Analisis Nilai Tambah HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari perhitungan di atas tampak bahwa, nilai cost ratio RC adalah 1,19 RC 1, hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan mie iris ubi yang dilakukan oleh pengolah di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai layak untuk diusahakan.

5.3. Analisis Nilai Tambah

Perhitungan nilai tambah dalam pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi dihitung dengan menggunakan metode Hayami. Selain menghitung nilai tambah, model perhitungan Hayami juga menganalisis pendapatan tenaga kerja, keuntungan, serta margin yang diperoleh pengolah. Secara rinci, perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dijelaskan tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Analisis Nilai Tambah Pengolahan Mie Iris Ubi Kayu Keluaran Output Masukan Input dan Harga Nilai Keterangan 1. Outputproduk total kgproses produksi 170,40 a Lampiran 13 2. Input bahan baku kgproses produksi 568,00 b Lampiran 6 3. Input tenaga kerja HOKproses produksi 1,68 c Lampiran 12 4. Faktor konversi kg output kg bahan baku 0,30 d =ab 5. Koefisien tenaga kerja HOKkg bahan baku 0,0029 e =cb 6. Harga output mie iris Rpkg 5.737,00 f Lampiran 13 7. Upah rata-rata tenaga kerja Rpproses produksi 15.650,00 g Lampiran 12 Pendapatan dan Keuntungan 8. Harga input bahan baku Rpkg 1.200,00 h Lampiran 6 9. Sumbangan Input Lain Rpkg 74,66 i Lampiran 9,10 10. Nilai output Rpkg 1.721,10 j =dxe 11. Nilai tambah Rpkg 446,44 k =j-h-i  Rasio nilai tambah 25,94 l =kj x 100 12. Pendapatan tenaga kerja Rpkg 45,38 m = exg  Bagian Tenaga Kerja 10,16 n =mk x100 13. Keuntungan Rpkg 401,06 o =k-m  Tingkat Keuntungan 23,30 p =oj x 100 Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14 Margin Rpkg 521,1 q =j-h  Pendapatan tenaga kerja 8,71 r =mq x100  Sumbangan input lain 14,33 s =iq x100  Keuntungan pengusaha 76,96 t =oq x100 Keterangan: Kayu Bakar, Brondolan Sawit, dan Penyusutan Peralatan Sumber: Analaisis Data Diolah dari Lampiran 6,10,12,13, Tahun 2014 Dari analisis melalui tabel di atas dapat dijelaskan bahwa input bahan baku ubi kayu sebesar 568 kg per produksi dan menghasilkan 170,4 kg mie iris ubi siap untuk dijual dengan harga jual senilai Rp. 5.737kg. Dari analisis diperoleh nilai faktor konversi sebesar 0,3 kg output per kg bahan baku. Dalam pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi, pengolah membutuhkan tenaga kerja dengan hasil rata- rata sebesar 1,68 HOK per produksi yang terbagi atas pekerjaan pengupasan, pencetakan dan penjemuran. Upah rata-rata yang diberikan kepada tenaga kerja Universitas Sumatera Utara sebesar Rp. 15.650 untuk sekali proses produksi. Dari analisis di atas diperoleh nilai koefisien tenaga kerja sebesar 0,0029 HOK per kg bahan baku, artinya adalah untuk mengolah 1 kg bahan baku dibutuhkan tenaga kerja sebesar 0,0029. Nilai output yang diperoleh dari hasil perkalian antara faktor konversi dengan harga jual mie iris ubi adalah sebesar Rp. 1.721,1kg. Selanjutnya diperoleh nilai tambah sebesar Rp. 446,44kg, hal ini berarti bahwa untuk 1 kg ubi kayu yang diolah menjadi mie iris ubi menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 446,44. Nilai tambah ini diperoleh dari hasil pengurangan antara nilai output, harga input bahan baku, dan nilai input sumbangan lain seperti kayu bakar. Rasio nilai tambah yang diperoleh dari hasil analisis yaitu sebesar 25,94 rasio nilai tambah 50, hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh oleh pengolah mie iris ubi di Desa Pegajahan masih tergolong rendah. Dengan diperolehnya rasio nilai tambah sebesar 25,94 menunjukkan dalam pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi memberikan nilai tambah sebesar 25,94 dari nilai jual mie iris ubi kayu. Pendapatan yang diperoleh tenaga kerja yang mengolah ubi kayu menjadi mie iris ubi sebesar Rp. 45,38kg, hal ini dapat diartikan bahwa setiap tenaga kerja mengolah 1 kg bahan baku akan mendapatkan upah sebesar Rp. 45,38. Pendapatan tenaga kerja diperoleh dari hasil perkalian antara koefisien tenaga kerja dan upah rata-rata tenaga kerja. Persentase tenaga kerja dalam pengolahan ubi kayu menjadi mie iris sebesar 10,16 dari nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan mie iris. Dari hasil analisis di atas juga menunjukkan margin dari pengolahan bahan baku ubi kayu menjadi mie iris ubi dengan perolehan hasil sebesar Rp. 521,1kg. Universitas Sumatera Utara perhitungan margin diperoleh dari hasil pengurangan antara nilai output dengan rata-rata harga output. Untuk persentase pendapatan tenaga kerja diperoleh nilai sebesar 8,71, persentase sumbangan input sebesar 14,33, dan keuntungan pengusaha sebesar 76,96. Universitas Sumatera Utara 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada agroindustri ubi kayu menjadi mie iris ubi di Desa Pegajahan, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan produksi mie iris ubi dimulai dari pengupasan, pencucian, pemarutan, pencucian dan pemisahan air, pencetakan, perebusan, penjemuran, pengirisan, penjemuran kembali, dan jadi produk mie iris ubi. Proses pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi di daerah penelitian kebanyakan masih menggunakan teknologi yang sederhana yang juga masih bergantung pada alam seperti proses penjemuran. Bahan penolong yang digunakan dalam proses pengolahan adalah kayu bakar. 2. Usaha pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi layak untuk dijalankan atau diusahakan ditandai dengan diperolehnya hasil perhitungan Return Cost Ratio RC memperoleh nilai 1,19 RC 1 artinya pengolah mie iris ubi layak untuk melaksanakan usaha pengolahan mie iris ubi. 3. Nilai tambah per bahan baku yang dinikmati pengusaha dari agroindustri mie iris ubi sebesar sebesar Rp 446,44kg. hal ini menunjukkan bahwa untuk produksi 1 kg bahan baku akan menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 446,44 jika dilakukan pengolahan menjadi mie iris ubi. Rasio nilai tambah yang didapat adalah sebesar 25,94 rasio nilai tambah 50, Universitas Sumatera Utara