1. 3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di muka, maka rumusan masalah yang di angkat dalam penelitian
“Studi Etnografi Kearifan Lokal dan Manfaat Tuo Nifarö, di Desa Sirete Kecamatan Gidö,
Kabupaten Nias”. maka rumusan masalah dapat diuraikan dalam pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakah kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö di Desa
Sirete? 2.
Apakah makna dan fungsi tuo nifarö bagi orang suku Nias?
1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penulis tertarik dengan topik ini karena penulis ingin mengangkat tuo nifarö menjadi icon dari masyarakat suku Nias. Ingat tuo nifarö berarti ingat asal tuak ini
yaitu “Pulau Nias”. Tuo nifarö berbeda dengan tuak lainnya, karena tuak ini
merupakan tuak yang disuling. Tuak yang disuling, kandungan alkoholnya lebih tinggi dari pada tuak biasa yang tidak disuling. Dan, tuo nifarö ini merupakan
kearifan lokal Suku Nias, dimana pengetahuan tentang pembuatan tuak suling
tidak semua daerah memproduksinya.
Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan si penulis dan si pembaca akan kearifan lokal yang ada di suku Nias. Seperti yang kita ketahui
bersama, kajian ilmu antropologi berkaitan dengan “kearifan lokal”, dan
Universitas Sumatera Utara
merupakan ciri khas dari displin ilmu antropologi yang dikembangkan hingga sekarang dalam menjaga alam lingkungan maupun lingkungan sosial.
Kearifan lokal ini penting, karena merupakan ciptaan pengetahuan penduduk setempat dalam mengelola alam yang mereka diami. Dengan adanya kearifan
lokal, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan materil dengan menjualnya kepada masyarakat Nias maupun luar pulau Nias sistem mata pencahariaan.
Kearifan lokal juga, berbicara tentang pengetahuan kesehatan, dimana ilmu yang diwariskan tersebut di kembangkan ke generasi selanjutnya, dengan menciptakan
tuak minuman tradisional yang tidak hanya di komsumsi di pesta saja, namun högö duo bisa di komsumsi yang berfungsi untuk menjaga kesehatan.
Dengan diadakan penelitian ini, penulis ataupun pembaca bisa mengetahui kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö, tuo nifarö tidak bisa dikelola secara
sembarangan karena membutuhkan keahlian yang khusus, dan tidak semua orang bisa memproduksinya. Begitu juga dengan fungsi dan makna tuak bagi orang
Nias, yakni tuak sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat suku Nias. Berbicara tentang dampak positif dan dampak negatif apabila tuak dikomsumsi secara
berlebihan pastinya ada. Sama halnya seperti nasi, nasi apabila dikomsumsi secara berlebihan pasti tidak baik dan kesehatan pun terganggu. Begitu juga dengan tuak,
apabila dikomsumsi secara berlebihan pasti mengalami mabuk, menghambur- hamburi duit serta tidak mau bekerja.
Dari proses kearifan lokal dalam pengelolaan tuo nifarö, makna dan fungsi tuo nifarö, maupun berbicara tentang dampak tuo nifarö semoga ilmu ini berguna
bagi penulis dan pembaca. Tidak selamanya minum tuak, berarti harus mabuk,
Universitas Sumatera Utara
minum tuak kerap dianggap sebagai minuman penghormatan kepada teman- teman, dan tidak
“tipis dalam pergaulan”. Melalui minum-minum tuak, menciptakan komunitas baru, walaupun sekedar kumpul-kumpul dengan teman,
namun dimomen ini, sangatlah tepat apalagi bila berjumpa dengan kawan lama. Tradisi minum tuak ini, sama halnya dengan “budaya nongkrong” di
kehidupan kota. Nongkrong di cafe atau kedai kopi biasanya secara berkelompok atau biasa disebut dengan kumpul-kumpul, dimana pada kesempatan ini bisa
berbicara sepuasnya dengan teman-teman, berbagi pengalaman serta nostalgia bersama sahabatteman lama.
1.5. Metode Penelitian