2.5 Hubungan Parameter Kraniofasial dengan OMSK
Abnormalitas anatomi dan atau kelainan klinis dapat meningkatkan resiko infeksi telinga tengah. Kelainan kraniofasial akan mempengaruhi
fungsi tuba Eustachius sehingga meningkatkan resiko terjadinya otitis media Kenna, 2006.
Pada tahun 1862, Politzer berpendapat bahwa proses terjadinya otitis media disebabkan oleh buruknya fungsi tuba Eustachius. Tahun 1925,
Pautow melaporkan hasil penelitiannya tentang hubungan bentuk kepala dengan morfologi tuba Eustachius, dia mendapatkan bahwa orang dewasa
dengan bentuk kepala brachycephalic
mempunyai bentuk tuba yang relatif lebih lurus. Tahun 1987, Worley
et al juga mendapatkan kesimpulan yang
sama. Disamping itu, telah diketahui bahwa anak-anak dengan kelainan kraniofasial seperti celah palatum
palato schisis dan
Down syndrome sering
mengalami infeksi telinga tengah. Proses terjadinya infeksi ini akibat dari kelainan tulang dasar tengkorak dan berhubungan dengan kelainan bentuk
tuba Eustachius DiFrancesco, 2007. Kemalo
ğlu et al
di Turki pada tahun 1995, mengevaluasi sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius pada 30 penderita otitis media
supuratif anak-anak dan 30 anak-anak sehat dengan menggunakan lateral
cephalography untuk mengukur titik dan garis yang berhubungan dengan
tulang kraniofasial dan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang bagian tulang tuba Eustachius,
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
panjang bagian vertikal otot tensor veli palatini
dan sistem sel udara mastoid lebih kecil pada pasien otitis media Kemalo
ğlu, 1995. Todd
et al pada tahun 1998 melaporkan hasil penelitian bahwa
panjang tuba Eustachian mep-ptm dan posterior upper face height
PUFH s-pns merupakan salah satu indikator predisposisi otitis media
Kemalo ğlu, 2000.
Kemalo ğlu
et al di Jepang pada tahun 1998, dari hasil penelitian klinik
dan data cephalometric
pada 37 anak-anak Jepang yang terdiri dari 12 penderita celah palatum
palato schisis , 25 penderita bibir sumbing unilateral
disertai celah palatum labiopalato schisis
dan 40 anak normal. Data menunjukkan bahwa OMSK lebih sering terjadi pada anak-anak yang
menderita bibir sumbing unilateral disertai celah palatum 76 dan pada anak-anak yang menderita celah palatum saja 67 dibandingkan kontrol
10 . Terdapat perbedaan pada ukuran sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachius yang berhubungan dengan kecenderungan terjadinya OMSK
pada kasus bibir sumbing unilateral dan celah palatum, yaitu : tuba Eustachius posisinya lebih horizontal dibandingkan basis kranial posterior
SBaLTL
angle
, panjang bagian tulang tuba Eustachius lebih pendek mep-ta, tinggi dan panjang antero-posterior sistem sel udara mastoid lebih
pendek mep-ma dan mep-pmp Kemalo ğlu, 1999.
Kemalo ğlu
et al di Jepang pada tahun 2000, dari penelitian yang
dilakukan pada 50 orang Jepang dewasa 25 laki-laki dan 25 perempuan mendapatkan data penelitian yang menunjukkan bahwa parameter-
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
parameter kraniofasial sangat jelas berpengaruh pada ukuran panjang tuba Eustachius dan menunjukkan hubungan antara abnormalitas kraniofasial dan
tuba Eustachius merupakan sesuatu yang penting pada terjadinya otitis media. Dari analisa data menunjukkan bahwa panjang total basis kranial
n-ba, posterior upper face height
PUFH s-pns dan panjang maksila ans-pns secara bermakna mempengaruhi panjang tuba Eustachius
mep-ptm Kemalo ğlu, 2000.
DiFrancesco et al
di Brazil pada tahun 2003, melakukan penelitian pada 66 orang dewasa usia 18 – 40 tahun yang dibagi dalam dua
kelompok 32 penderita OMSK dan 34 orang normal. Berdasarkan analisa statistik terhadap hasil pengukuran
cephalometric pada pasien OMSK dan
normal didapatkan perbedaan yang bermakna pada ukuran : sudut antara basis kranial ba.s.n
angle
, anterior upper face height
AUFH n-ans dan anterior face height
AFH n-me. Dari penelitian ini DiFrancesco et al
berkesimpulan bahwa ada empat ukuran parameter kraniofasial yang dapat digunakan untuk meramalkan perkembangan otitis media, yaitu : panjang
basis kranial anterior s-n, sudut antara basis kranial ba.s.n
angle
, sudut kedalaman maksila sudut perpotongan garis pog-n dan or-po dan
anterior upper face height
AUFH n-ans DiFrancesco, 2003; DiFrancesco, 2007. Sethi
et al pada tahun 2006 di India, penelitian pada 50 penderita
OMSK unilateral mendapatkan bahwa pneumatisasi sistem sel udara mastoid tergantung pada banyak faktor. Infeksi kronik telinga tengah terlihat jelas
berpengaruh pada proses pneumatisasi sel udara mastoid, ini terbukti
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
dengan ditemukannya pengecilan ukuran sel udara mastoid pada kasus OMSK unilateral. Tetapi lamanya infeksi tidak menunjukan hubungan
langsung dengan derajat pneumatisasi. Fungsi tuba Eustachius tidak mempunyai pengaruh lansung pada proses pneumatisasi Sethi, 2006.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
Perbedaan parameter
kraniofasial
Gangguan fungsi tuba
Eustachius Kelainan
posisi tuba Eustachius
Kelainan ukuran Tuba
Eustachius
OMSK benigna
Pertumbuhan dan perkembangan
tulang kraniofasial
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008