3. Ketebalan mukosa telinga tengah. 4. Elastisitas membran timpani.
5. Ukuran pneumatisasi mastoid.
c. Tuba Eustachius
Tuba Eustachius disebut juga tuba auditori atau tuba faringotimpani bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang
menghubungkan antara kavum timpani dengan nasofaring. Tuba Eustachius terdiri dari dua bagian yaitu bagain tulang yang terdapat pada bagian
belakang dan pendek sepertiga bagian dan bagian tulang rawan yang terletak pada bagian depan dan panjang duapertiga bagian Helmi, 2005.
Fungsi tuba Eustachius adalah sebagai ventilasi telinga tengah yang mempertahankan keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani
dengan tekanan udara luar, drainase sekret yang berasal dari kavum timpani menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring
menuju ke kavum timpani Healy, 2003; Helmi, 2005. Lumen tuba Eustachius menghubungkan antara nasofaring
proksimal dengan telinga tengah distal. Pada pertengahan terdapat penyempitan yang disebut
isthmus. Penelitian yang terbaru dengan
menggunakan pencitraan tiga dimensi pada 9 sampel tulang temporal manusia oleh Sudo menunjukkan bahwa
isthmus berada pada ujung distal
bagian tulang rawan dan bukan pada pertemuan bagian tulang rawan dengan bagian tulang tuba Eustachius. Pertemuan antara bagian tulang rawan dan
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
bagian tulang tuba Eustachius ini dinamakan junctional portion
, pada orang dewasa panjangnya 3 mm. Pada dinding lateral nasofaring terdapat
penonjolan disebut torus tubarius
, yang menonjol ke nasofaring. Penonjolan ini dibentuk oleh kumpulan jaringan lunak yang melapisi tulang rawan tuba
Eustachius Bluestone, 2006. Pada orang dewasa, tuba Eustachius lebih panjang dibandingkan
dengan bayi dan anak-anak. Panjang tuba Eustachius yang terpendek 30 mm dan terpanjang 40 mm, tetapi berdasarkan literatur rata-rata panjang
tuba Eustachius adalah antara 31 – 38 mm. Pada sepertiga posterior tuba Eustachius orang dewasa merupakan bagian tulang yang panjangnya
11 – 14 mm, dan duapertiga anterior merupakan bagian tulang rawan yang panjangnya 20 – 25 mm. Pada orang dewasa tuba Eustachius membentuk
sudut 45 terhadap bidang horizontal dan pada anak-anak hanya 10
. Anatomi basis kranial sangat berhubungan dengan panjang tuba Eustachius,
yang juga berhubungan dengan faktor predisposisi terjadinya penyakit telinga tengah Bluestone, 2006.
Bagian tulang tuba Eustachius protympanum
seluruhnya berada pada bagian petrosus tulang temporal dan dilanjutkan dengan dinding
anterior dari bagian superior telinga tengah. Pertemuan antara bagian tulang dan epitimpanum kira-kira 4 mm di atas dasar kavum timpani
. Hubungan
antara tuba Eustachius dan telinga tengah ini sangat penting pada fungsi pembersihan cairan telinga tengah Bluestone, 2006 ; Yoshida, 2007.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Bagian tulang tuba Eustachius mempunyai arah anteromedial, mengikuti
apex petrosus dan sedikit menyimpang dari bidang horizontal.
Bentuk lumen kira-kira seperti segitiga, ukuran diameter vertikal 2 – 3 mm dan horizontal 3 – 4 mm. Pada keadaan normal bagian tulang tuba
Eustachius tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan tertutup pada waktu istirahat dan terbuka pada waktu menelan atau dipaksa membuka
seperti pada waktu valsava manuver
. Bagian tulang dan tulang rawan tuba Eustachius bertemu pada permukaan tulang yang tidak rata dan membentuk
sudut 160 . Dinding medial bagian tulang tuba Eustachius terdiri dari dua
bagian, yaitu posterolateral labyrinthine
dan anteromedial carotis
, dimana ukuran dan bentuknya tergantung pada posisi
arteri carotis interna . Ukuran
rata-rata ketebalan bagian anteromedial adalah 1,5 – 3 mm dan pada 2 populasi tidak terbentuk dinding dan terpapar dengan
arteri carotis interna Bluestone, 2006.
