Prosesus mastoideus TINJAUAN PUSTAKA

d. Prosesus mastoideus

Bagian terbesar tulang temporal dibentuk oleh bagian mastoid disebelah posterior dan inferior. Namun demikian, karena bagian ini mengalami pneumatisasi yang luas, massanya tidak melebihi bagian-bagian tulang temporal lainnya. Prosesus mastoid menonjol kearah inferior dibelakang meatus acusticus externus . Bagian ini berperan sebagai tempat perlekatan otot-otot sternocleidomastoidea, splenius capitis dan longisimus capitis . Pada bagian inferior terdapat suatu lekukan yang dalam yaitu fossa digastricus , tempat melekatnya otot digastricus . Pada bagian dalam prosesus mastoideus, lekukan ini membentuk eminentia digastricus yang merupakan suatu patokan penting pada saat operasi mastoidektomi, karena foramen stilomastoid merupakan tempat lewatnya nervus fasialis terletak pada ujung anterior eminentia digastricus tersebut. Permukaan superior mastoid merupakan suatu lempengan tipis terletak diatas antrum timpanika yang dikenal dengan tegmen mastoid. Di posterior, bersama-sama dengan permukaan posterior tulang petrosa membentuk batas anterior fosa kranial posterior. Disini terdapat suatu lekukan dalam yang dibentuk oleh sinus lateral atau sinus sigmoid. Dua buah saluran lain yang lebih kecil menuju ke medial, berisi sinus petrosa inferior dan superior Austin, 1994. Prosesus mastoideus baru terbentuk pada usia satu tahun, antrum mastoideum adalah ruangan pertama dan terbesar yang terdiri dari sel udara mastoid. Sel udara ini berhubungan satu dengan lain dan pertumbuhan dari sel udara mastoid tiap orang berbeda. Pneumatisasi prosesus mastoideus Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008 menurut tipe perkembangannya dibagi atas prosesus mastoideus sklerotik, diploik dan pneumatik. Bila drainase tidak baik pada mastoid akan mudah terjadi radang Helmi, 2005. Luasnya pneumatisasi tulang temporal bervariasi untuk masing- masing individu. Hal ini ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor heriditer dan faktor lingkungan. Terjadinya otitis media pada masa bayi dan anak-anak dapat menghambat pneumatisasi dan mengakibatkan sklerosis. Dilain pihak terdapat bukti bahwa pneumatisasi yang terbatas merupakan faktor predisposisi untuk infeksi telinga tengah Austin, 1994. Sel udara mastoid mempunyai peranan penting terhadap fungsi fisiologis telinga tengah. Turmarkin dan Holmquist menyatakan bahwa sel udara mastoid berperan sebagai rongga udara pada telinga tengah dan bertanggung jawab terhadap pengaturan tekanan telinga tengah. Menurut Wittmaack’s teori endodermal, mukosa telinga tengah yang normal merupakan syarat mutlak untuk terjadinya pneumatisasi normal sel udara mastoid, tetapi proses tersebut dapat dihambat oleh inflamasi atau kelainan fungsi tuba Eustachius Virapongse, 1985; Ahmet, 2004. Berdasarkan ukuran sistem sel udara mastoid, telinga dibagi atas 2 kelompok yaitu telinga dengan pneumatisasi rendah low-pneumatized ears dan telinga dengan pneumatisasi baik well-pneumatized ears . Low- pneumatized ears mempunyai ukuran sistem sel udara mastoid 8 cm 2 dan well-pneumatized ears mempunyai ukuran sistem sel udara mastoid 8 cm 2 Sethi, 2006. Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008 Faktor predisposisi terjadinya otitis media supuratif adalah telinga dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah 8 cm 2 . Menjadi kroniknya otitis media supuratif menunjukkan tidak berfungsinya struktur sel udara mastoid dalam mengatur dan mempertahankan fluktuasi tekanan telinga tengah. Pada berbagai bentuk otitis media, terjadi tekanan negatif di telinga tengah dan pengaturan tekanan ini tidak dapat dilakukan pada kasus dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah Ahmet, 2004 Sade melaporkan pada 72 penderita OMSK dewasa didapatkan 52,2 dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah 8 cm 2 dan 20 dengan pneumatisasi sel udara mastoid baik 8 cm 2 . Pada 150 telinga normal mendapatkan rata-rata volume pneumatisasi sel udara mastoid 12,9±4 cm 2 . Sade berpendapat bahwa otitis media supuratif dan komplikasinya terjadi setelah perkembangan dan maturasi sistem sel udara mastoid. Dia juga berpendapat bahwa proses inflamasi seperti pada otitis media supuratif menyebabkan terjadinya keseimbangan negatif gas-gas di telinga tengah. Menurut Sade dan Hadas, prognosis otitis media sangat tergantung pada volume sistem sel udara mastoid. Semua penelitian menunjukan bahwa tingkat pneumatisasi sel udara mastoid merupakan faktor penting dalam prognosis otitis media Ahmet, 2004

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang Tengkorak