Perkiraan Sejarah Desa Sirete. Sistem Pemerintahan di Desa Sirete 1. Tahapan Jabatan

pengetahuan dari bercocok tanam. Padahal kalau dilihat dengan keadaan alam Nias yang subur sangat cocok untuk budi daya tanaman karet, kelapa, kopi, cengkeh dan nilam. Karet dan kopra menjadi andalan utama hasil perkebunan. Produksi karet pada 1999 mencapai 13.624 ton, dan kopra 42.230 ton. Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka Ono Niha Ono yakni anakketurunan, Niha yakni manusia dan pulau Nias sebagai Tanö Niha. Tanö yakni tanah. Suku Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang. Pada suku Nias mengenal sistem kasta 12 tingkatan Kasta. Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah balugu. Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi selama berhari-hari.

2.2. Perkiraan Sejarah Desa Sirete.

Universitas Sumatera Utara Secara historis, dahulu penduduk Desa Sirete berasal dari kampung Lahemo namun pada zaman pemerintahan Ama Mbu’ugeu pada waktu sedang berjalannya program pembukaan badan jalan yang sekarang ini sebagai jalan provinsi mengeluarkan pemerintah agar seluruh penduduk yang berada di pegunungan maupun dipersawahan supaya pindah dan menetap disekitar pinggir jalan tersebut dan pada saat itu juga sebagian masyarakat pindah kepinggir jalan dan sebagian yang menetap. Dan dengan terjadinya perpindahan penduduk dimaksud tingkat kepadatan penduduk meningkat maka dibentuk satu nama kampung bernama Sirete yang merupakan nama dusun sebelumnya pada waktu berada di kampung bernama Sirete yang merupakan nama dusun sebelumnya pada waktu berada dikampung Lahemo, dan sebagai kepala kampung “Salawa” pada masa itu adalah Gumombowo Ndraha biasa disebut Ama Raima Ndraha. 2.3. Sistem Pemerintahan di Desa Sirete 2.3.1. Tahapan Jabatan Mengawali pemerintahan desa pada zaman dulu disebut adalah ketua kampung dan biasanya pada waktu itu yang bisa menjadi ketua kampung adalah orang yang dianggap kuat dan elit serta asli penduduk bukan seorang pendatang dengan kata lain harus marga pemuka desa. Namun, seiring dengan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis, dimana seseorang bisa mencalonkan diri menjadi kepala desa Universitas Sumatera Utara apabila memenuhi persyaratan pendidikan, dapat dipercaya, serta bisa menjadi pemimpin. Apabila kepala desa melakukan pelanggaran sesuai ketentuan hukum seperti terbukti melakukan korupsi, menggunakan barang terlarang, yang membuatnya masuk ke dalam penjara, maka ia harus bersedia mengundurkan diri dari jabatannya dan bersedia digantikan oleh calon kepala desa, sesuai dengan kesepakatan penduduk. Karena kepala desa memegang peran yang penting di dalam desa itu, dan memberikan teladan yang baik bagi warganya. Sejauh ini kepala desa bersama sekretaris desa kurang melakukan kerja yang baik dalam pendataan masyarakat desa, seperti data kependudukan masyarakat desa, pendataan bantuan pemerintah daerah, pendataan bantuan yang diberikan pemerintah pusat, pendataan rumah penduduk yang layak mendapatkan bantuan pembangunan dari donator, pendataan saranaprasana dan inventaris desa yang disimpan oleh sekertaris desa dan tidak selalu diperbaharui. Dalam dinamika politik itu terjadi perkembangan yang cukup signifikan dimana seorang kepala desa dan juga perangkatnya ditentukan dengan cara dipilih secara langsung oleh masyarakat desa. Di Desa Sirete telah terlaksana dengan baik sampai sekarang. Universitas Sumatera Utara Berikut tahapan kepemimpinan yakni: Tabel 2.1. Tahapan Kepemimpinan di Desa Sirete. No. Nama Jabatan Masa Jabatan 1. GUMOMBOWO NDRAHA KETUA KAMPUNG 2. GOFITORO NDRAHA KETUA KAMPUNG 3. TALIDODO NDRAHA KETUA KAMPUNG 4. LOTO’OLO NDRAHA KETUA KAMPUNG 5. FILIFO NDRAHA PEMANGKU KETUA KAMPUNG 1964 sd 1966 6. FAOZARO NDRAHA KEPALA KAMPUNG 1966 sd 1973 7. FAOZARO NDRAHA KEPALA KAMPUNG 1973 sd 1985 8. OSARA’O NDRAHA Pj. KEPALA KAMPUNG 1985 sd 1990 9. NEHESI GEA Plt. KEPALA DESA 1990 sd 1993 10. TEMAZIDU NDRAHA Plt. KEPALA DESA 1993 sd 1995 11. AMIMBOWO HULU Plt. KEPALA DESA 1995 sd 1999 12. OTONIUS HALAWA KEPALA DESA 1999 sd 2008 13. FAMAHATODO NDRAHA KEPALA DESA 2009 sd 2011 14. BUDI FIRMAN NDRAHA Pj. KEPALA DESA 2011 sd 2012 15. FATORO NDRAHA KEPALA DESA 2012 sd sekarang Sumber : Data Sekretaris Desa Sirete Universitas Sumatera Utara

2.3. Struktur Organisasi Pemerintah Desa SOPD