BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi potong lintang cross sectional
study yang bersifat deskriptif analitik.
4.2 Populasi, Sampel, Kontrol, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita OMSK benigna dewasa usia 20 – 40 tahun yang datang berobat ke poliklinik THT-KL
4.2.2 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh penderita OMSK benigna dewasa usia 20 – 40 tahun dari anamnesis, pemeriksaan THT dan pemeriksaan
penunjang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi :
1. Penderita OMSK benigna dewasa, baik laki-laki maupun perempuan pada kelompok usia 20 – 40 tahun.
2. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian. Kriteria Eksklusi :
1. Mempunyai bibir sumbing dan celah palatum. 2. Mempunyai keluarga dengan bibir sumbing dan celah palatum.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
3. Mempunyai riwayat penatalaksanaan ortodontis atau pembedahan pada daerah oral, faringeal, kraniofasial atau nasal.
4. Mempunyai riwayat trauma kraniofasial. 5. Terdapatnya obstruksi ostium tuba Eustachius.
6. Terdapatnya kolesteatoma OMSK maligna
4.2.3 Kontrol
Kontrol pada penelitian ini adalah orang dewasa normal usia 20 – 40 tahun yang disamakan umur dan jenis kelaminnya dengan sampel.
4.2.4 Besar Sampel
Penentuan jumlah sampel minimal berdasarkan pengamatan pendahuluan dengan menggunakan rumus :
n1 = n2 = 2 σ
2
Z α + Z β
2
μ1- μ2
2
n1 = n2 = 2.5,5 1,96 + 0,845
2
4
2
n1 = n2 = 29,75 = 30 n 1
= besar sampel minimum n 2
= besar kontrol minimum Z
α = nilai distribusi normal baku tabel Z pada tingkat kepercayaan 95 = 1,96.
Z β = nilai distribusi normal baku tabel Z pada kekuatan uji 80 =
0,845
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
σ
2
= harga varians di populasi= 5,5 penelitian DiFrancesco 2007 μ1-μ2 = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di
populasi = 4 penelitian DiFrancesco 2007
4.2.5 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara non probability
consecutive sampling. Semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian ini sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.3 Variabel Penelitian 4.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel tergantung dependent
: OMSK benigna. b. Variabel bebas
independent : parameter kraniofasial.
4.3.2 Definisi Operasional Variabel
a. Penderita OMSK benigna dewasa : penderita OMSK benigna laki-laki dan perempuan yang berusia 20 sampai 40 tahun.
b. OMSK benigna : radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga otorea
lebih dari 12 minggu, baik terus menerus atau hilang timbul dan tidak didapati kolesteatoma.
c. Lateral cephalometric radiography
: lateral radiography
tulang tengkorak yang diperoleh dengan cara yang standar, sehingga
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
menciptakan proyeksi geometri antara sinar film pasien untuk mendapatkan pencitraan struktur anatomi kranial, fasial dan oral dari
arah lateral. d. Parameter kraniofasial :
1. Parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius pada
lateral cephalometric radiography
. mep-pmp
: Garis yang menghubungkan titik mep dan pmp, kedalaman mastoid.
mep-ma : Garis yang menghubung titik mep dan ma, tinggi
mastoid. mep-ptm
: Garis yang menghubungkan titik mep dan ptm, total panjang tuba Eustachius.
mep-ta : Garis yang menghubungkan titik mep dan ta, panjang
bagian tulang tuba Eustachius. ptm-pns
: Panjang bagian vertikal otot tensor veli platini
TVP yang berhubungan dengan tuba Eustachius.
ta-ptm : Panjang bagian tulang rawan tuba Eustachius.
ta-pns : Panjang bagian horizontal otot
tensor veli platini TVP
yang berhubungan dengan tuba Eustachius. mep-s
: Garis yang menghubungkan titik mep dan s. mep.ptm.pns
angle
: Sudut tuba Eustachius.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
SBaLTL
angle
: Sudut antara garis SbaL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap basis kranial posterior.
NSLTL
angle
: Sudut antara garis NSL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap dasar fosa kranial anterior.
2. Parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang kraniofasial pada
lateral cephalometric radiography .
Basis kranial dan nasofaring n-ba
: Garis yang menghubungkan titik n dan ba, panjang total basis kranial.
s-ba : Garis yang menghubungkan titik s dan ba, panjang
basis kranial posterior posterior cranial base
PCB. s-ptm
: Garis yang mehubungkan titik s dan ptm. s-n
: Garis yang menghubungkan titik s dan n, panjang basis kranial anterior
anterior cranial base ACB.
m-ba : Garis yang menghubungkan titik m dan ba, lebar
foramen magnum .
ba-ptm : Garis yang menghubungkan titik ba dan ptm.
s-sep : Garis yang menghubungkan titik s dan sep, panjang
bagian anterior tulang sphenoidale
. sep-n
: Garis yang menghubungkan titik sep dan n, kedalaman daerah
nasoethmoidale .
ba-pns : Garis yang menghubungkan titik ba dan pns,
kedalaman nasofaring.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
ba.s.n
angle
: sudut antara titik ba, s dan n, sudut basis kranial. Wajah.
