untuk produksi ubi kayu 568 kg untuk sekali proses produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pengolah mie iris ubi dikarenakan harga beli bahan baku
yang tinggi pula dengan kisaran harga Rp 1.200kg. Selain itu, biaya terbesar kedua yang dikeluarkan pengolah mie iris ubi yaitu biaya tenaga kerja dengan
biaya sebesar Rp 93.840 dalam sekali produksi. Bahan penolong kayu bakar yang
dalam sebulan mengeluarkan biaya sebesar Rp 9.320 untuk 0,12 meter kayu bakar dan 27.500 brondolan sawit untuk 27,5 kg.
5.2.3. Analisis Keuntungan Pada Pengolahan Mie Iris Ubi
Keuntungan yang diterima dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi untuk sekali proses produksi dalam sebulan merupakan hasil perhitungan dari
selisih antara penerimaan dengan biaya total. Rincian analisis kelayakan usaha pengolahan mie iris ubi kayu dapat dijelaskan melalui tabel 5.2.3. di bawah ini:
Tabel 5.2.3. Keuntungan yang Diperoleh Pengolah dari Pengolahan Mie Iris Ubi dalam Sekali Proses Produksi
No. Jenis Pengeluaran
Jumlah Satuan
Harga Rp
Jumlah Rp
1 Pendapatan Kotor
170,4 Kg
5.737 977.585
Total Penerimaan: 977.585
1 Biaya Bahan Baku
568 Kgbulan
1.200 681.600
2 Biaya Penolong
Kayu Bakar 0,12
Meter
3
77.667 9.320
Brondolan Sawit 27,5
Kg 1.000
27.500 3
Biaya Tenaga Kerja 93.840
4 Biaya Penyusutan
5.600
Total Biaya: 817.860
Keuntungan: 159.725
Sumber: Analisis Data Primer dari Lampiran 6,10,11,13, Tahun 2014 Dari tabel 5.2.3. di atas dapat diketahui bahwa pengolah mie iris ubi Desa
Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai memperoleh keuntungan
bersih sebesar Rp 159.725 untuk tiap produksi. Dengan penerimaan yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh sebesar Rp 977.585 untuk hasil mie iris ubi 170,4 kg dengan harga jual
5.737kg. Sedangkan untuk total biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya bahan baku, biaya penolong, dan biaya tenaga kerja, pengolah mengeluarkan biaya total
sebesar Rp 817.860 per produksi. Setelah dilakukan pengurangan antara total pendapatan dengan biaya total yang dikeluarkan maka diperoleh keuntungan
bersih para pengolah mie iris ubi untuk tiap produksi.
5.2.4. Analisis Return Cost Ratio RC
Analisis Return Cost Ratio berguna untuk menggambarkan apakah usaha pengolahan mie iris ubi di Desa Pegajahan yang dilakukan oleh para pengolah
layak untuk diusahakan secara berkelanjutan. Cost Ratio dapat diperoleh dengan membagikan antara total penerimaanpendapatan pengolah mie iris ubi dengan
total biaya yang dikeluarkan para pengolah. Dalam penelitian ini diperoleh total penerimaan para pengolah mie iris ubi yaitu Rp 977.585 dan total biaya sebesar
Rp. 817.860, sehingga dapat dihitung seperti di bawah ini:
RC =
. .
RC = 1,19 Kriteria :
RC rasio 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi layak RC rasio = 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi belum layak atau
usaha mencapai titik impas RC rasio 1, berarti usaha pengolahan mie iris ubi tidak layak
Universitas Sumatera Utara
Dari perhitungan di atas tampak bahwa, nilai cost ratio RC adalah 1,19 RC 1, hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan mie iris ubi yang
dilakukan oleh pengolah di Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai layak untuk diusahakan.
5.3. Analisis Nilai Tambah