commit to user 48
- Wilayah yang relatif tertinggal yaitu yaitu kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan ekonomi lebih rendah dan pendapatan perkapita yang
lebih rendah dari Kabupaten Boyolali.
2. Analisis Ketimpangan Regional
Rumus untuk menghitung ketimpangan regional adalah : Menurut Sjafrizal 2008 Indeks Ketimpangan Williamson yakni analisis yang
digunakan sebagai indeks ketimpangan regional regional inequality dengan rumusan sebagai berikut ;
IW = Y
n fi
Y Yi
.
2
Dimana ; Yi = PDRB per kapita di Kecamatan i
Y = PDRB per kapita rata-rata di Kabupaten Boyolali fi = jumlah penduduk di Kecamatan i
n = jumlah penduduk di Kabupaten Boyolali Angka indeks ketimpangan Williamson semakin mendekati nol maka
menunjukkan ketimpangan yang semakin kecil dan bila angka indeks menunjukkan semakin jauh dari nol maka menunjukkan ketimpangan yang
makin melebar.
3. Analisis Kurva U Terbalik
Kurva U Terbalik oleh Kuznets M.P.Todaro, 2006 yaitu dimana pada tahap-tahap awal pertumbuhan ekonomi ketimpangan memburuk atau membesar
dan pada tahap-tahap berikutnya ketimpangan menurun, namun pada suatu waktu ketimpangan akan menaik dan demikian seterusnya sehingga terjadi peristiwa
yang berulangkali dan jika digambarkan akan membentuk kurva U-terbalik. Mudrajad Kuncoro 2004 mengatakan hipotesis Kuznets dapat dibuktikan dengan
membuat grafik antara pertumbuhan produk domestik regional bruto dan indeks ketimpangan. Grafik tersebut merupakan hubungan antara pertumbuhan PDRB
dengan indeks ketimpangan Williamson maupun pertumbuhan PDRB dengan indeks ketimpangan entropi Theil pada periode pengamatan. Dalam penelitian ini
pembuktian kurva U-Terbalik yaitu dengan menghubungkan antara angka indeks
commit to user 49
Williamson dengan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Boyolali. Indikator terjadinya ketimpangan apabila angka indeks tersebut menggambarkan kurva U terbalik,
maka teori Kuznets berlaku di Kabupaten Boyolali sebaliknya apabila angka indeks tidak menggambarkan kurva U terbalik, maka teori Kuznets tidak berlaku
di Kabupaten Boyolali.
commit to user
50
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Deskripsi data diartikan sebagai suatu gambaran yang menjelaskan mengenai data yang telah dikumpulkan di tiap-tiap variabelnya. Berikut
merupakan penjelasan dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Struktur Pertumbuhan Ekonomi a. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2006-2009
Pertumbuhan ekonomi di setiap kecamatan di Kabupaten Boyolali dihitung rata-ratanya, yang dimulai tahun 2006 sampai dengan 2009, data diukur
dalam persen. Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan ekonomi di setiap kecamatan di Kabupaten Boyolali Selo, Ampel, Cepogo,
Musuk, Boyolali, Mojosongo, Teras, Sawit, Banyudono, Sambi, Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro, dan
Juwangi serta pertumbuhan ekonomi di daerah referensinya yaitu Kabupaten Boyolali itu sendiri. Berikut adalah data pertumbuhan ekonomi di tiap kecamatan
di Kabupaten Boyolali tahun 2006-2009: Tabel 6. Pertumbuhan Ekonomi di Kecamatan dan Kabupaten Boyolali Tahun
2006-2009 persen
No. Kecamatan
Tahun 2006
2007 2008
2009 Rata-rata
1 Selo
2.79 2.79
1,00 4.42
2.75 2
Ampel
1.89 3.76
3.94 4.91
3.63 3
Cepogo 2.12
3.33 3.51
4.79 3.44
4 Musuk
1.74 3.19
-3.72 4.86
1.52 5
Boyolali 8.90
6.08 4.17
6.65 6.45
6 Mojosongo
5.20 3.82
1.93 5.07
4,00 7
Teras 0.02
4.50 2.71
4.86 3.02
8
Sawit
15.99 4.44
2.42 5.38
7.06 9
Banyudono 4.61
4.68 1.25
5.14 3.92
10 Sambi 3.86
4.20 6.03
5.42 4.88
11 Ngemplak 6.16
4.23 5.84
5.34 5.39
12 Nogosari 3.52
3.96 4.53
5.10 4.28
13 Simo 4.91
4.61 8.02
5.63 5.79