Tinjauan Pustaka “Tuo Nifarö” (Studi Etnografi Kearifan Lokal Dalam Proses Produksi Tuo Nifarö, di Desa Sirete Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias)

4. Gangguan kesehatan, karena terlalu sering mengkomsumsi alkohol dapat mengakibatkan gangguan pencenaan, gangguan pada ginjal, dan hati. Dari segi ini, manfaat tuak mungkin bisa berdampak negatif dan berdampak positif. Tuak bila di konsumsi sedikit saja, tidak berefek mabuk, namun apabila tuak di konsumsi dalam skala banyak maka potensi untuk mabuk, bisa saja terjadi. Jenis mabuk seseorang berbeda-beda. Ada yang mabuknya diam, dan tertidur pulas, ada yang mabuknya marah-marah, cerewet, seperti orang stress, ada juga yang memukul atau melukai orang, muntah-muntah, tergantung mood suasana hati peminum tuak tersebut. Orang yang sudah mabuk, kita boleh dimarahi ataupun dikasari, karena orang yang mabuk keberaniaannya meningkat, dan susah untuk dikontrol. Biasanya orang mabuk apa yang ia pikirkan, dapat diekpesikan melalui tingkah lakunya. contohnya ketika ia stress gagal dalam pemilihan caleg, maka ketika ia mabuk ia pasti mengeluarkan uneg-unegnya seperti marah, nuntut ketidakadilan, dan menyalahkan oranglain.

