Tuntasnya Masalah Batas-Batas negara Indonesia dengan Negara- Negara Tetangg

tentang Tentara Nasional mengamanatkan kepada TNI untuk melakukan tugas pokoknya dengan cara mengamankan wilayah perbatasan. Hal ini terkait dengan tugas pokok TNI seperti yang tercantum dalam Pasal 7 ayat 1, yakni Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dengan mengacu kepada tugas pokoknya, TNI berkepentingan terhadap penuntasan batas-batas negara agar dapat menjalankan tugasnya dengan cermat dan tepat. Jika batas-batas negara tidak dituntaskan, maka tugas untuk mengamankan perbatasan negara dan menjaga keutuhan wilayah NKRI akan semakin sulit. Tindakan TNI yang tidak akurat karena tidak jelasnya batas-batas negara dapat mengakibatkan menurunnya kepercayaan negara-negara lain terhadap TNI. Dampaknya, TNI akan mengalami kendala dalam mengoptimalkan peranannya dalam kerjasama militer negara-negara ASEAN

b. Meningkatnya Alokasi Anggaran Pertahanan

Alokasi anggaran sangat menentukan bagi peningkatan kemampuan operasional pertahanan. Dengan meningkatnya alokasi anggaran pertahanan, militer Indonesia dapat meningkatkan kemampuan peralatan dan perlengkapannya serta meningkatkan keterampilan personel dalam memanfaatkan peralatan dan perlengkapan modern. Dengan demikian, negara-negara ASEAN tidak lagi memandang rendah kekuatan militer Indonesia. Selama ini, kondisi peralatan dan perlengkapan yang sangat terbatas, membuat Indonesia tidak leluasa untuk menginisiasi berbagai macam bentuk kerjasama militer negara-negara ASEAN.

c. Terciptanya Stabilitas Politik Dalam Negeri.

Stabilitas politik dalam negeri merupakan syarat mutlak bagi upaya membangun kerjasama luar negeri. Beberapa negara yang memiliki stabilitas politik yang mantap akan lebih mudah menjalin hubungan dengan negara lain. Lebih dari itu, negara yang kondisi politik dalam negerinya stabil, akan dihormati oleh negara lain, sehingga untuk menjadi “leader” juga akan lebih mudah. Dengan stabilitas yang dimiliki, Indonesia tidak lagi diwarnai kontroversi perlu atau tidaknya memberikan porsi yang lebih besar bagi kepentingan peningkatan kemampuan militer. Sejak reformasi 1998, pemerintah Indonesia cenderung ragu-ragu untuk menempatkan posisi TNI secara proporsional karena banyaknya kekuatan politik dan sebagian kecil masyarakat tapi bersuara “nyaring”, yang apriori terhadap TNI. Stabilitas politik dalam negeri dapat mendukung pemerintah untuk lebih leluasa menentukan kebijakan pengembangan militer, termasuk optimalisasi peran Indonesia dalam kerjasama militer negara-negara ASEAN. Selain itu, negara-negara lain akan percaya dengan kemampuan Indonesia untuk mengelola kerjasama militernya dengan siapapun, termasuk dengan negara-negara ASEAN jika kondisi politik dalam negeri menunjukkan kestabilan. Instabilitas politik dalam negeri berpotensi mengundang keraguan negara lain atas kemampuan Indonesia karena dianggap tidak dapat mengurusi persoalan dalam negerinya.

d. Kalangan Militer ASEAN Semakin banyak yang Memahami Manajemen Penanggulangan Bencana Alam.

Mengingat kondisi wilayah negara-negara ASEAN yang rawan bencana alam, maka diperlukan antisipasi setiap saat untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. Selama ini, kemampuan teknis militer tidak diragukan lagi, terutama dalam menghadapi masa tanggap darurat. Kemampuan personel dan peralatan yang dimiliki semakin mempermudah pihak militer melakukan aktivitasnya. Hanya saja, terkait dengan manajemen bencana alam secara konferehensif, terutama dalam menangani persoalan-persoalan pasca bencana, nampaknya belum maksimal dimiliki oleh kalangan