commit to user 24
pembangunan dan tingkat ketimpangan dalam pembangunan yang ditemui di beberapa daerah tidaklah sama. Kenyataan ini disebabkan oleh beberapa
faktor yang berbeda yang dijumpai di negara tersebut. Faktor-faktor terkait antara lain kepemilikan sumber daya, fasilitas, yang dimiliki, infrastruktur,
sejarah wilayah , lokasi dan sebagainya. Adelman dan Moris 1991 dalam Mudrajad Kuncoro 2001
berpendapat bahwa ketimpangan pendapatan di daerah ditentukan oleh jenis pembangunan ekonomi yang ditunjukan oleh ukuran negara, sumber daya
alam, dan kebijakan yang dianut.
b. Konsep Ketimpangan antar Daerah
Menurut Rostow pada tahun 1960 dalam Mudrajad Kuncoro 2004 mengembangkan teori penahapan pembangunan ekonomi. Teori ini
menempatkan bermacam-macam isu yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi. Rostow mengusulkan lima tahapan peningkatan
ekonomi yaitu; masyarakat tradisional, masa persiapan, proses tinggal landas, proses pendewasaan dan periode masyarakat konsumtif. Masyarakat
tradisional berada dalam masa equilibrium statis dimana pertanian merupakan aktivitas dominan. Masa persiapan terjadi secara perlahan khususnya dalam
perilaku dan organisasi sedangkan peningkatan ekonomi muncul sejalan dengan berubahnya kekakuan tradisional menuju mobilitas sosial, geografi
dan pekerjaan. Fungsi produksi baru disesuaikan dengan kegiatan pertanian dan industri tetapi perubahannya tetap lambat.
Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, kesenjangan atau ketimpangan antardaerah merupakan konsekuensi logis pembangunan dan merupakan suatu
tahap perubahan dalam pembangunan itu sendiri. Perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antardaerah yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh yang
merugikan backwash effects mendominasi pengaruh yang menguntungkan spread effects terhadap pertumbuhan daerah, dalam hal ini mengakibatkan
proses ketidakseimbangan. Pelaku-pelaku yang mempunyai kekuatan di pasar secara normal akan cenderung meningkat bukannya menurun, sehingga akan
mengakibatkan peningkatan ketimpangan antar daerah. Tujuan utama dari
commit to user 25
usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang setinggi- tingginya, harus pula menghapus dan mengurangi tingkat kemiskinan,
ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya M.P.Todaro, 2006. Mudrajad Kuncoro 2004 menyebutkan beberapa indikator yang
digunakan untuk menganalisis development gap antar wilayah. Indikator tersebut adalah: Produk Domestik Regional Bruto PDRB, konsumsi rumah
tangga perkapita, kontribusi sektoral terhadap PDRB, tingkat kemiskinan dan struktur fiskal. Faktor-faktor penyebab ketimpangan ekonomi daerah adalah:
konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah, alokasi investasi, tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antar daerah, perbedaan sumber daya alam antar
wilayah, perbedaan kondisi demografis antar wilayah dan kurang lancarnya perdagangan antar wilayah.
Investor cenderung memilih daerah perkotaan atau daerah yang telah memiliki fasilitas seperti prasarana perhubungan, jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, perbankan, asuransi, juga tenaga kerja yang terampil dan fasilitas lain yang dapat menunjang kemudahan usahanya. Bagi daerah-daerah
yang belum terjangkau fasilitas-fasilitas tersebut dimungkinkan akan relatif tertinggal, demikian akan menyebabkan ketimpanggan antar daerah yang
semakin besar, yang akan berdampak pula terhadap tingkat pendapatan daerah.
c. Indeks Williamson