ketetapan umum, hanya titik yang melambangkan landmark
yang ditulis langsung pada kertas penjiplakan asli. Menggambar beberapa garis atau
notasi pada hasil penjiplakan asli harus dihindari, karena hal yang demikian dapat membuat berantakan penjiplakan dan sering mengaburkan bagian-
bagian yang dibutuhkan untuk perbandingan selanjutnya Caufield, 1995. Pada saat sekarang ini, mesin radiografi konvensional yang
menggunakan film sudah mulai digantikan oleh sistem digital. Keuntungan menggunakan radiografi digital dibandingkan dengan radiografi konvensional
yang menggunakan film akan membuat penyimpanan hasil pencitraan menjadi lebih mudah, pencitraan yang dihasilkan lebih cepat, beban radiasi
lebih kecil, penggunaan bahan-bahan kimia berkurang dan lebih banyak pilihan untuk memanipulasi hasil pencitraan dari segi ukuran dan kontras.
Dari hasil penelitian Schulze et al
pada tahun 2002 di Jerman mendapatkan bahwa ketepatan dan kemampuan untuk mengidentifikasi
landmark pada
cephalogram digital dibandingkan dengan
cephalogram konvensional adalah
sama Schulze, 2002.
a. Titik dan garis referensi pada lateral cephalometric radiography.
Beberapa titik dan garis referensi yang digunakan sebagai landmark
pada lateral cephalometric radiography
, yaitu : Caufield 1995; Kemalo ğlu,
1999; Kemalo ğlu, 2000
ans : Anterior nasal spine
, titik paling ujung pada bagian anterior dasar hidung.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
ar :
Articulare , titik perpotongan antara kontur eksternal basis kranial
dan kontur dorsal caput
atau c ollum condylaris
. ba
: Basion
, titik paling postero-inferior dari tulang spheno-occipital
pada batas anterior foramen magnum
. go :
Gonion , titik paling posterior-inferior pada bagian luar
angulus mandibulae
. gn :
Gnathion , titik paling antero-inferior pada
symphysis mandibulae .
m : Titik paling antero-inferior pada batas posterior
foramen magnum .
me : Menton
, titik paling inferior pada symphysis mandibulae
. mep :
Middle ear point , titik paling antero-inferior pada bayangan telinga
tengah. n :
Nasion , titik paling anterior pada
fronto-nasal suture. pg :
Pogonion , titik paling anterior pada
symphysis mandibulae .
pns : Posterior nasal spine
, titik paling posterior dari tulang palatum. ptm :
Pterygomaxillare , titik paling inferior dari fissure antara
lamina pterygoideus
dan kontur posterior maksila. s :
Sella , titik dipertengahan
sella turcica .
sep : Sphenoethmoidal point
, titik paling superior pada perpotongan tulang
sphenoidale dan
ethmoidale .
sm : Supramentale
, titik paling posterior pada kontur anterior processus
alveolar inferior .
ss : Subspinale
, titik paling posterior pada kontur anterior processus
alveolar superior.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
PL : Palatal line
, garis yang menghubungkan titik ans dan pns. NSL :
Nasion-sella line , garis yang menghubungkan titik n dan s.
SBaL : Sella-basion line posterior cranial base line
, garis yang menghubungkan titik s dan ba.
Gambar 2.2 Titik dan garis referensi yang berhubungan dengan tulang- tulang kraniofasial Kemalo
ğlu, 1999.
b. Titik, garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba Eustachian pada lateral cephalometric
radiography
Beberapa titik, garis dan sudut referensi yang digunakan sebagai landmark
yang berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tengah-tuba
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
Eustachian pada lateral cephalometric radiography
, yaitu : Kemalo ğlu, 1999;
Kemalo ğlu, 2000
ma : Mastoid apex
, titik paling inferior pada apeks mastoid. mep :
Middle ear point , titik paling anteroinferior bayangan telinga tengah.
pmp : Posterior mastoidal point
, titik paling posterior sel udara mastoid. ta :
Tuberculum articulare , titik paling inferior pada
tuberculum articulare yang terletak anterior
fossa glenoid , pada
processus zygomaticus .
ptm : Pterygoid
, titik paling inferior dari fissure antara lamina pterygoideus
dan kontur posterior maksila. pns :
Posterior nasal spine , titik paling posterior dari
palatum durum .
