56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada agroindustri ubi kayu menjadi mie iris ubi di Desa Pegajahan, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten
Serdang Bedagai dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kegiatan produksi mie iris ubi dimulai dari pengupasan, pencucian, pemarutan, pencucian dan pemisahan air, pencetakan, perebusan,
penjemuran, pengirisan, penjemuran kembali, dan jadi produk mie iris ubi. Proses pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi di daerah penelitian
kebanyakan masih menggunakan teknologi yang sederhana yang juga masih bergantung pada alam seperti proses penjemuran. Bahan penolong yang
digunakan dalam proses pengolahan adalah kayu bakar. 2.
Usaha pengolahan ubi kayu menjadi mie iris ubi layak untuk dijalankan atau diusahakan ditandai dengan diperolehnya hasil perhitungan Return Cost
Ratio RC memperoleh nilai 1,19 RC 1 artinya pengolah mie iris ubi layak untuk melaksanakan usaha pengolahan mie iris ubi.
3. Nilai tambah per bahan baku yang dinikmati pengusaha dari agroindustri
mie iris ubi sebesar sebesar Rp 446,44kg. hal ini menunjukkan bahwa untuk produksi 1 kg bahan baku akan menghasilkan nilai tambah sebesar
Rp. 446,44 jika dilakukan pengolahan menjadi mie iris ubi. Rasio nilai tambah yang didapat adalah sebesar 25,94 rasio nilai tambah 50,
Universitas Sumatera Utara
hal ini menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh oleh pengolah mie iris ubi di Desa Pegajahan masih tergolong rendah.
6.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada usaha pengolahan ubikayu menjadi mie iris ubi adalah :
1. Sebaiknya agroindustri pengolahan ubikayu menjadi mie iris ubi di Desa
Pegajahan, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai selain melakukan pemasarannya melalui agen juga memasarkan sendiri ke konsumen
sehingga pengolah bisa memperoleh penerimaan tambahan yang lebih besar. 2.
Sebaiknya agroindustri pengolahan ubikayu menjadi mie iris ubi produk setengah jadi tidak hanya memproduksi mie iris ubi saja melainkan
diversifikasi produk seperti membuat hasil olahan ubi kayu lainnya yang dapat memberikan tambahan penerimaan sehingga penerimaan pengolah tiap
bulannya menjadi lebih tinggi. Mengolah mie iris ubi menjadi produk hilir atau produk jadi dapat dilakukan sehingga akan memberikan nilai tambah
yang lebih besar terhadap pengolah mie iris ubi. 3.
Untuk meningkatkan pendapatan usaha sebaiknya pengolahan ubikayu menjadi mie iris ubi memanfaatkan limbahnya seperti kulit ubi dijadikan
pakan ternak. 4.
Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan dan mengembangkan usaha pengolahan ubikayu menjadi mie iris ubi, dengan cara memperlancar
penyediaan atau penyaluran bahan baku ubi kayu ke tangan pengolah, selain itu juga memperhatikan pemasaran mie iris ubi sehingga tingkat harga
Universitas Sumatera Utara
penjualan mie iris ubi dapat dikendalikan atau harga penjualan tidak jatuh di pasaran sehingga pengolah mie iris ubi memperoleh insentif untuk
melaksanakan usaha secara berkelanjutan. 5.
Pemerintah daerah supaya melakukan pembinaan teknis budidaya ubi kayu dan pengolahan ubi kayu menjadi agroindustri lainnya, serta memberikan
bantuan sarana pengolahan terhadap pengrajin industri pengolahan ubi kayu.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA