BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
Perbedaan parameter
kraniofasial
Gangguan fungsi tuba
Eustachius Kelainan
posisi tuba Eustachius
Kelainan ukuran Tuba
Eustachius
OMSK benigna
Pertumbuhan dan perkembangan
tulang kraniofasial
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi potong lintang cross sectional
study yang bersifat deskriptif analitik.
4.2 Populasi, Sampel, Kontrol, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita OMSK benigna dewasa usia 20 – 40 tahun yang datang berobat ke poliklinik THT-KL
4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh penderita OMSK benigna dewasa usia 20 – 40 tahun dari anamnesis, pemeriksaan THT dan pemeriksaan
penunjang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi :
1. Penderita OMSK benigna dewasa, baik laki-laki maupun perempuan pada kelompok usia 20 – 40 tahun.
2. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria Eksklusi :
1. Mempunyai bibir sumbing dan celah palatum. 2. Mempunyai keluarga dengan bibir sumbing dan celah palatum.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
3. Mempunyai riwayat penatalaksanaan ortodontis atau pembedahan pada daerah oral, faringeal, kraniofasial atau nasal.
4. Mempunyai riwayat trauma kraniofasial. 5. Terdapatnya obstruksi ostium tuba Eustachius.
6. Terdapatnya kolesteatoma OMSK maligna
4.2.3 Kontrol
Kontrol pada penelitian ini adalah orang dewasa normal usia 20 – 40 tahun yang disamakan umur dan jenis kelaminnya dengan sampel.
4.2.4 Besar Sampel
Penentuan jumlah sampel minimal berdasarkan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan rumus :
n1 = n2 = 2 σ
2
Z α + Z β
2
μ1- μ2
2
n1 = n2 = 2.5,5 1,96 + 0,845
2
4
2
n1 = n2 = 29,75 = 30 n 1
= besar sampel minimum n 2
= besar kontrol minimum Z
α = nilai distribusi normal baku tabel Z pada tingkat kepercayaan 95 = 1,96.
Z β = nilai distribusi normal baku tabel Z pada kekuatan uji 80 =
0,845
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
σ
2
= harga varians di populasi= 5,5 penelitian DiFrancesco 2007 μ1-μ2 = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di
populasi = 4 penelitian DiFrancesco 2007
4.2.5 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara non probability
consecutive sampling. Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel tergantung dependent
: OMSK benigna. b. Variabel bebas
independent : parameter kraniofasial.
4.3.2 Definisi Operasional Variabel
a. Penderita OMSK benigna dewasa : penderita OMSK benigna laki-laki dan perempuan yang berusia 20 sampai 40 tahun.
b. OMSK benigna : radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga otorea
lebih dari 12 minggu, baik terus menerus atau hilang timbul dan tidak didapati kolesteatoma.
c. Lateral cephalometric radiography
: lateral radiography
tulang tengkorak yang diperoleh dengan cara yang standar, sehingga
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
menciptakan proyeksi geometri antara sinar film pasien untuk mendapatkan pencitraan struktur anatomi kranial, fasial dan oral dari
arah lateral. d. Parameter kraniofasial :
1. Parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius pada
lateral cephalometric radiography
. mep-pmp
: Garis yang menghubungkan titik mep dan pmp, kedalaman mastoid.
mep-ma : Garis yang menghubung titik mep dan ma, tinggi
mastoid. mep-ptm
: Garis yang menghubungkan titik mep dan ptm, total panjang tuba Eustachius.
mep-ta : Garis yang menghubungkan titik mep dan ta, panjang
bagian tulang tuba Eustachius. ptm-pns
: Panjang bagian vertikal otot tensor veli platini
TVP yang berhubungan dengan tuba Eustachius.
ta-ptm : Panjang bagian tulang rawan tuba Eustachius.
ta-pns : Panjang bagian horizontal otot
tensor veli platini TVP
yang berhubungan dengan tuba Eustachius. mep-s
: Garis yang menghubungkan titik mep dan s. mep.ptm.pns
angle
: Sudut tuba Eustachius.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
SBaLTL
angle
: Sudut antara garis SbaL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap basis kranial posterior.
NSLTL
angle
: Sudut antara garis NSL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap dasar fosa kranial anterior.
2. Parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang kraniofasial pada
lateral cephalometric radiography .
Basis kranial dan nasofaring n-ba
: Garis yang menghubungkan titik n dan ba, panjang total basis kranial.
s-ba : Garis yang menghubungkan titik s dan ba, panjang
basis kranial posterior posterior cranial base
PCB. s-ptm
: Garis yang mehubungkan titik s dan ptm. s-n
: Garis yang menghubungkan titik s dan n, panjang basis kranial anterior
anterior cranial base ACB.
m-ba : Garis yang menghubungkan titik m dan ba, lebar
foramen magnum .
ba-ptm : Garis yang menghubungkan titik ba dan ptm.
s-sep : Garis yang menghubungkan titik s dan sep, panjang
bagian anterior tulang sphenoidale
. sep-n
: Garis yang menghubungkan titik sep dan n, kedalaman daerah
nasoethmoidale .
ba-pns : Garis yang menghubungkan titik ba dan pns,
kedalaman nasofaring.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
ba.s.n
angle
: sudut antara titik ba, s dan n, sudut basis kranial. Wajah.
s-go : Garis yang menghubungkan titik s dan go, tinggi
wajah posterior posterior face height
PFH. s-pns
: Garis yang menghubungkan titik s dan pns, tinggi wajah posterior bagian atas
posterior upper face height
PUFH ans-pns
: Garis yang menghubungkan titik ans dan pns, panjang maksila
maxillary depth MxD.
n-me : Garis yang menghubungkan titik n dan me, tinggi
wajah anterior anterior face height
AFH n-ans
: Garis yang menghubungkan titik n dan ans, tinggi wajah anterior bagian atas
anterior upper face height AUFH
ans-me : Garis yang menghubungkan titik ans dan me, tinggi
wajah anterior bagian bawah anterior lower face height
ALFH go-pg
: Garis yang menghubungkan titik go dan pg, panjang corpus mandibulae
. ar-go
: Garis yang menghubungkan titik ar dan go, panjang ramus mandibulae
.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
sm.n.ss
angle
: Sudut antara titik sm, n dan ss, sudut ini menunjukkan posisi anterior maksila terhadap anterior mandibula
facial profile angle .
s.n.ans
angle
: Sudut antara titik s, n dan ans, sudut ini menunjukkan posisi “ans” terhadap basis kranial anterior.
ba.s.pns
angle
: Sudut antara titik ba, s dan pns, sudut ini menunjukkan posisi “pns” terhadap basis kranial
posterior, sudut nasofaring. s.n.go
angle
: Sudut antara titik s, n dan go, sudut ini menunjukkan posisi “go” terhadap basis kranial anterior, sudut wajah
posterior. ar.go.me
angle
: Sudut antara titik ar, go dan me, sudut mandibula. NSLPL
angle
: Sudut antara garis NSL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial
anterior. SBaLPL
angle
: Sudut antara garis SBaL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial
posterior. PFR :
Posterior facial ratio , rasio antara panjang garis s-pns
dan s-go. AFR :
Anterior facial ratio , rasio antara panjang garis n-ss
dan n-me.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
4.4 Bahan dan Alat Penelitian
1. Catatan medik penderita dan kuesioner penelitian. 2. Formulir persetujuan penelitian.
3. Alat-alat pemeriksaan THT rutin : lampu kepala merk Riester, otoskop merk Riester, spekulum hidung jenis Hartmann, spatula lidah jenis
Bruenings, kaca nasofaring dan kaca laring. 4. Pemeriksaan nasofaringoskopi dengan mengunakan alat endoskopi merk
Olympus dan teleskop 0 dengan diameter 4 mm.
5. Pemeriksaan lateral cephalometric radiography
dengan menggunakan alat Soredex-Cranex Excel Ceph X-Ray unit menggunakan film Fujifilm
Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB. 6. Pengukuran parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography
dengan mengunakan program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530.
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan. Pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dilakukan di
Laboratorium PRAMITA jl. Diponegoro no 37 Medan. Pengukuran parameter kraniofasial dilakukan di Bagian Ortodonti FKG USU. Penelitian dilakukan
mulai bulan Januari 2009 hingga jumlah sampel terpenuhi.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
4.6 Kerangka Kerja
OMSK benigna yang sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi Normal disamakan jenis
kelamin dan umur dengan sampel
Pasien OMSK benigna dewasa
Pemeriksaan
lateral cephalometric
radiography.
Pengukuran parameter
kraniofasial Dewasa normal
tanpa keluhan
Pemeriksaan
4.7 Pelaksanaan Penelitian
Semua penderita OMSK benigna dewasa yang akan diikutkan sebagai sampel subjek penelitian akan menjalani pemeriksaan dan tindakan sebagai
berikut : 1. Anamnesis dan pemeriksaan THT rutin.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
2. Pemeriksaan nasofaringoskopi di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Foto polos mastoid posisi Schuller atau CT-Scan tulang temporal. 4. Dilakukan pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dengan
menggunakan alat Soredex – Cranex Excel Ceph X-Ray Unit dengan pencitraan pada film Fujifilm Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm
dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB.
5. Pemetaan titik, garis dan sudut parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography dengan mengunakan
program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530 di bagian ortodonti FKG-USU. Hasil pengukuran yang didapat dicatat dan
dimasukkan kedalam tabel untuk dianalisa. Pada orang dewasa normal dilakukan :
1. Anamnesis dan pemeriksaan THT rutin. 2. Dilakukan pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dengan
menggunakan alat Soredex – Cranex Excel Ceph X-Ray Unit dengan pencitraan pada film Fujifilm Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm
dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB.
3. Pemetaan titik, garis dan sudut parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography dengan mengunakan
program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
di bagian ortodonti FKG-USU. Hasil pengukuran yang didapat dicatat dan dimasukkan kedalam tabel untuk dianalisa.
4.8 Cara Analisa Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel dan diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS 15. Data yang
diperoleh dianalisa secara statistik untuk menilai hubungan dengan OMSK benigna. Menilai hubungan kebermaknaan dilakukan uji
t independent dengan batas kemaknaan
p 0,05.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
yang dilakukan di Departemen SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher FK USU RSUP H. Adam Malik
Medan. Penelitian ini dilakukan pada 30 penderita OMSK benigna dewasa sampel dan 30 dewasa normal kontrol, yang dibatasi oleh kriteria inklusi
dan eksklusi. Pada sampel dan kontrol dilakukan pemeriksaan lateral
cephalometric radiography.
Tabel 5.1 Distribusi penderita OMSK benigna dan kontrol berdasarkan umur
OMSK benigna Kontrol
Umur tahun n
n
20 – 24 19
63,4 19
63,4 25 – 29
4 13,3
4 13,3
30 – 34 2
6,7 2
6,7 35 – 39
4 13,3
4 13,3
40 – 44 1
3,3 1
3,3
Total 30 100,0
30 100,0
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Dari tabel 5.1 di atas, dari rentang usia penderita OMSK benigna 20 – 40 tahun didapatkan penderita OMSK benigna yang terbanyak pada
kelompok umur 20 – 24 tahun yaitu 19 kasus 63,4 diikuti kelompok umur 25 – 29 tahun dan 35 – 39 tahun masing-masing 4 kasus 13,3. Rata-rata
usia sampel adalah 25,2 tahun dan rata-rata usia kontrol adalah 25,17 tahun.
Tabel 5.2 Distribusi penderita OMSK benigna dan kontrol berdasarkan suku bangsa
OMSK benigna Kontrol
Suku bangsa n
n
Batak 23 76,7
22 73,4
Melayu 3 10,0
3 10,0
Aceh 3 10,0
3 10,0
Jawa 1 3,3
1 3,3
Minang 0,0
1 3,3
Total 30 100,0 30
100,0
Dari tabel 5.2 di atas, dari rentang usia penderita OMSK benigna 20 – 40 tahun didapati penderita OMSK benigna yang terbanyak dari suku Batak
sebanyak 23 kasus 76,7 diikuti suku Melayu dan Aceh masing-masing sebanyak 3 kasus 10,0.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.3 Distribusi penderita OMSK benigna dan kontrol berdasarkan jenis kelamin
OMSK benigna Kontrol
Jenis kelamin n
n
Laki-laki 12 40,0
12 40,0
Perempuan 18 60,0
18 60,0
Total 30 100,0 30
100,0
Dari tabel 5.3 di atas, dari rentang usia penderita OMSK benigna 20 – 40 tahun diperoleh penderita OMSK benigna terbanyak pada perempuan
sebanyak 18 kasus 60,0 sementara laki-laki 12 kasus 40,0. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2 : 3.
