Pengadukan Deskripsi Proses Pembuatan VCO Latar Belakang

pembebasan panas sehingga akan lebih baik apabila pada tangki fermentasi dilengkapi dengan unit pendingin [31]. d. Oksigen Udara atau oksigen selama fermentasi harus diatur sebaik mungkin untuk memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya untuk pertmbuhan atau membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. e. Waktu Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya. Pada kondisi optimal, bakteri akan membelah sekali setiap 20 menit. Untuk beberapa bakteri memilih waktu generasi yaitu selang waktu antara pembelahan, dapat dicapai selama 20 menit. Jika waktu generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah sel dapat menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam [30]. Nutrien dalam pertumbuhan mikroba sangatlah diperlukan. Nutrien yang dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrien makro dan nutrien mikro. Nutrien makro meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK [32]. Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al [30].

2.7 Pengadukan

Pengadukan pada emulsi minyak dalam air bertujuan untuk mengganggu kestabilan emulsi agar minyak keluar. Kestabilan emulsi desebabkan oleh lapisan protein yang menyelimuti minyak seperti globulins, albumins dan phospolipin. Dalam operasi pengadukan terjadi gerakan rotasi antar molekul dan netralisasi zeta potensial sehingga menurunkan viskositas larutan. Zeta potensial adalah gaya yang menjaga agar droplet-droplet emulsi tetap dalam keadaan stabil [33]. Penyebab hilangnya stabilitas protein dalam santan karena adanya pengadukan. Hal ini berarti protein mengalami denaturasi sehingga kelarutannya berkurang. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofobik akan berbalik ke luar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofilik terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan mengalami pengendapan sehingga lapisan air dan minyak terpisah [33].

2.8. Teknik Pengolahan VCO secara Umum

2.8.1 Teknik Pengolahan VCO dengan Fermentasi

Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah pengrusakan protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan menggunakan enzim enzim proteolitik. Enzim yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Pada pembuatan minyak kelapa dengan fermentasi, krim yang didapatkan dicampurkan dengan laru atau ragi tempe yang mengandung Rhizopus Oligosporus. Mikroba ini mempunyai kemampuan menghasilkan enzim protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh kadar air yang tinggi [1].

28.2 Teknik Pengolahan VCO dengan Pengasaman

Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara membuat suasana emulsi santan dalam keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemak-protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan kedalam santan hanya bisa bekerja dengan maksimal bila kondisi pH derajat keasamannya sesuai. Pada proses pembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3 [1].

2.8.3 Teknik Pengolahan VCO dengan Sentrifugasi

Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik. Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu : pembuatan santan, pembuatan VCO serta penyaringan. Pada cara ini krim dimasukan dalam tabung ke dalam sentrifuse. Pemutusan ikatan lemak protein pada santan dilakukan dengan pemutaran pemusingan, yaitu dengan gaya sentrifugal karena berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah dilakukan sentrifugasi keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Berat jenis minyak lebih ringan dibanding air sehingga minyak akan terkumpul pada lapisan atas. Kunci dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu 20.000 rpm. Disamping itu faktor waktu juga ternyata menjadi pembatas dalam pemutaran tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memutus ikatan lemak-protein dari santan dengan kecepatan 20.00 rpm yaitu sekitar 15 menit. Alat yang digunakan untuk memutar santan dinamakan dengan sentrifuse [1].

2.9 Deskripsi Proses Pembuatan VCO

Pada penelitian ini proses yang dipilih pada pembuatan VCO adalah proses fermentasi dengan bantuan khamir Saccharomyces cerevisiae murni. Bahan baku yang digunakan adalah santan kelapa yang diperoleh dari perasan daging kelapa yang sudah diparut. Proses berlangsung pada suhu kamar tanpa pemanasan. Setelah santan kelapa diperoleh dilakukan penambahan inokulum sesuai dengan variasi yang sudah ditentukan lalu diaduk sampai merata. Kemudian dilakukan fermentasi sesuai variasi yang telah dibuat. Analisa dilakukan pada produk yang paling optimum dengan menganalisa kekentalan., berat jenis, ketengikan, bilangan penyabunan, Kadar FFA dan uji GC pada rendemen VCO yang diperoleh [1].

2.10 Analisa Ekonomi

Analisa Ekonomi dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4. Analisa Ekonomi Modal Investasi Tetap MIT Harga  Bangunan  Alat Rp Rp 100.000.000,00 75.040.000 Total Modal Investasi Tetap TMIT Rp 175.040.000,00 Modal Kerja MK 3 bulan  Bahan Baku  Kas Gaji, adm, pemasaran  Piutang Dagang Rp Rp Rp 294.000.000,00 69.300.000,00 40.000.000,00 Total Modal Kerja TMK Rp 403.300.000,00 Total Modal Investasi Rp 478.430.000,00 Biaya Tetap BT 3 bulan  Gaji Karyawan  Bunga Pinjaman Bank  Depresiasi Rp Rp Rp 49.500.000,00 35.875.500,00 2.286.602,00 Total Biaya Tetap TBT Rp 60.755.477,00 Biaya Variabel BV 3 bulan  Bahan Baku  Biaya Variabel Tambahan Rp Rp 294.000.000,00 58.800.000,00 Total Biaya Variabel TBV Rp 352.800.000,00 Total Biaya Produksi TBP 3 bulan Rp 413.555.477,00 Total Biaya Produksi TBP tahun Rp 1.654.221.906,00 Total Penjualan tahun Rp 1.920.000.000,00 Laba sebelum pajak tahun Rp 265.778.094,00 Pajak Rp 79.733.428,00 Laba setelah pajak tahun Rp 186.044.666,00 Adapun analisa ekonominya akan dijabarkan sebagai berikut :

2.10.1 Modal Investasi Tetap MIT A. Modal Biaya Tanah dan Bangunan

Bangunan kerja menggunakan rumah seharga = Rp 100.000.000

B. Perincian Harga Alat

Tabel 2.5. Daftar Harga Alat No Jenis alat jumlah Harga Rp Harga total Rp 1 HZ-300 digital orbital shaker 1 7.840.000 7.840.000 2 Coconut milk press machine 1 67.200.000 67.200.000 total Rp 75.040.000 Total MIT = Rp 100.000.000 + Rp 75.040.000 = Rp 175.040.000

2.10.2 Modal Kerja

Modal kerja dihitung untuk pengoperasian selama 3 bulan 1 minggu = 5 hari kerja 1 bulan = 20 hari 3 bulan = 60 hari

A. Kelapa

1 shaker = 20 botol santan Waktu shaker = 30 menit ℎ = 20 30 60 = 1200 30 = 40 1 kg kelapa = 3 buah kelapa 1 buah kelapa = Rp. 8000 Harga 1 kg buah kelapa = 3x Rp 8000 = Rp 24.000kg Asumsi target produksi = 200 botolhari 200 = 200 ℎ 40 = 5 ℎ � = 60 ℎ 5 ℎ 40 � � . 24.000 = � . 288.000.000

B. Khamir Saccharomyces cerevisiae

1 cawan petri = 10 liter khamir 1 liter = 1000 ml khamir 1 cawan petri khamir = 10 x 1000 ml = 10.000 ml khamir  Kebutuhan khamir Pada penelitian ini rendemen tertinggi diperoleh pada penambahan 10 khamir. Volume khamir = 10 x volume santan 1 botol = 500 ml santan ℎ = 10 100 500 = 50 200 = 50 200 ℎ = 10.000 ℎ ℎ Maka khamir yang dibutuhkan = 10.000 mlhari = 1 cawan petrihari � ℎ ℎ 3 = 60 ℎ 1 ℎ = 60 Harga 1 cawan khamir = Rp. 100.000 Harga khamir untuk 3 bulan = 60 x Rp. 100.000 = Rp. 6.000.000 Total biaya bahan baku selama 3 bulan = Rp. 6.000.000 + Rp 288.000.000 = Rp. 294.000.000