s-go : Garis yang menghubungkan titik s dan go, tinggi
wajah posterior posterior face height
PFH. s-pns
: Garis yang menghubungkan titik s dan pns, tinggi wajah posterior bagian atas
posterior upper face height
PUFH ans-pns
: Garis yang menghubungkan titik ans dan pns, panjang maksila
maxillary depth MxD.
n-me : Garis yang menghubungkan titik n dan me, tinggi
wajah anterior anterior face height
AFH n-ans
: Garis yang menghubungkan titik n dan ans, tinggi wajah anterior bagian atas
anterior upper face height AUFH
ans-me : Garis yang menghubungkan titik ans dan me, tinggi
wajah anterior bagian bawah anterior lower face height
ALFH go-pg
: Garis yang menghubungkan titik go dan pg, panjang corpus mandibulae
. ar-go
: Garis yang menghubungkan titik ar dan go, panjang ramus mandibulae
.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
sm.n.ss
angle
: Sudut antara titik sm, n dan ss, sudut ini menunjukkan posisi anterior maksila terhadap anterior mandibula
facial profile angle .
s.n.ans
angle
: Sudut antara titik s, n dan ans, sudut ini menunjukkan posisi “ans” terhadap basis kranial anterior.
ba.s.pns
angle
: Sudut antara titik ba, s dan pns, sudut ini menunjukkan posisi “pns” terhadap basis kranial
posterior, sudut nasofaring. s.n.go
angle
: Sudut antara titik s, n dan go, sudut ini menunjukkan posisi “go” terhadap basis kranial anterior, sudut wajah
posterior. ar.go.me
angle
: Sudut antara titik ar, go dan me, sudut mandibula. NSLPL
angle
: Sudut antara garis NSL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial
anterior. SBaLPL
angle
: Sudut antara garis SBaL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial
posterior. PFR :
Posterior facial ratio , rasio antara panjang garis s-pns
dan s-go. AFR :
Anterior facial ratio , rasio antara panjang garis n-ss
dan n-me.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
4.4 Bahan dan Alat Penelitian
1. Catatan medik penderita dan kuesioner penelitian. 2. Formulir persetujuan penelitian.
3. Alat-alat pemeriksaan THT rutin : lampu kepala merk Riester, otoskop merk Riester, spekulum hidung jenis Hartmann, spatula lidah jenis
Bruenings, kaca nasofaring dan kaca laring. 4. Pemeriksaan nasofaringoskopi dengan mengunakan alat endoskopi merk
Olympus dan teleskop 0 dengan diameter 4 mm.
5. Pemeriksaan lateral cephalometric radiography
dengan menggunakan alat Soredex-Cranex Excel Ceph X-Ray unit menggunakan film Fujifilm
Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB. 6. Pengukuran parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography
dengan mengunakan program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530.
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan. Pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dilakukan di
Laboratorium PRAMITA jl. Diponegoro no 37 Medan. Pengukuran parameter kraniofasial dilakukan di Bagian Ortodonti FKG USU. Penelitian dilakukan
mulai bulan Januari 2009 hingga jumlah sampel terpenuhi.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
4.6 Kerangka Kerja
OMSK benigna yang sesuai kriteria inklusi
dan eksklusi Normal disamakan jenis
kelamin dan umur dengan sampel
Pasien OMSK benigna dewasa
Pemeriksaan
lateral cephalometric
radiography.
Pengukuran parameter
kraniofasial Dewasa normal
tanpa keluhan
Pemeriksaan
4.7 Pelaksanaan Penelitian
Semua penderita OMSK benigna dewasa yang akan diikutkan sebagai sampel subjek penelitian akan menjalani pemeriksaan dan tindakan sebagai
berikut : 1. Anamnesis dan pemeriksaan THT rutin.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
2. Pemeriksaan nasofaringoskopi di Departemen THT-KL RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Foto polos mastoid posisi Schuller atau CT-Scan tulang temporal. 4. Dilakukan pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dengan
menggunakan alat Soredex – Cranex Excel Ceph X-Ray Unit dengan pencitraan pada film Fujifilm Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm
dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB.
5. Pemetaan titik, garis dan sudut parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography dengan mengunakan
program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530 di bagian ortodonti FKG-USU. Hasil pengukuran yang didapat dicatat dan
dimasukkan kedalam tabel untuk dianalisa. Pada orang dewasa normal dilakukan :
1. Anamnesis dan pemeriksaan THT rutin. 2. Dilakukan pemeriksaan
lateral cephalometric radiography dengan
menggunakan alat Soredex – Cranex Excel Ceph X-Ray Unit dengan pencitraan pada film Fujifilm Dry Imaging Film 150 NIF ukuran 26 x 36 cm
dan hasil data foto digital lateral cephalometric radiography
disimpan pada 52 x CD-R 700 MB.
3. Pemetaan titik, garis dan sudut parameter kraniofasial dilakukan pada hasil foto digital
lateral cephalometric radiography dengan mengunakan
program CorelDRAW Graphics Suite 12 pada komputer Acer Aspire 4530
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
di bagian ortodonti FKG-USU. Hasil pengukuran yang didapat dicatat dan dimasukkan kedalam tabel untuk dianalisa.
4.8 Cara Analisa Data