Bagian tulang rawan tuba Eustachius mempunyai arah anteromedial dan inferior, membentuk sudut 30
– 40 terhadap bidang tranversal dan
membentuk sudut 45 terhadap bidang sagital. Bagian ini melekat dengan
kuat ke orifisium
bagian tulang tuba Eustachius oleh jaringan ikat fibrous dan meluas ke bagian tulang tuba Eustachius kira-kira 3 mm. Pada ujung
inferomedial melekat ke tuberculum
pada pinggir posterior lamina
pterygoideus medial . Lumen tuba berbentuk seperti dua buah kerucut yang
saling berhubungan pada ujung-ujungnya. Pada lumen ini terdapat titik yang paling sempit disebut
isthmus . Posisi
isthmus biasanya pada atau sekitar
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
pertemuan bagian tulang dan bagian tulang rawan tuba Eustachius. Diameter lumen
isthmus tinggi 2 mm dan lebar 1 mm. Dari sejak lahir sampai pubertas
panjang bagian tulang rawan tuba Eustachius semakin bertambah, perkembangan ini mempunyai implikasi fisiologik Bluestone, 2006.
Terdapat empat otot yang berhubungan dengan tuba Eustachius: tensor veli palatini, levator veli palatini, salpingopharyngeus
dan tensor
tympani . Masing-masing otot secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi fungsi tuba Eustachius. Meskipun terjadinya mekanisme dilatasi tuba Eustachius masih kontroversi, kebanyakan bukti-bukti anatomi
dan fisiologi yang mendukung bahwa terjadinya dilatasi tuba Eustachius hanya disebabkan oleh otot
tensor veli palatini Bluestone, 2006.
Ventilasi pada telinga tengah dipertahankan melalui adanya pembukaan yang aktif pada lumen tuba Eustachius dan ini dapat terjadi
secara primer karena kontraksi otot tensor veli palatini
dan secara sekunder akibat kontraksi otot
levator veli palatini terutama pada bagian anterior.
Sandoz et al
telah menekankan bahwa pembukaan bagian superior lumen tuba Eustachius diakibatkan oleh kontraksi otot
tensor veli palatini yang
menarik lamina lateralis pada tulang rawan inferolateral tuba Eustachius. Hipotesa ini memberikan suatu implikasi bahwa hubungan anatomis yang
berbeda antara otot tensor veli palatini
dan lamina lateralis tulang rawan tuba Eustachius dapat menjadi suatu faktor yang penting dalam memahami
perobahan fungsi ventilasi yang dihubungkan dengan peningkatan prevalensi otitis media pada anak-anak dan usia lanjut. Suzuki
et al pada tahun 2003
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
mendapatkan bahwa panjang tempat perlengketan otot tensor veli palatini
di lamina lateral tulang rawan tuba Eustachius masih pendek pada masa anak-
anak dan terus bertambah dengan meningkatnya usia, selanjutnya menetap antara usia 17 sampai 38 tahun. Sebaliknya, tempat perlengketan otot
tensor veli palatini
berkurang pada usia lanjut, dimana panjang tempat perlengketan otot
tensor veli palatini lebih pendek secara bermakna pada 3 subjek usia
lebih dari 70 tahun p
0,01. Penemuan Suzuki et al
mendukung kenyataan bahwa terjadi peningkatan prevalensi otitis media pada anak-anak dan usia
lanjut Suzuki, 2003. Aktifitas otot
tensor veli palatini dan otot
levator veli palatini merupakan faktor penting pada fungsi tuba Eustachius. Aktivitas otot
levator veli palatini
menetap pada waktu dilatasi ostium tuba Eustachius, walaupun aktifitas otot
tensor veli palatini sudah berakhir. Kontraksi otot
levator veli palatini
yang menetap ini menyebabkan bagian anterior tulang rawan tuba Eustachius tetap terbuka setelah relaksasi otot
tensor veli palatini. Tetap
terbukanya bagian anterior tulang rawan tuba eustachius setelah bagian tulang rawan medial dan posterior tertutup oleh relaksasi otot
tensor veli palatini
akan menghasilkan aksi pompa tuba Eustachius dari arah kavum timpani ke nasofaring, hal ini membantu fungsi pembersihan telinga tengah
Alper, 1997; Takasaki, 2002; Ishijima, 2002; Ghadiali, 2003.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
d. Prosesus mastoideus