Cara Membuat Tuo Nifarö.

3.2.1. Cara Membuat Tuo Nifarö.

Nira yang sudah disadap kemudian dipanen dan didiamkan selama dua hari didalam jeringen yang tujuannya agar nira membusuk. Kalau sudah membusuk nira berwarna putih agak kental seperti susu dan namanya bukan nira lagi, yakni tuak. Sebelum menjadi tuak, nira kelapa berwarna putih namun kurang kental dan rasanya manis, dan nira yang sudah dibusukkan tidak dikatakan nira lagi melainkan berubah nama menjadi tuak, karena rasanya sudah menjadi asam. Untuk memasak dan menyuling tuak, diperlukan bambu penyalur koro, sumbu bambu dan peralatan yang lain. Sumbu bambu berfungsi sebagai tiang yang menangkap uap dari tuak, sedangkan bambu penyalur koro adalah bambu yang menyalurkan uap tuak dan menyuling uap tuak. Ukuran lubang koro dan lubang sumbu bambu harus berdiameter seimbang begitu juga dengan lubang dari blekkaleng. Bagian ujung bawah koro semakin mengerucut agar bisa menyuling tuak dengan baik. Ukuran lubang sumbu bambu dan lubang koro harus sesuai agar ketika tuak dimasak tidak tumpah dan tidak terjadi kebocoran atau pun air tuak keluar lubang-lubang lingkaran koro, sumbu bambu dan blek.. Memasak tuak petani mempergunakan blekkaleng minyak bekas yang biasa digunakan informan sebagai penampung tuak. Blek dapat menampung 22 botol tuak didalamnya. Ukuran ini disesuaikan dengan ukuran kapasitas blek. Sebelum tuak dimasukkan didalam blek, tuak terlebih dahulu harus disaring dengan saringan agar binatang seperti semut, maupun serangga lainnya tidak ikut masuk di dalam blek. Universitas Sumatera Utara Teknik penuangan juga harus diperhatikan, jangan sampai blek kepenuhan, hal ini sangat dihindarkan karena apabila blek kepenuhan ketika dimasak pasti berbuih dan kemudian tumpah karena terlalu penuh. Blek juga tidak boleh ditutup ketika tuak dimasak karena apabila ditutup tuak bisa meledak karena kadar alkohol pada nira sangat tinggi. Setelah penyaringan sudah dilakukan, sumbu api sudah bisa dinyalakan dengan ukuran sumbu api yang kecil dan membakar kayu menggunakan korek api ditempat pembakaran. Dalam hal ini petani menghidupkan 2 sumbu api. Pertama, sumbu api untuk memasak nira kemudian sumbu api untuk membakar pisang guna sebagai perekat bagi sumbu bambu dan koro. Setelah sumbu api dihidupkan, blekkaleng diletakkan di atas penyangga sumbu api pertama pada tempat pembakaran khusus memasak nira. Kemudian, pisang dibakar bersama kulitnya ditempat pembakaran sumbu api kedua. Setelah pisangnya lunak, pisang diambil lalu di letakkan diatas batok kelapa lalu ditumbukdigiling hingga seperti bubur lem. Kegunaan dari pisang yang dibakar ini adalah agar menutupi lubang-lubang kecil diantara sumbu bambu, bambu penyalur serta blekkaleng. Pisang yang ditumbuk tadi, diolesi antara sela-sela lubang pada kalengblek sumbu bambu, dan bambu penyalur koro. Kemudian diolesi sedikit air agar lebih merekat. Sangat ditakutkan apabila terjadi kebocoran ataupun ketika tuak dimasak tuak bisa tumpah dalam proses pemasakan. Itu sebabnya pengeleman sangat penting dalam proses memasak tuak. Universitas Sumatera Utara Gambar 06 : tampak petani mengolesi pisang yang sudah ditumbuk tadi, di antara celah-celah lubang blek, dan sumbu bambu. Setelah petani mengolesi pisang, kemudian petani mengolesi air agar pisang tambah merekat pada blek, sumbu bambu, serta koro. Sumber : Dokumentasi Pribadi. Diperlukan waktu selama 1 satu jam agar tuak bisa masak dengan baik. Dan membutuhkan waktu yang tepat untuk memasaknya. Jangan memasak tuak dengan terburu-buru agar cepat masak karena bisa jadi hasilnya nanti tidak enak asam. Begitu juga dengan baunya berbeda dari biasanya. Tanda apabila tuaknya sudah masak bisa dicium dari baunya ataupun memegang ujung sumbu bambu. Apabila terasa panas mendidih diujungnya bisa diketahui bahwa tuaknya masak. Begitu juga apabila terciumnya aroma tuak yang menyengat menandakan bahwa tuak sudah masak. Dan sumbatan koro yang berada ujung, harus dilepaskan agar tetes tuak bisa keluar dan masuk ke dalam botol tuak. Botol kaca yang kosong diletakkan diujung koro dan botol kaca kosong siap menerima tetesan demi tetesan yang dialirkan dari koro. Tuak yang pertama sekali keluar yakni disebut dengan högö duo yakni tuak nomor 1 satu. Universitas Sumatera Utara Gambar 07 : tampak tetesan pertama tuo nifarö yangberwarna bening seperti air mineral, ditampung dibotol kaca. Sumber : Dokumentasi Pribadi. Apabila botol pertama penuh, maka botol itu diambil dan digantikan dengan botol tuak yang kosong botol kedua. Begitu juga dengan botol ketiga, keempat dan kelima. Sampai botol kelima berhenti, karena tuak sudah habis. Setelah semuanya masak, botol pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dimasukkan ke wadah yang agak besar, lalu di campur dengan botol pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima kemudian diaduk. Apabila ingin membeli högö duo harus di pesan telebihi dahulu, agar tidak perlu dicampur dengan tuak lainnya. Tujuan pencampuan ialah agar alkoholnya seimbang, karena apabila nomornya semakin kebawah maka alkohol juga semakin rendah, untuk itu perlu dilakukan pencampuran. Untuk mengukur kadar alkohol menggunakan alat. Pada tuo nifarö bisa dilakukan pengukuran. Melalui alat ini bisa diketahui berapa persen kadar alkohol dalam tuak dengan menggunakan alat untuk mengukur kadar etanol tersebut juga Universitas Sumatera Utara dikenal dengan nama alkohol meter atau hydrometer alkohol. Alat ini digunakan dalam industri minuman keras bir, wine untuk mengukur kandungan alkohol dalam minuman tersebut. 12 Di bagian atas alkohol meter tersebut dilengkapi dengan skala yang menunjukkan kadar alkohol. Prinsip kerjanya berdasarkan berat jenis campuran antara alkohol dengan air.

3.3. Wawancara Tentang Sejarah Tuo Nifarö