Interpretasi Tema Keterkaitan Tema dengan Judul

f. Menurut buku Green Architecture, terbitan Taschen, tahun 2005, standar dari bangunan eco-friendly adalah: 1. Bangunan yang lebih kecil 2. Penggunaan material daur ulang 3. Penggunaan material hemat energy 4. Penggunaan kayu hasil panen daerah sekitar untuk masa pembangunan dan furnishing dan menghindari kayu import 5. Menggunakan sistem penggunaan air alternative 6. Perawatan bangunan yang murah 7. Pendaur ulangan bangunan 8. Pengurangan bahan kimia perusak ozon 9. Pemeliharaan lingkungan sekitar 10. Efisiensi energy 11. Orientasi matahari 12. Akses ke transportasi publik

3.2. Interpretasi Tema

Dari beberapa prinsip-prinsip Green Architecture dari beberapa tokoh yang tela diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pokok-pokok pikiran atau prinsip Green Architecture itu sendiri adalah: • Sumber energy alternatif. Bangunan dan lingkungannya dapat mensuplai energi sendiri. Energi solar dan angin merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti energi listrik. • Konservasi energi. Bangunan mempunyai pengkondisian udara yang baik, sehingga tidak membuang-buang energi untuk pengkondisian udara buatan dalam bangunan. • Penggunaan material. Bangunan menggunakan material daur ulang dari bangunan yang telah dibangun. Selain itu, bangunan juga dapat menggunakan bahan material dari daerah setempat. • Peletakan bangunan pada site. Perletakan bangunan harus diperhatikan agar meminimalisasi perusakan ekosistem lingkungan sekitar site. Aplikasi bangunan menggunakan pendekatan green architecture dengan menggunakan fitur-fitur sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara • Meminimalisir perusakan terhadap site, bangunan mengikuti kemiringan kontur yang ada. Penggunaan material yang mudah diperoleh dan ramah lingkungan. • Penggunaan material yang berasal dari daerah setempat yang ramah lingkungan, tidak mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mencemari lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. • Pemakaian green roof ini tidak hanya mempertahankan daerah hijau yang hilang, tetapi juga dapat menjadi wadah penampung air hujan yang kemudian seterusnya dapat dimanfaatkan dan dipakai kembali untuk keperluan penyiraman tanaman bahkan untuk sanitasi bangunan seperti flush kloset. Gambar 3.1 green roof dan proses pemanfaatan air hujan • Memanfaatkan panas matahari daerah khatulistiwa yang bersinar sepanjang tahun lalu mengubahnya menjadi energy listrik yang dapat digunakan untuk pemakaian listrik bangunan. Gambar 3.2 pemanfaatan Solar Panel

3.3. Studi Banding Bangunan Tema Sejenis

3.3.1 School of Art, Design and Media, Nanyang Technology University

Universitas Sumatera Utara Terletak pada daerah lembah pada lansekap kampus, sekolah ini terdiri dari tiga bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan finishing dasar dari kaca dan beton kasar dan beratapatap berumput roof garden, bangunan ini dibuat sebagai landmark arsitektur pada universitas tersebut. Kepala Firma: CPG Consultants Pte Ltd Anggota Tim:  Hoonh Bee Lok, CPG Consultant Pte Ltd, Direktur proyek  Dr. Timothy Seow, CPG Consultant Pte Ltd, Managing Director  Yong Wei Lee, CPG Consultant Pte Ltd, Senior Vice President  Johnny Lim, CPG Consultants Pte Ltd, Senior Vice President Design DD Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada masterplan dari kampus universitas seluas 200 ha. Daripada mengesankan bangunan diatas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum. Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan pengaturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Di sini, para pendesain membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk dari seperti tangan yang berpelukan dari bangunan tersebut dan atap roof garden. Bersama-sama, semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik memejangkan karya-karya kreatif mereka. Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas sekitar 202.357 kaki 2 atau sekitar 4,639 ha. Pembangunan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University ini selesai pada Juni 2006, dan bekapasitas 900 mahasiswa. Siteplan Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok-blok ini mengelilingi untuk membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan lansekap yang indah. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Site Plan School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University Floorplan Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung. Dari area lobbi tersebut, mahasisawa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan. Gambar 3.4 Denah School of Art, Design and Media, Nanyang Technological University Universitas Sumatera Utara Auditorium bangunan ini terdiri dari dua lantai. Juga terdapat sebuah perpustakaan luas, lengkap dengan ruang fotokopi, area santai lounge dan area belajar. Gambar 3.5 denah auditorium Gambar. 3.6 denah Perpustakaan Gambar 3.7 Potongan Universitas Sumatera Utara Enterance utama kampus ini terletak pada tapak drop-off yang mana dibuat oleh bentangan dari dua blok yang terjalin. Gambar 3.8 Sunken Plaza Gambar 3.9 suasana interior Bangunan Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10 View malam hari School of Art, Design and Media Nanyang Fitur Green Architecture Energi Matahari dan Pencahayaan Alami Kaca yang menyelubungi bangunan membuat pencahayaan alami dapat masuk ke dalam bangunan. Dalam studio, pencahayaan alami membantu dalam memberikan warna asli dalam rendering pada pekerjaan para mahasiswa. Pencahayaan alami yang di-filter melalui daun-daunan dan pohon memberikan sensasi kenyamanan pada pengguna bangunan. Elemen dan Bangunan Sustainable performa yang tinggi dari fasad kaca menghalagi panas matahari yang masuk tetapi membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi energy yang dihabiskan pada pemakaian AC Pendingin ruangan. Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia matrella memberikan insulasi yang sangat bagus pada space di bawahnya. Tempat penyimpanan air dibawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi pada atap. Universitas Sumatera Utara Penanda lokal: desain bangunan terinspirasi dari lahan yang berbukit-bukit dari topografi yang berkontur dan lingkungan hutan sekitar kampus. Dengan bentuk massa bangunan ini, bersama-sama dengan roof gardennya, membantu untuk menyatukan bangunan dengan tapak sekitarnya. Menghubungkan Komunitas Kampus ini terletak pada jantung dari 4 ha kampus. Di samping menjadi sebuah bangunan ramah lingkungan, roof garden dan plaza dapat menjadi area berkumpul bagi mahasiswa lainnya dalam kampus.

