f. Aspek Ekonomi
Setelah mengalami krisis selama hampir 10 tahun, ekonomi Indonesia saat ini mulai pulih. Pada awal tahun 2010 pertumbuhan
ekonomi telah mencapai 6
44
. Momentum ini sangat baik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pemerataan hasil
pembangunan. Berbagai program seperti Kredit Usaha Rakyat KUR dan PNPM Mandiri telah dilaksanakan sebagai usaha mempercepat
pemerataan pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, pertumbuhan ekonomi yang membaik, meskipun belum memenuhi harapan, tetap
perlu diwaspadai mengingat dapat berimplikasi pada tindakan kriminalitas oleh kelompok tertentu yang tidak ikut merasakan
pertumbuhan ekonomi tersebut.
g. Aspek Sosial Budaya
UUD 1945 telah mengamanatkan 20 APBN untuk pendidikan. Namun saat ini masih ada jutaan anak yang tidak sekolah dan putus
sekolah. Biaya sekolah sebenarnya bukan sekedar Biaya Operasional Sekolah BOS, tetapi juga terkait dengan buku, seragam, sepatu dan
transportasi. APBN saat ini baru mampu membiayai BOS sampai tingkat SMP saja, sedangkan biaya yang lain tetap dibebankan kepada
wali murid. Kondisi ini menyebabkan masih banyak anak yang tidak sekolah
atau putus sekolah. Tingginya anak yang tidak sekolah atau putus sekolah menyebabkan terhambatnya pembangunan sosial-budaya
sebagai upaya pembentukan karakter bangsa. Bangsa yang tidak berkarakter dengan mudah dapat dimanfaatkan oleh kelompok radikal
melalui penggalangan anggota dengan dalih ketidakadilan. Kerjasama dengan negara-negara ASEAN dalam bidang pendidikan, termasuk
pendidikan di bidang militer merupakan salah satu upaya untuk memperkuat daya tawar Indonesia dalam pergaulan regional di
kawasan.
44
Laporan Indikator Ekonomi Indonesia Tahun 2010 www.bappennas.go.id
h. Aspek Pertahanan Keamanan
Minimnya anggaran pertahanan, terutama untuk kebutuhan alutsista menyebabkan kurang maksimalnya kemampuan operasional
TNI. Pada saat ini, modernisasi peralatan militer merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda. Modernisasi peralatan militer juga harus
diberangi dengan modernisasi pengetahuan aparat militer dalam menggunakan peralatan yang dimiliki. Indonesia tidak lagi dapat
mengandalkan semangat tempur saja dalam upaya melindungi segenap bangsa Indonesia. Modernisasi, peningkatan kualitas dan
kuantitas alutsista merupakan langkah penting untuk mengoptimalkan peranan Indonesia dalam kerjasama militer negera-negara ASEAN.
Modernisasi alutsista dan meningkatkan kemampuan personel dapat dilakukan melalui kerjasama militer dengan negera-negara
ASEAN. Tukar menukar personel untuk mengikuti pendidikan dan alih teknologi peralatan militer sangat mungkin dilakukan mengingat
beberapa negara ASEAN memiliki peralatan militer yang lebih canggih. Peningkatan kemampuan dan postur militer Indonesia dapat
menunjang terciptanya efek deterent power Indonesia terhadap negara ASEAN, yang juga dapat menangkal TAHG, salah satunya melalui
kerjasama militer.
19. Peluang dan Kendala
Mencermati pengaruh lingkungan strategis global, regional dan nasional yang telah dijelaskan terdahulu, terdapat beberapa peluang dan
kendala optimalisasi peranan Indonesia dalam kerjasama militer negara- negara ASEAN guna memantapkan stabilitas politik dan keamanan
regional dalam rangka ketahanan nasional.
a. Peluang.
1 Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan tuntutan perdagangan bebas dapat mendorong investor asing menanamkan modalnya di
Indonesia. Hal ini dapat memberikan peluang kepada negara- negara ASEAN untuk berinvestasi. Dengan demikian, negara-