ubi kayu dan pihak-pihak terkait yang dibuthkan dalam penelitian ini. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, di mana pertanyaan-pertanyaan
sudah dikonsep terlebih dahulu sesuai dengan ruang lingkup penelitian. b.
Observasi Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung
terhadap obyek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan diteliti.
c. Metode Studi Pustaka
Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari pustaka-pustaka yang relevan dengan masalah-masalah yang diteliti, baik itu berupa studi literatur
maupun data yang diperoleh dari perusahaan. Teknik studi pustaka ini memiliki
keuntungan
terutama dalam hal biaya dan waktu.
3.4. Metode Analisis Data
1. Masalah 1 digunakan metode deskriptif, yaitu dengan menggunakan data
primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pengolah mie iris ubi di daerah penelitian mengenai tahapan produksi mie iris ubi.
2. Masalah 2 diuji dengan menggunakan perhitungan kelayakan, m
enghitung kelayakan usaha pengolahan mie iris ubi hasil olahan ubi kayu digunakan rumus:
RC Retun Cost Ratio
:
a = RC R = Py . Y
C = FC + VC a = {Py. Y FC + VC
Universitas Sumatera Utara
dimana: R
= penerimaan C
= biaya Py
= harga output Y
= output FC
= biaya tetap VC= biaya variabel variable cost
Kriteria : RC rasio 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi layak
RC rasio = 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi belum layak atau usaha mencapai titik impas
RC rasio 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi tidak layak Soekartawi, 1995.
3. Masalah 3 dianalisis dengan menggunakan perhitungan nilai tambah metode
Hayami. Adapun prosedur perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4. Prosedur Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami Keluaran Output Masukan Input dan Harga
Nilai 1.
Outputproduk total kgproses produksi A
2. Input bahan baku kgproses produksi
B 3.
Input tenaga kerja HOKproses produksi C
4. Faktor konversi kg output kg bahan baku
D = AB 5.
Koefisien tenaga kerja HOKkg bahan baku E = CB
6. Harga out put Rpkg
F 7.
Upah rata-rata tenaga kerja Rpproses produksi G Pendapatan dan Keuntungan
8. Harga input bahan baku Rpkg
H 9.
Sumbangan input lain Rpkg I
10. Nilai out put Rpkg J = D X F
11. Nilai tambah Rpkg K= J-H-I
Rasio nilai tambah I = KJ x 100
Universitas Sumatera Utara
12. Pendapatan tenaga kerja Rpkg M = E x G
Bagian Tenaga Kerja N = MK x 100
13. Keuntungan Rpkg O = K-M
Tingkat Keuntungan P = OJ x 100
Balas Jasa untuk Faktor Produksi 14
Margin Rpkg Q = J-H
Pendapatan tenaga kerja R = MQ x 100
Sumbangan input lain S = IQ x 100
Keuntungan pengusaha T = OQ x 100
Sumber: Hayami dalam Sudiyono, 2004. Kriteria indikatornya, yaitu:
Jika rasio nilai tambah 50, maka nilai tambah tergolong tinggi Jika rasio nilai tambah 50, maka nilai tambah tergolong rendah
Sudiyono, 2004
3.5. Definisi dan Batasan Operasional Definisi