3.3.2 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina

Grup konsultan portugis IMOCOM membuat projek terbaru mereka di Argentina, hotel mewah Hilton di Bariloche Patagonia yang diperkenalkan dengan konsep eco- friendly hotel. Menurut CEO perusahaan, tema green architecture mengacu kepada layout hotel, yang mana menyatu dengan gunung tempat bangunan tersebut berada untuk mengurangi dampak visual, dan fakta bahwa selama proses membangun dan selanjutnya dalam pengoperasian bangunan, hotel ini memiliki penggunaan energi dan air yan efisien dan menggunakan manajemen tanah dan drainase. Gambar 3.11 Hilton Hotel, Bariloche, Argentina Disamping tema green architecture, lingkungan sekitar juga mempengaruhi mengapa bangunan ini berada pada area yang sangat indah ini. Faktanya bahwa hotel ini dibangun di atas gunung, dan mendapat sumber air dari nahuel Huapi lake. Bangunan berbentuk mata ini didesain oleh arsitek ternama Agentina yaitu Mario Roberto Alvarez, yang membangun hotel seluas 60.000 m 2 pada bukit Dos Hermanos seluas 50 ha terletak 25 km dari pusat kota Bariloche. Universitas Sumatera Utara Fitur Green Architecture • Green roof yang akan mengintegrasi warna bukit sepanjang musim-musim Gambar 3.12 suasana eksterior Hilton Hotel pada musim dingin • Efisiensi penggunaan air dan energi • Area tamanan pribadi terbesar yang akan menjadi tempat pengolahan air buangan menurut Infobea • Hotel seluas 60000 m 2 pada lahan seluas 50 ha, membiarkan area yang tidak terbangun sesuai dengan ekosistem alaminya • Bangunan yang terletak di atas bukit dan tidak ada spesies tumbuhan asal Argentina yang ditebang, kebanyakan pohon yan ditebang merupakan pohon pinus seperti dikatakan oleh CEO Imocom Gambar 3.13 suasana interior Hilton Hotel Universitas Sumatera Utara

3.4. Keterkaitan Tema dengan Judul

. Sebagian besar bangunan hijau green building adalah bangunan yang berkualitas tinggi, lebih bertahan lama, operasional dan perawatan lebih rendah, dan dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan yang sangat besar oleh pemakainya. Selain itu bangunan Green adalah suatu bangunan yang memperhatikan kondisi serta keadaan kondisi alam dan lingkungan sekitarnya. Wahana Rekreasi IPTEK Medan itu sendiri akan menunjukkan kepada pemakainya hal-hal yang terjadi gejala-gejala alam dan bencana alam, terciptakan inovasi yang dilakukan oleh manusia untuk kemudahan hidup, telah terjadi sejarah kehidupan di bumi, dsb. Dalam perkembangan science, juga tidak lepas dari alam. Sebagai contoh penemuan listrik oleh James Watt memakai jasa petir salah satu gejala alam dalam penelitiannya, dan banyak lagi penemuan inovasi science yang sumbernya memakai bahan dari alam. Maka banyak hal tentang science yang dapat dipelajari dari alam. Alam yang paling dekat dengan proses pembelajaran ini bagi para pemakai Medan Science Park adalah lingkungan itu sendiri. Lingkungan Science ini akan menjadi gerbang pembahasan yang dapat dilihat, dirasakan, dan dialami sendiri oleh pemakainya. Bagaimana angin ternyata dapat lebih nyaman dibanding dengan menggunakan AC, bagaimana matahari tidak kalah terang daripada lampu, dan sebagainya. Jadi pelajaran yang secara tidak sadar langsung dipelajari dari pemakainya adalah bagaimana sains memanfaatkan alam secara lebih positif dan maksimal. Sehingga Science dan Alam mempunyai keterkaitan satu sama lain maka tema Green Architecture ini sangat cocok dipilih dan diterapkan dalam proyek Wahana Rekreasi IPTEK Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA

4.1. Analisa Tapak

4.1.1 Analisa lokasi dan posisi site terhadap Kota – Kawasan lingkungan

Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27’-2°47’ LU dan 98°35’-98°44’BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C. Gambar 4.1 Peta Lokasi Site Universitas Sumatera Utara