Faktor predisposisi terjadinya otitis media supuratif adalah telinga dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah 8 cm
2
. Menjadi kroniknya otitis media supuratif menunjukkan tidak berfungsinya struktur sel udara
mastoid dalam mengatur dan mempertahankan fluktuasi tekanan telinga tengah. Pada berbagai bentuk otitis media, terjadi tekanan negatif di telinga
tengah dan pengaturan tekanan ini tidak dapat dilakukan pada kasus dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah Ahmet, 2004
Sade melaporkan pada 72 penderita OMSK dewasa didapatkan 52,2 dengan pneumatisasi sel udara mastoid rendah 8 cm
2
dan 20 dengan pneumatisasi sel udara mastoid baik 8 cm
2
. Pada 150 telinga normal mendapatkan rata-rata volume pneumatisasi sel udara mastoid
12,9±4 cm
2
. Sade berpendapat bahwa otitis media supuratif dan komplikasinya terjadi setelah perkembangan dan maturasi sistem sel udara
mastoid. Dia juga berpendapat bahwa proses inflamasi seperti pada otitis media supuratif menyebabkan terjadinya keseimbangan negatif gas-gas di
telinga tengah. Menurut Sade dan Hadas, prognosis otitis media sangat tergantung pada volume sistem sel udara mastoid. Semua penelitian
menunjukan bahwa tingkat pneumatisasi sel udara mastoid merupakan faktor penting dalam prognosis otitis media Ahmet, 2004
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang Tengkorak
Pada umumnya, pertumbuhan hanya mengenai bertambahnya ukuran. Tetapi konsep umum tersebut tidak cukup untuk menggambarkan
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
pertumbuhan. Jika hanya berdasarkan konsep itu, maka bayi akan tumbuh seperti balon yang mengembang dan orang dewasa merupakan pembesaran
dari bayi. Ada 3 aspek yang mempengaruhi pertumbuhan yang digambarkan pada kurva pertumbuhan Scammon yaitu bertambahnya ukuran,
berkurangnya ukuran negative growth
dan pertumbuhan diferensiasi Jacobson, 1995.
Tengkorak dapat dibagi atas dua struktur utama yaitu bagian kranium dan fasial. Bagian fasial terdiri dari nasal, maksila dan mandibula.
Pertumbuhan rongga otak atau calvarium
sangat berhubungan dengan pertumbuhan otak itu sendiri, sedangkan pertumbuhan tulang-tulang bagian
fasial mengikuti pertumbuhan somatik. Pada bayi baru lahir, bagian kranium berukuran 8 sampai 9 kali lebih besar dibandingkan bagian fasial.
Perbandingan ukuran ini berubah akibat pertumbuhan diferensiasi sampai ukuran bagian kranium kira-kira 50 dari wajah orang dewasa. Kecepatan
pertumbuhan diferensiasi juga terdapat pada pertemuan tulang-tulang kranium dan fasial. Daerah atau area pertemuan antara tulang-tulang
kranium dan dentofasial dinamakan dengan basis kranial. Basis kranial terdiri dari beberapa tulang-tulang pendukung yang berada di
anterior foramen magnum
. Tulang-tulang yang membentuk basis kranial adalah bagian dasar tulang
occipitale, sphenoidale dan
ethmoidale . Bagian intrakranial mengikuti
kurva pertumbuhan saraf dan bagian fasial mengikuti kurva pertumbuhan somatik Jacobson, 1995.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Pertumbuhan yang tercepat terjadi pada tahun-tahun pertama kelahiran. Selama 7 bulan pertama kelahiran, kecepatan pertumbuhan anak
laki-laki lebih cepat daripada anak perempuan. Dari usia 4 tahun sampai masa pubertas, kecepatan pertumbuhan anak laki-laki sama dengan anak
perempuan. Perlambatan pertumbuhan masa pubertas mulai pada usia 13 tahun pada sebagian besar anak perempuan dan usia 15 tahun pada anak
laki-laki. Pertumbuhan pada perempuan berhenti pada usia 17 sampai 19 tahun, tetapi pada laki-laki bisa berlanjut sampai usia 20 tahun
Jacobson, 1995. Enlow pada tahun 1996 menyatakan bahwa perubahan pertumbuhan
pada bagian-bagian yang berbeda tulang kraniofasial mempengaruhi satu sama lainnya. Basis kranial, komplek nasomaksilaris dan mandibula
merupakan unit-unit perkembangan utama pada tulang kraniofasial. Tuba Eustachius dan otot-ototnya berlokasi diantara basis kranial posterior dan
maksila. Diketahui bahwa basis kranial posterior bergerak tumbuh ke arah anterior bersama-sama
lamina pterygoideus dan komplek nasomaksilaris
sebagai akibat dari berpindahnya letak fosa kranial media ke anterior sebagai hasil dari pembesaran otak. Komplek nasomaksilaris bergerak ke arah bawah
dan ke depan oleh pergerakan primer dan aktifitas deposisi dan reposisi pada maksila posterior. Pertumbuhan daerah dimana tuba Eustachius berada
tergantung pada aktifitas pertumbuhan kedua basis kranial basis kranial anterior dan basis kranial posterior dan maksila posterior Kemalo
ğlu, 2000.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
2.3 Otitis Media Supuratif Kronik