Tabel 5.4 Distribusi penderita OMSK benigna berdasarkan telinga yang sakit
OMSK benigna n
Bilateral 21 70,0
Unilateral 9 30,0
Total 30 100,0
Dari tabel 5.4 di atas, dari rentang usia penderita OMSK benigna 20 – 40 tahun diperoleh penderita OMSK benigna terbanyak adalah yang sakit
pada kedua telinga bilateral sebanyak 21 kasus 70,0 sementara yang sakit pada satu telinga unilateral sebanyak 9 kasus 30,0.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.5 Distribusi rata-rata ukuran parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius
pada kontrol
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
mep-pmp 44,991 6,034
31,40 55,73
mep-ma 31,851 4,454
24,22 47,52
mep-ptm 47,356
3,065 41,94
53,89 mep-ta
24,686 2,659
19,21 32,59
ptm-pns 12,550 1,551
9,79 16,00
ta-ptm 23,091
3,261 17,95
28,95 ta-pns
31,138 3,015
26,97 36,48
mep-s 36,550
2,811 30,63
43,29 mep.ptm.pns
angle
116,020 6,211 105,40 129,47
SBaLTL
angle
73,423 5,968
59,29 86,84
NSLTL
angle
22,903 3,725
16,56 31,76
Dari tabel 5.5 diatas tampak bahwa hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba
Eustachius pada kontrol didapatkan hasil ukuran panjang mep-pmp rata-rata 44,991±6,034 mm, mep-ma rata-rata 31,851±4,454 mm, mep-ptm
rata-rata 47,356±3,065 mm, mep-ta rata-rata 24,686±2,659 mm, ta-ptm rata- rata 23,091±3,261 mm, ta-pns rata-rata 31,138±3,015 mm dan mep-s rata-
rata 36,55±2,811 mm. Hasil pengukuran besar sudut mep.ptm.pns rata-rata 116,02±6,211
, sudut SBaLTL rata-rata 73,423±5,968 dan sudut NSLTL
rata-rata 22,903±3,725 .
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5.6 Distribusi rata-rata ukuran Parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius
pada penderita OMSK benigna dewasa
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
mep-pmp 28,054 5,809
16,57 40,07
mep-ma 26,148 3,624
18,86 37,33
mep-ptm 47,363
2,476 41,65
51,04 mep-ta
24,685 2,005
19,21 29,23
ptm-pns 9,274 1,318
6,46 12,67
ta-ptm 23,792
2,713 17,15
31,02 ta-pns
30,284 3,041
23,69 37,23
mep-s 35,684
2,975 29,03
42,77 mep.ptm.pns
angle
112,622 6,645 102,56 126,63 SBaLTL
angle
67,743 4,385
56,67 78,04
NSLTL
angle
20,632 3,798
14,86 28,69
Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba
Eustachius pada penderita OMSK benigna dewasa didapatkan hasil ukuran panjang mep-pmp rata-rata 28,054±5,809 mm, mep-ma
rata-rata 26,148±3,624 mm, mep-ptm rata-rata 47,363±2,476 mm, mep-ta rata-rata 24,685±2,005 mm, ptm-pns rata-rata 9,274±1,318 mm, ta-ptm rata-
rata 23,792±2,713 mm, ta-pns rata-rata 30,284±3,041 mm dan mep-s rata- rata 35,684±2,975 mm. Hasil pengukuran besar sudut mep.ptm.pns rata-rata
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
112,622±6,645 , sudut SBaLTL rata-rata 67,743±4,385
dan sudut NSLTL rata-rata 20,632±3,798
.