2.10.3 Kas A.

Gaji Pegawai Tabel 2.6. Daftar Gaji Pegawai Jabatan Jumlah GajiOrang Rp Total Gaji Rp Manajer 1 4.000.000 4.000.000 Karyawan Produksi 7 1.500.000 10.500.000 Karyawan Keuangan dan Administrasi 1 2.000.000 2.000.000 Total 16.500.000 Total gaji karyawan 1 bulan = Rp 16.500.000 Total gaji karyawan 3 bulan = Rp 49.500.000

B. Biaya Administrasi Umum

Diperkirakan sebesar 20 dari gaji 3 bulan = 0,2 x Rp 49.500.000 = Rp. 9.900.000

C. Biaya Pemasaran

Diperkirakan sebesar 20 dari gaji 3 bulan = 0,2 x Rp 49.500.000 = Rp. 9.900.000 Tabel 2.7. Perincian Biaya Kas No Jenis Biaya Jumlah Rp 1 Gaji karyawan 49.500.000 2 Administrasi umum 9.900.000 3 Pemasaran 9.900.000 Total 69.300.000 Maka Total biaya kas = Rp 69.300.000 3 bulan

2.10.4 Piutang Dagang

= 12 � Dimana PD : Piutang dagang IP : Jangka waktu yang diberikan 1 bulan HPT : Hasil penjualan 1 tahun Produksi VCO = 200 botolhari Pada penelitian ini, rendemen VCO tertinggi yang diperoleh sebesar 28,25. 1 botol = 500 ml santan Maka VCO yang diperoleh per botol = 28,25 x 500 = 141,25 ml Harga produk VCO = Rp. 40.000botol � = 40 5 ℎ 60 ℎ 3 = 12.000 3 � � 3 = � . 40.000 12000 3 = � . 480.000.000 3 ℎ � ℎ = � . 480.000.000 3 12 ℎ = 1.920.000.000 ℎ Harga Penjualan Tahunan HPT = Rp 1.920.000.000 � � � = 1 12 � . 1.920.000.000 = � . 160.000.000 � � � 3 = � . 160.000.000 4 = � . 40.000.000 Tabel 2.8. Perincian Modal Kerja No Modal Kerja Jumlah Rp 1 Bahan Baku 294.000.000 2 Kas 69.300.000 3 Piutang Dagang 40.000.000 Total 403.300.000 Total Modal Investasi = MIT + Modal Kerja = Rp. 175.040.000 + Rp 403.300.000 = Rp. 478.340.000 Modal berasal dari : Modal sendiri = 50 dari total modal investasi = 0,5 x Rp 478.340.000 = Rp 239.170.000 Modal pinjaman bank = 50 dari total modal investasi = 0,5 x Rp 478.340.000 = Rp 239.170.000

