Wawancara Tentang Sejarah Tuo Nifarö

dikenal dengan nama alkohol meter atau hydrometer alkohol. Alat ini digunakan dalam industri minuman keras bir, wine untuk mengukur kandungan alkohol dalam minuman tersebut. 12 Di bagian atas alkohol meter tersebut dilengkapi dengan skala yang menunjukkan kadar alkohol. Prinsip kerjanya berdasarkan berat jenis campuran antara alkohol dengan air.

3.3. Wawancara Tentang Sejarah Tuo Nifarö

Kalau ditelusuri secara historis, asal usul pengetahuan akan pembuatan tuo nifarö tidak bisa diketahui dengan pasti. Hal ini, dikarenakan belum ada orang Nias, yang meneliti asal mula tuo nifarö. Kesadaran bagi orang nias sendiri untuk mengangakat budaya Nias masih kurang. Selama berada dilokasi penelitian, peneliti berupaya mendapatkan data dari dinas perpustakaan daerah, namun tidak ditemukan adanya penulis yang menulis tentang sejarah ataupun asal mula tuo nifarö bisa terbentuk, sementara orang Nias mengklaim bahwa tuo nifarö asli dari Nias. Peneliti juga, singgah di perpustakaan museum pusaka nias, namun tidak ada juga penelitian yang menyinggung tentang tuo nifarö. Peneliti kaget bahwa penelitian yang meneliti tentang pulau nias, banyakkan buatan orang jerman. Seperti asal mulanya, terbentuknya museum pusaka Nias yang dibangun oleh missionaris jerman. 12 http:isroi.com20081219mengukur-kadar-bioetanol Universitas Sumatera Utara Namun, meskipun demikian peneliti mewawancarai niha meföna yakni “orang dulu” yang kondisinya sudah tua, namun secara fisik ia tidak begitu tampak begitu lemah, yakni kakek Ferry, ia bercerita bahwa tuo nifarö bukan berasal dari pengetahuan orang Nias asli, namun pengetahuan itu berasal dari missionaris dari jerman, yang datang ke Nias. Pada zaman dulu, missionaris dan tim medis kesehatan datang ke N ias, untuk memberikan kabar baik “injil” perkiraan sekitar 1865 ketika Denninger menginjakkan kaki di Pulau Nias dan sekaligus merangkap menjadi tim medis bagi orang yang sakit. Ketika masa itu, minuman zaman dulu tidak bervariasi ataupun tidak menggunakan kopi, ataupun teh sebagai minuman, karena belum ditemukanbelum berkembang. Di Nias aren tumbuh sendirinya, berbeda dengan kelapa. Kelapa pada zaman dulu ditanam disisi pantai namun sampai sekarang kelapa banyak berkembang dan tumbuh dengan sendirinya. Dan dari sinilah, aren sering dikonsumsi sebagai minuman, kemudian berkembang sebagai minuman kehormatan bagi tamu, dan lama-kelamaan nira diolah dan didapati adanya kandungan alkohol dalam nira, da n menjadi minuman “penenang” yang alkoholnya bisa digunakan untuk menyembuhkan luka. Kemudian pengetahuan ini, berkembang menjadi tuak, dan diwarisi oleh orang Nias, dan cerita ini hanya tidak tersebar kemana-mana karena tidak dianggap begitu penting, namun sampai sekarang sejarah kebenaran bagaimana dan kapan penemuan ini masih belum terkuak, karena belum ada yang mau meneliti tentang tuak ini, buku-buku yang ada cuma segentir membahas tentang tuo nifarö, itu pun cuma pernyataan bahwa suku Nias memiliki minuman Universitas Sumatera Utara tradisional, kalau berbicara tentang sejarah belum ada yang sampai sekarang meneliti kapan dan bagaimana tuo nifarö bisa ada sampai sekarang.

3.4. Alasan Memilih Nira Kelapa Sebagai Bahan Dasar Tuo Nifarö