Strategi-2 : Meningkatkan Alokasi Anggaran Pertahanan Indonesia
luas wilayah 329.847 KM
2
dan jumlah penduduk berkisar pada angka 27an juta. Sementara Singapura memiliki anggaran belanja milter 3,7
2007, naik menjadi 3,9 2008 dan 2009 dengan luas wilayah hanya 710,2 KM
2
dan jumlah penduduk di seputaran angka 5 jutaan. Secara nominal pun, anggaran militer Singapura mencapai dua kali lipat dari
angka nominal anggaran pertahanan Indonesia. Untuk anggaran pertahanan Thailand berjumlah 1,3 2007, naik menjadi 1,9 2008
dan 2009 dengan luas wilayah 514.000 KM
2
dan jumlah penduduk sekitar 64 jutaan. Brunnai Darussalam memiliki anggaran pertahanan
2,6 2007, naik menjadi 3,9 2008 dan 3,1 2009 dengan luas wilayah 5.765 KM
2
dan jumlah penduduk sekitar 381 ribuan. Vietnam memiliki anggaran militer 2,5 2007, 2,4 2008 dan naik lagi
menjadi 2,5 2009 dengan luas wilayah 331.689 KM
2
dan jumlah penduduk sekitar 85 jutaan. Hanya Philipina dan Laos yang berada di
bawah anggaran pertahanan Indonesia. Itupun tidak sebanding jika dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia.
Sementara anggaran pertahanan Myanmar dan Kamboja tidak terdata. Mengingat Myanmar dikuasai oleh pemerintahan Junta Militer,
anggaran pertahanannya juga cenderung lebih besar dari pada anggaran pertahanan Indonesia.
Proporsionalitas anggaran pertahanan negara ini penting dilakukan mengingat luas wilayah dan jumlah penduduk Indonesia
yang sangat besar. Selain itu, optimalisasi peranan hanya dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan anggaran pertahanan agar
kekuatan militer Indonesia dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Kenaikan anggaran pertahanan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas persenjataan dan peralatan militer. Bisa saja, anggaran pertahanan ditambah dari proporsi
anggaran pendidikan yang sekarang telah mencapai 20 APBN dan setiap tahun tidak terserap semuanya. Pendidikan juga dapat
didefinisikan sebagai pendidikan bagi personel militer dan juga riset tentang modernisasi alutsista.
Kenaikan alokasi anggaran dapat mendukung pengembangan indusutri strategis perlengkapan dan peralatan militer. Hal ini dapat
mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap negara lain dalam memenuhi kebutuhan peralatan militer. Selama ini, Indonesia belum
memiliki kemandirian dalam pengadaan dan perawatan peralatan dan perlengkapan militer karena tidak memiliki anggaran yang memadai
untuk membangun industri strategis. Kenaikan anggaran militer dapat menunjang modernisasi peralatan militer, meningkatkan kuantitas
peralatan, menambah
jumlah personel
dan meningkatkan
profesionalitas mereka. Dengan demikian, militer Indonesia dapat berkiprah secara optimal dalam kerjasama dengan negara-negara
ASEAN, selalu siap siaga dengan kekuatan penuh kapan pun diperlukan. Negara AS menerapkan strategi militer yang sangat efektif
dalam upaya mencapai kepentingan nasionalnya yang didukung oleh alokasi anggaran pertahanan yang sangat memadai. Oleh karenanya,
AS selalu memperoleh pengaruh di dunia internasional.