Ketahanan Nasional Sebagai Landasan Konsepsional

hidup berbangsa dan bernegara. Ketahanan nasional juga merupakan konsepsi dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mencapai cita-cita nasional. Ketahanan nasional yang merupakan kondisi dinamis bangsa dapat ditelaah dari beberapa aspek, yaitu aspek geografi, demografi dan sumber kekayaan alam aspek alamiahgatra alamiahtrigatra serta aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan aspek sosialgatra dinamispancagatra. Sebagai upaya optimalisasi peranan Indonesia dalam kerjasama militer negara-negara ASEAN guna memantapkan stabilitas politik dan keamanan regional dalam rangka ketahanan nasional, para pengambil keputusan Indonesia harus berpedoman pada ketahanan nasional sebagai landasan konseptualnya. Semua tindakan yang diambil, harus memperhatikan gatra-gatra ketahanan nasional. Oleh karenanya, ketahanan nasional yang tangguh harus dijaga sebagai bagian dari upaya untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional serta mempertahankan NKRI.

8. Aturan Perundang-Undangan sebagai Landasan Operasional

Aturan perundang-undangan yang terkait adalah sebagai berikut :

a. UU RI Nomor : 5 Tahun 1983 tentang ZEE.

Dalam Pasal 2 UU No. 5 Tahun 1983 menyatakan bahwa Zona Ekonomi Eksklusif ZEE Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia, meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.

b. UU RI Nomor : 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS.

Penekanan isi dari UU ini menyangkut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang mengatur pula rejim-rejim hukum sebagai berikut: 1. Laut Teritorial dan Zona Tambahan, 2. Selat yang digunakan untuk pelayaran internasional, 3. Zona Ekonomi Eksklusif 4. Landas Kontinen, 5. Laut Lepas, 6. Rejim Pulau, 7. Rejim Laut tertutupsetengah tertutup, 8. Rejim akses negara tidak berpantai ke dan dari laut serta kebebasan transit, 9. Kawasan Dasar laut Internasional, 10. Perlindungan dan pemeliharaan lingkungan Laut, 11. Penelitian ilmiah kelautan, 12. Pengembangan dan Alih Teknologi, 13. Penyelesaian Sengketa.

c. UU RI Nomor 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional

Penegasan dalam UU No 24 Tahun 2000 yang terkait dengan tulisan ini diantaranya pada pasal 4 yang menyebutkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia membuat perjanjian internasional dengan satu negara atau lebih, organisasi internasional, atau subjek hukum internasional lain berdasarkan kesepakatan; dan para pihak berkewajiban untuk melaksanakan perjanjian tersebut dengan iktikad baik. Kemudian, ditegaskan pada ayat 2, bahwa dalam pembuatan perjanjian internasional, pemerintah Republik Indonesia berpedoman pada kepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip persamaan kedudukan, saling menguntungkan, memperhatikan hukum nasional maupun hukum internasional.

d. UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Beberapa hal penting yang terkait dengan pertahanan negara ini diantaranya terdapat pada pasal 2 yang menyatakan bahwa hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pasal 3 ayat 1 menyebutkan bahwa pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup berdampingan secara damai. Pasal 3 ayat 2 menyebutkan pertahanan negara disusun dengan memperhatikan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.