Tabel 5.7 Distribusi rata-rata ukuran parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring pada kontrol
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
n-ba 116,183 5,813
104,29 127,70
s-ba 51,053 2,433 47,11
55,85 s-ptm 41,506
2,833 37,06
47,58 s-n
75,191 4,488
68,58 85,50
m-ba 33,373 2,005
29,39 36,25
ba-ptm 49,810
3,623 41,65
56,09 s-sep
28,934 2,838 21,07
33,90 sep-n
46,376 3,758 39,05
53,57 ba-pns 51,831
3,754 44,12
59,58 ba.s.n
angle
132,273 4,506
123,97 141,38
Dari tabel 5.7 diatas diperoleh hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring
pada kontrol didapatkan hasil pengukuran panjang n-ba rata-rata adalah 116,183±5,813
mm, s-ba rata-rata 51,053±2,433 mm, s-ptm rata-rata 41,506±2,833 mm, s-n rata-rata 75,191±4,488 mm, m-ba rata-rata 33,373±2,005 mm, ba-ptm rata-
rata 49,81±3,623 mm, s-sep rata-rata 28,934±2,838 mm, sep-n rata-rata
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
46,376±3,758 mm dan ukuran ba-pns rata-rata 51,831±3,754 mm. Hasil pengukuran besar sudut ba.s.n rata-rata adalah 132,273±4,506
.
Tabel 5.8 Distribusi rata-rata ukuran Parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring pada
penderita OMSK benigna dewasa
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
n-ba 112,193 6,748
95,78 124,59
s-ba 50,435 4,631 42,88
59,79 s-ptm 44,682
3,701 38,23
52,78 s-n
73,311 4,192
65,48 81,54
m-ba 33,686 1,811
30,09 37,68
ba-ptm 48,645
3,908 37,89
57,06 s-sep
27,979 2,592 22,38
32,80 sep-n
45,607 4,361 37,67
54,54 ba-pns 50,529
3,645 44,32
59,30 ba.s.n
angle
129,344 5,730
113,81 141,48
Dari tabel 5.8 diatas diperoleh hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring
pada penderita OMSK benigna dewasa diperoleh hasil pengukuran panjang n-ba
rata-rata adalah 112,193±6,748 mm, s-ba rata-rata 50,435±4,631 mm, s-ptm rata-rata 44,682±3,701 mm, s-n rata-rata 73,311±4,192 mm, m-ba rata-rata
33,686±1,811 mm, ba-ptm rata-rata 48,645±3.908 mm, s-sep rata-rata
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
27,979±2,592 mm, sep-n rata-rata 45,607±4,361 mm dan ukuran ba-pns rata-rata 50,529±3,645 mm. Hasil pengukuran besar sudut ba.s.n rata-rata
adalah 129,344±5,73 .
Tabel 5.9 Distribusi rata-rata ukuran parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan tulang fasial wajah pada kontrol
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
s-go 87,041 7,650 75,04 104,12
s-pns 53,435 3,152
49,05 59,74
ans-pns 55,032
3,269 49,18
60,42 n-me
132,547 7,954 119,87 146,92 n-ans
61,343 3,311 54,29
71,28 ans-me 72,505
6,035 63,68
85,15 go-pg
84,696 5,629 70,17
101,02 ar-go
53,479 6,439 44,47
66,82 sm.n.ss
angle
3,368 2,020
-0,98 7,66
s.n.ans
angle
84,772 2,888
79,15 90,27
ba.s.pns
angle
59,379 4,111
48,84 66,24
s.n.go
angle
40,260 2,627
35,10 46,64
ar.go.me
angle
123,465 5,193
112,70 133,82
NSLPL
angle
10,430 2,370
6,53 15,51
SBaLPL
angle
57,881 3,873
49,51 64,71
PFR 0,616 0,037 0,539
0,689 AFR
0,497 0,019 0,466 0,526
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Dari tabel 5.9 diatas didapatkan hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan tulang fasial wajah
pada kontrol didapatkan hasil pengukuran panjang s-go rata-rata 87,041±7,65 mm, s-pns
rata-rata 53,435±3,152, ans-pns rata-rata 55,032±3,269 mm, n-me rata-rata 132,547±7,954 mm, n-ans rata-rata 61,343±3,311 mm, ans-me rata-rata
72,505±6,035 mm, go-pg rata-rata 84,696±5,629 mm dan pengukuran ar-go rata-rata adalah 53,479±6,439 mm. Hasil pengukuran sudut sm.n.ss rata-rata
adalah 3,368±2,02 , sudut s.n.ans rata-rata 84,772±2,888
, sudut ba.s.pns rata-rata 59,379±4,111
, sudut s.n.go rata-rata 40,26±2,627 , sudut ar.go.me
rata-rata 123,465±5,193 , sudut NSLPL rata-rata 10,43±2,37
dan pengukuran sudut SBaLPL rata-rata 57,881±3,873
. Rasio antara panjang garis s-pns dan s-go PFR rata-rata 0,616±0,037 dan rasio antara panjang
garis n-ss dan n-me AFR rata-rata adalah 0,497±0,019.
