4.1.3. Fungsi Tuo Nifarö Sebagai Mata Pencahariaan Masyarakat.
Sebagai petani nira dan sekaligus memproduksi tuo nifarö bisa dijadikan mata pencahariaan sampingan dimana, hasilnya lumayan menjanjikan karena
selalu mempunyai langganan tetap. Dalam unsur kebudayaan salah satunya yakni sistem mata pencaharian sangat berhubungan dengan pengelolaan tuo nifarö.
Dimana usaha ini, bisa dijadikan usaha untuk memenuhi kehidupan. Di Desa Sirete sekitar 10 orang petani pembuat tuo nifarö, dan sekitar 8
lafo tuak. Jarak antara warung dengan warung lainnya ada beberapa yang berdekatan, ada juga yang berjauhan. Persaingan antara lafo tuak dengan lafo tuak
tampaknya tidak begitu kelihatan karena masyarakat Desa Sirete terbilang masyarakat yang tentram dan mereka menyadari bahwa setiap masyarakat wajib
mencari dapatkan nafkah, untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi persaingan tidak begitu nampak. Hal ini, dinyatakan oleh Bapatalu Ama Risda selaku petani
dan pemilik lafo tuak. Penghasilan dari Bapatalu Ama Risda, tidak menentu namun setiap hari
pasti ada yang membeli tuak minimal 1 botol. 1 botol tuo nifarö dihargai biasanya Rp.12.000.- dalam kemasan botol air mineral. Penghasilan tuo nifarö tergantung
situasi dan kondisi, namun apabila ada permintaan pesta bisa dipesan dan petani mendapat penghasilan 1 blek Rp.65.000.- per hari dalam 5 botol apabila
dicampur dengan högö duo. Namun apabila tidak dicampur tuo nifarö dihargai Rp.50.000.- dalam 4 botol. Dan 1 botol högö duo tidak dicampur Rp. 50.000.-
Produksi tuak bisa dilakukan di rumah tanpa harus menyewa tempat, dan bisa diproduksi kapanpun, dan dimana pun asalkan niranya tetap ada. Usaha
Universitas Sumatera Utara
memproduksi sekaligus lafo tuak sangat menjanjikan, karena bisa dilakukan oleh generasi selanjutnya usaha jangka panjang. Dibandingkan dengan petani karet
contohnya, usaha ini memilki keuntungan yang kecil yakni 1kg karet dihargai cuma Rp.5.000, begitu juga dengan petani sayur contohnya harus memiliki lahan
untuk menanam sayur, belum lagi resiko menanam sayur terkadang ada saja orang usil yang mencuri sayur.
Apabila memproduksi tuak tidak memerlukan, lahan yang besar dan warga pun tidak takut untuk memproduksi tuak, karena di Nias pengawasan yang seperti
ini masih terbilang tidak ketat. Dikarenakan, atas nama tradisi ini, tuo nifarö bisa dijual dengan bebas.
Walaupun, kenyataannya ada saja pihak-pihak dalam hal ini biasanya Polisi sengaja memeras orang yang memproduksi tuak, dikarenakan kepentingan
pribadi. Walaupun demikian dari keterangan Kepala Desa Sirete dan Seketaris Desa Sirete, mereka setuju bahwa memproduksi tuo nifarö dianggap suatu
pekerjaan yang sah, dan bisa dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut keterangan bapatalu Ama Santi Seketaris
Desa Sirete 36 tahun mengenai fungsi tuo nifarö sebagai mata pencaharian di Desa Sirete:
“Tuo Nifarö ibarat minuman keras, masyarakat terinspirasi berdasarkan warisan turun temurun dari kakek, nenek, saudara dan
meneruskan kegenerasi berikutnya. Sebagian masyarakat Nias mengkomsumsi högö duo sesuai dengan aturan yakni 1 satu sendok
untuk menghangatkan tubuh. Högö duo juga bisa digunakan sebagai campuran minyak urut
Fungsi dari tuo nifarö yaitu : a. sebagai mata pencahariaan, b. mayoritas masyarakat suku Nias memiliki ekonomi rendah, itu
sebabnya tidak mampu membeli minuman berlebel ataupun bermerk
Universitas Sumatera Utara
mahal sedangkan tuo nifarö pas untuk kantong pemuda dan lainnya, c. berfungsi ketika pesta adat nias, sumange simbi salogötö yakni
pemberian penghormatan yang dibawa pihak laki-laki sebagai makanannya dan tuo nifarö harus ada dibotol
“molöwö” saat löwö- löwö didalam bungkusan harus ada tuak minuman ciri khas.
Saran dari narasumber yakni : a. pihak pemerintah harus bisa melindungi orang yang memproduksi tuak. Begitu juga dengan
departemen kesehatan agar bisa meneliti kandungan dari tuak agar bisa diakui dan izin produksi biar ada. b. bagi peminum:
dikonsumsi dalam keadaan utuh, artinya jangan dicampur dengan suplemen minuman lainnya yang dapat mengakibatkan racun dan
bahaya bagi pengguna itu sendiri. Seperti M-150, Sprite, Fruty, dan apabila diminum secukupnya saja. Bagi pemula jangan mencoba-
coba mengkomsumsi banyak, cukup seperempat gelas saja nanti bisa teler
”.
4.1.4. Fungsi Tuo Nifarö Sebagai Minuman Keakraban