2.10.5 Biaya Produksi Total A. Biaya Tetap Fixed Cost

Biaya tetap yaitu biaya yang tidak tergantung dari jumlah produksi, yakni :  Gaji Tetap Karyawan Gaji tetap karyawan = 49.500.000 3 bulan  Bunga Pinjaman Bank Diperkirakan 15 per tahun dari modal pinjaman bank = 0,15 x Rp 239.170.000 = Rp 35.875.500 Bunga pinjaman bank selama 3 bulan = Rp 8.968.875 3 bulan  Depresiasi Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan. Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel LE.8. Tabel 2.9. Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Kelompok Harta Berwujud Umur Tahun Tarif Beberapa Jenis Harta I. Bukan Bangunan 1. Kelompok 1 4 25 Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkattools industry 2. Kelompok 2 8 12,5 Mobil, truk kerja 3. Kelompok 3 16 6,25 Mesin industri kimia, mesin industri mesin II. Bangunan Permanen 20 5 Bangunan sarana dan penunjang Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus D = P-L n Dimana : D : Depresiasi per tahun P : Harga awal peralatan L : Harga akhir peralatan n : Umur peralatan tahun Depresiasi Bangunan = 100.000.000 - 5 x 100.000.000 20 = Rp. 4.750.000 Depresiasi Peralatan Mesin = 75.040.000- 6,25 x 75.040.000 16 = Rp. 4.396.406 Total Depresiasi = Rp. 4.750.000 + Rp. 4.396.406 = Rp. 9.146.406tahun Total Depresiasi per 3 bulan = Rp. 2.286.602 3 bulan Total Biaya Tetap = Gaji Tetap Karyawan + Bunga Pinjaman Bank + Depresiasi = Rp 49.500.000 + Rp 8.968.875 + Rp 2.286.602 = Rp 60.755.477 3 bulan - Biaya Variabel Variabel Cost  Biaya Variabel Bahan Baku per 3 bulan Biaya persediaan bahan baku selama 3 bulan adalah = Rp. 294.000.000  Biaya Variabel Tambahan per 3 bulan Diperkirakan sebesar 20 dari biaya variabel bahan baku = 0,2 x Rp. 294.000.000 = Rp. 58.800.000 Total Biaya Variabel = Rp. 294.000.000 + Rp 58.800.000 = Rp. 352.800.000 Total Biaya Produksi per 3 bulan = Fixed Cost + Variabel Cost = Rp 60.755.477+ Rp 352.800.000 = Rp 413.555.477 3 bulan

2.10.6 Perhitungan Rugi Laba Usaha

A. Laba Sebelum Pajak

Total Penjualan tahun = Rp 1.920.000.000 tahun Total Biaya Produksi 3 bulan = Rp 413.555.4777 3 bulan, maka Total Biaya Produksi tahun = 1.654.221.906 tahun Laba atas penjualan = Total Penjualan – Total Biaya Produksi Laba Sebelum Paj = Rp 1.920.000.000- 1.654.221.906 = Rp 265.778.094 tahun

B. Pajak Penghasilan

Berdasarkan Kep. Menkeu RI tahun 2000, pasal 17 tarif pajak penghasilan adalah:  Penghasilan 0 – 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10   Penghasilan 50.000.000 – 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 15  Penghasilan diatas 100.000.000 dikenakan pajak sebesar 30  Maka perincian pajak penghasilan PPh : = 0,3 x Rp. 265.778.094 = Rp. 79.733.428 Maka, Laba Setelah Pajak = Laba Sebelum Pajak - PPh = Rp 265.778.094 – Rp 79.733.428 = Rp 186.044.666