Tabel 5.10 Distribusi rata-rata ukuran Parameter garis dan sudut yang berhubungan dengan tulang fasial wajah pada penderita OMSK
benigna dewasa
Parameter kraniofasial mm dan derajat
Mean SD
Minimum Maksimum
s-go 85,775 7,719 74,02
99,51 s-pns 53,471
4,078 45,67
62,76 ans-pns
53,790 3,536
43,06 59,03
n-me 129,785 5,884 117,52 139,83
n-ans 57,512 3,039
52,88 62,46
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
ans-me 73,677 4,800
64,98 83,99
go-pg 84,473 5,176
72,67 94,56
ar-go 51,304 6,134
41,09 65,96
sm.n.ss
angle
4,002 2,078
0,28 7,18
s.n.ans
angle
87,223 3,580
81,52 96,69
ba.s.pns
angle
58,178 5,503
44,72 68,29
s.n.go
angle
40,990 3,227
34,72 46,53
ar.go.me
angle
123,034 6,854
111,79 138,54
NSLPL
angle
7,221 3,489
0,45 14,87
SBaLPL
angle
57,766 4,704
47,40 70,03
PFR 0,626 0,043 0,550
0,742 AFR
0,489 0,017 0,450 0,528
Dari tabel 5.10 diatas didapatkan hasil pengukuran parameter kraniofasial yang berhubungan dengan tulang fasial wajah
pada penderita OMSK benigna dewasa diperoleh hasil pengukuran panjang s-go
rata-rata 85,775±7,719 mm, s-pns rata-rata 53,471±4,078 mm, ans-pns rata- rata 53,79±3,536 mm, n-me rata-rata 129,785±5,884 mm, n-ans rata-rata
57,512±3,039 mm, ans-me rata-rata 73,677±4,8 mm, go-pg rata-rata 84,473±5,176 mm dan pengukuran ar-go rata-rata adalah 51,304±6,134 mm.
Hasil pengukuran sudut sm.n.ss rata-rata adalah 4,002±2,078 , sudut s.n.ans
rata-rata 87,223±3,58 , sudut ba.s.pns rata-rata 58,178±5,503
, sudut s.n.go rata-rata 40,99±3,227
, sudut ar.go.me rata-rata 123,034±6,854 , sudut
NSLPL rata-rata 7,221±3,489 dan pengukuran sudut SBaLPL rata-rata
57,766±4,704 . Rasio antara panjang garis s-pns dan s-go PFR rata-rata
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
0,626±0,043 dan rasio antara panjang garis n-ss dan n-me AFR rata-rata adalah 0,489±0,017.
Tabel 5.11 Hubungan ukuran parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius antara
kelompok penderita OMSK benigna dewasa dengan kelompok kontrol
OMSK benigna Kontrol
p Parameter kraniofasial
mm dan derajat Mean SD Mean SD
mep-pmp 28,054 5,809
44,991 6,034 0,0001
mep-ma 26,148 3,624 31,851 4,454
0,0001 mep-ptm
47,363 2,476 47,356 3,065 0,992
mep-ta 24,685
2,005 24,686
2,659 0,999
ptm-pns 9,274 1,318
12,550 1,551
0,0001 ta-ptm
23,792 2,713 23,091 3,261 0,369 ta-pns
30,284 3,041 31,138 3,015 0,279 mep-s
35,684 2,975 36,550 2,811 0,252 mep.ptm.pns
angle
112,622 6,645
116,020 6,211
0,045 SBaLTL
angle
67,743 4,385 73,423 5,968 0,0001
NSLTL
angle
20,632 3,798 22,903 3,725 0,023 p
= 0,05 Dari tabel 5.11 diatas diperoleh hasil uji
t-independent rata-rata ukuran
parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius antara kelompok penderita OMSK
benigna dewasa dengan kelompok dewasa normal kontrol adalah terdapat perbedaan yang bermakna pada ukuran panjang mep-pmp nilai
p = 0,0001
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
p 0,05, mep-ma nilai
p = 0,0001
p 0,05, ptm-pns nilai
p = 0,0001
p 0,05 dan sudut mep.ptm.pns nilai
p = 0,045
p 0,05, sudut SBaLTL
nilai p
= 0,0001 p
0,05 dan sudut NSLTL nilai p
= 0,023 p
0,05.
