberapa Aspek Sosial Yuridis dan Masyarakat, Alumni, Bandung, 1983, hal 129.
10
Ibid, hal.129.
11
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif , Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.34.
Universitas Sumatera Utara
11
yang dikatakan tidak adil. Menurut teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound tersebut, tugas suci dan luhur dari hukum ialah keadilan dengan cara memberikan
kepada tiap-tiap orang apa yang berhak ia terima sehingga diperlukan peraturan tersendiri bagi tiap-tiap kasus. Untuk terlaksananya hal tersebut, maka menurut teori
ini hukum harus membuat apa yang dinamakan peraturan ketentuan umum Algemeene Regels.
12
Kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat karena kepastian hukum peraturanketentuan umum
mempunyai sifat sebagai berikut : a. Adanya
paksaan dari
luar sanksi
dari penguasa
yang bertugas
mempertahankan dan membina tata tertib masyarakat dengan perantara alat- alatnya aparatur negara.
b. Sifat undang- undang yang berlaku bagi siapa saja. Kepastian hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, ia tidak mempersoalkan
apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah bagaimana perbuatan lahiriahnya. Kepastian hukum tidak memberi sanksi kepada
seseorang yang mempunyai sikap batin yang buruk, akan tetapi yang diberi sanksi adalah perwujudan dari sikap batin yang buruk tersebut atau menjadikannya
perbuatan yang nyata atau konkrit. Namun demikian dalam prakteknya apabila kepastian hukum dikaitkan
dengan keadilan sering sekali tidak sejalan satu sama lain. Hal ini dikarenakan di satu
12
Ibid, hal.34
Universitas Sumatera Utara
12
sisi tidak jarang kepastian hukum mengabaikan prinsip- prinsip keadilan dan sebaliknya tidak jarang pula keadilan mengabaikan prinsip-prinsip kepastian hukum.
Kemudian apabila dalam prakteknya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, maka keadilanlah yang harus diutamakan. Alasannya adalah bahwa
keadilan pada umumnya lahir dari hati nurani pemberi keadilan sedangkan kepastian hukum lahir dari sesuatu yang konkrit.
Perlindungan hukum terhadap hak-hak anak diatur dalam Pasal 22 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, didalamnya diatur
bahwa negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan dan prasarana dalam menyelenggarakan perlindungan anak. Pasal 23 ayat
1 menyebutkan negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
13
Negara dan pemerintah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.
14
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui peran masyarakat dalam menyelenggarakan perlindungan anak
15
. Di Indonesia pandangan modern tentang peranan hukum sebagai sarana
pembangunan digambarkan oleh Mochtar Kusumaatmadja dengan mengatakan bahwa hukum itu mempunyai dua fungsi yakni sebagai sarana ketertiban masyarakat
menjamin adanya ketertiban dan kepastian dan sarana perubahan masyarakat.
13
Rika, Saraswati, Opcit, hal.211
14
Pasal 24 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
15
Pasal 25 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Universitas Sumatera Utara
13
Dalam keterkaitannya dengan kasus ini diharapkan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2161 KPDT2011 dapat memberikan suatu keadilan dan
kepastian hukum bagi kedua belah pihak.
2. Kerangka Konsepsi