2.10.7 Analisa Aspek Ekonomi Break Even Point BEP

BEP= Biaya Tetap Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit Biaya Tetap = Rp 60.755.477 3 bulan Biaya Variabel per unit = Rp 352.800.000 3 bulan 12000 botol3 bulan = Rp 29.400botol Harga Jual per unit = Rp 40.000botol BEP = Rp 60.755.477 3 bulan 40.000botol – 29.400botol = Rp 60.755.477 3 bulan Rp 10.600botol = 5731 botol 3 bulan Artinya perlu menjual 5731 botol 3 bulan agar terjadi break even point.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka produk yang bermanfaat [1]. Minyak kelapa merupakan salah satu dari minyak goreng yang banyak dipakai masyarakat sebagai kebutuhan sehari-hari. Minyak ini berasal dari tumbuhan nabati sebagaimana halnya dengan minyak sawit, minyak jagung, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak biji kapas, dan minyak kacang tanah. Selain berfungsi sebagai penghantar panas, minyak ini juga dimanfaatkan dalam industri sebagai bahan dalam pembuatan sabun, mentega, dan kosmetik [2]. Kelapa memiliki peran yang strategis bagi masyarakat Indonesia, dan termasuk sembilan bahan pokok masyarakat. Produksi kelapa Indonesia per tahun menempati urutan kedua di dunia yakni sebesar 12.915 milyar butir 24,4 produksi dunia. Namun, permasalahan dari komuditas tersebut bukan pada luas lahan dan jumlah produksi tetapi produk yang dihasilkan masih terbatas pada bentuk produk primer sehingga tidak kompetitif. Umumnya, produk kelapa di Indonesia dipasarkan dalam bentuk primer atau belum diolah lebih lanjut. Ini menyebabkan nilai ekonomis kelapa menjadi rendah [3]. Dalam minyak kelapa murni VCO terkandung energi sebanyak 6,8 kalgr dan medium chain fatty acid MCFA sebanyak 92 [4]. Selain itu, VCO juga merupakan minyak yang paling sehat dan aman bila dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari dan minyak kanola. VCO mampu mendukung sistem kekebalan dengan membebaskan tubuh dari mikroorganisme berbahaya [5]. Pembuatan VCO ini memiliki banyak keunggulan yaitu tidak membutuhkan biaya yang mahal karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah, pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar sehingga kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak. Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa atau sering disebut dengan minyak goreng minyak kelapa kopra VCO mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik sehingga daya simpannya tidak bertahan lama kurang dari dua bulan. Dari segi ekonomi VCO mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan [1]. VCO memiliki manfaat yang sangat banyak yakni berkhasiat bagi kesehatan tubuh, antara lain merupakan antibakteri, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa alamiah; membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes, membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis, membantu mencegah tekanan darah tinggi, membantu mencegah penyakit liver, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, membantu mencegah penyakit kanker, membantu menurunkan berat badan, menjaga stamina tubuh, memelihara kesehatan kulit dan rambut [1]. Selain itu VCO juga merupakan pelembab kulit alami karena mampu mencegah kerusakan jaringan dan memberikan perlindungan terhadap kulit. VCO pun mampu mencegah berkembangnya bercak-bercak di kulit akibat penuaan dan melindungi kulit dari cahaya matahari. Bahkan VCO dapat memperbaiki kulit yang rusak atau sakit. VCO mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan di dalam tubuh. Di samping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam VCO pun sangat tinggi seperti tokoferol dan betakaroten. Antioksidan ini berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh [6]. Saccharomyces cerevisae termasuk kapang yang mampu memisahkan lapisan hasil fermentasi menjadi 3 lapisan dengan efektif dan dalam waktu yang singkat yaitu dalam waktu 1x24 jam. Selama proses fermentasi, beberapa mikroba akan menghasilkan enzim protease dan enzim lipase. Enzim-enzim tersebut berperan sebagai pemecah molekul yang terdapat pada krim sehingga mampu menghasilkan minyak. Hal inilah yang menjadi dasar pemilihan Saccharomyces cerevisae sebagai katalis selama proses fermentasi dilakukan [7]. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai produksi VCO dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini : Tabel 1.1 Rangkuman Hasil Penelitian Produksi VCO Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Diyah dkk, [8] Pembuatan VCO secara enzimatis dengan memanfaatkan kulit buah dan biji pepaya serta analisis sifat fisikokimianya Bahan baku: santan kelapa, kulit buah pepaya, biji pepaya. Proses : fermentasi dengan starter kulit buah pepaya dan biji pepaya Hasil: VCO optimum pada kulit buah pepaya diperoleh pada 1,5 vv dan biji buah pepaya pada 2 vv dan berwarna kuning Juniarti, [9] Pengaruh variasi volume dan waktu kontak air jeruk nipis Citrus aurantifolia Swingle dengan krim santan pada pembuatan minyak VCO Bahan baku: air jeruk nipis dan santan kelapa. Proses : fermentasi Hasil : VCO yang diperoleh yaitu kadar air 0,280 , kadar asam lemak bebas 1,744 , bilangan iod 8,837, bilangan penyabunan 260,491 dan angka peroksida 0,208 Neela dan Prasad, [10] Induced fermentative production of virgin coconut oil Material : kelapa, organisme probiotik L. Plantarum. Proses: induced fermentation Hasil :Persentase VCO meningkat sekitar 3 dengan menggunakan organisme probiotik L.Plantarum. Djajasoepena., [11] Virgin coconut oil production by Bahan baku : kelapa parut, saccharomyces cerevisiae fermentation using Saccharomyces cerevisiae Proses : fermentasi Hasil : kepadatan relatif 0,919 gmL ; kadar air 0,22 , bilangan iod 9,53 ; bilangan penyabunan 258,65 , dan bilangan asam 0.35 . Wen, [12] Production of virgin coconut oil VCO via combination of Microwave and centrifugation method Bahan baku : santan tanpa air Proses: gabungan kaidah gelombang mikro dan kaidah sentrifugasi Hasil : Hasil kajian menunjukkan bahawa gabungan kaidah gelombang mikro dan sentrifugasi memberikan hasil VCO yang lebih baik. Perbandingan dari beberapa proses pembuatan VCO dengan kelemahan dan kelebihan masing-masing proses yang menjadi dasar pemilihan proses fermentasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut. Tabel 1.2 Kelebihan dan Kelemahan Beberapa Proses Pembuatan VCO Proses Kelebihan Kelemahan Secara enzimatis 1. VCO berwarna bening, seperti kristal karena memang tidak mengalami proses pemanasan 2. Kandungan asam lemak dan antikoksidan di dalam VCO tidak banyak berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi 3. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak berubah 4. Tidak membutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya 1. Membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan minyak dari ikatan lipoprotein yaitu sekitar 20 jam bahan baku sumber enzimnya dapat diperoleh dengan harga murah 5. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi yaitu 10 butir kelapa akan diperoleh sekitar 1100ml VCO Dengan cara pengasaman 1. Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara tradisional 2. Kandungan Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah karena proses hanya memutuskan ikatan protein-lemak saja 3. Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya 4. Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan 5. Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka sebagai bahan tambahan cukup murah. 1. Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan pH 4,3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan pencampuran santan dan asam berulang-ulang 2. pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pH-nya kurang atau lebih kemungkinan kegagalan dalam pembuatan VCO sangat tinggi. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan VCO cukup lama, sekitar 10 jam Secara sentrifugasi 1. Berwarna jernih dan berbau khas minyak kelapa. 2. Daya simpannya lama, sekitar 10 tahun. 3. Kandungan asam lemak rantai sedang tidak mengalami denaturas, demikian juga dengan kandungan antioksidannya. 1. Membutuhkan biaya yang mahal untuk alat sentrifugenya. 2. Membutuhkan tenaga listrik yang cukup tinggi sehingga bisa menambah biaya produksi. Secara fermentasi 1. Berwarna jernih dan beraroma harum khas minyak kelapa. 1. Proses fermentasi lama karena 2. Penggunaan energi yang minimal karena tidak menggunakan bahan bakar. 3. Pengolahan sederhana dan tidak terlalu rumit. 4. Tingkat ketengikan rendah dan daya simpan lebih lama. membutuhkan waktu 24 jam.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Formulasi Krim Extra Virgin Olive Oil (Minyak Zaitun Ekstra Murni) sebagai Anti-Aging

57 297 100

Optimization of the Making of Virgin Coconut Oil (VCO) with the Addition of Baker Yeast (Saccharomyces cerevisiae) and Fermentation Time with VCO Inducement

2 38 86

Peranan Virgin Coconut Oil (Vco) Dalam Menyembuhkan Lesi Oral Penderita Hiv/Aids.

1 91 66

Uji Efek Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Berat Badan Dan Penurunan Kadar Gula Darah (KGD) Tikus Putih Diabetes yang Diinduksi Sterptozotocin (STZ)

3 47 85

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 0 17

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 0 2

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 0 7

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 0 20

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 1 6

Pengaruh Penambahan Inokulum Dan Fermentasi Pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) Menggunakan Khamir Saccharomyces cerevisiae Murni Dengan Cara Fermentasi

0 0 13