Tabel 5.12 Hubungan ukuran parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring antara
kelompok penderita OMSK benigna dewasa dengan kelompok kontrol
OMSK benigna Kontrol
p Parameter kraniofasial
mm dan derajat Mean SD Mean SD
n-ba 112,193 6,748
116,183 5,813
0,017 s-ba
50,435 4,631 51,053 2,433 0,521 s-ptm 44,682
3,701 41,506 2,833
0,0001 s-n
73,311 4,192 75,191 4,488 0,099 m-ba
33,686 1,811 33,373 2,005 0,528 ba-ptm
48,645 3,908 49,810 3,623 0,236 s-sep
27,979 2,592 28,934 2,838 0,179 sep-n
45,607 4,361 46,376 3,758 0,468 ba-pns 50,529
3,645 51,831 3,754 0,178
ba.s.n
angle
129,344 5,730 132,273 4,506 0,032 p
= 0,05 Dari tabel 5.12 diatas didapatkan hasil uji
t-independent rata-rata
ukuran parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang basis kranial dan nasofaring antara kelompok penderita OMSK benigna
dewasa dengan kelompok kontrol adalah terdapat perbedaan yang bermakna
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
pada panjang ukuran n-ba nilai p
= 0,017 p
0,05, s-ptm nilai p
= 0,0001 p
0,05 dan sudut ba.s.n dengan nilai p
= 0,032 p
0,05.
Tabel 5.13 Hubungan ukuran parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang fasial wajah antara kelompok penderita
OMSK benigna dewasa dengan kelompok kontrol
OMSK benigna kontrol
p Parameter kraniofasial
mm dan derajat Mean SD Mean SD
s-go 85,775 7,719 87,041 7,650 0,526
s-pns 53,471 4,078
53,435 3,152 0,970 ans-pns
53,790 3,536 55,032 3,269 0,163
n-me 129,785 5,884
132,547 7,954 0,132 n-ans
57,512 3,039 61,343 3,311 0,0001
ans-me 73,677 4,800 72,505 6,035 0,409
go-pg 84,473 5,176 84,696 5,629 0,873
ar-go 51,304 6,134 53,479 6,439 0,186
sm.n.ss
angle
4,002 2,078 3,368 2,020 0,236 s.n.ans
angle
87,223 3,580 84,772 2,888 0,005 ba.s.pns
angle
58,178 5,503 59,379 4,111 0,342 s.n.go
angle
40,990 3,227 40,260 2,627 0,341 ar.go.me
angle
123,034 6,854 123,465 5,193 0,785 NSLPL
angle
7,221 3,489
10,430 2,370
0,0001 SBaLPL
angle
57,766 4,704 57,881 3,873 0,918 PFR
0,626 0,043 0,616 0,037 0,375
AFR 0,489 0,017 0,497 0,019
0,118 p
= 0,05
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Dari tabel 5.13 diatas didapatkan hasil uji t-independent
rata-rata ukuran parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang
fasial wajah antara kelompok penderita OMSK benigna dewasa dengan kelompok dewasa normal kontrol terdapat perbedaan yang bermakna pada
panjang ukuran n-ans nilai p
= 0,0001 p
0,05, sudut s.n.ans dengan nilai p
= 0,005 p
0,05 dan sudut NSLPL dengan nilai p
= 0,0001 p
0,05.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
BAB 6 PEMBAHASAN