1.2. Tinjauan Pustaka

Menurut E. B. Taylor 1958 “kebudayaan atau peradaban dilihat dari pemikiran etnografik, adalah kompleks keseluruhan whole complex yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat custom dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan habit yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat” Mintargo, 2000:83 Universitas Sumatera Utara Menurut Malinowski “kebudayaan berisikan artefak yang diwariskan, barang- barang, proses-proses teknik, pemikiran-pemikiran ideas kebiasaan-kebiasaan habits dan nilai-nil ai values” Mintargo, 2000:83 Penulis setuju dengan kedua pernyataan ini, karena kebudayaan merupakan warisan dan secara alamiah diikutiditeruskan oleh generasi selanjutnya karena setiap budaya pasti mempunyai nilai. Nilai adalah sesuatu yang dianggap penting. Walaupun ada beberapa budaya yang tidak diteruskan, seiring berjalannya waktu dan jaman. Budaya bersifat dinamis 10 sesuai dengan waktu dan bagaimana cara pandang manusia menilai budaya tersebut. Sejalan dengan itu, maka budaya pengelolaan tuo nifarö merupakan warisan yang sampai sekarang masih diproduksi, Karena peminatnya tuak ini lumayan banyak dan sudah menjadi kebutuhan pesta adat suku Nias, maupun menjadi obat tradisional. Walaupun, ada beberapa produksi tuak, tidak berjalan lagi karena orang yang menyadap nira makin berkurang. Menurut Poewanto 2000:50 manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, demikian seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak-cucu mereka, melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia dalam rangka kebudayaannya, diteruskan dan dikomunikasikan kepada generasi berikutnya oleh individu lain. 10 Dinamis adalah bersifat tidak menetap seiring berjalannya waktu bisa berubah. Universitas Sumatera Utara Menurut Mintargo 2000:106 kebudayaan menentukan sikap, nilai dan tujuan, sementara individu pada umumnya mempelajarinya secara tidak sadar, sebagaimana ia belajar bahasa. Sikap adalah kecenderungan untuk merasa dan bertindak dengan cara tertentu. Nilai values adalah ukuran kebaikkan yang layak diinginkan, misalnya pengetahuan, harta, pengalaman sedangkan tujuan goal adalah segala pencapaian yang ditentukan oleh nilai sebagai sesuatu yang patut dihargai seperti: prestasi, kemenangan. Sistem ini saling bergantung interdependent dari sikap, nilai dan tujuan yang diinginkan dan nilai yang patut dihargai, dengan cara demikian kebudayaan menentukan tujuan dalam kehidupan. Walaupun orang-orang memiliki kebebasan untuk memilih di dalam menentukkan karirnya, dia akan memilih salah satu pekerjaan yang telah diajarkan oleh kebudayaan kepadanya. Sama seperti halnya, dalam pembuatan tuak ini, sikap adalah kemampuan dan tindakan dalam mengolah tuak yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan setempat, memiliki nilai khusus bagi masyarakat Nias dalam memandang tuak itu seperti apa. Tuak sangat bernilai bagi Suku Nias, karena warisan budaya, setiap pesta adat pernikahan tuak selalu disuguhi. Tuak salah satu jedah yang tidak terlupakan. Tuo nifarö juga tergolong minuman tradisional yang keras, karena mengandung alkohol yang mencapai 35-50. Hal ini, membuat minuman tuo nifarö sangat berbahaya apabila dikomsumsi tidak menggunakan takaran seperempat gelas. Namun nilai dari tuak ini menjadi sesuatu yang penting bagi suku nias apalagi dengan högö duo yang fungsinya untuk menyembuhkan penyakit diabetes dan stroke. Universitas Sumatera Utara Nilai juga menyinggung tentang pengetahuan. Pengetahuan yang diturunkan secara turun-temurun oleh keluarga atau sanak keluarga pasti memiliki nilai tertentu, itu sebabnya nilai dianggap sesuatu yang penting. Dan tujuannya adalah hasil dari sikap dan nilai. Hasilnya ialah ketika tuo nifarö ini siap untuk diproduksi, maka masyarakat Nias pasti membeli tuak ini karena sudah menjadi kebutuhan. Jadi, kebudayaan membentuk pengetahuan seseorang yang berguna untuk keberlangsungan hidupnya. Pengetahuan masyarakat dalam memilih penyembuhan penyakitnya diperoleh dari pengalaman serta dorongan lingkungannya yang menghasilkan tingkah laku yang disebut juga dengan budaya. Menurut Spradley, 1980 kebudayaan seseorang menentukan sesuatu tindakan yang dapat dikatakan sebagai penyakit atau sesuatu itu dianggap sebagai suatu penyakit. Pendefenisian penyakit dalam suatu masyarakat dan kebudayaan berbeda-beda, adanya pendefenisian berbeda-beda ini terjadi karena dipengaruhi oleh letak geografis, kondisi alam dan lingkungan, makanan, pola makan serta kebiasaan makan. Begitu juga dengan defenisi kearifan adalah proses dan produk budaya manusia, dimanfaatkan untuk mempertahankan hidup. Orang jawa contohnya memiliki aneka tradisi lokal yang mungkin akan tergolong kearifan lokal. Pengertian demikian, mirip pula dengan gagasan Geertz, 1973. Menurut Wagiran, 2009 kearifan lokal identik dengan perilaku manusia yang berhubungan dengan: tuhan, tanda-tanda alam, lingkungan hiduppertanian, membangun rumah, pendidikan, upacara perkawinan dan kelahiran, makanan, siklus kehidupan manusia dan watak, bencana alam, dan yang terakhir kesehatan. Universitas Sumatera Utara Menurut Hasan dan Prasad, 1959:21-22 masalah kesehatan bukan hanya aspek biologis, namun kebudayaan manusia tidak terlepas dari masalah-masalah kesehatan manusia. Itu sebabnya hubungan kearifan lokal mengenai kesehatan sangat erat. Kearifan lokal bagian dari kebudayaan, dan masalah kesehatan bukan hanya berbicara tentang alat medis, namun masalah sosial-budaya perlu di perhatikan. Masalah yang menjadi kajian dalam antropologi kesehatan adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Antropologi kesehatan menjelaskan faktor dan proses yang memainkan peranan di dalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespon terhadap sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Sarwono, 1993:27. Defenisi yang dibuat Sarwono ini masih sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat 1984:76 mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari segi aspek fisik, sosial, budaya. FosterAnderson, 1986:1-3 antropologi kesehatan adalah displin yang memberikan perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada Universitas Sumatera Utara manusia. Pengertian antropologi kesehatan yang diajukan FosterAnderson merupakan konsep yang tepat karena berkutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti yang disampaikan Koentjaraningrat mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub budaya. Minuman herbaltradisional memiliki manfaat dan kegunaan diantaranya alami dan mengandung sejumalah senyawa organik dan mengandung vitamin C sehingga meningkatkan sistem imun, dapat meredakan gelaja deman, flu, dan gangguan pada tenggorokan. Minuman tradisional dapat dikonsumsi panas maupun dingin. Rasa dan warna tergantung dari komposisi bahan-bahan herbal yang digunakan. Winda, 2014. Tuak bisa menjadi obat untuk menghilangkan stress. Kemungkinan besar, wanita menjadi peminum karena gangguan dalam dirinya yang tidak didapatnya di dalam keluarga sedangkan laki-laki yang menjadi peminum karena kegagalan dalam hubungan akan cenderung berperilaku antisosial. Tuak bisa dijadikan sebagai obatnya. Straussner dan Zelvin, 1997. Menurut Muchadi, 2012:1-5 potensi kesehatan pangan, terutama perhatian pada makanan dan minuman tidak hanya berfungsi untuk menyuplai zat-zat gizi tetapi juga mengandung bahan yang diperkirakan atau telah terbukti dapat meningkatkan status kesehatan dan mencengah timbulnya penyakit tertentu. Universitas Sumatera Utara

1. 3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di muka, maka rumusan masalah yang di angkat dalam penelitian “Studi Etnografi Kearifan Lokal dan Manfaat Tuo Nifarö, di Desa Sirete Kecamatan Gidö, Kabupaten Nias”. maka rumusan masalah dapat diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini: 1. Bagaimanakah kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö di Desa Sirete? 2. Apakah makna dan fungsi tuo nifarö bagi orang suku Nias?

1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian