hutan yang gundul. Akibatnya, lingkungan alam Indonesia menjadi semakin rusak, sering terjadi banjir atau tanah longsor.
Dengan SKA yang melimpah, sebenarnya banyak pihak yang tergiur mendekati Indonesia dalam rangka mencapai kepentingan
nasionalnya, termasuk negara-negara ASEAN. Singapura misalnya, memerlukan air bersih dan pasir laut dari Indonesia. Malaysia dan
beberapa negara ASEAN lainnya juga memerlukan kayu atau bahkan gas bumi yang dimiliki oleh Indonesia. Belum lagi dari hasil kekayaan
laut yang juga sangat melimpah. Oleh karenanya, masalah perbatasan perlu diperhatikan secara lebih maksimal lagi. Kerja sama militer
dengan negara-negara ASEAN sangat penting dilakukan dalam rangka menjaga SKA Indonesia yang cukup besar tersebut, termasuk jika
terjadi bencana alam yang sewaktu-waktu dapat terjadi di Indonesia. Optimalisasi peranan Indonesia dalam kerjasama militer ini sangat
berguna mencegah terjadinya konflik di kawasan regional ASEAN yang juga dapat menciptakan ketahanan nasional.
d. Aspek Ideologi
Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai salah satu ciri globalisasi telah menyebabkan hilangnya batas-
batas wilayah negara state borderless. Batas-batas wilayah negara yang hilang ini menyebabkan berbagai ideologi dan gaya hidup asing,
yang tidak sesuai dengan budaya luhur bangsa Idonesia, dapat dengan leluasa masuk hampir tanpa filter. Pengaruh ideologi dan budaya asing
dapat menimbulkan kerawanan sosial akibat konflik kepentingan, mengingat masyarakat Indonesia menjadi semakin individualistis
dengan gaya hidup yang hedonistis. Tingkah laku sebagian masyarakat Indonesia memang banyak
yang jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila, terutama menguatnya sektarianisme dengan berbagai macam sentimen. Hilangnya rasa
empati dalam diri sebagaian besar masyarakat memicu pemaksaan kehendak dari golongan atau kelompok tertentu untuk melakukan
kekerasan terhadap kelompok lain yang dianggap tidak sepaham.
Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya kesempatan masyarakat melakukan interaksi dengan pihak-pihak asing. Kordinasi
yang baik melalui jalur-jalur pemerintahan, seperti kerjasama militer akan
dapat mengeleminir
tindakan-tindakan yang
dapat membahayakan ideologi negara. Paling tidak, saling tukar menukar
informasi yang dilakukan melalui kerjasama militer, memudahkan mengantisipasi gerakan-gerakan massif yang tidak sesuai dengan
ideologi nasional bangsa Indonesia.
e. Aspek Politik
Reformasi tahun 1998 telah menimbulkan euforia demokrasi dan telah menyebabkan peningkatan partisipasi politik rakyat melalui
berbagai media, diantaranya Pemilihan Umum PresidenWapres dan Kepala Daerah secara langsung. Ruang artikulasi kepentingan, baik
melalui organisasi masyarakat NGOLSM maupun kelompok kepentingan lainnya yang dibuka secara bebas telah menimbulkan
konsekuensi aksi-aksi demonstrasi. Namun demikian, kondisi euforia demokrasi tidak didukung oleh pemahaman yang baik dalam
berdemokrasi oleh sebagian besar elemen masyarakat, termasuk oleh para elit politik. Dampaknya, muncul kelompok kepentingan anomik
yang menyebabkan terjadinya tindakan destruktif dan menjurus kriminal.
Kondisi politik yang carut marut seperti sekarang ini potensial mengundang intervensi asing dengan berbagai cara yang mungkun
dilakukan. Instabilitas politik dan keamanan domestik Indonesia dapat saja mengganggu stabilitas politik dan keamanan kawasan ASEAN.
Negara-negara ASEAN sebenarnya berkepentingan terhadap stabilitas politik dan keamanan dalam negeri Indonesia. Oleh karenanya,
memperkuat saling pengertian antara para pejabat pemerintahan sangat diperlukan. Kepentingan terhadap faktor stabilitas politik dan
keamanan Indonesia tersebut sebenarnya akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk lebih mengoptimalkan peranannya dalam kerjasama
militer negara-negara ASEAN.