TL : Tubal line
, garis yang mehubungkan titik mep dan ptm. mep-pmp : Garis yang menghubung titik mep dan pmp, kedalaman mastoid.
mep-ma : Garis yang menghubungkan titik mep dan ma, tinggi mastoid. mep-ptm : Garis yang menghubungkan titik mep dan ptm, total panjang tuba
Eustachius. mep-ta : Panjang bagian tulang tuba Eustachius.
ptm-pns : Panjang bagian vertikal otot tensor veli palatini
TVP yang berhubungan dengan tuba Eustachius.
ta-ptm : Panjang bagian tulang rawan tuba Eustachius. ta-pns : Panjang bagian horizontal otot
tensor veli palatini TVP yang
berhubungan dengan tuba Eustachius. mep-s : Garis yang menghubungkan titik mep dan s.
mep.ptm.pns
angle
: Sudut tuba Eustachius.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
SBaLTL
angle
: Sudut antara garis SBaL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap basis kranial posterior.
NSLTL
angle
: Sudut antara garis NSL dan TL, posisi dari tuba Eustachius terhadap basis kranial anterior.
Gambar 2.3 Titik dan garis referensi berhubungan dengan sistem mastoid-telinga tenga-tuba Eustachius Kemalo
ğlu, 1999.
c. Parameter garis dan sudut referensi yang berhubungan dengan tulang kraniofasial pada lateral cephalometric radiography
Beberapa parameter garis dan sudut referensi yang digunakan sebagai
landmark yang berhubungan dengan tulang kraniofasial pada
lateral cephalometric radiography
, yaitu : Kemalo ğlu, 1999; Kemaloğlu, 2000
Basis kranial dan nasofaring
n-ba : Garis menghubungkan titik n dan ba, panjang total basis kranial.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
s-ba : Garis yang menghubungkan titik s dan ba, panjang basis kranial posterior
posterior cranial base PCB.
s-ptm : Garis yang menghubungkan titik s dan ptm. s-n
: Garis yang menghubungkan titik s dan n, panjang basis kranial anterior
anterior cranial base ACB.
m-ba : Garis yang menghubungkan titik m dan ba, lebar foramen magnum
. ba-ptm: Garis yang menghubungkan titik ba dan ptm.
s-sep : Garis yang menghubungkan titik s dan sep, panjang bagian anterior tulang
sphenoidale .
sep-n : Garis yang menghubungkan titik sep dan n, kedalaman daerah nasoethmoidale
. ba-pns: Garis yang menghubung titik ba dan pns, kedalaman nasofaring.
ba.s.n
angle
: sudut antara titik ba, s dan n, sudut basis kranial.
Wajah
s-go : Garis yang menghubungkan titik s dan go, tinggi wajah posterior posterior face height
PFH. s-pns : Garis yang menghubungkan titik s dan pns, tinggi wajah posterior
bagian atas posterior upper face height
PUFH ans-pns: Garis yang menghubungkan titik ans dan pns, panjang maksila
maxillary depth MxD.
n-me : Garis yang menghubungkan titik n dan me, tinggi wajah anterior anterior face height
AFH n-ans : Garis yang menghubungkan titik n dan ans, tinggi wajah anterior
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
bagian atas anterior upper face height
AUFH ans-me : Garis yang menghubung titik ans dan me, tinggi wajah anterior
bagian bawah anterior lower face height
ALFH go-pg : Garis yang menghubungkan titik go dan pg, panjang
corpus mandibulae.
ar-go : Garis yang menghubungkan titik ar dan go, panjang ramus
mandibulae. sm.n.ss
angle
: Sudut antara titik sm, n dan ss, sudut ini menunjukkan posisi anterior maksila terhadap anterior mandibula
facial profile angle
. s.n.ans
angle
: Sudut antara titik s, n dan ans, sudut ini menunjukkan posisi “ans” terhadap basis kranial anterior.
ba.s.pns
angle
: Sudut antara titik ba, s dan pns, sudut ini menunjukkan posisi “pns” terhadap basis kranial posterior, sudut nasofaring.
s.n.go
angle
: Sudut antara titik s, n dan go, menunjukkan posisi “go” terhadap basis kranial anterior, sudut wajah posterior.
ar.go.me
angle
: Sudut antara titik ar, go dan me, sudut mandibula. NSLPL
angle
: Sudut antara garis NSL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial anterior.
SBaLPL
angle
: Sudut antara garis SBaL dan PL, sudut ini menunjukkan posisi palatum terhadap basis kranial posterior.
PFR : Posterior facial ratio
, rasio panjang garis s-pns dan s-go. AFR :
Anterior facial ratio , rasio antara panjang garis n-ss dan n-me.
Irwan : Hubungan Parameter Kraniofasial Dan Otitis Media Supuratif Kronik Benigna Pada Penderita Dewasa, 2009 USU Repository © 2008
2.5 Hubungan Parameter Kraniofasial dengan OMSK