7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Tanaman Ubi Kayu
Tanaman ubi kayu merupakan salah satu hasil komoditi pertanian di Indonesia yang biasanya dipakai sebagai bahan makanan. Seiring dengan
perkembangan teknologi, maka ubi kayu ini bukan hanya dipakai sebagai bahan makanan saja tetapi juga dipakai sebagai bahan baku industri.
Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas dicotyledonae, ubi kayu masuk dalam family euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies,
beberapa di antaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet Hevea Brasiliensis, jarak Ricinus comunis dan Jatropha curcas. Klasifikasi tanaman
ubi kayu sebagai berikut. Kelas
: Dicotyledoneae Sub kelas
: Arhichlamydeae Ordo
: Euphorbiales Famili
: Euphorbiaceae Sub family
: Manihotae Genus
: Manihot Species
: Manihot esculenta Crantz Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain M. utilissima dan M. alpi. Semua
genus Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brasil merupakan pusat asal dan sekaligus sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot mempunyai 100 spesies
yang telah diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan di daerah yang relatif kering.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman ubi kayu tumbuh di daerah antara 30 lintang selatan dan 30
lintang utara, yakni daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 18 C dengan curah
hujan di atas 500 mmtahun. Namun demikian tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2000 meter dpl atau di daerah sub tropika dengan suhu rata-rata
16 C. di ketinggian tempat sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat
menghasilkan umbi dengan baik, tetapi tidak dapat berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan bunga dan
biji. Ubi kayu mampu berproduksi baik pada lingkungan sub-optimal dan mempunyai pertumbuhan yang relatif lebih baik pada lingkungan sub-optimal
dibandingkan dengan tanaman lain. Namun, agar dapat berproduksi optimal ubi kayu membutuhkan curah hujan 150-200 mmbulan saat umur 1-3 bulan, 250-300
mmbulan saat umur 4-7 bulan, dan 100-150 mmbulan pada fase menjelang dan saat panen Prihandana, 2007.
Beberapa varietas tanaman ubi kayu yang banyak memberikan hasil dari pertanamannya dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Jenis Mangi
Hasil umbi yang diberikan dalam pertanaman seluas 1 Ha adalah + 200 kuintal, umbi-umbinya panjang bertangkai, kadar zat tepung sekitar 37, bila direbus
rasanya manis. b.
Jenis Valenca Memberi hasil untuk pertanaman seluas 1 Ha sekitar 200 kuintal umbi, keadaan
umbi dari sedang sampai gemuk dan bertangkai, kadar zat tepung sekitar 33,1, bila direbus rasanya manis.
Universitas Sumatera Utara
c. Jenis Betawi
Hasil umbi yang diperoleh dari pertanaman 1 Ha adalah sekitar 200 kuintal sampai 300 kuintal, umbinya gemuk-gemuk tidak bertangkai, kadar zat tepung
+34,4, rasanya manis d.
Jenis Bogor Hendaknya diperhatikan agar umbinya perlu dimakan karena rasanya pahit dan
beracun, hanya baik untuk dibuat tepung kanji. Umbinya memang gemuk-gemuk, bertangkai dengan kadar zat tepung yang dikandungnya sekitar 30,9. Hasil
penanaman 1 Ha sekitar 400 kwintal e.
Jenis Basiorao Umbinya beracun, rasanya pahit, keadaan umbi agak gemuk dan bertangkai
pendek, kadar zat tepung sekitar 31,2. Hasil umbi yang diperoleh untuk penanaman seluas 1 Ha adalah sekitar 300 kwintal, sebagai bahan baku industri
tepung kanji. f.
Jenis Sao Pedro Petro Keadaan umbi seperti di atas dengan kadar zat tepung 35,4, hasil umbi per
hektar sekitar 400 kwintal g.
Jenis Muara Hasil umbinya gemuk-gemuk, tetapi sangat beracun, kadar zat tepung 26,9,
hasil per hektar sekitar 400 kwintal Kartasapoetra, 1994.
2.1.2. Panen dan Pasca Panen Ubi Kayu